Ini benar-benar alat untuk penyambung nyawa. Nama kerennya AED, automated external defibrillator dan sekarang banyak dijumpai di tempat-tempat umum di Jepang. Mungkin untuk membayangkannya, kalau pernah menonton film-film kedokteran, kan sering tuh ada adegan, orang yang monitornya sudah piiiiiiii—– garis lurus trus suster dan dokternya pakai alat mengalirkan listrik untuk dikagetkan. Sukur-sukur kalau si pasien bisa kembali hidup. Saya sendiri tidak tahu berapa besar listrik yang dikeluarkan. Nah AED itu serupa dengan alat itu tapi portable dan bisa di bawa-bawa, sehingga jika ada orang sakit jantung yang memerlukannya bisa langsung dipakai tanpa harus menunggu ambulans datang (kalau tunggu semenit sajapun bisa gone kan?). Oh ya kebijakan penempatan alat ini baru saja dimulai 4 tahun yang lalu.
Kenapa kok saya jadi posting ini, karena ternyata di TK nya Riku sudah ditempatkan alat ini. Dan kemarin waktu ada rapat orang tua murid, ditanyakan siapa yang mau belajar untuk memakai alat itu. Jika ada 30 orang lebih, maka ketua PTA nya akan menghubungi Dinas pemadam/ambulans untuk datang ke sekolah dan memberikan kursus kepada orang tua murid ini (tentu saja gratis). Wahhh saya sih pengen ikut, tapi berhubung belum pasti jadwalnya saya tidak ikut angkat tangan.
Pikir-pikir percuma juga ya alat ini ada dimana-mana tapi tidak ada yang bisa pakai. Mustinya sih kalau di Stasiun, pegawal KA nya pasti ada yang bisa. Tapi kalau di sekolah-sekolah, apalagi sekolah TK begini, siapa yang bisa. Kan bukan seperti SMAnya mas NH18 yang ada PMRnya. Cuma anggota PMR juga pastinya perlu latihan khusus ya untuk menggunakan alat ini. Hidup dan mati orang tergantung pada alat ini. Benar-benar penyambung nyawa.
Bagi yang ingin tahu alatnya dan bagaimana-bagaimananya silakan baca wikipedia ini.