Latihan Penanggulangan Bencana

15 Jun

Tiba lagi hari sibuk untukku. Ya, Kamis dan Jumat (juga Senin) merupakan hari sibukku. Untung saja Jumat pagi ini, Kai sangat kooperatif dan aku bisa sampai di kampus jauh lebih cepat dari jam mulai kuliah yang 10:45 (Jam kedua 10:45 – 12:15). Seharusnya aku juga mengajar jam ke tiga (13:05 – 14:35), tapi hari ini aku liburkan. Hmmm bukan liburkan tepatnya aku beri tugas yang dikerjakan masing-masing. Tugas sebagai pengganti jam ke tiga hari itu adalah mencari informasi tentang Indonesia dari internet, sambil menjawab pertanyaanku. Pertanyaanku itu sudah kuberikan minggu lalu dan  tidak susah, seperti berapa jumlah pulau di Indonesia, siapa nama presiden Indonesia, apa ibu kota dan di pulau apa dst, dst. Ada beberapa yang sudah mengumpulkan tugas itu via email dan mereka menuliskan kesan : “Dengan mencari informasi sendiri di internet, saya semakin ingin mempelajari Indonesia, dan ingin pergi ke sana”. Learning by doing and searching!

Tapi untuk mengantisipasi mahasiswa yang minggu lalu tidak hadir (dan tidak mengetahui bahwa hari ini ada tugas khusus), aku menunggu sampai pukul 13:15. Benar saja ada 3 mahasiswa yang lupa dan tidak tahu bahwa hari ini tidak ada kuliah melainkan tugas khusus. Setelah itu aku cepat-cepat pulang naik bus dan kereta yang ekspress karena aku harus berada di SD Riku pukul 14:50. Ya, hari ini ada latihan penanggulan bencana yang diadakan pemerintah daerah Nerima, tempat aku tinggal. Jadi seluruh SD di Nerima mengadakan latihan ini. Disimulasikan ada gempa besar 7,3 SR di daerah Kanto (Tokyo dan sekitar) pada pukul 14:46. Kemudian murid-murid berlatih untuk berlindung di bawah meja dan mengikuti perintah gurunya. Mereka kemudian keluar ke halaman sekolah smabil berbaris. Nah pada pukul 15:00 ini kami orang tua diharapkan menjemput anaknya masing-masing. Latihan penyerahan anak kepada orang tua. Saat itu kami orang tua harus menyebutkan nama murid dan hubungan apa (ibu/bapak/nenek/kakek) dengan sang anak. Ini supaya guru tidak menyerahkan pada orang yang salah, atau bisa menjawab jika ditanya anak ini dijemput siapa.

Dalam pengumumannya, kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah Riku menjadi tempat pengungsian bagi warga sekitar, jadi nanti sekitar bulan November akan diadakan lagi latihan bersama warga sekitar dan kami diminta ikut berpartisipasi juga. Kelihatannya memang sepele sekali, tapi sekolah bertanggung jawab akan murid-muridnya sehingga perlu diadakan simulasi dan penegasan tugas masing-masing personil sekolah. Dan kegiatan ini memang dikoordinir juga oleh pemerintah daerah. Aku rasa penting sekali pemerintah daerah menata apa-apa saja yang harus dilaksanakan jika terjadi bencana.

Aku tidak bisa menjawab ketika seorang mahasiswa universitas W yang mengambil kuliah bahasa Indonesia kemarin bertanya, “Apakah ada latihan bencana untuk murid sekolah Indonesia?”. Yah, kujawab “Setahuku tidak ada. Tapi mungkin saja daerah yang sering terkena gempa seperti Padang sudah melaksanakannya. Saya tidak tahu. Pemerintah Daerah juga saya rasa belum berpikir sampai di sana.” Dia memang meneliti tentang Pendidikan Bencana untuk program Masternya. Ah, sedih rasanya kalau bicara soal pendidikan di Indonesia, terutama sehubungan dengan tanggung jawab sekolah akan keselamatan anak-anak didiknya. Semoga suatu saat, pendidikan kita akan teratur seperti di Jepang… Aku tetap berharap.

(Sambil aku teringat tulisan Nana : http://nanaharmanto.wordpress.com/2012/06/07/fire-drill/ yang menulis tentang latihan kebakaran…. tapi bukan jika terjadi bencana alam seperti gempa)

19 Replies to “Latihan Penanggulangan Bencana

  1. saya tahunya buku tentang ‘apa yang harus dilakukan kalo terjadi gempa’ punya kantor saya buat anak sekolah, tapi kalo pelatihan praktek saya ga tau pasti Mba, mungkin juga sih kaya yang Mba bilang di Padang ada, karena sering banget di sana

  2. Di Jepang (seperti yang pernah saya baca di TE) kayaknya latihan penanggulangan bencana seperti ini rutin dilakukan dengan tema yg beda2…
    Kalau di Indonesia nggak pakai simulasi2an tapi langsung praktek, karena pemerintah gak pernah punya acara buat latihan… 😀

  3. Mbak imel mau nanya, taunya ada latihan simulasi gempa ini gimana yah? Selama ini belum pernah dapat surat pemberitahuan dari SD setempat.

  4. penting sekali simulasi ini ya mbak..
    semoga yang di padang dan aceh gak hanya semangat ngadain simulasi di awal2 saja.. harus meniru jepang.. menjadikan ini agenda rutin.

  5. Didaerah sumatera ada titik kota yang diletakkan peringatan Sunami. Latihannya jarang dan pesertanya sedikit. Katanya sih, latihan diadakan kalau gempanya muncul. Jadi lebih realistis (realistis apa ngeyel ya?) 😛

  6. wah, bagus banget tuh di Jepang anak2 SD udah dilatih tindakan apa yang perlu mereka lakukan saat ada gempa.. dengan begitu, ketika terjadi gempa mereka tau apa yang harus dilakukan. Intinya, baik tidak hanya untuk anak2, tapi juga semua pihak yang terlibat. Sekolah, orangtua bahkan warga sekitar yang juga punya kesempatan untuk berlatih bersama.

    kalo di Jogja sih sepertinya belum ada. Tapi saya pernah tau ada beberapa sekolah di Bantul yang melakukan itu. Sayangnya cuman hangat2 tai ayam.. abis ada gempa ada pelatihan, gempa udah lama terjadi.. lupa.. sayang sekali 🙁

  7. Kita berharap mudah2an ada latihan tsb (paling kurang) untuk murid sekolah di Indonesia. Apalagi di daerah2 bencana seperti Padang atau Aceh.
    Yang jelas pendidikan untuk masyarakat secara langsung sih belum, yang ada baru iklan layanan masyarakat di TV. Gambar (kartun), apa yang dilakukan kalau terjadi bencana alam seperti gempa….. 🙂

  8. iya nih, kyknya blm ada ya mbak di sekolah2 di indonesia..
    kalau di perkantoran, pernah sih mengalami, tapi ya ituu… krn tau itu cuma latihan, banyak yg males turun (esp. kalo brada di lantai > 10 ya) :p

  9. harusnya disini pun ada latihan seperti itu
    apalagi skrg ini terhitung sering gempa walaupun kecil
    tp klo untuk anak kan sekecil apapun guncangannya
    tetap aja membuat panik dan takut

  10. Setau saya … studi kasus di sekolahan anak-anak saya … tidak (belum) ada pelatihan rutin untuk penanggulangan bencana ini …

    Saya tidak tau bagaimana halnya dengan di sekolah lain … dan juga di daerah lain. Saya dengar di Banda Aceh dan juga (seperti kata kamu) di Padang … hal ini pernah di lakukan …

    Yang sering dilakukan di perusahaan kami … dan juga tenant-tenant yang satu gedung dengan kami adalah … Latihan Evakuasi jika ada kondisi darurat …

    Salam saya EM

  11. Kurikulum disesuaikan dengan peluang kejadian bencana ya mbak, di TK dan SD Lab yang saya tahu ada pengenalan dan pelatihan pemadam kebakaran dan evakuasinya. Salam

  12. Di Jakarta, di kantor-kantor (maklum anak sudah gede), latihannya kebakaran, gempa dll….sekarang tiap gedung tinggi sudah menerapkan latihan tsb..karena lumayan sering terjadi gempa sekarang ini.

    Kalau duluuu…anak-anakku kan gedung sekolahnya tidak tinggi…dan Jakarta tidak termasuk rawan gempa…..rawannya kebakaran….dan saat SMA, rawan tawuran..

Tinggalkan Balasan ke Ely Meyer Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *