Pasaraya dan Pak Djaelani

17 Agu

Rasanya kalau pulang kampung dan tidak bertemu teman-teman blogger yang sudah lama kenal memang tidak afdol ya. Maka dari itu, aku merencanakan pertemuan a.k.a kopdar blogger pada tanggal 10 Agustus yang lalu. Yang diundang sebetulnya siapa saja, tapi tentu saja teman-teman blogger yang dulu sudah pernah bertemu di Kopdar Pasaraya tahun 2011. Dan setelah berdiskusi dengan mas Necky, diputuskan untuk tetap memakai Food Court Pasaraya sebagai tempat berkumpul. Dengan pemikiran dekat dengan terminal bus sehingga bisa langsung pulang cepat. Segera kubuat undangannya via event di FB. Praktis ya dengan cara ini, namun tidak bisa diandalkan bagi yang jarang buka FB.

Meskipun aku tahu bahwa resiko membuat acara buka bersama di hari Jumat itu sebetulnya riskan sekali, karena biasanya masing-masing komunitas akan mengisi kegiatan di bulan puasa pada hari Jumat dan Sabtu. Tapi kupikir bukan jumlah pesertanya yang penting, tapi kebersamaannya. Dan benar saja, dengan kehadiran teman-teman ini acara bukber/kopdar blogger Jakarta bisa berlangsung dengan sukses. Aku memang datang yang pertama, maklumlah pengangguran. Kemudian Ibu Enny juga hadir, sehingga kami berdua punya cukup banyak waktu untuk berbincang berdua. Sekitar pukul 5 lewat Krismariana bergabung, dan kami mulai memesan minuman untuk buka (yang buka sih Cuma ibu Enny).

Nah waktu aku habis memesan ketoprak, dari jauh kulihat seorang gadis berjilbab sedang asyik dengan BB nya di tengah jalan orang lalu-lalang. Aku langsung mencari BB ku dalam tas, karena takut ada yang mencariku tapi tak terjawab dan bingung. Kami memang duduk di tempat yang terpisah dari keramaian, sehingga agak sulit untuk dicari. Dan, ternyata memang si gadis itu adalah Inon. Dia cukup modis, tapi itu karena aku tak tahu bahwa ada cerita heboh sebelum ke Pasaraya.

Dan aku juga kaget karena ternyata Mas NH yang tidak mengkonfirm kedatangannya, tiba-tiba muncul. Selanjutnya yang datang adalah Dhana dan temannya. Dhana pada saat itu bukan blogger tapi sebagai pembaca TE, tapi keesokan harinya dia resmi menjadi blogger karena sudah memberitahukan blognya kepadaku. Kalau sempat silakan main juga di sini. Dhana pernah menjadi perawat di Kumamoto, Jepang dan sudah kembali bertugas di RSCM. Satu lagi pembaca setia TE adalah Elizabeth Novianti, yang setiap tahun, pasti kami bertemu. Tahun lalu di kami berdua mencoba restoran Meradelima. Dan sebagai peserta terakhir datangnya (karena macet di busway) adalah Mas Necky.

 

Apa saja ya bahasan kita? Sudah banyak yang lupa, tapi yang kuingat kami membahas soal peraturan imigrasi bagi orang Indonesia. Semisal paspor yang masa berlakunya kurang dari 6 bulan, atau posisi anak-anak kelahiran ibu WNI dan ayah WNA (seperti Riku dan Kai), atau anak Indonesia yang lahir di Amerika yang harus mempunyai paspor Amerika (tidak bisa apply visa) dsb.

Enaknya bukber di Pasaraya ini, karena dibanding dengan restoran di mall lain, relatif lebih sepi. Makanannya juga beragam dan terjangkau jika tidak bisa dibilang lebih murah. Yang pasti ada sate padang Mak Syukurnya 😀 (Rp. 20.000 saja per porsi) yang begitu maknyus deh 😀 Aku pasti pesan sate padang ini kalau pergi ke Pasaraya. (duuuh sambil nulis aja jadi ngiler lagi deh hehehe, kapan bisa ke sana lagi ya….)

 

Akhirnya sekitar pukul 8:30 kami bubar, setelah berfoto bersama tentunya. Dan masalahnya adalah taxi saat itu amat sulit. Rupanya ada kecelakaan beruntun di Senayan, sehingga macetnya minta ampun. Kebetulan ada satu taxi aku naiki bersama Novi, supaya sesudah mengantarkan aku, bisa langsung ke rumahnya di Depok. Yang lucu setelah aku sampai di rumah, Novi mengirim BBM :
Novi: Mbaak taxinya bau ya… 😀
Aku: Makanya aku buka jendelanya hahaha
Novi : Ya, baunya keras d posisi mbak duduk. Krn pas angin ac nya. Posisiku tdk terlalu
AKU : Ya makanya jangan pindah 😀
Novi: Makanya aku pindah posisi lagi 😀

Aku sering menghadapi situasi seperti begini. Supir BB (bukan burung biru tapi bau badan) sehingga mabok deh rasanya. Biasanya aku buka sedikit jendelanya. Tapi pernah loh di Tokyo, aku naik taxi baru, mobilnya baru berbahan bakar listrik. Tapi kok bau ya? Kupikir tadinya karena bau plastik sehingga bau, tapi sepertinya BM alias bau mulut sang supir. Duh benar-benar sengsara deh, sehingga aku perlu mengalihkan pikiran sehingga tidak ‘tercium’. Untung jaraknya ‘hanya’ 20 menit, kalau lebih bisa pingsan aku 😀

 

Tuh kan tulisannya ngalor ngidul lagi. Tapi sebetulnya dari judul posting ini, aku belum menceritakan siapa itu Pak Djaelani kan?

OK, aku mau memperkenalkan supir bajaj ‘keluarga’ kami. Rupanya asisten rumah tangga kami sering memakai jasa pak Djaelani ini untuk antar jemput anak-anak (keponakanku = sepupu Riku dan Kai). Nah karena parno macet ke acara bukber di Pasaraya, kupikir lebih baik aku naik bajaj dari rumah, dan aku meminta asisten kami untuk memanggil bajaj. Sesudah bajaj sampai depan pintu rumah, aku naik dan sempat mengganti status di BB : “Perfume Chanel No 5, mobilnya bajaj orange”.

Seru juga naik bajaj, dan memang lebih bisa nyelip di kerumunan mobil-mobil. Tapi, aku heran mengapa dia tidak masuk ke jalan yang sebelah gereja Effatha.

“Pak, kok belok kiri…”
“Ngga boleh masuk situ. Nanti lewat sana”
Ya sudah kupikir mustinya dia tau dong… Dan dia ikut antri untuk ambil karcis parkir di pintu masuk yang depannya hotel Ambhara. Sambil antri dia berkata,
“Ibunya Sofie ya?”
Loh kok dia tahu?

“Bukan pak, saya tantenya….. “
“Kakaknya ibunya Sofie ya?”
“Iya, makanya gede…” sambil manyun hihihi

“Saya sering anter sofie. Dulu oma suka bilang sama saya… hati-hati bawa anak-anak… Kasian ya Oma…sepi sekarang”
………………. Dan aku terharu… amat terharu. Sekali lagi aku menemukan orang yang mengenal oma (mama). Dia terlihat tulus menyatakan kesepian tak ada oma. Aku harus menahan air mataku.

Tapi, dia tidak membawaku ke jalan sebelah kiri tempat Pasaraya berada.

“Loh mau ke mana pak?”
“Sana…”
“Udah pak sini aja. Nanti saya jalan”, dan aku keluar dari bajajnya dan membayar lebih + 2000 untuk masuk. “Titip anak-anak kalau antar ya….”
Dan aku harus berjalan melalui jalan rusak di depan Gramedia Blok M, yang sepi, sambil ketakutan juga, jangan sampai dijambret. Pak Djaelani, kalau tadi kamu belok kiri di sebelah Effatha, aku tidak perlu jalan jauh. Tapi dengan demikian aku kehilangan moment mengenang mama.

