Rasa Bangga

27 Okt

Rasa bangga tentu bisa bermacam-macam. Bangga sebagai seorang ibu misalnya, aku bangga waktu bertemu dengan tetangga sebelah apartemenku yang mengatakan, “Anak lelakimu yang besar amat sopan ya. Anda sudah berhasil mendidiknya”. Dan memang meskipun Riku tidak cemerlang di bidang pelajaran, selama ini bagus perilakunya, dan semoga terus demikian.

Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Jepang, aku ikut bangga jika mendengar berita-berita bagus tentang Jepang. Seharian ini kami tidak keluar rumah (bahkan sejak kemarin) karena masing-masing masih belum begitu fit. Terutama sekarang papanya yang masuk angin. Selain itu aku perlu mengeluarkan baju-baju musim dingin, juga mencuci baju yang tertimbun selama cuaca tidak cerah kemarin-kemarin. Dan seperti biasanya jika 3 boys ada di rumah, TV pasti nyala terus.

Ada dua acara TV yang kulihat hari ini, yang pertama tentang permaisuri Michiko yang berasal dari keluarga biasa di Jepang. Bagaimana perjuangannya mengubah kekolotan tradisi kekaisaran dan membesarkan anak-anaknya sendiri. Ada satu adegan yang kurasa bagus, yaitu beliau memasang kaca spion di baby car yang dipakai putra mahkota. Jadi sang bayi bisa melihat wajah orang tuanya yang sedang mendorong! Pintar!

Dan yang kedua adalah rekaman mengenai Ogata Sadako, mantan kepala UNHCR yang mengurusi pengungsi dunia selama 10 tahun. Bagaimana Mrs Ogata selalu menekankan penyelamatan hidup manusia yang terpaksa menjadi pengungsi. Katanya, “Jika mereka hidup, mereka punya kesempatan sekali lagi untuk berusaha. Tapi kalau mereka mati, selesai sudah!” Bagi para pengungsi, Mrs Ogata (UNHCR) adalah penyelamat mereka.

Yang mengagumkan keduanya lulusan universitas khusus wanita Sacred Heart (katolik) . Dan keduanya mendapat gemblengan dari rektor pertama universitas itu yaitu Mother Elizabeth Britt. Dan kata-kata Mother Britt yang paling membekas adalah : “Kalian dalam status apapun di masyarakat, hendaknya menjadi pelita yang dapat menerangi sekeliling.”  『あなたたちは社会のどんな場所にあっても、その場に灯を掲げる女性となりなさい』. Ah aku jadi ingat sekolah SMAku dulu yang juga wanita semua :D, dan memang kami juga diharapkan menjadi “bintang penerang”. Kami memang dididik untuk bisa mengerjakan semuanya sendiri. Aku bangga pada pendidikan ala katolik.

Kebetulan juga beberapa waktu lalu ada hasil dari survey yang diadakan di negara- OECD mengenai  Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIAAC), yang dalam bahasa Jepangnya Seijinryoku 成人力. Kalau di-indonesia-kan menjadi “Kemampuan sebagai Orang Dewasa”. Dan untuk bidang pemahaman matematika Jepang menempati ranking pertama, mengalahkan Finlandia, Belanda, Australia dan Sweden. Tapi bukan hanya di bidang matematika saja, ternyata Jepang juga menempati ranking pertama di bidang pemahaman bahasa. Jadi ada standard tertentu yang seharusnya diketahui orang dewasa. Aku sempat melihat acara TV yang menanyakan orang Jepang di jalanan, dan hampir semua benar menjawab pertanyaan yang diberikan. Contohnya nih: 3,6,10,15, ….?  Bisa jawab cepat? Orang Jepang bisa langsung jawab deh….  (Jawabannya 21). Ikut bangga sebagai sesama orang asia 😀

Yang pasti aku bangga tinggal di kelurahan Nerima, tempat tinggalku sekarang. Kebetulan aku sedang beres-beres dan menemukan sebuah buklet yang dibagikan ntah di sekolahnya Riku atau Kai, atau bahkan masuk ke kotak pos. Tapi waktu aku baca, ternyata buklet itu berisi tulisan-tulisan bertopik, “Nerima Nomor Satu”. Ternyata dari 23 kelurahan (KU) di Tokyo Nerima nomor satu untuk lahan ladang , yaitu seluas 250ha. Selain itu merupakan nomor satu untuk taman dan segala yang “hijau-hijau”. Kelurahan kami ini merupakan penghasil Kubis nomor satu di Tokyo. Juga menjadi penemu robot pembuat sushi yang pertama di dunia.  Nerima juga merupakan satu-satunya kelurahan di Tokyo yang mempunyai peternakan sapi dan juga nomor satu dari 23 kelurahan di Tokyo yang tersedikit jumlah sampah yang dikeluarkan perhari. Masih banyak lagi yang tertulis dalam buklet itu, dan membuat aku makin mencintai tempat tinggalku ini. Memang tak kenal maka tak sayang ya. 

Apa yang bisa dibanggakan dari daerah tempat tinggalmu? Siapa tahu ada sesuatu yang bisa dibanggakan, tapi kita saja yang tidak/belum tahu loh. Kenali daerahmu~~~

Oh ya, aku bangga sebagai seorang Blogger Indonesia loh! Hari ini tgl 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional. Dan bangga juga sudah bisa menyelesaikan 27 tulisan untuk bulan ini 🙂

 

7 Replies to “Rasa Bangga

  1. Bangga ya mbak, jika tinggal di lingkungan bagus.
    oh iya. saya juga bangga pada perilaku si sulung. meski nilai sekolahnya kurang bagus tetapi tertutup dengan rasa bangga karena berhasil mendidiknya.

  2. Mbak, bisa ya Nerima punya ladang seluas 250ha. Padahal ini kan di Tokyo ya? Kalau di Jakarta, kok rasanya tidak ada sih ladang seluas itu. (Atau aku saja yang tidak tahu?)

  3. Kebanggaan yang menyejukkan…kebanggaan karena anak kita sopan…..wahh ini penting sekali.Selamat ngeblog yang konsisten ya Imel….
    Saya dikirimi foto pas pesta blogger pertama tahun 2007, bersama para blogger yang ngetop…jadi malu deh, soalnya ngeblognya jadi suka-suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *