Bus Tour

16 Des

Pernah ikut bus tour? Mungkin di Indonesia, tidak pernah ada bus tour, kecuali dilakukan oleh rombongan yang sama. Misalnya sekolah anu membawa rombongan murid dengan bus ke suatu tujuan wisata. Tapi kalau di sini bus tour itu lumayan marak loh. Banyak perusahaan bus, atau pariwisata lokal yang mengelola bus tour untuk wisatawan. Ada yang reguler karena biasanya pasti ada penumpang yang naik, seperti Hato Bus, bus kuning yang mengelilingi tujuan wisata dalam kota Tokyo. Aku belum pernah coba naik Hato Bus ini, karena lumayan mahal, dan aku toh sudah pernah pergi ke hampir semua tujuan wisata dalam kota sendiri.

Ada yang tidak reguler, musiman, misalnya pas musim sakura berbunga sekitar bulan April dan musim gugur sekitar oktober-november. Biasanya bus itu berangkat dengan minimum penumpang 2- 5 orang, tergantung tujuannya juga. Tapi biasanya bur tur ini penuh, sehingga kita harus cepat-cepat mendaftar. Aku pernah ikut bus tur musiman, dulu jaman aku awal-awal datang ke Jepang, tentu saja waktu masih single. Seorang ibu Korea mengajakku pergi bersama naik bus dengan serombongan orang yang tidak kita kenal sama sekali. Dia yang mendaftarkan (dan membayar biayanya) dengan tujuan wisatanya adalah Yamagata, di utara Jepang. Aku lupa musim apa waktu itu, tapi sudah cukup dingin, meskipun belum banyak pohon yang berubah warna. Maklum jaman dulu belum ada kamera digital, dan kamera biasa harus perhitungan biaya cuci-cetaknya hehehe.

tahun 1993 tuh, jaman masih gondrong 😀

Bus tour yang aku ikuti itu menginap satu malam di sebuah hotel kuno yang cukup terkenal di Yamagata, yang mempunyai onsen (pemandian air panas belerang) di dalam hotel itu sendiri. Pemandian khusus wanitanya berupa kolam besar dengan ornamen kapal di bagian tengah.Bagus! Tapi sayang waktu itu jiwa jurnalisku juga belum tumbuh, sehingga tidak berani memotret pemandian itu. Kalau sekarang, pasti aku selundupkan kamera ke dalam baju ganti. Tentu cari waktu jika tidak ada orang yang masuk, kalau tidak bisa jadi hiburan dong karena semua harus berbugil ria di dalam pemandian air panas itu.

Ciri khas Bus Tour adalah tujuan wisata yang sudah pasti, dengan waktu khusus untuk mampir di Parking Area (untuk buang air, namanya toire kyuukei – istirahat toilet selama 15 menit) dan ini hampir disetting setiap 1 jam hehehe. Maklumlah biasanya yang ikut bus tour itu adalah wanita dan lansia/pensiunan, dan mereka-mereka ini kan perlu untuk sering mampir ke WC. waktu itu aku masih muda, jadi merasa heran dengan sistem ini, sekarang setelah semakin tua, semakin mengerti pentingnya mampir ke WC sering-sering hehehe. Selain waktu khusus untuk istirahat WC, ada waktu untuk turun di pusat perbelanjaan oleh-oleh daerah. Dan percayalah, orang Jepang itu suka belanja oleh-oleh. Mereka PASTI membeli sesuatu untuk oleh-oleh keluarga atau temannya, dan biasanya makanan khas daerah tersebut. Dengan kebiasaan seperti ini pariwisata daerah memang bisa berkembang.

Satu lagi kebiasaan Bus Tour yang menginap adalah menyediakan makan malam bersama yang disebut enkai. Karena di hotel/penginapan disediakan yukata (kimono dari katun), maka biasanya semua orang yang menginap di situ dan ikut bus tour akan memakai yukata yang sama pada waktu enkai, makan malam itu. Setiap orang menghadapi sebuah nampan besar berisi makanan untuknya, yang terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, makanan hangat (dalam wajan/panci kecil panas khusus), buah/desert dan jus/teh. Semua sama dan sudah termasuk dalam biaya Bus Tour itu. Tapi biasanya orang Jepang suka minum alkohol, dan untuk itu mereka harus membayar sendiri, yang ditagih waktu mereka cek out hotel. Dari minuman keras ini hotel mendapat tambahan pemasukan.

bersama alm. Ratih, teman kosku waktu makan malam - enkai

Untuk Bus Tour yang dikelola mendetil, waktu makan akan dihibur dengan pertunjukan kesenian setempat, atau karaoke….. duh kalau karaoke ini menyebalkan, karena tidak semua orang yang mau menyanyi itu pintar menyanyi dan suaranya bagus bukan? 😀

Selain makan malam, makan pagi juga disediakan di ruangan besar/aula, tempat enkai yang dipakai pada malam sebelumnya. Biasanya sarapan pagi ini ala Jepang yaitu nasi dengan ikan bakar, natto, salad, misoshiru (sup miso) , kalau yang sederhana. Kalau lebih mewah tentu lauknya lebih banyak dan lebih mewah.

Makan siang di kebun apel

Waktu cek out di Jepang biasanya pukul 10-11 siang. Jadi setelah makan pagi, banyak orang yang masuk kembali ke pemandian air panas untuk terakhir kali, lalu bersiap untuk cek out. Dalam perjalanan pulang tergantung bagaimana rencananya, apakah akan mampir lagi ke tempat wisata atau hanya mampir “pemaksaan” membeli oleh-oleh.

Aku senang mengikuti Bus Tour. Selain bersama orang lain yang tidak kukenal itu, aku sering pergi  bersama rombongan teman-teman pendukung bapak kosku dulu (dia politikus). Dalam satu tahun biasanya mereka mempunyai 2 kali program Bus Tour, sehingga dalam 4 tahun aku tinggal di rumahnya, aku sudah 8 kali pergi bersama dalam Bus Tour mereka. Aku sendiri tidak pernah membayar, karena dianggap sebagai keluarga si Bapak Kos. Tapi Bapak dan Ibu Kos ku senang mengajak aku dan teman kos ku, karena katanya kami masih muda-muda sehingga bisa jadi “penghibur” kakek nenek yang ikut rombongan mereka hahaha. Karena itu juga, aku benar-benar pede dan terbiasa  masuk ke pemandian air panas onsen meskipun berbugil ria….soalnya badanku (waktu itu) masih lebih bagus dari nenek-nenek hahaha (kabuuuurrrr).

Makan malam yang termasuk sederhana

Sejak aku menikah dan punya anak, aku belum ikut Bus Tour lagi. Mungkin nanti kalau anak-anak sudah besar, aku mau ah jalan sendiri dan ikut Bus Tour ke mana-mana :D. Siapa tahu saat itu aku bisa menulis fiksi dengan latar belakang penginapan di daerah-daerah tersebut ya.  Soalnya di sini Bus Tour sering pula dijadikan tema dalam Drama Misteri/Detektif 😀

Jadi seandainya ingin pergi jalan-jalan di Jepang ada bagusnya juga mengikuti bus tour yang sudah pasti tujuannya. Kalau tidak salah Mas Nug waktu datang ke Tokyo juga ikut Bus Tour keliling Tokyo (semacam Hato Bus). Tapi kalau tidak bisa bahasa Jepang mungkin sulit untuk pergi sendiri ke luar Tokyo, karena mereka tidak menyediakan pemandu bus berbahasa Inggris.

Aku tiba-tiba ingin menulis soal Bus Tour ini, karena tanggal 15 Desember adalah hari peringatan Bus Tour :D. Seandainya saja…. transportasi dan sarana jalan di Indonesia bisa bagus, Bus Tour merupakan salah satu cara meningkatkan pariwisata kita loh.