 

Sesaat sebelum turun aku tanya boleh ambil foto tidak 😀 Dan inilah fotonya. Ternyata si Opa (papaku) pun sampai punya no HP nya! Dan aku pernah sms padanya minta “dijemput” untuk pergi bukber daerah blok M ahhahahaa Canggih supir bajaj sekarang

Salah satu episode Perjalanan Hati 2012.

32 Replies to “Pasaraya dan Pak Djaelani

  1. Kopdar selalu seu yak mbak 😀

    btw nama pak djaelaninya mirip dengan nama orang yg nawarin aku jalan kemana mana di kuching serawak dulu mbak.. Dengan harga murah tentunya.. jadi kangen deh..

  2. BUkber dan kopdar jadi seru pasti seru apah lagi ada om NH mendadak dateng bikin rame 😀

    Jaman sekarang supir bajaj , ojek banyak yang berhape ria jadi tinggal di sms tau tlp langsung deh di jemput bu mel 😀

  3. kalo Oma-nya Riku-Kai, gw ingetnya disuruh makan mulu sama disuruh bawa makanan ((=
    tapi ya gitudeh, emak-emak dari generasi manapun, dimanapun. akan selalu muncul rasa keemak-emakannya liat anak kos berantakan kek gw ((=

    ayo kapan gitu ke Radal, abis buka. ada sate padang Salero Ajo di sebelah Pempek 161 seberang Komplek AL. mumpung weekend, ga macet-macet banget. dan mumpung masih di sini. ntar minta anter Mr. DJ aja. Pak Djaelani, maksudnya ((=

  4. Perjalanan hati yang menyejukkan mbak, serunya kopdar, berjumpa dengan orang yang mengenal dan mengenang mama terkasih. Selamat melanjutkan perjalanan hati mbak Em. salam

  5. Pas pulang agak horor juga…
    Di depan Pasar Raya nggak ada taksi..jadi saya jalan ke arah Melawai Plaza…ternyata Melawai Plaza udah tutup. Waduhh keder juga….didepanku ada cowok dan cewek…saya jalan cepat mengejar mereka dengan tersandung-sandung, maklum aspalnya nggak rata…jadi saya buntuti cowok dan cewek tadi agar dikira ada teman, jalan ke arah Blok M Square…Syukurlah Blok M Square masih rame.

    Masalah muncul lagi saat mau cari bajaj, pangkalan bajaj remang-remang….jadi saya langsung ke arah jalan yang ada lampu terangnya, memanggil bajaj yang lewat tanpa menawar. Kayaknya bajaj yang mangkal sebel, teriak…syukurlah pak bajaj yang saya naiki nggak dengar…

    Menyusuri jalan Fatmawati macet parah…Jakarta Jumat sore memang macet parah…tapi saya malah tenang karena jadi banyak orang yang masih di jalan. Alhamdulillah akhirnya sampai rumah…..senang ketemu teman-teman Saya ngomong sama Menik..kayaknya kita kok hanya kopdar dan ketemuan kalau Imel datang ya……hahaha

  6. Kopdar kali di Pasaraya ini adalah kali kedua aku pulang malam sendirian (di atas jam 9). Hahaha. Parah ya aku! Dan untung saja ada Inon. Dia baik banget deh mau nemenin aku nunggu bus 57. Tapi karena lama tidak ada, akhirnya aku naik busway. Dan … itu pilihan yang tepat. Meskipun antri, tapi aku tidak khawatir kena macet. Dan memang waktu itu taksi susah sekali. Kalaupun aku dapat taksi, pasti ongkosnya jadi mahal sekali karena kena macet.

    Memang rasa-rasanya perlu juga punya “jasa transport” langganan di Jakarta. Aku tidak punya sih. Tapi kupikir memang enak kalau kita punya langganan. Seperti kalau di Madiun, orang tuaku punya langganan beberapa becak. Jadi kita lebih nyaman pas naik. Dan lagi lebih nyaman karena sudah seperti teman/saudara sendiri.

  7. sore itu menjadi sebuah rekor baru dalam menempuh thamrin-blok m apalagi pakai transjakarta lebih dari sejam setengah lama tempuhnya…untungnya pulangnya dapat tebengan om enha rasa macet ga berasa karena sepanjang jalan kita bertukar cerita tak hentinya hingga saya turun dari mobil beliau….terima kasih mbak EM. Kalau ga ada sampean kita ga ketemuan lagi kali yah??

  8. Wah. Itu yang saya diundang sama Teh Erry dan saya udah ada janji ketemuan ama temen kuliah. Sayang sekali ga bisa ikutan. Semoga lain kali bisa ketemu ya Mba Em.

    Malem itu taxi emang susah banget Mba. Saya ama temen akhirnya naik angkot dan turun di hotel. Trus taxi yang masuk hotel langsung kami bajak.

    Salut buat pak Djaelani. Udah deket banget sama keluarga ya Mba Em..

  9. Mantap kopdarnya.. bisa bikin seseorang jadi blogger itu hebat! Hahahahaa.. Semoga ia tetap tegar dan tabah sebagai blogger dan merasakan keindahan dalam berbagi melalui blognya 🙂

    Perjalanan Hati? Hmmm…. 🙂

  10. ga hanya bajaj Mba, saya suka minta nomor hp ojek, tukang warteg deket kantor, sama tukang bubur, biar kalo perlu servisnya tinggal cek dulu, kan males banget kalo udah jauh2 ke sana ternyata abis ato orangnya ga bisa, hahaha

  11. This is the beauty of Blogging …

    Saya memang sengaja tidak memberi tahu kedatangan saya …
    sebab saya juga belum yakin akan acara saya malam itu …
    Tapi alhamdulillah saya bisa datang … dan bertemu teman-teman semua

    Terima kasih atas acar makan malam yang asik …
    Terima kasih juga atas kerupuknya … hahaha

    ternyata saya masih bisa makan kerupuuuukkk …
    (girang)

    salam saya EM

  12. Pak Djaelani… wah keren amat fotonya… sdh termasuk eleykhan blm ya?? hahahahaha

    Sekarang HP sdh sangat merakyat, pernah lihat tukang becak menikmati radio via HPnya.. trus tuling-tuling-tuling… HP berbunyi.. terima order tarikan..
    Keren sangat

    Salam,

  13. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    ketika akhir Ramadhan berlalu berganti fajar Syawal, izinkanlah saya mengucapkan salam dan doa,
    Taqobalallahu minna wa minkum wa ja’alanallahu minal aidin wal faizin
    Semoga ALLAH menerima amalan-amalan yang telah aku dan kalian lakukan ,
    dan semoga ALLAH menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan mendapat kemenangan,
    SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA KEMENANGAN IDUL FITRI,
    bila ada salah dan khilaf selama ini, baik yang disengaja atau tidak disengaja, mohon dimaafkan lahir dan bathin,
    salam hangat dari Makassar
    Wassalam

  14. Ingat pak djaelani seorang supir baja keluarga, saya juga ingat ojek keluarga (istri dan anak2) saya mb. Dimintain tolong apa saja (tidak harus jemput/antar ojek) tapi juga beliin makanan dll, kapan saja pagi, siang atau malam dalam waktu singkat segera datang dan tidak pernah mengeluh. Namanya Paka Jajak (seumur pak Djaelani) … 🙂

  15. Diantara sahabat di atas ada yang sudah 3x kopdar yaitu Oom Nh18. Dengan Inon baru sekali.
    Senang bisa ngobrol bareng bersama blogger lain.
    Kapan ke Surabaya jeng ?

    Salam hangat dari Surabaya

  16. Senang sekali bisa kopdar ya, BuEm 🙂 Sayangnya aku tak berani ikutan 😳 (yee, emang diundang? hihihihihihi….)

    Sangat menyenangkan jika seseorang yang kita cintai ternayta dikenang dngan baik oleh orang lain. Pastinya Oma sangat ramah dan baik hati yaa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *