Hari ini adalah hari terakhir Riku libur musim semi. Besok dia akan ke SDnya untuk ikut upacara pembukaan sebagai kelas 3. Teman-teman sekelasnya selama kelas 1 dan 2 yang 33 orang itu akan diacak, sehingga kelas 3 Riku benar-benar dalam suasana baru. Gurunya juga akan ganti, bukan Chiaki sensei yang masih muda dan gaul dan atlit basket itu lagi (terus terang aku merasa kehilangan).
Jadi hari ini aku ingin mengajak Riku keluar rumah. Selama liburan musim semi ini boleh dikatakan kami tidak pergi ke tempat jauh. Selain masih takut dengan gempa susulan, transport yang belum pasti, juga lagi bokek 😀 . Gara-gara gempa, pengeluaran memang bertambah, karena tiba-tiba merasa harus punya senter besar, harus punya persediaan makanan kaleng, dsb dsb, yang biasanya tidak masuk dalam perhitungan. Tambah lagi Gen terlalu sibuk, sehingga hari libur yang cuma hari Minggu dipakai untuk bayar tidur.
Karena mau membeli sepatu baru, kami pergi ke toko sepatu dekat rumah. Mau dibilang dekat, memang dekat kalau naik mobil. 10 menitan. Tapi kalau naik sepeda lumayan juga. Ada sekitar 2km. Lagipula aku harus membonceng Kai di kursi depan, jadi tambah terasa berat deh. Tapi biarpun agak jauh dijabanin juga, karena toko sepatu ini murah-murah. Jadi di sini aku membelikan sepatu untuk Riku dan Kai.
Karena sudah jam 2 aku ajak mereka makan ramen di sebelah toko sepatu itu. Kebanyakan restoran dan toko sudah mulai beroperasi seperti biasa, tidak dipercepat tutupnya meskipun malam. Hanya memang irit listrik, tanpa billboard dan penerangan separuh. Remang-remang deh hihihi.
Nah, dari resto ramen ini, kami bermaksud untuk pergi ke Perpustakaan Pemda yang terletak di pinggir Taman Shakujii. Kalau lihat dari GPS jaraknya secara garis lurus hanya 4 km tapi….. jalannya banyak yang menanjak. Aduuuh betis gue deh…hihihi. Akhirnya aku ambil jalan yang sudah biasa kami lewati meskipun harus kembali dulu ke arah rumah. Yang hebat, Kai sekecil itu sering sekali mengetahui arah. “Mama, katanya mau ke perpustakaan. Kok malah pulang sih?” Dan cerewetnya aduuuuh deh. Kalau aku tidak jelaskan dia akan bertanya terus. 🙁
Dengan mengurangi kecepatan, akhirnya kami sampai di Taman Shakujii. Wah bunga sakura sudah mulai terllihat di mana-mana, tapi belum mekar semua. Justru yang mekar berada di dalam lapangan baseball, jadi sulit untuk difoto. Kami lewati pohon-pohon sakura itu begitu saja, untuk langsung menuju ke perpustakaan.
Begitu sampai di perpustakaan itu, Riku langsung mencari buku-buku kesukaannya, sedangkan aku dan Kai masuk ke ruangan khusus untuk anak-anak yang sekeliling ruangan itu berisi rak pendek berisi Picture Book (PB) karangan orang Jepang asli, PB dari karangan orang asing, Kami shibai (Tonil dari kertas bergambar), dan buku yang terbuat dari kain. Aku langsung mencari PB yang kira-kira menarik untuk didongengkan pada anak-anak.
Kira-kira sejam kami berada di situ, aku mengurus pembuatan kartu anggota perpustakaan karena selama ini baru Gen dan Riku yang punya. Tapi mungkin aku akan sering datang ke sini, jadi aku buat saja atas namaku sendiri. Satu orang bisa meminjam 10 buku, CD/ kaset 5 lembar selama 3 minggu. Selain itu kami bisa memesan buku yang ingin dipinjam, kalau sudah ada kami akan dihubungi untuk mengambilnya. Yang tidak ada di Indonesia mungkin sistem “deposit box” yang ditempatkan di depan perpustakaan di luar jam buka. Sehingga kalau mau mengembalikan buku tinggal masukkan ke deposit box itu saja (kecuali untuk CD dan Video).
Jadi kami pulang membawa 11 picture book untuk dibaca sebelum tidur. Aku memang suka picture book, dan Jepang surganya picture book. Bisa bangkrut deh kalau mau beli semua hehehe. Ada satu Picture Book yang cukup menarik yang ingin aku bahas di posting yang lain. Tunggu ya 🙂
Dan kami mampir sebentar untuk menikmati senja di Taman Shakujii sebelum pulang ke rumah. Indah!