Pantai dan Macet

23 Jul

Lanjutan cerita yang ini.

Keesokan paginya tgl 16 Juli aku terbangun pukul 5 pagi dan diajak ibu mertua untuk berendam lagi di pemandian air panas. Hmmm saat itu aku masih ingin tidur, jadi aku bilang nanti aku nyusul deh. Akhirnya sekitar pukul 5:30 aku pergi sendiri, dan sempat selisipan jalan dengan ibu mertuaku. Masih pagi memang, tapi jangan pikir tempat berendam itu kosong! Tidak penuh tapi lumayan banyak orang…. terutama nenek-nenek hehehe. Memang nenek-nenek itu bangun pagi sekali (Nah loh jadi aku nenek dong karena sering bangun pagi sekali hehehe).

Kali ini karena aku sendiri, juga tanpa janji dengan yang lain, aku bisa santai menikmati pemandangan laut pagi hari diiringi kicauan burung uguisu atau burung  bulbul ( Horornis diphone) yang terdengar dekat sekali. Biasanya jarang sekali bisa dengar suaranya, sehingga aku merasa beruntung. Coba rumahku dekat dari sini ya, seminggu sekali pasti berendam di sini deh hehehe.

Pemandangan dari restoran waktu sarapan pagi

Sekembalinya aku ke kamar, kami bersiap untuk breakfast jam 7 pagi. Sarapannya di restoran yang sama dengan makan malam kemarin, dan aku mendesak semua untuk siap sebelum jam 7 pagi. Bisa kubayangkan bahwa akan terjadi antrian, karena orang Jepang biasanya pagi-pagi sekali makannya. Benar saja, ternyata waktu kami sampai pukul 6:55 restoran sudah penuh 75%, dan untung kami bisa mendapat meja di samping kaca jendela, sehingga bisa melihat langsung pemandangan laut di pagi hari.

Breakfast ala buffet, foto dari website hotel

Sistem sarapannya buffet, dengan menu Japanese dan Western. Kami sudah menerima informasi dari ibu mertua mengenai apa saja yang enak, karena dia sering menginap di sini. Telur ikan tara yang dibakar tidak boleh lewat, dan puding caramel. Ternyata tiramisunya juga enak, tidak manis dan berasa orange segar. Aku belum pernah makan yang tidak machtigseperti tiramisu hotel ini. Biasanya aku tidak begitu kecanduan makan tiramisu. Aku sendiri mengambil sarapan sedikit saja, karena tahu pasti si Kai tidak bisa menghabiskan makanan yang dia ambil (inginkan). Kai makan selalu sedikit dan jarang makan nasi… makanya dia tidak segemuk aku hihihi. Jadilah aku membersihkan piring Kai, dan minum kopi. Selama dua hari di hotel begitu, aku menyadari aku kehilangan dua hal, yaitu kopi dan internet :D. Beneran di hotel ini tidak ada koneksi internet di kamar, sehingga kalau mau pakai wifi harus ke lobby hotel. Padahal kami jarang ke lobby karena cukup jauh dari kamar. Untung saja aku masih bisa cek email dari HP, sehingga tidak bete deh.

mengambil yang katanya enak saja : tiramisu dan telur ikan bakar (kanan bawah)

Setelah charge batere masing-masing (maksudnya sarapan :D), kami memutuskan untuk bermain di pantai yang bisa dicapai 5 menit naik mobil. Karena kami masih punya banyak waktu sampai jam cek out jam 11. Lagipula aneh rasanya kalau kita berlibur ke daerah pantai, tapi sama sekali tidak bermain di pantai 😀 lucu kan.

Kai, yang memang lahir di hari laut, dan berbintang cancer, dan namanya berarti dayung, sangat senang bisa melihat laut. Meskipun kami memang tidak membawakan baju renang, karena perkiraan kami air lautnya pasti dingin (dan memang benar). Meskipun air dingin, matahari terik pukul 9 pagi, cukup membuat kulit kami terbakar.

 

Sementara Riku dan Kai bermain dengan ombak, Gen berusaha menangkap kupu-kupu yang banyak beterbangan di pantai itu. Katanya jenis graphium sarpedonyang cukup sulit didapat di Tokyo. Tapi karena anginnya cukup kencang, kupu-kupu itu terbang cepat dan tidak bisa hinggap lama-lama, sehingga cukup sulit menangkapnya. Akhirnya bisa juga sih tertangkap satu kupu-kupu untuk menambah specimen kami. Sekitar pukul 9:30 kami meninggalkan pantai kembali ke hotel untuk cekout sekitar pukul 10:30….

Sebetulnya masih ada waktu untuk jalan-jalan di tempat wisata yang ada di sekitar daerah itu, seperti museum gelas, taman dan cable car, tapi aku takut terkena macet, jadi aku minta Gen untuk langsung menuju arah pulang saja….. DAN untung saja! Karena ternyata dari hotel kami harus kembali lagi menyusuri jalan pantai dan jalan itu maceeeet sekali! Ntah kenapa, mungkin jalannya memang tidak bisa menampung jumlah mobil, atau hampir semua orang juga mau cepat-cepat pulang dan takut terjebak macet sepertiku, pokoknya jalan tol yang membayarpun macet 😀 Sampai pukul 3 siang kami belum bisa masuk ke jalan highway menuju Tokyo, sehingga TERPAKSA mampir di sebuah restoran dan istirahat makan siang.

Kenapa aku bilang terpaksa? Karena memang restoran itu adalah restoran pertama yang ada setelah keluar dari jalan tol pesisir. Karena menyediakan masakan ikan, aku mau (aku lagi tidak suka makan daging). Nah, begitu kami naik ke lantai dua tempat resto itu berada tertulis jelas-jelas “Kami tidak meminjamkan WC kecuali bagi yang makan”… hmmm Kami memang mau makan, jadi tidak “tersinggung” tapi kurasa banyak yang tujuan utamanya mau ke WC, dan terpaksa makan di situ. Jeleknya lagi restoran itu menyajikan menu yang harganya mahal! Tapi ya sudah kami pesan saja, dan betapa kami kaget karena porsinya besar-besar! Ibu mertuaku sempat bilang, ini pasti tidak ada yang biasa habiskan. Seakan-akan mereka memaksa kita makan 2 porsi dengan harga 2 porsi. Memang tidak salah, tapi kan seakan “penodongan”. Mestinya mereka bisa menyediakan 1 porsi yang kecil dengan harga separuhnya. Tapi kubilang, “Ya mereka mungkin mau makanannya cepat dan banyak yang terbeli, sehingga menetapkan harga segitu”.

Riku mendapatkan porsi yang termahal, yaitu nasi dengan sea urchin (uni). Sudah lama kami tidak bisa membeli sea urchin, karena sedikit sekali dijual padahal Riku suka sekali. Jadi ibu mertuaku memaksa membelikan Riku makanan kesukaannya. Kesukaan Kai adalah nasi dengan telur ikan salmon (ikura), dan tentu saja porsinya besar. Gen makan nasi dengan sashimi dari ikan yang cukup mahal, ibu mertuaku memesan ikan goreng (dan 1 porsi itu berisi 2 ikan goreng! Siapa yang bisa habiskan 2 ikan goreng sih…akhirnya oleh ibu mertuaku dibawa pulang satu ekor heheheh). Aku sendiri memesan set sashimi yang termurah, karena aku memang sedang tidak bisa makan banyak.

Untung saja deh pemandangan menghadap ke lautnya bagus, jadi bisa sedikit menghibur hati yang rada kesel dengan keculasan pemilik toko. Setelah selesai makan, kami segera naik mobil lagi dan melanjutkan perjalanan yang masih macet terus sampai sekitar pukul 6:30 baru bisa masuk highway menuju Yokohama dan mengantar ibu mertua pulang ke rumah. Well, dua hari yang melelahkan tapi senang sekali karena keluarga kami bisa mencuri start liburan musim panas bersama keluarga.

Gunung Fuji yang terlihat menyembul di balik awan. Diambil dari mobil yang bergerak