Aku tidak bisa bermain musik. Well, bisa waktu ada pelajaran bermain suling, lalu bermain angklung di SD. Selain itu tidak bisa, dan sekarang pun sudah lupa. Tapi di SD Jepang anak-anak pasti diajarkan bermain pianika dan suling dalam pelajaran musik. Untuk beberapa anak, ada yang pegang drum atau simbal jika ada pementasan. Meskipun banyak orang Jepang yang bisa bermain piano, tentu saja untuk belajar bermain piano, harus les tambahan sendiri dan tidak diajarkan di sekolah.
Kai yang TK diajarkan bermain pianika di TK nya. Kami harus menyediakan bagian peniup saja, sedangkan pianikanya dipinjamkan dari sekolahnya. Jadi kupikir kalaupun ada pementasan seni, pasti Kai akan bermain pianika. Ternyata aku salah! Untuk acara pembukaan Hari Olah Raga, Undokai yang diselenggarakan hari ini, Kai dipilih gurunya bermain glockenspiel atau bahasa Jepangnya Belurira. Lagunya memang selalu dipakai untuk “defile” pembukaan, yaitu Mickey Mouse Mars yang mudah. Tapi tetap saja untuk aku yang tidak bisa bermain musik, melihat anakku bermain glockenspiel dengan yakin menjadi terharu dan bangga. Dia terlihat tenang cool saja membawa alat itu sambil berjalan padahal cukup berat dipakai sambil berjalan. Dan di kejauhan terlihat dia memang terlihat lebih tinggi dari teman-temannya. Bersama temannya Y-kun, mereka berdua langsung terlihat menyembul topinya.
Papanya sempat ribut karena kaget melihat anaknya ternyata bermain musik waktu defile, padahal aku sudah lama memberitahukannya bahwa Kai akan bermain belurira. Sepulang dari Indonesia waktu liburan musim panas, anak-anak TK ini intensif berlatih terus untuk mempersiapkan undokai. Dan aku harus menjahit bantalan khusus untuk dileher tempat mencantelkan tali penyanggah alat glockenspiel itu. Beberapa kali bertemu gurunya, aku selalu menanyakan apakah Kai bisa mengikuti latihan alat. Aku khawatir karena deMiyashita itu tidak berjodoh dengan alat musik 😀
Apa alat musik pertamamu?