Budak Gadget

26 Sep

Wah sadis bener ya sebutan itu. Tapi kadang kala aku ingin sekali nyeletuk itu jika melihat foto dan berita seperti ini :

orang-orang yang antri di Ginza untuk membeli iPh*ne5, sudah sejak seminggu sebelum dirilis ….. gambar diambil dari http://weekly.ascii.jp/elem/000/000/108/108945/

Bayangkan orang-orang ini antri iPhone 5 di gerai Ginza sejak seminggu sebelumnya. Sampai ada yang bawa komputer lengkap dengan modem, atau bahkan ada yang bawa peralatan masak untuk berkemah! Segitunya deh. iPhone5 itu dirilis hari Jumat tanggal 21 September lalu, mulai pukul 8 pagi. Jadi aku bisa lihat tuh di TV panjangnya antrian yang mencapai 650-an orang (lebih mungkin). Duh segitunya! Ampun deh. Tepat ngga kalau aku katakan seakan manusia diperbudak barang?

Memang sih orang Jepang akan berbuat seperti ini juga jika ada produk-produk baru yang akan dirilis. Semua ingin menjadi yang pertama mendapatkannya sampai rela bersusah payah begitu. Tapi dari sisi lain, aku juga bisa melihat passion mereka, loyalitas mereka terhadap sesuatu. Ya, ada sisi buruk tapi ada sisi baiknya juga.

Mungkin kita tidak sampai diperbudak gadget, tapi kecanduan atau ‘gila’ gadget. Ada seorang temanku yang punya 5 buah handphone, dengan 2 BB, iPhone,dan 2 HP biasa…total 5 biji untuk dia sendiri (Dia baca ngga ya hehehe). Mungkin dia juga tidak marah kalau dikatakan “iiih kamu gila gadget, maniak banget sih!”, karena memang begitulah dia. Kalau dengan gadget dia bisa happy ya bagus kan? 😉 Untungnya dia tidak mengeluarkan semua HPnya ke atas meja waktu bertemu denganku… bisa-bisa aku tilep deh satu hehehe. Rasanya akan mengganggu juga jika waktu bertemu dengan teman, janjian di cafe, lalu misalnya dia mengeluarkan BB, iPhone, Tablet, dan iPadnya sekaligus….. oi oi… mau jualan bu? (Believe it or not, orang seperti ini ada). Cukup satu yang penting saja dong 😀 😀 😀

Meskipun aku tidak menyangkal bahwa gadget itu memang diperlukan, tapi menurutku jangan sampai kita dikuasai gadget. Susah loh keluar dari cengkeramannya. Contohnya si Kai. Selama di Jakarta dia diberi pinjaman Tab oleh omnya, karena sepupunya yang lain memakai Tab punya orangtuanya. Sampai di Tokyo dia sempat minta “Mama kenapa sih ngga beli iPad?”  dan aku jelaskan “Loh kan mama sudah bilang sejak di Jakarta, mama tidak akan beli iPad atau Tab, apalagi lihat kalian begitu kecanduan angry bird… oh no way!”. Padahal sebetulnya Gen sempat menawarkan membelikanku iPad sbelum ke Indonesia. Untung tidak jadi dan tidak akan! Dan aku miris melihat semakin banyak anak-anak yang tergila-gila dengan gadget, kalau bisa begitu lahir sudah dibelikan gadget oleh orang tuanya. Dan ini pemandangan khas di Indonesia loh. Di Jepang aku jarang sekali, hampir tidak pernah, melihat anak-anak (TK/SD) memegang HP apalagi Tab/iPad.

Jika sebuah kamera digital jika termasuk dalam kategori gadget, maka sudah pasti aku tergantung pada gadget. Karena aku suka memotret dan hampir selalu membawa kamera digital dalam tasku. Dari sejak sebelum Riku lahir (sekitar 10 tahun yang lalu) kami berdua memilih Canon PowerShot G2 sebagai kamera keluarga. Ketika G2 rusak, ganti dengan ‘kakak’nya G6, lalu waktu Kai lahir kami ganti lagi dengan G9, sampai dengan ke Jakarta Agustus lalu. Tapi akhirnya kami harus berpisah dengan G9 yang kami cintai itu, karena dia mati begitu saja menjelang Gen datang menyusul kami. Karena masih ada DSLR, kupikir aku akan bertahan tanpa kamera kecil. Tapi akhirnya Gen mengatakan, “Ayo beli saja Canon. Sejak dulu kan kita suka Canon, dan memang sekarang sudah ada yang terbaru. Tapi kita jangan beli yang terbaru, beli saja yang G12, karena itu yang terakhir sebelum namanya berubah (menjadi G1X)”… Ah kami berdua memang sentimentil soal beginian. Ciri khas capricorn, kalau sudah pilih satu, pasti itu terussss 😀

Yang lama dan yang baru….

Jadilah kami membeli Canon PowerShot G12 di Jakarta, dengan harga murah! Jauuuuh lebih murah daripada beli di Jepang. Yatta! Dan kami masih sempat pakai untuk merekam acara jalan-jalan kami di Kota Tua dan Museum Fatahilah. Dan ternyata tidak kecewa deh membeli kamera ini. Karena bisa meredam goncangan sehingga dalam kondisi bergerakpun bisa memotret (dan membuat video) dengan stabil.

Ada lagi satu gadget milikku yang terasa sekali kehadirannya terutama setelah aku kembali ke Jepang. Ya, namanya memang bisa menjadi singkatan dari Bau Badan sih, dan dimusuhi oleh teman bloggerku yang ini, mungkin karena imagenya yang jelek di matanya.

Jadi selama di Jakarta aku memakai BB, yang sudah berusia 2 tahun, tapi masih gres. Karena aku cuma pakai selama 1 bulan dalam setahun (ditambah kemarin jadi 2 bulan). Ya, BB itu tidak bisa dipakai di Jepang. Tentu saja karena aku tidak mau membayar roaming. TAPI, ternyata, jika network telepon dimatikan dan aku punya Wifi di rumah, aku masih bisa pakai untuk BBM dan email saja! Padahal di rumahku di Tokyo tidak ada Wifi. TAPI setting wifi itu ternyata mudah ya…. Aku tinggal membeli ruter dan… voila… jalanlah semua laptop dan gadget yang memakai wifi. Jadi deh aku bisa ber BB ria di Tokyo juga. Dan aku merasa bermanfaat sekali, karena papa dan kedua adikku di Jakarta hanya bisa respon cepat melalui BB. Manfaat pertama langsung terasa  waktu tanggal 1 September  pagi aku terbangun dan mendapatkan BBM bahwa papa masuk RS 🙁 Sejak itu hampir setiap hari aku menanyakan kabar papa, atau mendengar curhat papa yang sering kesepian di malam hari. Di waktu-waktu seperti itu rasanya ingin terbang ke Jakarta menemani dia ….

So, kesimpulannya gadget memang penting dan jika kita memang tahu memakainya bisa menjadi alat yang sangat berguna. Asalkan jangan kita diperbudaknya sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Gadget apa yang sedang kamu inginkan?Aku sudah mencoret iPad dan Tab dari daftar keinginanku karena rasanya aku tidak perlu, sekarang tinggal iPhone hanya karena aku tertarik pada fungsi kameranya 😀 So, aku sedang menunggu ada yang berbaik hati membelikan iPhone5 (sambil melirik Gen….:D ) tapi tanpa antri! hehehe

 

22 Replies to “Budak Gadget

  1. ya..sekarang kayanya sulit banget hidup tanpa bergadget ria ya. Bener deh..aku juga sering mikir ini kok kita hidup sekarang jadi budak gadget ya..

    BW, itu suaramu ya Mbak? yang nyanyi Amayadori..

    betul mbak… aku juga hampir selangkah menjadi budak gadget kok. REM nya yang kita perlukan
    Betul mbak, itu saya yang nyanyi heheheh. sekarang sudha saya ganti 😀
    EM

  2. Ckckckck….segitunya yang ngantri iphone 5. Saya masih nunggu info harga iPhone 5 yang sim free. Atau kalau sdh ada alat yg buat nge-unlock, mau juga kali ya.. Heuheu.. Tapi sudah sangat bersyukur dengan 4s-nya. Apalagi sdh bisa diunlock dan bisa dipakai di Indonesia. Pikiranku sll gitu sih: bisa dipakai di Indonesia gk 😀
    Sekarang masih pengen kamera DSLR juga kak.. Hmm…ada usulan DSLR yg OK tapi murah, Kak? #teteupnyariyangmurah

    Ya kamu musti pikir unlock segala sih ya. Kalau aku kan ngga mikir bisa dipakai di Indonesia atau tidak.
    DSLR? Hmmm tergantung kamu sukanya apa Nikon atau Canon… itu seperti agama deh hahaha, Yang Nikonian pasti bilang Nikon yang bagus, Tapi canoners bilang Canon yg bagus. Aku? Aku termasuk canoners, tapi karena dapat lungsuran dari bapak mertua, selingkuh menjadi nikonians 😀
    Yah itu semua kan hanya alat, yang menentukan itu pemakainya apakah bisa membidik sesuatu yang menarik dan tepat waktu ngga 😀
    EM

  3. Sejauh ini aku membeli gadget karena memang butuh, bukan karena ikut-ikutan trend. Kalau untuk berburu seri terbaru, dan sampai harus antri berlama-lama seperti itu, gak deh… Bagiku, yang terpenting adalah fungsinya, bukan serinya.

    Kalau kamera termasuk gadget, maka impianku adalah segera bisa memiliki DSLR, hehe.. 🙂

    Betul banget, yang penting Fungsinya…
    Aku sering membeli peralatan yang satu jaman sebelumnya, yang masih cukup dipakai, tidak harus yang terbaru.

    DSLR itu berat loh Uda heheheh
    Kalau tidak hobi-hobi banget, sebetulnya camera pocket digital biasa itu cukup kok
    EM

    • Oya, soal BB, aku surprise juga ketika tahu bahwa Nechan sudah bisa BBM-an dari Jepang menggunakan jaringan wifi di rumah. Senang juga mengetahuinya. Dengan demikian, sesekali bisa nyapa Nechan via BBM, hehe..

      Bagiku yang sering meninggalkan keluarga, BBM sangat membantu. Sebab, kita bisa berkomunikasi sepuasnya tanpa takut kehabisan pulsa, hehe.. 🙂

      betul Uda, sms masih pakai pulsa sih ya 🙂
      EM

  4. aku sebetulnya dengan mudah sinis kepada orang yang “gadget” banget. tapi ya, akhirnya aku berpikir … itu pilihan hidup. mungkin itu yang dianggapnya berharga. dan kadang akhirnya aku tidak bisa menyalahkan atau menghakimi pilihan orang. meskipun jujur saja, aku masih nggak ngerti kenapa orang begitu memburu gadget terbaru dan rela bersusah payah antri untuk mendapatkannya. aku tidak tahu apa yang ada di kepala mereka. kebanyakan orang yang mengatakan membutuhkan suatu gadget tertentu itu karena kebutuhan. tapi kurasa nggak banyak orang yang bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. buat aku, memilah keinginan dan kebutuhan itu butuh keheningan dan hati yang jernih. nah, untuk hal yang itu saja, pemikiranku mungkin tidak sama dengan orang lain. (kok rasanya terlalu jauh ya mbak komentarku ini?)

    kalau aku belum butuh gadget apa-apa. kalau ingin, mungkin ada. tapi aku sadar itu cuma keinginan, bukan kebutuhan. jadi tidak perlu dituruti.

    Ya membedakan kebutuhan dan keinginan itu yang banyak orang kita belum bisa mungkin ya.
    Aku sebetulnya sudah lama menimbang ingin membeli iPad atau iPhone… dan sampai pada suatu kesimpulan, aku ngga perlu, dan bisa menunggu. Dan ternyata ada beberapa kejadian yang “memelekkan” mataku, sehingga bisa menunggu hampir 1 tahun. Untuk iPHone ini sebetulnya aku belum perlu, tapi Gen ingin membelikan hadiah utk 20 th aku di Jepang (dan dia juga penasaran) jadi… gitu deh 😀

    Kalau aku disuruh pilih iPhone, iPad dan camera digital, tentu aku pilih kamera karena itu hobiku 😀
    EM

  5. aku juga mau iPhone lagi mau menggantikan BB yang sudah cukup membosankan ini… tapi mungkin diriku tidak mengantri sepanjang itu lah.. nunggu saja sampai nanti sepi..

    wah tapi kalau nanti iPhone nongol di Jakarta sih ga ada salahnya ikut ngantri deh… hehehe

    jangan sampai antri deh, aku aja pesan di tokonya, kalau udah ada barangnya baru dihubungi. Paling malas antri beli sesuatu 🙂 Kesannya kayak ambil jatah beras 😀
    EM

  6. Mba Eeeem.. Canon G12 emang oke punyahh.. Dari sekian pocket digicam yang pernah dicoba kamera itu emang yang paling lengkap fiturnya. Punya sayah hilang dicuri maling sayangnya. Kapan-kapan pengen beli lagi deh seri powershot G-nya. Hehehe.

    Kalo untuk antrian iphone 5 itu luar biasa yah. Mereka setia banget sama gadgetnya.
    Awalnya dulu pengen jadi salah satu penggemarnya. eh setelah ketemu satu gadget lain langsung deh beralih. Jadi ga sampe segitunya sih. 😀

    Pengen ikutan gak ngasih gadget ke anak. Biar dikata ketinggalan jaman juga biarin deh. Yang penting anak bisa tumbuh dengan baik ya Mba Em. 😀

    Toss, sesama pecinta Canon Powershot ya
    Riku udah minta HP, karena ada beberapa temannya punya. Tapi aku bilang, nanti kalau SMP. Kalau iPad mah ngga akan aku belikan, wong aku aja ngga punya hehehe
    EM

  7. ketawa dulu deh… qkqkqkqkqkkk :mrgreen:
    Jujur, rasanya memang risih mengeluarkan “sebuah” gadget saat ngobrol, apalagi sampe semua hp tampil exist di atas meja/tangan kita sementara org lain sedang ngobrol dg kita… 😀

    tentang gadget baik iPhone/BB sebenarnya saya pribadi karena butuh internetan dimanapun dan kapanpun krn kepentingan kantor/pekerjaan pribadi yg sgt mendesak, terlalu ribet kalo pake iPad/laptop padahal males bawanya xixixi

    btw suaranya merdu bgt mbak, sampe ngantuk gini nulis commentnya hahahahahaiiii…

    Loooh kok ketawa? Merasa ya? 😉
    Ya, kalau kerjanya IT tentunya perlu…
    Jangan tidur! Kerja!
    Udah diganti lagunya 😛
    EM

  8. gileee bener yang ngantri iphone5… seminggu gitu? jadi gak sekolah/kerja dong ya? kadang bingung ya mbak ama orang2 yang sampe segitunya amat. hahaha.

    kalo di rumah gak ada wifi, jadi dapet wifinya dari mana mbak? atau emang diseluruh penjuru tokyo tersedia wifi gratis? enak banget ya… kalo disini kita mesti bayar mbak untuk dapet wifinya.

    ngga kerja mungkin, kalau pelajar kayaknya ngga ada. Mahasiswa kan tidak hadir juga masih bisa, atau minta digantiin teman lain 😀

    Di rumahku pakai cable LAN, jadi tinggal colok ke ruter Wifi aja. Nah, kalau keluar rumah tentu tidak tersambung wifi, krn tidak ada nomornya. Di sini juga harus langganan kalau mau wifi di mana-mana, tergantung providernya. Tapi kalau di resto/cafe yg ada wifinya sih bisa aja dipake. Tapi aku malas ganti2 SID nya tiap kali, jadi cuma aku pasang di rumah dan di rumah mertua (yang ternyata pake wifi). Kalau lagi di jalan ya ngga bisa BB an

    EM

  9. Kadang saya juga terheran-heran bukan kepalang menyaksikan banyak orang antre sebegitunya, Bu. Dan sepertinya orang-orang Jepang sudah berubah, ya. Dulu waktu awal-awal iPhone pan kagak laku di Jepang, kata kawan. Ponsel-ponsel di Jepang sudah jauh lebih canggih daripadanya.

    Wah, bagus tuh G12, Bu. Kantor saya punya. Memang keren. Lah, saya juga termasuk kalau sudah pilih satu pasti itu terus meski bukan capricorn. Ciri setia, gitu yak. Hwehe.

    Memang kita harus bijak-bijak membeli gadget. Harus benar-benar butuh dan berguna, gitu. Kadang saya menyayangkan beli BB karena tidak bisa memaksimalkan segala fitur di dalamnya.

    Yah, mungkin Jepang tidak mau ketinggalan secara global juga… maklumlah prduk amrik 😀

    TOss dong, setia ni ye
    Semoga nanti aku bisa memaksimalkan fitur HP baruku 😀
    EM

  10. iPhone 5 lucu banget bisa foto panorama dan kata temen aku yang baru beli dan langsung pamer, HPnya itu ringaaaannn banget..

    Dulu ga pengen punya iPad, tapi gara2 semester ini dapet tugas essay yang bacaannya ratusan artikel, akhirnya beli Mba karena praktis bisa buat baca sambil bobo, sambil makan, sambil jalan2 ke taman, sambil duduk di kereta, hehehe.. tapi aku beli yang 3G karena di Indo mungkin WiFinya ga terlalu bagus

    iyaaaa itu juga daya tariknya karena bisa panorama. Tapi aku sudah lama sebetulnya mau beli iPhone 4S, krn kameranya itu loh,, jernih dan dalam ruanganpun jernih! Jadi aku tahan-tahan karena dibilang th 2012 pertengahan akan dirilis iPhone5. Jadi ini penantian yang cukup lama. Aku biasanya ganti HP setiap 2 tahun sekali sih hehehe (cuma itu hobiku)

    Dan seandainya aku masih mahasiswa mungkin aku juga akan beli iPad, karena memang perlu. Sekrang cukup lah dengan lappy saja 😀
    EM
    EM

  11. waduh, sampai 5 gadget langsung dikeluarin ? ckckckck….. terlalu…. 😛

    aku kalau ada uang lebih sih pengennya bisa beli kamera , krn memang gak punya kamera Mbak EM 🙂
    kalau BB sih, ya agar lebih mudah berkomunikasi dgn anak2 tanpa takut boros pulsa aja 🙂
    salam

    hehehe mamer kan bun 😀
    Ada aja orang kek gitu
    Waduh masak bunda belum ada kamera?
    Canon G12 itu cuma 4 jutaan. Ringan dan hasilnya pasti bagus loh bun **bukan promosi** hehehe
    BB memang mutlak untuk bersilaturahmi dengan keluarga ya. Kalau dgn teman saya malah tidak pakai BB tuh 😀 Lebih senang di FB aja
    EM

  12. Aku dulu pegang hanya 1 aja, tapi krn di”beri” kantor agar bisa terus terkonek, sekarang jadi bawa 2.

    sama dengan Uda, kalo bisa di sebut gadget.. masih pingin beli DLSR (ngelirik sebelah)

    Dulu sempet juga di Jakarta terjadi kericuhan waktu keluar salah satu gadget terbaru dengan diskon besar. Tapi gak sampai seminggu antri gitu sih…

    Salam,

    kalau dua aku masih paham loh bro, satu privat dan satu kantor 😀
    semoga yang di sebelah melihat lirikan broneo 😀
    EM

  13. Alhamdulillah kerjaan saya dikantor ngurusin gadget. Jadi selalu pake duluan apa yang belum ada di pasar. Tapi tetap aja disebut ‘budak gadget’ … lah wong gajinya dari ngurusin gadget. Hahahaha

    hahahah kalau begitu sih emang “budak” ya 😀 Mau tidak mau. Terima kasih untuk komentarnya ya
    EM

  14. Kalo kita nuruti yang begituan, apa yang ada di tangan kita hari ini akan jadi kuno esok hari. Tapi yang namanya hobby, manusia kadang rela melakukan hal-hal yang tidak mungkin kita lakukan untuk mendapatkannya.

  15. Gadget antara keperluan dan gaya hidup nih mbak. Tanpa pembeli yang selalu update, industrinya jadi terseok.
    Bawaan rutin saya sangat simple, hp si nok.. dengan tugas utama sms dan tilp serta canon powershot seri simple tuk jeprat-jepret.
    Salam

  16. hi..hi…udah keluar yg 5 aku masih 3GS,
    aku itu pake barang sampai rusak banget, yg sebelum ini Nokia ya gitu deh .., udah rusak baru ganti,
    sekarang yg ini udah di upgrade ke 4,
    upgrade ke 5 juga bisa tapi bakal cepat ngabisin baterai sih..
    apalagi aku pakenya lebih banyak internetan dan kamera,
    fungsi telpon malah jarang

  17. Mbak.. klo gak salah kamera canonnya setipe dengan coolpix aku deh.. Kemaren sempet mau beli canon.. tapi disaranin beli yg lebih baru aja makanya belinya nikon.. hehehhee..

    Kalau aku sampe skrg gak bs pake 2 hape mbak.. ribet bawanya.. dan mahal juga ntar bayar pulsanya *pelit* tapi aku juga tertarik banget sama iphone.. tahun depan deh klo belum ada yg baru aku mau ganti.. ini samsung aku masih baru setahun juga soalnya.. hehehehe..

  18. Saya ingat ketika penjualan perdana Blackberry Bellagio (9790) di Pasific Place, SCBD, tahun lalu, ricuh sampai jatuhkorban empat orang pingsan, satu orang patah tulang (saya lupa apakah saat itu ada yg tewas ?)
    Sampai segitunyaya ?

  19. Aku dulu pernah merasa sebel ngeliat orang segitu tergantung dan melekatnya pada BB… jarinya aktiiiifff terus… diajak ngomong bengong, lagi ngobrol malah dia cengar cengir sendirian karena BBMan… hah, sebeeeell banget sampai gak pengen punya BB..

    Tp waktu akhirnya butuh banget, ya udah akhirnya punya BB, tapi aku cukup tahu diri untuk tetep menghormati lawan bicaraku dgn tidak mengeluarkan BB dan sibuk sendiri BBMan… di keluarga juga gitu, waktunya utk keluarga ya si BB di silent dan disimpen dulu. fokus pada orang nyata di depan mata daripada sibuk dengan entah-siapa-di-luar-sana… hehehe…

  20. Wah, mksh mbak untuk reviewnya canon powershot. Punya fety dulu canon seri exilim juga enak karena ada fitur untuk membuat gambar ttp bagus meski kita motret benda yang goyang atau juta sedang gemetar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *