Outdoor Family

10 Jul

Dalam pikiranku, seseorang yang menyukai outdoor = suka camping, mendaki gunung, hiking dsb nya yang membutuhkan kekuatan badan. Waktu kucari di wikipedia dengan kata kunci: outdoor aku menemukan keterangan berbagai macam kegiatan outdoor. Dan terus terang, kami sekeluarga belum pernah melakukan hal-hal yang tertulis dalam daftar tersebut, kecuali museum, sightseeing, picnicking dan amusement park :D.

outdoor activity by wikipedia

Ok, kami pernah mendaki bukit bersama, dan masih mempunyai target petualangan mengunjungi 100 castle terkenal di Jepang. Kami kalah dari bapaknya Gen yang sudah mendaki gunung-gunung terkenal di Jepang yang tingginya di atas 2500 semua :D. Memang waktu yang dimiliki bapak mertuaku lebih banyak dibanding kami, karena untuk mendaki gunung membutuhkan waktu lebih dari satu hari (kata mertuaku biasanya dia jalan 8 jam baru istirahat) .Tapi seandainya kami punya waktu pun belum tentu bisa mendaki gunung… apalagi aku yang takut ketinggian ini 😀

Bunga Hydrangea (Ajisai) di Parking Area

Tapi yang pasti kami memang suka doraibu (drive). Naik mobil lalu pergi ke prefektur lain, naik highway, keluar pintu tol lalu mulai melihat ke kanan kiri apakah ada tempat yang menarik. Bahkan kadang kami cukup lama turun di Parking Area untuk makan siang atau makan malam. Dan di Parking Area yang besar biasanya ada taman atau fasilitas yang cukup menarik. Dan biasanya yang aku perhatikan adalah bagus tidaknya wc nya. Cukup banyak PA yang wcnya bagus! Nanti deh aku tulis mengenai PA sendiri ya.

lavender di Parking Area

Nah, tgl 23 Juni lalu, sesudah mengikuti misa di Kichijouji, kami bermaksud untuk mengadakan survey tempat rekreasi/retret komunitas umat Katolik Indonesia yang terletak di Kobuchizawa di prefektur Yamanashi. Bagaimana cara ke sana, berapa kira-kira biaya transportasinya, keluar di pintu toll mana, letak stasiun terdekat, ada tidaknya toko/restoran di sekitar tempat itu dan lain-lain. Karena memang rumah retret, letaknya memang cukup jauh dari jalan raya dan harus berjalan 40 menit menanjak dari stasiun.

tujuan utama survey 😀

Bagi kami tempatnya bagus. Well bukan bungalow mewah, tapi dikelilingi pepohonan dan sungai kecil, serta tak jauh dari situ kami bisa melihat hamparan bukit rumput yang begitu luas. Begitu melihat tempat itu Kai berteriak, “Waaaahhh bagus sekali, aku mau ke situ dan ingin menggelinding ke bawah. Papa terima kasih, alam ini menyegarkan hati!” Aduh, papa Gen dan aku begitu terharu mendengar perkataan Kai. Kok bisa dia menemukan kata-kata “menyegarkan hati 心が癒される”.Rasanya capek menyetir hilang seketika mendengar anak-anak kami menyukai alam.

Rusa yang dilihat Kai sekilas dari dalam mobil yang sedang melaju!

Dan mata Kai memang tajam sekali. Waktu kami melewati jalan yang cukup lebar dengan pepohonan di kiri kanan, tiba-tiba Kai berteriak, “Ada RUSA!”… waduh… masak sih? Tapi siapa tahu benar, jadi Gen memutar balik dan melihat ke arah yang ditunjuk Kai. Dan ternyata memang di kejauhan ada sekelompok Rusa liar. Bayangkan melihat rusa di alam, tanpa ada pagar seperti di kebun binatang. Rusa-rusa itu juga melihat ke arah kami, mungkin mereka pikir, “Apaan sh lihat-lihat?” hehehe. Aku segera memotret dengan lensa tele punyaku dan mengabadikan kesempatan emas tersebut.

Kami sebetulnya juga mencari peternakan di daerah itu, siapa tahu kami bisa memegang sapi-sapi langsung atau siapa tahu ada event khusus. Tapi ternyata kami tidak menemukan peternakan yang ada. Kami kemudian mencari wc dan mampir di sebuah toko/restoran tempat istirahat dan penjualan souvenir. Yang kurasa aneh, memang sih daerah di situ daerah villa, tapi baru kali ini aku membaca pengumuman di wc, “Bagi pengguna WC saja, dimohon memberikan sumbangan untuk kebersihan!”. Ya memang sih kalau tidak membeli apa-apa dan cuma mengotori wc, kasihan juga pemilik tempat tersebut. Jadi aku memberikan beberapa keping uang logam yang ada. Eh ternyata akhirnya anak-anak membeli es krim di situ. Yahhhh tahu begitu kan, tidak kasih sumbangan 😀 hehehe.

vending machine yang dirampok 😀

Begitu kami keluar tempat itu, Gen yang mau membeli minuman kaleng di vending machine tertegun. Ya, tidak bisa dibeli karena mesin itu rusak. Rusaknya adalah tempat memasukkan uang 😀 Si pemilik tempat itu keluar dan meminta maaf tidak bisa membeli di situ karena rupanya baru dirampok semalam. Waduh … memang sih kalau malam tempat itu pasti sepi sekali, tapi isi uang di situ sudah pasti tidak banyak. Paling banyak juga 20.000 yen (2 juta rupiah). Hmmm rambo juga ya.

Karena misi survey sudah selesai, kami akhirnya bersiap untuk pulang ke Tokyo, sebelum terlalu larut dan terjebak macet.

 

28 Replies to “Outdoor Family

  1. kami juga bukan tipe outdoor mbak,
    beberapa kali sih punya rencana pengen trekking ke tempat2 yg dekat2 dari rumah, tapi tetap aja batal melulu he..he..

  2. Meskioun tidak hiking tapi doraibu juga seru Mba Em. Apalagi tempat-tempat tujuannya kayak yabg dipajang di sini. Kai bener banget.. Alam yang indah memang menyegarkan hati.

    • ya memang sih lebih banyak doraibunya, karena untuk hiking pun perlu sampai di kaki gunungnya naik mobil atau kereta kan? hehehe

      Tadinya aku sempat berpikir untuk berlatih mempersiapkan diri untuk mendaki Gunung Fuji, tapi sejak Gunung Fuji ditetapkan jadi world heritage, wisatawan membludak, aku kehilangan keinginan untuk pergi ke sana deh 🙁

    • Kalau punya anak laki-laki sebaiknya perbanyak kegiatan outdoor. Aku yang tidak suka outdoor, tapi karena aku mau anak-anakku mengenal alam, maka aku paksakan. Ntah kapan aku mau coba camping sekeluarga juga sih

  3. hydrangea dan lavendernya menghampar cantik mbak EM…
    Kami juga hanya suka keluar rumah, namun untuk kegiatan outdoor belum.
    Salam

  4. Senang sekali dengan suasananya. Hydrangea dan lavender juga tumbuh subur d puncak (cipanas) mb.
    Sya kira anak2 mb em suka dengan alam, karena sejak kecil sering diajak ke tempat2 seperti itu. 🙂

  5. Imel, kegiatan outdoor sering menemukan hal-hal yang menarik.
    Senangnya jika suka kegiatan jalan-jalan, melihat perfektur tetangga…kadang ada saja hal baru yang menarik.
    Kaget juga, kok ada perampokan di Vending Machine….dunia makin tak aman ya?

  6. Kami pernah melakukan kegiatan outdoor di Kali Kuning kawasan Gunung Merapi beberapa bulan sebelum gunung tersebut meletus dan memporak porandakan kawasan di sekelilingnya. Meski tidak bermalam, tapi kegiatan menikmati alam tersebut sangat menyenangkan dan murah tentunya.. 🙂

    Di Jogja ada beberapa desa wisata yang menawarkan kegiatan eksplorasi keindahan alam bersama keluarga. Ada beberapa yang kami tertarik, tapi belum kesampaian juga sampai sekarang..

    Foto rusa itu keren banget Nechan.. Apalagi itu momen yang sangat langka bisa didapatkan..

    • kalau semacam desa wisata di Jepang buanyak sekali…dan tentu butuh dana (apalagi kami berempat) jadi kami lebih suka yang semaugue gini, cuma bayar highway aja 😀

  7. Aku juga bukan yang biasa melakukan perjalanan berat-berat, Mbak. Dulu aja waktu kecil…karena rumahku di kampung di daerah pegunungan. Tapi setelah dewasa nggak pernah lagi..

    Menyenangkan sekali melihat rusa dan lavendernya..Membayangkan tempatnya yang indah dan sejuk..

  8. buaguuuuuuuuuuuuuuuuus yaa pemandangannya… pohon tinggi… sungai villa… rasanyaa pengen tinggal disitu sebulan lalu turun ke kota hahaha… kereeen!!! ladang lavendernyaa itu looha >.<

  9. Indah nian kehidupan rusa disama, Mbak Imel. Hidup liar tanpa diganggu. Dan mata pelintas jalanpun terhibur karenanya. Kalau disini mah cuma bisa melihat di halaman istana bogor..

    • Kami juga kaget sekali bisa melihat rusa begitu dekat di alamnya. Memang di jalan ada rambu “Hati-hati rusa”, tapi tidak menyangka saja hehehe

  10. Pingback: Twilight Express » Blog Archive » Menemui Eiffel

  11. Waah, beruntung sekali bisa nemu rusa liar di jalanan yaa. Rumah retretnya juga seru. Enaknya sore-sore makan bakwan malang tuh, BuEm 😀

    Kalo aku gak bakalan bisa tidur di situ, BuEm. Aku selalu takut dengan suara alam di malam hari 🙁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *