Count Down di Mana?

4 Jan
Happy New Year 2017!

Persis tanggal 31 Desember sore, aku agak kesal mendapat message di WA berisi pertanyaan: “Mel, count down yang seru di mana?”. Dari seorang teman waktu SD yang kebetulan sedang berlibur akhir tahun di Tokyo. Hebat juga dia, sering datang ke Jepang dan yang aku ingat dia pernah melewatkan pergantian tahun di USJ- Osaka. Nah, tahun ini dia berada di Tokyo dan tanya padaku count down yang seru di mana 😀 Mustinya dia sebagai wisatawan cari informasi dulu dong karena cara wisatawan melewatkan tahun baru dan cara penduduk Jepang sendiri melewatkan tahun baru itu amat sangat berlainan. Duluuuu waktu aku masih muda dan baru datang ke Jepang, pernah melewatkan pergantian tahun di Meiji Jingu, dekat Harajuku bersama teman-teman. Tapi cukup satu kali itu saja deh! Karena dingiiiiin sekali 😀

Jadi saya, selayaknya kebanyakan penduduk Jepang yang mempunyai keluarga, pada pergantian tahun kemarin, kami melewatkan bersama bapak dan ibunya Gen di rumah mereka di Yokohama. Sudah menjadi tradisi bagi orang Jepang, untuk pulang kampung pada akhir tahun dan bersama-sama keluarga menyambut tahun baru. Ngapain saja? Ya kami biasanya mulai makan malam dengan minum sake dan makanan yang enak, lalu menjelang pergantian tahun makan mie Jepang, soba yang dinamakan toshikoshi soba. Bertahun-tahun, kami selalu menyiapkan soba tapi baru kali ini bisa makan toshikoshi soba tengah malam. Biasanya sudah tertidur sebelum pukul 12 sih :v

toshikoshisoba

Pagi harinya, aku masak Ozoni, sup khas tradisi untuk pagi tahun baru. Selain ozoni, aku juga sudah membeli Osechi ryoryi, makanan tahan lama untuk tahun baru. Osechi ini dihias dengan menarik dan masing-masing makanan mempunyai arti. Saya sudah pernah tulis di sini. Tapi sebelum kami makan, kami melakukan upacara “sembahyang” dulu di kamidana (altar Shinto) dan butsudan (altar Buddha) yang ada di rumah. Berterima kasih untuk Tuhannya orang Jepang dan hotokesama (leluhur) untuk pemeliharaan sepanjang tahun yang lewat dan semoga kami bisa menjalani sepanjang tahun yang baru dengan sehat dan tanpa halangan. Setelah itu baru kami minum otoso, semacam sake dengan campuran ramuan dan dimasak, sehingga alkoholnya sudah hilang, hanya tinggal rasa manis pahit. Otoso ini merupakan perlambang supaya kami tetap sehat sepanjang tahun dan dijauhkan dari penyakit.

kiri: otoso. Cawan yang merah di paling depan itu cawan khusus karena diterima kakeknya Gen dari Kaisar Jepang langsung (hadiah semacam bintang mahaputra) kanan: Ozoni, sup tahun baru. Paling bawah ada mochi bakarnya

Makanan tahun baru begini memang kebanyakan manis dan membosankan. Sehingga anak-anak (termasuk aku deh) bergembira waktu makan malam karena menunya sukiyaki. Nasi yang kumasak sampai ludes deh 😀 Padahal rencananya kalau sisa, akan kupakai untuk membuat bubur ayam yang akan kami santap pada hari kedua tahun baru. Jadi deh pagi hari kedua aku membuat bubur dari beras sehingga makan waktu cukup lama. Untung ayamnya sudah aku bumbui dan masak dari rumah.

osechi…. hidangan tahun baru. Tahun ini aku beli yang sudah jadi supaya aku tidak perlu menghias lagi hehehe.

Makan malam hari kedua aku olah dari semua yang sisa. Ada ayam goreng, bihun goreng dan potato gratin. Dan baru kali ini aku merasa senang karena kami tidak membuang makanan. Semua yang diperkirakan pas, tidak kurang dan tidak berlebih. Biasanya karena takut kurang, makanan osechi yang aku sediakan terlalu banyak.

Baru hari ketiga kami pergi berjalan-jalan keluar rumah, dengan tujuan membeli baju untuk Riku yang akan pergi bermain ski dengan sekolahnya. Mumpung ada sale Tahun Baru! Tapi aku TIDAK PERNAH membeli fukubukuro, 福袋, kantong keberuntungan, kantong berisi barang yang tidak diketahui isinya dan harganya, tapi dijual dengan harga sama sekitar 5.000 yen sampai 10.000 yen. Padahal ada satu temanku yang dini hari tgl 1 Januari sudah berburu fukubukuro dan melaporkannya di message FB :v Salut untuk keteguhan dan kerajinannya. Aku tidak bisa bayangkan harus kedinginan mengantri. Dasar bukan tipe pembelanja sih 😀

Dan hari keempat sekarang ini, aku sedang di rumah kami sendiri, sendirian karena anak-anak dan papanya pergi menonton di bioskop. Anak-anak memang masih libur sampai tanggal 9, tapi papa Gen sudah harus bekerja besok, dan aku lusanya. Libur panjang sudah hampir selesai dan aku pun sudah mulai menyibukkan diri lagi dengan berbagai pekerjaan yang aku sisihkan selama libur Natal dan Tahun Baru.

Terima kasih untuk ucapan hari Natal dan Tahun Baru yang dikirimkan kepadaku dan semoga Tahun Baru 2017 membawa kebahagiaan bagi teman-teman semua ya.

Counting down 3 years to Tokyo Olympic!

5 Replies to “Count Down di Mana?

  1. Meriah banget makanannya, Mbak. Aku naksir mi toshikoshi soba itu. Kayaknya kok enak. 🙂

    Mungkin nggak ya suatu saat nanti aku melewatkan malam tahun baru di Jepang sambil makan toshikoshi soba? Hmmm.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *