Tanpa Anak = Sepi

27 Sep

Bukan aku yang bilang loh…. Karena kalau aku mestinya bilang Ada Anak = Ramai hahaha. Well punya dua anak krucil pastilah ramai dan…. repot. Nah pernyataan itu bukan keluar dari mulutku, karena aku tahu banyak juga pasangan yang belum/tidak mau punya anak karena satu dan lain hal. Ini adalah pernyataan KAI!

Tadi sore aku sedang melipat baju cucian. Di sini kalau tidak perlu sekali, aku tidak menyeterika baju-baju. Hanya kemeja dan baju luar yang lecek sekali yang aku seterika, sedangkan baju dalam cukup dilipat. Tiba-tiba, Kai yang sedang bermain di dekatku berkata (dalam bahasa Jepang):

“Nanti kalau Kai besar, Kai bisa punya anak ngga ya?”

“Kai mau punya anak?”

“Mau dong…. ”

“Kenapa?”

“Eh… kalau ngga ada anak kan sepi…”

“Iya sih. Ya mungkin saja punya anak. Tapi Kai tidak bisa melahirkan.”

“Loh kok?”

“Ya untuk punya anak, Kai harus menikah.”

“Kalau begitu, aku mau nikah sama Riku saja” (aku udah tahan ketawa nih)

“Ngga bisa nikah dengan Riku. Harus dengan perempuan.”

“Hiiii ngga mau menikah dengan perempuan”

“Ya kalau tidak menikah dengan perempuan ya ngga bisa punya anak. Karena perempuan yang melahirkan”

“Hmmmm… siapa perempuannya?”

“Ya ngga tahu. ”

“Susah dong kalau ngga tau”

“Ya mama doakan Kai dapat bertemu perempuan yang baik ya”

……. dia diam dan pembicaraan terhenti 😀

Aduuuh Kai… udah berpikir sampai sejauh itu. Tapi pemikirannya itu benar juga. Tanpa anak itu sepi!  Meskipun kadang kalau Riku dan Kai bertengkar duuuuh rasanya menyebalkan. Ribut! dan aku mendambakan rumah yang sepi….. Tapi kalau mereka sudah tidur seperti sekarang ini. Rumah memang sepi, tapi… kangen suara mereka juga.

Apalagi tadi waktu aku mendongengkan Kai, dia tanya macam-macam yang membuat aku pusing juga jawabnya. Buku Toy Story3.

“Mama kenapa  boneka itu tidak makan?”

“Ya karena tidak hidup… mereka tidak perlu makan”

“Tapi kan mereka hidup, mereka bergerak kok…” (Mampus gue!)

“Mmmm ini kan cerita Kai. Kalau cerita ya semua mungkin Tapi pada kenyataannya kan boneka itu tidak ada yang bergerak, berbicara apalagi nafas. Coba kalau boneka ultraman (yang ada di sebelah tempat tidur dia) tiba-tiba bicara…Hei Kai… Kai pasti takut.”

“Ngga, aku ngga takut. Aku senang.” (dooohhh)

“Kai buku cerita itu memang menceritakan macam-macam. Tikus bisa bicara, atau ada Setan Merah dan Biru di cerita Jepang,  Atau Momotaro yang lahir dari buah peach. Mana ada seperti begitu di genjitsu 現実 (kenyataan ), karena itu semua kuusou 空想 (khayalan) seperti dalam yume 夢 (mimpi) . Coba kalau tiba-tiba kamar ini bicara… susah kan”

Sambil ketakutan dia bilang, “Ya sudah, lanjutin bacanya…”

“Loh mama kan jelaskan karena Kai tanya-tanya. Makanya  udah dengerin aja mama baca”

Dan tak seberapa lama…

“Ma, ini kenapa ada tanda bulatnya (titik) di sini?” (Ada tanda titik di setiap kalimat)

“Ya kalau tidak ada tanda titik, mamanya cape bacanya sambung semua… Ini namanya titik, yang menandakan satu kalimat”

Hmmm memang Kai sudah masuk ke tahap bertanya yang susah-susah,dan aku harus siap menjawabnya. Dan pertanyaannya lain lagi dengan pertanyaan-pertanyaan Riku dulu. Lucu ya … setiap anak memang berbeda.

