Aku suka anak-anak karena mereka punya 好奇心( rasa ingin tahu) dan polos, dan aku selalu berusaha memberikan jawaban yang sewajar-wajarnya. Kadang aku bingung menjawab pertanyaan Kai yang suka aneh-aneh. Seperti kemarin malam waktu aku membacakan dongeng みにくいあひるのこ ”The Ugly Duckling” karya H.C. Andersen yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Sudah dua hari ini aku dan Riku bergantian membaca buku untuk Kai, mulai jam 8 malam sampai jam 9 lalu tidur dalam usaha mengurangi nonton TV.
“Ada seekor induk bebek yang sedang mengerami (menghangatkan) telur-telurnya. Kraaakk…kraaak satu persatu mulai menetas”
“Kalau tidak dihangatkan bagaimana?”
“Ya tidak lahir bebeknya”
“Kalau didinginkan?”
“Apalagi, kedinginan kan jadi tidak lahir….”
“Kalau dimakan gimana?”
“Kalau mama makan Kai gimana?” Dan aku pura-pura gigit Kai…..
Dibanding Riku, Kai tidak begitu suka mencoba sesuatu yang baru. Makanan apalagi. Dia hanya mau makan apa yang dia suka, sehingga kadang harus aku bujuk-bujuk untuk mencoba sesuatu. Sedangkan Riku, apa juga dia mau coba, makanan tentu nomor satu, tapi kegiatan lain yang dia belum pernah lakukan, dia juga mau mencoba. Seperti melompat dari papan setinggi 2 meter di kolam renang atau yang terakhir dia coba di Indonesia adalah Ice Skating.
Kebetulan tanggal 16 Agustus itu, aku janjian bertemu dengan Yeni Fransisca di Mall Taman Anggrek. Sudah lama aku tak ke sini, jadi kupikir mau mengajak anak-anak juga. Dan kupikir mereka bisa bermain dengan anaknya Yeni. Eh ternyata Yeni tidak jadi membawa anaknya. Jadi kupikir ya aku kasih lihat saja Ice Rink, tempat bermain Ice Skate di dalam Mall tersebut. Riku langsung bersinar-sinar matanya. Aku tahu dia ingin mencoba. Tapi aku tidak bisa menemani, jadi aku minta instruktur saja sekalian. Karena dia tidak bawa jaket, ya terpaksa aku membelikan jaket anti air sekalian supaya bisa dipakai juga di Jepang. Dan dia siap untuk mencoba sesuatu lagi yang baru!
Memang rasanya lucu juga orang Jepang mencoba ice skating pertama kali justru di Jakarta, di negara yang tidak mengalami 4 musim 😀 Alasan pertama sih sebetulnya : karena jauuuh lebih murah mencoba di Indonesia daripada di Jepang 😀 Selain dari aku tidak tahu tempat terdekat rumahku itu di mana adanya. Biasa kan kalau sudah kembali ke Tokyo, banyak tugas yang harus dilakukan sehingga tidak terpikir untuk mencoba sesuatu yang baru. Ingin aku mengajak anak-anak ke Bali dan mencoba snorkeling (aku juga belum pernah). Prinsipku, kita harus mencoba segala sesuatu, urusan suka, atau tidak bisanya adalah urusan ke dua. YANG PENTING COBA!
Dan tentu saja Riku tidak bisa melanjutkan ice skatingnya. Karena konsentrasi di kaki yang harus menjaga keseimbangan, maka kakinya cepat capai, dan menyelesaikan pelajarannya sebelum waktunya berakhir. Tidak apa. Jangan paksa. Karena kalau dipaksa dia akan benci dan tidak mau mencoba lagi. Yang pasti dia bangga sekali bisa mencoba Ice Skating.
Setelah Riku selesai, kami makan bersama Yeni. Aku bisa berbincang-bincang dengan Yeni mengenai hal-hal yang sama-sama kami ketahui yaitu mengenai penulisan. Aku memang kenal Yeni di Facebook, tapi aku selalu kagum pada tulisannya baik di status atau notes yang begitu memukau. Biasanya aku hanya membubuhkan “like” saja, dan jarang meninggalkan komentar, bahkan aku tak meninggalkan jejak sama sekali dalam sebuah notes mengenai perjalanan spiritualnya yang kubaca. Tapi aku jadi lebih mengerti pribadinya dari tulisannya. Dan aku seringkali diingatkan oleh tulisannya, tulisan khas yang sering disebut tulisan motivasi. Dan senang sekali bisa mendapatkan personal touch dengan Yeni waktu mudikku kemarin. Semoga persahabatan kita bisa terus berlangsung ya Yen. Terima kasih sudah menemani Riku juga bermain Ice Skating. Dan semoga, suatu saat (dalam waktu dekat) aku bisa membaca bukumu atau paling tidak blogmu 😀 😉