Kopdar On Air

19 Sep

Bukan kopdar di udara. Masak kopi darat di udara, itu kan kontradiksi sekali? Tapi memang kopdar kali ini ditandai dengan “On Air di sebuah stasiun radio”.

Aku kembali dari Bandung tanggal 4 Agustus malam, dan dalam perjalanan aku sempat menghubungi pemilik Mie Janda, yang menanyakan apakah hari Jumat tanggal 5 nya beliau ada di tempat. Tapi setelah sampai di rumah pukul 9 malam, aku pikir, kok aku ngukur jalanan terus ya? Akunya mungkin kuat, tapi pak supirku belum tentu kan? Mungkin dia butuh istirahat…. Apalagi aku sering pakai dia hari Sabtu dan Minggu. Jadi aku tanya langsung kepadanya: “Pak, bapak mau istirahat?” dan dia jawab, “Kalau ibu tidak perlu saya ya tidak apa-apa, tapi saya tidak mau istirahat”. Hmmm tentu saja, dengan status supir harian, jika satu hari istirahat berarti tidak dapat pemasukan kan? Tapi badan bisa ambruk juga, jika aku pakai tanpa memikirkan kesehatannya. Akhirnya aku bilang, “Besok masuk jam 12 saja deh (dan aku akan memulangkan dia jam 5 sore”.

Dan segera aku re-schedule kunjungan ke Mie Janda pada hari Minggu. Benar juga sih, siapa tahu ada blogger lain yang bisa join di hari Minggu, daripada di hari Jumat. Dan aku janji untuk datang ke Cibinong pukul 4 untuk ngabuburit dan buka di Mie Janda. Kebetulan pas hari Minggu itu aku ada acara pada pukul 12 nya, acara baptisan keponakan baruku, Gissela di Gereja St Stephanus Cilandak.

Tapi hari Minggu 7 Agustus itu tiba-tiba aku dapat sms bahwa kalo bisa, aku diminta menjadi narasumber untuk acara di Radio Sipatahunan. Weleh…berarti ngga boleh terlambat tuh. Kan siaran langsung, kudu tepat waktu (meskipun yang ngundang santai aja sih hehehe). Jadi jam 2  siang aku sudah berpisah dengan anak-anakku yang ikut pulang dengan sepupunya dan opa-omanya. Aku sendiri langsung menuju jalan tol menuju cibinong. Maklum, aku tidak berani ambil resiko nyasar lagi, karena tadinya aku janjian dengan Eka untuk pergi bersama, tapi tidak jadi. Tahu-tahu Eka sudah menunggu aku di pintu keluar tol cibinong. Mie Janda cibinong mudah dicari, karena tidak begitu jauh dari pintu tol keluar dan persis berada di depan SMP. Ya ini kali ke dua aku ke sini. Sebelumnya aku sudah pernah menikmati Mie Tajir 2 tahun yang lalu.

Bersama Eka sebelum acara dimulai

Waktu kami sampai di depan kedai, pas Kang Achoey juga mendarat, sehingga kami bisa langsung pergi ke Radio Sipatahunan yang terletak di Bogor. Karena masih banyak waktu, kami melewati jalan biasa (bukan jalan tol) sambil bercakap-cakap berbagai hal selama perjalanan. Waktu kami sampai pun masih cukup banyak waktu sehingga waktu siaran dimulai pukul 4 diawali oleh Kang Achoey karena Ibu Desi Hartanto  terlambat, seperti melanjutkan pembicaraan di luar ruangan saja. Terus terang aku juga sudah lupa apa saja yang aku bicarakan selama 1 jam itu.  Tapi yang pasti aku pun bernostalgia pada pekerjaan lama ku di radio, rindu rasanya kembali mengudara. Apalagi setelah acara selesai, lagu-lagu yang diputar itu lagu jadul semua. Pak operatornya sepertinya tahu seleraku. Antara lain lagu berjudul “Nona”  nya Gito Rollies…. hayoooo ada yang tahu ngga? Lagunya enak loh 😉

Oh ya sebelum acara dimulai, karena aku upload foto bersama Eka di FB, si Nicamperenique kemudian mengajak teman-teman mendengar streamingnya di internet. Jadi rame karena pak Marsudiyanto ikut nimbrung juga. Terima kasih atas dukungannya ya :D.

Berpose di studio Radio Sipatahunan

Dan setelah berfoto-foto bersama di studio, kami kembali menuju Kedai Mie Janda di cibinong untuk berbuka bersama. Untung saja masih ada meja kosong dekat meja kasir, karena hampir semua meja terisi pelanggan yang menunggu waktu berbuka. Akhirnya aku dan Eka bisa menikmati sajian mie Janda setelah 2 tahun. Ada beberapa menu baru, bahkan setelah aku selesai makan baru sadar bahwa ada menu nasi ayam goreng. Well, next time ya.

Es duda dan Mie Janda Komplit... bisa ketagihan loh

Dalam kesempatan itu kami juga bisa bertemu dengan Silvia Dewi, istri Kang Achoey yang sedang mengandung. Ah, ngiri benar deh melihat pasangan pengantin baru ini. Mesraaaaa sekali (maksudnya mesra gitu). Oh ya aku juga mendapatkan hadiah novel karangan Kang Achoey yang berjudul Sahaja Cinta. Kabarnya akan terbit (lagi dengan penerbit yang lain) sebentar lagi loh.

Istri Kang Achoey: Silvia Dewi. Berpose bersama sebelum pulang

Ya, dalam pertemuan setelah 2 tahun memang banyak yang berubah. Jika dulu Kang Achoey masih bujang, sekarang calon papa, dan sudah menerbitkan novel. Dan mungkin 1-2 tahun ke depan akan ada lagi perubahan yang terjadi. Namun aku selalu berdoa semoga silaturahmi ini bisa terus dipelihara, dan kelak dapat reuni bersama anak-anak mungkin 😀

Tulisan mengenai pertemuan saat itu juga bisa dibaca di :

http://cucuharis.wordpress.com/2011/08/08/mengulang-perjumpaan/