Remember me, though I have to say goodbye
Remember me; don’t let it make you cry
For even if I’m far away, I hold you in my heart
I sing a secret song to you each night we are apart
Remember me, though I have to travel far
Remember me, each time you hear a sad guitar
Know that I’m with you the only way that I can be
Until you’re in my arms again, remember me…..
Lagu remember me adalah theme song dari film Coco (Disney) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang menjadi Remember Me リメンバーミー. Aku teringat kembali lagu ini kemarin malam.
Kemarin malam, aku mengikuti zoom doa rosario bersama teman-teman masa SMA untuk mendoakan suami salah satu teman yang meninggal 2 hari yang lalu. Ini merupakan kali ke 3 kami berkumpul untuk mendoakan teman/keluarga teman waktu SMA. Dua untuk mohon kesembuhan dan satu untuk kematian. Aku merasa kedekatan seperti ini sangat menghibur. Berkumpul secara virtual untuk berdoa dan mendoakan….. meskipun rasanya sedih kalau kami berkumpul kok hanya untuk yang sedih-sedih saja, dibandingkan untuk yang gembira. Tapi, hei…. justru di saat sedih kita butuh dikuatkan, bukan?
Kembali berbicara mengenai film Remember Me. Aku memang sudah lama tahu tentang film itu yang dikeluarkan tahun 2017. Tapi entah mengapa, aku malas menonton. Memang dari sononya, aku malas menonton film (atau video clip). Menurutku menonton film itu buang waktu karena harus terpaku di depan monitor/tv 😀 Segitunya aku tak punya waktu ya? hehehe. Tapi kalau Gen atau anak-anak pasang film tentu aku sering terhanyut menonton juga. Kalau tidak mau terganggu, biasanya aku pasang headset dan terus konsentrasi mengetik saja. Jadi kalau mau dikatakan tidak suka menonton, ya tidak juga.
Nah, aku mendapat kesempatan menonton di dalam pesawat, dalam perjalanan (entah pergi atau pulangnya) ke Eropa musim panas tahun 2019. Perjalanan berjam-jam itu memang membosankan, makanya biasanya aku bawa laptop untuk kerja 😀 Tapi kali ini aku tidak buka laptop di perjalanan tapi sengaja menonton film. Untung di pesawat KLM itu film-filmnya cukup menarik. Yang kuingat aku menonton 3 film: Tonde Saitama翔んで埼玉, Garden of Words 言の葉の庭 dan Coco リメンバーミー. Ketiga film ini cukup menarik tapi yang paling meninggalkan kesan adalah Coco.
Kenapa? Ya karena dalam satu penerbangan itu aku menonton Coco sampai 3 kali 😀 Tentu sambil mewek… hihihi. Apalagi dalam ceritanya ada nama Imeldanya hahaha. Mama Imelda Rivera.
Menonton film itu, aku merasa bahwa kebiasaan untuk mendoakan dan menghormati leluhur itu sangat baik. Dan dalam semua agama yang kutahu, memang mengajarkan untuk menghormati leluhur. Aku jadi teringat kotbah seorang pastor dalam misa. Ada seorang lansia pria yang ingin dibaptis secara katolik. Waktu ditanya mengapa dia mau dibaptis, dia mengatakan, “Pastor saya ingin didoakan setelah saya meninggal nanti. Saya melihat orang katolik dalam misa pasti mendoakan mereka yang sudah mati, jadi saya juga ingin didoakan.” Suatu keinginan yang sederhana, tapi mengena kan?
Dan kemarin malam dalam doa virtual, kami juga mendoakan orang tua-orang tua kami yang sudah meninggal dunia. Termasuk mama…. How are you ma…. <3
Oh ya, persis minggu lalu aku juga bermimpi mengadakan pesta di Jakarta yang dihadiri saudara-saudara dekat seperti biasanya. Dan aku memeluk seorang oom, kakak mama Oom Lody yang sudah meninggal. Erat sekali sampai waktu bangun aku masih merasakan kehangatan pelukannya. Rupanya kerinduan untuk bertemu saudara-saudara semua sudah mencapai puncaknya ya?
Rindu itu pasti. Jenuh pun manusiawi. Tapi ingat, Tuhan tidak akan meninggalkanmu sendirian. Peluk dan doa untuk semua yang sedang kesepian.