Aku baru tahu pemakaian kata “happening” sejak aku datang ke Jepang. Orang Jepang mengatakan “happening” pada suatu kejadian atau peristiwa yang mendadak, peristiwa yang memalukan/menyebalkan yang tidak direncakan dan tidak bisa dihindari juga (kebanyakan negatif). Well, things happened!
Hari Sabtu ini, sesudah misa di gereja Meguro, akan ada kumpul-kumpul bersama umat, dan sudah pasti kalau ada kumpul-kumpul ada masakan Indonesia dong deh sih :D. Karena pastor Ardy suka makan rendang, aku ingin mencoba membuat rendang. Biasanya aku masak pakai bumbu instant (utamanya) lalu ditambah-tambah sendiri. Tapi aku ingat sahabatku Whita pandai membuat rendang padang yang berwarna hitam dan maknyus punya. Jadi aku tanyakan resepnya padanya.
Baiknya sahabatku ini, dia menawarkan untuk memasakkan dan mengantarkan sampai Meguro keesokan harinya. Ya percakapan via email itu terjadi sudah hari Jumat sore. Duuuh ingin rasanya bermanja padanya. Enak toh kalau tinggal makan saja hehehe. Tapi karena aku tidak yakin bisa tepat waktu waktu menjemput “pesanan” di stasiun Meguro, aku menolak. Kebetulan aku bisa membeli daging Aussie yang cukup bagus dan murah yang bukan frozen di Atre Kichijoji. Saat itu aku belum membaca resepnya, karena tidak bisa membuka attachment lewat HP ku.
Nah, begitu pulang aku baca resepnya, dan tertawa karena aku tidak punya bawang merah! Hmm… bagaimana nih. Tapi sambil aku menyiapkan bumbu-bumbu lain, semua ada hanya tidak ada bawang merah saja. Semua bumbu cukup untuk daging 2 kg, sesuai saran tante Christine (maklum daging kan mengkeret kalau sudah dimasak). Waktu aku laporan pada whita, “Aku tidak ada bawang merah…alamat pakai bumbu instant nih!” lalu dia jawab: “Pakai bawang yang merah besar itu saja”……. Memang ada bawang merah yang besar seperti bawang bombay tapi merah di tukang sayur. Tapi saat itu jam 7 malam, tukang sayurku itu sudah tutup. Adanya bawang bombay. Hmmmm ….. OK aku coba saja pakai bawang bombay!
yes! mulai masak. Aku keluarkan wajan besarku yang disebut Chuka Nabe (Wajan Chinese), dan mengikuti resepnya Whita. Selama 3 jam rumahku berbau rendang deh 😀 Tapi waktu sudah selesai, penampilan sudah OK, berwarna hitam, aku rasa pakai nasi tentunya (setiap kali rasa pakai nasi deh hihihi)…laah kok kurang maknyus ya? Memang kurang pedas karena aku kasian jika banyak yang tidak bisa makan. Tapi aku merasa kurang sedikit garam. Aku memang selalu kasih sedikit garam pada masakan untuk kesehatan, yang cenderung hambar bagi orang lain. Tapi kupikir ya sudah besok saja.
Pas hari Sabtu pagi, aku melihat daging rendang 2kg yang sudah jadi yang sudah dimasukkan ke dalam wadah. Hmmm kok sedikit ya 😀 Yang pasti aku tidak bisa tinggalkan sedikit untuk Gen yang tidak bisa ikut bersama ke gereja karena harus kerja. Pikir punya pikir, sebaiknya aku masak lagi karena aku masih ada daging 1 kg lagi. Dengan bumbu seadanya, aku mulai memasak daging 1 kg terpisah, dengan cabe yang lebih banyak. Nah, waktu itulah “happening”!
Waktu mau menggiling bumbu-bumbu dengan food processorku, eh kok pisaunya tidak mau berputar? Setelah aku perhatikan di bagian tengah ada sumbu pemutar yang dilapis bahan plastik. Nah kepala plastiknya itu pecah. Tanpa kepala itu, pisau tidak bisa berputar. Jadi kupikir ok aku coba ambil patahan plastik itu, dan menempelkannya kembali dengan lem bond. Sudah selesai menempelkan, aku masukkan mixer bowlnya, dan langsung pasang On. Tapi…. lah kok ngga goyang juga? Terpaksa deh aku keluarkan lagi bumbu yang mau dihaluskan, untuk memeriksa bowlnya. Laaahhhhh nempel! Bowlnya tidak bisa diambil deh, mungkin nempel sama sumbunya. Hahaha. Aku cuma bisa tertawa saja. Sial deh. Sudah pasti tidak bisa diapa-apakan, sudah tidak bisa dipakai dan aku harus buang begitu saja dengan bowl menempel 😀 Things happened!
Sempat terpikir untuk membatalkan masaknya, tapi karena aku masih punya juicer, keluarkan juicer dan coba pakai. Bisa! Masak diteruskan. Aku bahkan masih sempat mengembalikan semua rendang 2 kg yang sudah jadi dan menambahkan garam serta santan sehingga rasanya bisa maknyus. Selain itu aku masih sempat membuat puding coklat dan ….kue black forrest. Aku sengaja tidak memberitahukan tentang black forrest ini, karena aku takut waktunya tidak cukup untuk membuatnya. Ternyata bisa.
Aku, Riku dan Kai bernagkat dari rumah pukul 4 sore (misa mulai jam 5) naik mobil (pinjam mobilnya papa Gen). Yah perkiraanku giri-giri alias mefet jam 5 sampai. Tapiiiii ternyata di Meguro Dori, 4 menit lagi dari gereja, ada kecelakaan yang menewaskan orang (sepertinya dua orang), jadi ada gemba kensho (on-site investigation) yang membbuat polisi menutup 2 jalur dari 3 jalur yang ada. Akibatnya muaceeeet. Jadi aku sudah di jarak 4 menit dari gereja, tapi tak bisa maju-maju selama 20 menit 😀 One kind of happening juga. 😀
Setelah selesai misa (yang kami terlambat), kami makan-makan untuk merayakan 5 orang yang berulang tahun di bulan Mei, permandian Kai dan penyambutan pastor Ardy yang kembali dari Akita. Yummy deh makan banyak :D. Dan setelah selesai acara, aku mengajak pastor pulang naik mobil karena memang kami satu arah. Apalagi anak-anak senang sekali dengan pastornya bisa bercakap-cakap di mobil juga. Daaaan satu lagi happening dalam perjalanan pulang.
Sekitar 10 menit sebelum sampai di gereja Kichijouji, tempat pastor Ardy bermukim, Kai mengeluh sakit perut 🙁 Aku tanya, kenapa? “Mau unchi….. (b.a.b)….” Kasihan dia tidak bisa tahan lagi, jadi begitu aku melihat ada family restoran, aku berhenti,memarkirkan mobil dan sambil kami pesan makanan membantu Kai di WC. Jadi kami yang sudah kenyang itu terpaksa minum untuk meminjam toilet 😀 Well, tidak apa-apa….aku memang sering impulse begitu, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (kalau Kai b.a.b di mobil kan parah). TAPIIIII ternyata happeningnya bukan kasus toilet saja. Karena setelah Kai makan es krim, dia batuk-batuk, lalu m*ntah! Masuk ke tempat sendok yang terbuat dari anyaman. dan banyak…. Pastor dan aku panik, karena tissue di meja juga tidak ada. Aku yang biasanya bawa plastik kresek juga tidak bawa. Ya terpaksa deh …… Dan kemudian pelayan datang, langsung aku minta maaf, minta tissue. Si pelayang dengan ramahnya mengambil tempat sendok, dan mengambilkan tissue. Duh hospitality restoran Jonathan ini memang patut diacungkan jempol deh. (Kebanyakan restoran memang begitu, mungkin karena banyak kejadian ya)
Setelah Kai redaan batuknya, kami meninggalkan restoran dengan membayar 1.700 yen 😀 untuk minuman dan parkir. Tapi yah cukup murah lah karena Kai keluarkan atas bawah 😀 dan merepotkan pelayan di sana.
Well, things happened. Dan untung aku masih bisa tertawa menghadapinya 😀 Sambil teringat pada hari yang sama aku memecahkan teko teh waktu mencuci piring dan wajan, juga beberapa hari yang lalu aku memecahkan 4 piring sekaligus karena tumpukan piring terlalu berat waktu mau memasukkan ke dalam lemari….. Memang sudah waktunya diganti 😀
Happening oh happening… semoga tidak sering-sering datang ya 😀
Have a nice sunday 😉
(Berhubung mau ke gereja antar Riku Sekolah Minggu, foto-foto menyusul ya 😉 )
kalo disini ‘happening’ artinya yang lagi ngetop… 😀
tadi saya liat tuh foto rendangnya di fb… looked very yummy mbak!!! 🙂
si andrew juga lagi batuk nih.. semalem juga muntah pas tidur… 🙁
Iya, happening lagi ngetop. Lagi “in” banget. Lagi ngetren-ngetrennya, deh.
Haha. Suatu-suatu buruk terjadi, tak perlu disesali, karena itu sudah wajar terjadi, sejak zaman azali. Hayah. 😀
Kalau kejadian semacam itu beruntun sampai tiga kali, biasanya dapat satu buah piring cantik tuh, Bu. :p
happening-nya sudah berlalu dan yg penting semua baik² saja 🙂
yang paling seru, bikin rendangnya itu mbak EM..
whuidiihh kebayang wajannya segede apa..? jangan2 mbak Em punya wajan ukuran restoran padang.. xixi..
rendangnya sukses, hebat!!!
Hahaha aku punya panci alumunium yang biasa dipake di resto padang 😀 Dulu sering masak untuk gereja soalnya. Ayam 12 kg mah keciiil 😀
EM
ha? 12 kilo ayam? mbak itu segede apa pancinya?
alamak, ayam 12 kg dibilang cetek..
matilah awak..!!!
mbak ..rajin banget , udah buat rendang sampai 2 kali masih sempat juga buat puding dan black forest …
mau dong resep black forestnya..
black forrestnya nanti kirim ke inbox ya
EM
1. itu hebat euy masak rendangnya bisa maknyus dengan bumbu darurat 😀 dari penampakannya pun sudah sungguh teramat menggoda. teruss cara mengatasi kepanikannya pun hebat, masih bisa ketawa tuh pas food processornya ngambek xixixi
2. emang yah, klo kita buru2 tingkat tinggi, seringnya begitu. ada aja hal2 tak terduga yang terjadi. dan memang paling tepat ya ditertawakan, jadi gak stress. tapi entahlah apa saya bisa begitu, tapi mestinya bisa yah 😀
3. huhuhu kasian Kai … udah pulak mo pup eh dari atas pun keluar juga. jangan2 emang dia udah ngerasain sebah dari tadi, cuma ga bilang2 ya mbak 🙁 sekarang Kai udah sehat kan mbak? Atau masih batuk?
1. Udah siap juga sih kalau perlu ngulek pakai ulekan. Di rumahku apa juga ada 😀
2. harus bisa kalau ngga ya stress terus atuh 😀
3. Kai udah sehat… makasih
EM
HHmmm …
kalau saya ,,, saya pasti bergumam ..
Waahhh hari ini “langkah kiri” nih …
or … “aadddoohhh … this is not my day nih ..”
Yes Things Happened …
Kita harus senantiasa siap dengan alternatif penanggulangannya
salam saya EM
penanggulangan dan tidak membiarkan kejadian-kejadian itu merusak the whole day!
EM
kalo di sinetron ada artis yang suka bilang what happend aya naon.. 😀
maaf saya tidak kenal, ngga suka nonton sinetron sih
EM
walah… many things happened ya mbak 🙂
memang kadang ada hari yang nggak oke banget. tapi untunglah pas di restoran itu pelayannya baik. 🙂 (jadi ingat dulu pas aku berasa mau pup di jalan dan restoran yang mau aku tumpangi nggak ngasih ijin… huhuhu….)
kayaknya kalau pergi sama kai, mesti selalu siap bawa kantong plastik ya mbak. *akan aku ingat-ingat hal ini*
yah di Indonesia sih mana ada yang kasih pinjam wc gratis. Tapi kalo kamu pesan minuman di situ masa ditolak?
Kai masih mending, jarang muntah. Kemarin itu gara-gara batuk aja. Yang langganan muntah tuh Riku 😀
EM
mbak, tahu nggak … gara-gara baca tulisan ini, aku kemarin malam ngajak oni makan rendang di restoran padang dekat rumah. hahaha!
sama kayak mas arman.. klo aku mikir artinya pasti yg lagi in atau ngetop gt mbak..
kalau soal toilet klo kebiasaan aku udh gak tahan lagi pasti nyari spbu deh disni.. ada toilet dan musholah kecilnya.. bersih pula 😀
btw bagi resepnya dong mbak em. kirim ke email boleh gakk.. pengen banget buat rendang yg jadi hitam pekat dan dagingnya jadi hancur gitu.. bener bener enak tuh.. 😀
Kebetulan di jalan yang kulewati ngga ada SPBU nya. Resep rendangnya ntar aku tanya sama whita ya
EM
Di Indonesia suka ada istilah “Happening Art” sebagai bagian dari demo mengkriktik pemerintah.
Gara2 rendang akhirnay terjadi rentetan peristiwa ya jeng.
Semoga si ganteng sudah sehat kembali.
Salam hangat dari Surabaya
si Krucil udah sehat pakdhe… makasih
EM
keluar atas bawah? xixixi, lucu banget istilahnya… saya juga pernah gitu, bisa gitu satu hari semua hal jadi berantakan aja yang padahal normalnya harusnya sih biasa2 aja. Things happen emang Mba, tapi kalo yang bad happening jangan sering2 deh :p
emang ngga pernah pake istilah atas bawah gitu ya? kalau di keluarga tuh sering ya kalau muntaber kan atas bawah hehehe. Ya, jgn sampe sering-sering. Kalau sering-sering mah orangnya sial mulu 😀
EM
xixixixi lucu juga ya … 😀
ketawa dong 😛
EM
Apresiasi untuk mbak EM
1. ditengah kesibukan yang menumpuk tetap handal masak rendang, blackforest dan puding
2. Tetap tenang dalam kondisi kepepet dengan cepat mencari alternatif
3. Tidak mengijinkan si happening mengganggu the whole day nya.
Salam kami
Wow, mantabs kalau sudah bisa masak rendang. Puncak tertinggi karir seorang koki. He he….
Aku sebenarnya kepingin bisa masak rendang sendiri, tapi berhubung bahannya cukup banyak dan waktunya sangat lama, aku agak jiper. Hi hi….
lady gaga sekarang di indonesia lagi happening… bumbu rendangnya darurat tapi dari gambarnya enak banget tuh…..
Artinya beda gitu ya mba, setau aku artinya happening TREN, hehehe..
anw, ada yang kurang dari postingannya, kurang resep masak rendangnya, hahahaa..
Masa kita yang di Indo kalah ama mba yang dsana bisa masak rendang bukan dengan bumbu instant, ditunggu resepnya, hahahhaa..
Hahahaha, kejadian ini mengingatkanku pada pesta kantor awal April lalu. Karena terlalu capek nge gym dan lama ga celebration bareng kawan-kawan, kebanyakan minum wine – champagne dan beer, tiba-tiba akupun jackpot di meja.. memalukan sih, tapi rasanya luar biasa hahaha…
Tetep ya, Kak. Rendang, tapi makannya pakai sumpit 😀
Waaah, aku saja yang bersuamikan Urang Minang gak bisa bikin rendang 😥
(melipir ngumpet di dapurnya BuEm 😀 )
BuEm, umat di gereja itu khusus untuk orang Indonesia atau campuran? Kok kebetulan banget ya Romonya orang Indoenesia 😀
Untung di kantor fotonya ga bisa dibuka, jadi ga semakin laper. 😀
Hari itu sepertinya seru banget ya Imelda san. Banyak sekali kejadian yang Happening. Sama seperti komentar sebelumnya, happening kalo di Indonesia dipakai untuk kejadian yang lagi trend akhir-akhir ini. 😀
Rendangnya kayaknya maknyussss!
Aku jarang masak rendang, kalau pun masak rendang, pakai bumbu instan hehehe… malas bikin bumbu yang buanyak macemnya itu…
Kai udah gede ya? makin cakep lagi… 😀
Mbak imel…..kasih resep rendangnya dunk…. mantap nich lihatnya ampe nelan lud*h nich..apalagi blackforest dadakannya cantik lho…
hahahaha….hapenning banget dong yah….sekarang ini arti happening bagi ABG yg ngetop banget geto…..
apapun situasinya…mbak EM emang top markotob lah…salam buat Kai Dan Riku
hebat bisa bikin bunbu rendang kak, kalau aku beli bumbu rendang sama orang padang aja
Pingback: Happening? | nicampereniqué.me