Kai meniru pastor dalam misa. Waktu kutanya, “Kai mau jadi pastor?” Dia jawab “Mau”… eh tapi kok mau punya anak ya hari ini 😀 Dia belum tahu bahwa pastor (Katolik) tidak boleh menikah dan punya anak 😀

So….. sepikah malammu kawan? Kalau sepi, silakan baca buku-buku fiksi yang bisa membawamu ke alam mimpi. Siapa tahu kamu bertemu dengan pangeran berkuda putih hahaha.  (Untung waktu aku kecil tidak pernah bermimpi menjadi putri sehingga tidak usah menunggu pangeran berkuda…lah wong pangeranku datangnya naik kereta listrik :D)

 

27 Replies to “Tanpa Anak = Sepi

  1. Kalau begitu, aku mau nikah sama Riku saja

    Saya ngakak koprol membaca celetukan Kai yang spontan ini …
    ini juga sekaligus berarti … walaupun mereka suka berantem … namun sesungguhnya mereka saling mencintai … cinta kakak beradik tentu …
    Kai sangat mencintai Kakaknya …

    And … yes indeed … anak-anak itu kalo bertanya suka spontan dan mengagetkan …
    bisa dibuat mati kata kita …
    hahahah …

    tapi itu tandanya mereka berfikir …
    mereka sedang mengisi memori-memorinya

    salam saya

  2. mungkin juga karena kebiasaan ya mbak, yg punya anak kalau tiba tiba nggak ada anak ya sepi, yg belum punya anak kayak kami rasanya biasa ya nggak sepi, entah kalau akhirnya nanti dikasih anak Insya Allah 🙂

    msh sore mbak di sini, jadi belum bisa jawab pertanyaannya 🙂

  3. malamku rame…he..he..
    belum pada tidur nih…udah pada nanya hari Sabtu mau ke mana? itu pertanyaan rutin setiap Kamis, si bungsu maunya jalan terus..
    tentu saja tak bisa terus diikuti.., terkadang pengen di rumah aja, leyeh2 tidur siang

  4. huahahaha lucu banget sih si kai!!!! 😀

    emang punya anak ya gitu ya mbak. rame. seru. tapi kadang kala ya ada rasanya kita berasa, duh ribut banget sih. hahaha.
    tapi ya kalo ribut itu kan tandanya anak2 sehat ya mbak.. jadi perlu disyukuri… 😀

  5. serunya ngobrol dengan buah hati, anak laki-laki pula yang masih kecil – aku juga pernah ngobrol sama Daniel, yang ujung2nya sampai ke pembicaraan ttg kekuatiranku punya menantu yg ga sayang sama aku (lebai dot com), Daniel jawab : Daniel akan cari istri yang sayang sama mama….karena itu mulai dari sekarang, sebaiknya kita juga sudah memberi contoh pada anak-anak, bagaimana menyayangi ibu mertua, supaya mereka juga berbuat yang baik kepada kita

    nyambung gak ya komennya ? diatas tentang ada anak atau tidak, dibawah tentang anak sayang ibu mertua …. hehe

  6. aku merasa belum punya anak itu biasa saja. hehe. mungkin karena belum ada anak, jadi nggak tahu seramai apa ya. lagi pula aku lebih senang sepi. :p

    kalau kai jadi pastor, pasti jadi pastor ganteeeeeng hahaha.

  7. kai kai kamu ini nak lucu banget …
    masa mau menuikah sama riku xixixixi 😀
    dasar yang nama nya anak ya mbak ada ada aja jawaban nya ..

    kata nya sih iya ga ada anak itu sepi tapi kalo di aku sendiri merasa biasa (karna belum biasa) punya anak kali yaa..
    soal nya pas sesudah menikah kehamilan di tunda dulu ( alasan tertentu ) 🙁

  8. Jadi ga sabar Mba Em nunggu Aaqil gede. Masih kecil aja udah bikin hidup jadi rame.
    Kai kritis banget ya Mba. Semoga pertanyaan-pertanyaannya tetep kritis sampe gede. Hehehe.

  9. saya sampai ketawa ketawa membaca tulisan diatas.. susah benar ya pertanyaannya… tapi jawabannya bagus juga tuh…. di inget inget ah kalau kalau nanti anak saya nanya kayak kai juga..

    ngomong ngomong kenapa ya tuh baju ga pernah di strika sedangkan di Indonesia selalu di strika ya.. ada yang beda ya?

  10. hih lucunya Kai…he he. Punya anak membuat kita punya banyak cerita ya Mbak. Saya alami juga, celoteh kakaknya saat seumur adiknya beda-beda ya.. Sama -sama lucu dan menyenangkan.Membuat kita tertawa, tapi memang setiap anak inetrestnya berbeda kali ya..

  11. Benar Mb, ketika mereka berantam kadang-kadang ada satnya kita sebal. Tapi ketika malam tiba, kita terjaga membetulkan selimut mereka. Kita merasakan ternyata kita sangat membutuhkan mereka sebagai obat yang mujarab untuk mengusir kepenatan kita dan mengisi hari-hari kita (orang tua).
    Mereka sebagai pemberi semangat agar selalu berjuang untuk memberikan yang terbaik…!!!

  12. Enggak kebayang kalau bayi saya gedean dikit lagi, pasti nanya yang “aneh-aneh” kayak Kai.
    Tapi tanpa anak pasti masih ramai karena anak akan memberi cucu yang banyak. 🙂

  13. salam kenal mbak.

    Kai pinter banget, makin kritis yah pertanyaannya. dan sampai bisa mikir gak punya anak itu sepi segala 🙂 salam kenal Kai!

    emang punya anak tuh segalanya ya mbak…capek, seneng, sedih, bahagia, yah namanya juga bukan boneka. tapi kalau gak ada di rumah, hidup rasanya hampa deh 🙂

  14. huahahahaha…. ngakak beneran deh baca komentar Kai mau nikah sama Riku aja…

    makin kritis ya pertanyaan dan pemikiran Kai…

    Kalau di Jepang enak ya, gak ada yang “ramah” nanyain tentang kenapa nggak/belum punya anak… lain di sini.. tiap-tiap adaa aja yang nanya… hehehe…

  15. Critanya bagus. Mbak Imel, boleh numpang tanya ya, apakah Kai berpikir mamanya bukan perempuan? Seperti ada artikel yg pernah saya baca ( lupa sumbernya hehe) kadang seorang anak mengidolakan kepribadian orang tua nya dalam memilih calon istri atau calon suami. Misalnya anak perempuan mengidolakan ayahnya, dan anak laki-laki mengidolakan ibunya.

    Satu lagi, memang menjawab setiap pertanyaan anak2 susaaaah, tapi tetap semangat ya ! 🙂 tips n trik nya saya juga lagi belajar : ajaklah anak berpikir untuk memahami pertanyaannya dan dunia sekitarnya. Misalnya sang anak bertanya soal kenapa boneka itu hidup, kenapa di dongeng tikus bisa berbicara bahasa manusia. Kita berbalik bertanya pada sang anak, apakah yg menjadi pemikiran mereka, mengapa mereka berpikir boneka itu bisa hidup ? ( mbak Imel sudah melakukannya 🙂 Yippy! ) Jika definisinya bergerak dan bersuara, kita bisa tambahkankah lagi kalau mahluk hidup itu butuh bernafas dan makan minum. hahah… jadi kuliah filsafat hik hik… kesimpulannya : pemahaman anak tentang pengertian ‘ hidup ‘ jadi bertambah 🙂 mmm…. bagaimana kalau mereka beranjak remaja ya hi hi hi… saya menunggu lanjutan critanya 🙂

    • Mungkin karena Kai anak kedua, dia sudah tidak seperti kakaknya yang mau menikah dengan mamanya heheh. Sampai sekarang dia bilang tidak mau menikah dan mau tinggal dengan mamanya terus hehehe.

      Terima kasih untuk komentarnya ya. Skr Kai sudah 7 tahun, cerita yang lucunya semakin sedikit 😀

Tinggalkan Balasan ke krismanto Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *