Hari ini aku meliburkan Kai. Pagi dia bangun dan mengeluh sakit kepala, sementara memang dia sejak kemarin pilek. Wah kupikir dia pasti tertular aku. Seharian kemarin aku menderita sakit kepala yang hebat, sampai aku menangis tidak tertahan. Tentu aku minum obat, tapi begitu pengaruh obat hilang, ya sakit lagi. Untung hari ini sakit kepala sudah enyah.
Menjelang pukul 10, dia bangun dan sudah tidak sakit kepala meskipun masih pilek. Malah yang cukup parah adalah batuknya Riku. Dia pulang pukul 3 siang dan langsung memberitahukan padaku bahwa besok SEMUA sekolah SD dan SMP milik pemda di kelurahan Nerima diliburkan. Setengah jam sebelumnya sebetulnya gurunya Kai juga menelepon dan memberitahukan bahwa sekolah TK diliburkan besok.
Memang badai topan nomor 26 (diberi nama dengan nomor sesuai dengan urutan timbulnya di samudera Pasifik) sedang mendekat Jepang dan akan melintasi Kanto (Tokyo) mulai besok dini hari sampai sekitar makan siang. Sejak kemarin memang sudah diperkirakan bahwa badai akan datang, dan kami sudah diwanti-wanti untuk bersiap menghadapi badai yang konon terbesar selama 10 tahun terakhir.
Tak lama aku juga mendapat email dari pemerintah daerah Nerima yang memberitahukan warga untuk berhati-hati menghadapi Badai nomor 26 ini, dan dimohon untuk terus memantau informasi dari radio atau televisi. Juga diberitahukan bahwa ada 5 tempat yang menyediakan kantong tanah gratis yang bisa dipinjam untuk menghalang air masuk ke rumah jika terjadi banjir. Persiapan pemerintah Jepang memang hebat ya, dan warga juga mempercayai prakiraan cuaca sehingga bisa dilakukan tindakan prefentif.
Apa saja yang perlu disiapkan waktu terjadi badai?
1. Hindari keluar rumah. Payung sama sekali tidak berguna dalam badai. Banyak barang yang mungkin diterbangkan angin, sehingga kalaupun harus keluar rumah, harus memperhatikan sekeliling, seperti papan reklame dan lain-lain.
2. Jangan mendekat sungai atau pantai. Bagi mereka yang tinggal dekat sungai, selain mencegah air melimpah, juga harus memperhatikan sirine apakah harus mengungsi atau tidak. Biasanya kaum lansia akan diungsikan lebih awal sebelum terlambat. Seperti biasanya lokasi pengungsian adalah SD terdekat yang ditunjuk pemda.
3. Untuk mencegah jatuhnya korban, sebelum hujan bertambah kencang diharapkan menurunkan barang-barang yang ditaruh/digantung di luar rumah, atau memindahkannya ke dalam rumah. Pot bunga, tiang jemuran dan barang lain yang berada di luar rumah harap dimasukkan.
4. Menyiapkan makanan dan air minum yang cukup. Perlu diantisipasi jika listrik padam, sehingga harap menyediakan senter dan radio. Untung saja belum terlalu dingin sehingga tidak perlu menyediakan pemanas manual. Pipa gas biasanya di dalam tanah sehingga gas biasanya tidak mati.
Bagi yang tinggal di lantai atas apartemen tidak perlu takut kebanjiran, kecuali memang apartemennya terletak di dekat sungai. Saranku untuk malam ini, makan malam yang enak dan hangat, siapkan buku bacaan dan tidur. Mungkin tidur akan terganggu oleh suara-suara di luar, tapi anggap saja itu nyanyian alam. Setuju? No need to worry….
Tulisan hari ini aku tujukan untuk teman-teman baru yang baru/ belum lama tinggal di Tokyo/Kanto terutama Mbak Tya (Sekar Wulan) yang belum lama tinggal di Chiba.