Ulang Tahun yang Tertunda

11 Mar

Bagi yang pernah membuka blog Riku dan Kai di sini, pasti tahu bahwa Riku baru-akan-sedang-sudah berulang tahun. Ya dia berulang tahun yang ke 9 pada tanggal 25 Februari yang lalu. Namun kabar kedukaan dengan meninggalnya mama tgl 23 Februari lalu, membuat dia sedih karena tidak bisa merayakan ulang tahun. Namanya juga anak-anak sehingga dia agak kecewa begitu tahu kami akan pergi ke Jakarta tgl 24 Februarinya. Padahal memang aku sudah menyiapkan pesta di sebuah restoran memancing Zauodan kado yang diinginkan. Untunglah Opa (papaku) amat mengerti sehingga pada hari Sabtu 25 Februari, Opa menyuruh kami membeli kue tart untuk menyanyi bersama anak-anak. Jadilah kami menyanyi “Happy birthday” di ruangan tamu bersama saudara-saudara yang hadir dan …. jenazah Oma (mama).  Tentu ulang tahun yang tidak akan terlupakan oleh Riku, dan kami sebagai orang tua.

Masih bisa merayakan ulang tahun pada saat berkabung. Hidup dan mati adalah anugerah Tuhan.

Selain kue tart, tante Diana dan Mbak Win membuat nasi kuning beserta perlengkapannya, sehingga saudara dan tamu yang kebetulan hadir pada waktu makan siang terheran-heran kok ada nasi kuning segala.

Nah, meskipun sebenarnya kami sudah sampai di Narita kemarin pagi, kami langsung pergi ke rumah mertuaku di Yokohama. Senang mendapat sambutan hangat dari kedua orangtua Gen, terutama ibu Gen, yang sudah kuanggap sebagai ibu sendiri. Kami berdua bercerita dan saling menangis dan berpelukan di dapur. Sebetulnya bagi A-chan, panggilan kesayangan ibunya Gen, tanggal 20 Februari juga merupakan hari yang menyedihkan. Karena anjing kesayangannya “hilang” melarikan diri dalam keadaan sakit. Sepertinya Dai-chan, anjing kami itu tidak mau merepotkan majikannya, sehingga lari menghilang mencari tempat mati yang tidak diketahui siapapun. Sudah dicari kemana-mana, juga melaporkan ke pemda tentang kehilangan anjing itu, tapi tetap tidak ditemukan. Karena kami pulang ke rumah sudah larut, aku dan Gen memutuskan untuk memberikan hadiah ulang tahun Riku pada pagi hari tadi. Riku sendiri tidak menyangka bahwa akan diberikan hadiah pada pagi harinya. Jadi dia kaget sekali melihat hadiah itu. Ya, Lego seri Pirates of Caribbean yaitu Kapal Queen Anne’s Revenge.

Surprise!!!

Langsung deh dibuat mulai sekitar jam 9 pagi, tanpa makan dan istirahat, selesai jam 3 siang! Seandainya “kensentrasi” ini untuk belajar, alangkah pandainya Riku 😀 (sayangnya konsentrasi begini hanya untuk bermain saja :D) Memang ulang tahun yang tertunda, tapi kuharap Riku tetap mengerti bahwa kami amat menyayanginya. Pesta ultah di Zauo masih pending, dan belum tahu kapan bisa dilaksanakan. Biar saja menjadi surprise kedua setelah surprise hari ini.

Riku dengan Lego barunya Queen Anne's Revenge

 

Horreee Aku (Bayi) Sehat

8 Mar

Masih ada tidak sih Kontes Bayi Sehat? Pernah lihat kan foto-foto bayi yang dikategorikan bayi sehat? Pasti deh si bayi itu chubby, pipi tembem, tertawa, belum lagi badannya duh berlipat-lipat terutama di bagian lengan, kaki, paha. Untuk bayi, kategori seperti itulah yang dikatakan sehat, tapi tentu tidak jika yang dimaksudkan adalah orang dewasa seperti…. aku! 😀  Papa selalu mengatakan : “Imelda, hati-hati nanti kamu jadi sumber penyakit!

Setelah peringatan 7 harinya Mama selesai, Papa mengeluh sakit kepala, lemas dan kliyengan. Merasa badannya not so well. Papa itu sangat memperhatikan kesehatannya, terutama sejak dioperasi ByPass tahun 1989. Jadi papa memutuskan untuk melakukan medical check up dengan biaya sendiri (katanya daripada tunggu-tunggu izin, maklum pensiunan pertamina jadi harus pakai referensi klinik dulu untuk dirujuk ke RSPP). Apalagi papa ada tawaran pekerjaan ke Tuban pada tanggal 4 Maret sampai dengan tanggal 7 Maret. Nah, dari pemeriksaan menyeluruh diketahui tekanan darah papa mencapai 180, suatu angka yang tinggi (sekali). Oleh dokter papa disarankan untuk istirahat dulu, jangan melakukan pekerjaan jauh. Batal deh aku menemani Papa ke Surabaya dan bertemu Pakdhe Cholik. Kondisi yang wajar bagi seorang yang baru ditinggal mati  kekasihnya.

Seorang  peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center, Harvard Medical School yang bernama  Elizabeth Mostofsky, MPH, ScD, mengatakan bahwa resiko seseorang menderita serangan jantung waktu kematian seseorang yang dicintainya meningkat 21 kali lipat dalam kurun waktu 24 jam setelah mendengar berita kematian tersebut. Resiko itu akan berkurang menjadi 6 kali lipat seminggu sesudahnya, dan kondisi ini berlangsung sampai satu bulan. Jadi apa yang orang katakan dengan “patah hati” memang bisa terjadi sebenarnya. (Diambil dari sini)

Membawa hasil medicak check up itu, papa menyarankan agar aku pun memeriksakan kesehatanku di sini. Mumpung ada orang yang menjaga anak-anak di rumah. Jika di Jepang aku akan ribet mengatur waktunya, meskipun sebenarnya aku bisa membayar murah jika mengambil kesempatan dari pemerintah daerah. Sudah sekitar 4 tahun aku tidak cek up, jadi kupikir memang sebaiknya aku periksakan diri, lengkap, sekaligus menanyakan keluhan-keluhan yang akhir-akhir ini aku rasakan.

Jadi aku pergi ke RSPP pada hari Senin pagi. Mereka mempunya One Stop Medical Check Up, yang menyediakan semua pemeriksaan sekaligus dengan analisanya. Bagi karyawan Pertamina tentu gratis, tapi aku bukan pegawai sehingga harus bayar sendiri. Aku mengambil paket exclusif yang cukup lengkap, mulai dari pemeriksaan darah lengkap, urin dan feses, jantung dengan treadmill dan EKG, USG abnomen, Foto dada, periksa gigi, mata dan THT, plus USG Mamae (pemeriksaan tumor payudara), PAP Smear dan CA 125 (kanker rahim). Mulai jam 8 pagi selesainya jam 1:30 siang, termasuk makan siang. Tapi karena periksanya di situ-situ saja tidak mengesalkan atau makan waktu. Kebetulan pasien yang mau diperiksa juga sedikit, sehingga tidak perlu “antri” menunggu giliran.

Hasilnya segala ketakutanku  akan gula darah, asam urat, ginjal, jantung, dan kolesterol hilang semua, karena ternyata aku SEHAT! (kecuali kelebihan berat badan :D) Semua angka-angka dalam kategori normal, kecuali HBku yang rendah, karena aku memang pengidap Thalasemia. Yeahhhh senang sekali! Dan kesenanganku itu aku rayakan hari ini berdua Tina dengan makan sate padang! hahaha…. Tidak  merayakan sih sebetulnya, hanya numpang mampir, sekaligus mencari souvenir di Pasaraya Blok M, jadi deh makan Mak Sukur di Food Courtnya 😀

Terus terang aku memang takut ke dokter, takut diperiksa, takut juga jika ditemukan hal-hal yang negatif dalam kesehatanku. Tapi memang benar mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi meskipun mahal aku paksakan diri untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan ini. Kalau pegawai kantor di Jepang, biasanya ada pemeriksaan rutin setiap tahun, tapi tidak demikian halnya untuk ibu rumah tangga. Ibu rt harus mengikuti pemeriksaan sendiri, dan memang butuh budget extra. Tapi sekali lagi, lebih baik mencegah atau mengetahui lebih dini  daripada semuanya sudah terlambat bukan?

Kapan teman-teman terakhir memeriksakan kesehatannya? Aku berdoa semoga teman-teman semua sehat-sehat dan tidak menderita satu penyakit apapun.

 

Hiburan

7 Mar

Jika dalam agama Islam, setelah anggota keluarga meninggal, biasanya ada tahlilan, maka dalam agama Katolik ada Misa Arwah. Sedangkan sebutan untuk agama Kristen Protestan adalah Malam Penghiburan. Menghibur siapa? Ya menghibur yang ditinggalkan oleh yang mati 🙂  Misa Arwah 7 hari mama sudah dilaksanakan pada hari Rabu tgl 29 Februari lalu, dan selanjutnya adalah Misa Arwah 40 hari, yang jatuh pada tanggal 1 April dan sudah pasti tidak bisa kami hadiri.

Ni: hi mba… tgl.3/3 kan ada launching bukunya Mas Gong di senayan, mo pergi tak? elok tak pergi2 saat berkabung gini yah?
me: mauuuuuuuuuu
Jadi begitulah, hari Sabtu kemarin aku janjian dengan DM dan temannya pergi bersama ke Istora Senayan dan rencananya di situ akan bertemu Nique. Eh tau-tau Niquenya tidak jadi datang. Jadi aku dong yang bertugas mendapatkan tanda tangan Mas Gola Gong sekaligus untuk Nique.
Kebetulan memang ada acara talk show khusus untuk bukunya Gola Gong yang terbaru TE WE (Travel Writer), sehingga banyak pengunjung fansnya Gola Gong berkumpul di sana. Senang juga bisa bertemu Mbak Tias dengan anak-anak serta anak-anak Rumah Dunia. Konon mereka berangkat ber-60 orang naik bus sewaan dari Serang. Acara itu mereka namakan wisata buku. Dalam talkshow juga ada acara memperebutkan tiket pp Jakarta-Bali + hotel 3 hari. Pesertanya harus membawa backpack dan menceritakan tentang backpacknya. Lucu-lucu deh penampilan mereka. Aku sih meskipun bawa ransel tidak mau ikutan, soalnya ranselku itu lebih banyak dipakai sebagai tas seret 😀
bersama mbak Tias n kids
Aku memang sudah lama tidak pergi ke pameran buku. Dulu waktu kami kecil, sering diajak papa ke pameran buku IKAPI, tapi aku tak ingat kapan terakhir aku ke pameran buku, Nah weekend kemarin itu kebetulan memang  ada pameran buku Kompas Gramedia Fair di Istora, jadi lumayan banyak juga deh stand-stand bukunya. Jadi selain buku Mas Gong tentu saja aku mborong buku deh termasuk bukunya Ayu Utami terbaru “Kisah Cinta Enrico” (Pas aku beli, Mbak Dik Ayu Utami nya lagi talkshow di panggung sebelah). Sayang aku buru-buru jadi tidak bisa menunggu acara selesai dan minta tanda tangan Mbak Ayu nya. Nah dalam perjalanan pulang ke rumah itulah aku mendapatkan sebuah pesan BBM dari sahabatku Ira Wibowo:

 

I know u r probably still mourning… but I’m gonna ask u anyway… siapa tau bisa menjadi semacam penghiburan bwt kamu… aku ada tiket java jazz utk h mgg…kebetulan KLa jg akan tampil jazzy…r u interested? Or is it too soon…

 

Aduh aku senaaaang sekali. Selama ini, sejak aku menjadi announcer di Radio, aku tahu dan sering menyiarkan bahwa JavaJazz diadakan di Jakarta, dan SELALU awal Maret! Aku tidak pernah menemukan waktu yang pas untuk bisa pergi. Pernah 2-3 kali aku mudik pas diadakan Java Jazz itu, tapi selalu ada saja acara lainnya. Apalagi aku sebetulnya “pengecut” tidak berani pergi sendiri menonton musik live. Selain konser Katon, aku belum pernah menonton konser yang lain. JADI aku amat sangat senang. Tapi yang menjadi kendala apakah aku keburu perginya. Karena Minggu pagi itu kami sekeluarga berencana untuk pergi ke tempat mama di Oasis Lestari. Mau menjenguk mama di apartemennya yang baru A5E 🙂  *** Abu mama kami semayamkan di Kolumbarium Oasis***
<br></br>
Untunglah dengan berbagai penyesuaian aku bisa pas tepat datang bergabung dengan Ira dan Katon berangkat dari rumahnya ke Kemayoran, venue pelaksanaan Java Jazz di Jakarta International Expo. Dan terus terang selain ini adalah kunjunganku yang pertama ke Java Jazz, juga pertama kalinya pergi ke JIExpo! Udik yah 😀

 

Hujan deras menghadang perjalanan kita, tapi untung saja begitu kami sampai di Kemayoran hanya tinggal rintik-rintik saja. Aku dengan anak Ira langsung menonton pertunjukan Tompi, Glenn dan Sandhy Sondoro (Trio Lestari), sementara Ira menemani Katon bersiap-siap. Wahhh hebat deh pertunjukan mereka…aku jadi tahu lagu Menghujam jantungku :D. Cumaaaaa ya gitu deh, aku juga mau tak mau menonton orang pacaran 😀 Duh dulu aku pacaran ngga pernah ke pertunjukan live music sih, padahal sebetulnya seru juga ya, bergoyang dan bernyanyi bersama menikmati lagu yang disukai bersama. NAH intinya kan lagunya (penyanyinya) musti disukai bersama….. Kalau yang satu tidak suka ya susah deh 😀 Tapi tetap saja kayaknya aku tidak bisa deh pacaran sambil pelukan dan ciuman ditonton orang-orang (alahh oldefo a.k.a ketinggalan jaman sih kamu mel hahaha bilang aja ngiri 😀 )

 

Well, pengalaman berdiri lama begitu pegel bo… Ngga bisa minum pula. Untung kondisi badanku masih cukup fit, karena aku cenderung pusing berada di antara orang banyak. Kayaknya sih belum tentu aku mau nonton lagi musik live deh 😀 Menurutku menikmati musik sebaiknya sambil duduk tenang 😀 (Jadi ingat pertama kali nonton resital piano di Erasmus Huis dengan mama dan papa) Jadi begitu pertunjukan selesai, senangnya aku bisa keluar dari ruangan Hall B2, menuju Hall B1 tempat pertunjukan KL a project. Nah kalau di tempat pertunjukan KLa masih banyak space untuk berselonjor di bawah karena sepertinya spacenya lebih luas. But aku menikmati nonton sambil berdiri, apalagi waktu itu memang lagu-lagunya diaransemen jazzy dengan kehadiran saxophonist dan bassist. Aku sempat mengambil video clip dengan kamera canonku… tapi oleh suatu kecelakaan terhapus semuanya oleh Riku (kamu musti liat betapa dia menyesal telah salah menghapus, apalagi waktu dia tahu itu om Katonnya yang sedang show… nangis tergugugugu. Dan aku… cukup heran karena aku sama sekali tidak ada perasaan marah! Well its an accident anyway). Oh ya dan mungkin karena cukup sering bertemu Ira jadi tidak mengambil foto bersamanya… (bukan hoax loh heheh)

 

Selesai acaranya KLa, akupun langsung pulang naik taxi, sementara Ira dan anak-anak masih menonton pertunjukan yang lain. Ada sih  Stevie Wonder, tapi aku ngeri ngebayangin penuhnya dan pasti akan sampai larut malam, jadi lebih baik aku pulang sementara hari masih muda (berapa tahun ya mudanya hehehe). Well dua hari weekend berturut-turut aku dihibur dengan buku dan musik. Dan aku merasa senang sekali mempunyai sahabat-sahabat yang begitu memperdulikanku. Beribu terima kasih …

Solitaire dan Sendiri (2)

3 Mar

Entah apa yang menyebabkan aku menuliskan tentang Solitaire dan Sendiri di blog ini beberapa waktu lalu. Awalnya memang percakapan dengan sahabatku Nique yang mengatakan “Mbak aku mau nonton sendiri”…. “Loh kok bisa?” Eh… tapi aku juga bisa apa-apa sendiri, tapi tidak bisa makan sendiri di awal kedatanganku di Jepang, sehingga jadilah tulisan itu. Dan karena dilanjutkan oleh sahabatku ini dengan judul yang sama, maka akhirnya iseng kami berdua membuat Giveaway Mandiri, yang mengharapkan masing-masing blogger menuliskan kisahnya dengan judul “Solitaire dan Sendiri”.

Kesimpulannya : manusia itu (sebetulnya) bisa melakukan apa-apa sendiri! Apalagi jika terpaksa. Bahkan memang waktu kita menghadap ke Maha Pencipta kita juga dipanggil sendiri, dan menghadap sendiri. Kematian itu = kesendirian kita.

Tapi benarkah kita sendiri waktu menghadapi kematian? Waktu mama meninggal selama 3 hari disemayamkan di rumah, aku merasa bahwa mama memang meninggal sendirian, tapi diiringi oleh banyak doa dan layatan teman-teman yang hadir. Kami bisa membuat misa setiap malam dan bahkan misa pagi pelepasan sebelum dibawa ke kremasi. Detik-detik menyedihkan bagi kami sekeluarga adalah waktu peti ditutup dan waktu peti dimasukkan ke dalam pembakaran, selalu kami iringi dengan Doa Bapa Kami, Salam Maria dan kemuliaan tanpa henti. Aku bersyukur mempunyai doa-doa ini yang amat sangat menguatkan hati kami. Karena dalam doa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus itu terdapat kata-kata : memohon doa Bunda bagi kami yang berdosa, sekarang dan waktu kami mati.

Dan yang pasti aku juga tidak merasa sendirian selama menghadapi kematian mama. Aku punya papa yang kuat dan tegar, yang dalam kesedihannya masih bisa memberi nasehat kepada para pasangan untuk saling menghargai. Dia juga amat menghargai keinginan mama untuk dikremasi padahal dirinya tidak setuju awalnya. Aku juga punya adik-adik yang begitu rukun dan sigap menyiapkan segalanya sebelum kami sampai di Jakarta. Tante-tante yang sigap mempersiapkan makanan buat tamu dan petugas. Saudara-saudara dan tetangga yang saling membantu. Ah persaudaraan itu memang indah.

Aku juga kaget waktu chatting dengan Nique kamis malam, waktu sedang packing untuk berangkat hari Jumatnya. Ternyata kamis pagi itu dia langsung datang ke rumah untuk melayat. Memang aku meninggalkan pesan padanya begitu aku mendengar berita mama meninggal dan memberi tahu bahwa aku akan pulang mendadak. Tapi aku tidak menyangka bahwa dia mencari alamat rumahku dan datang bertemu dengan papa dan adikku Novi. Aku juga senang mendengar bahwa Dharma, Sophie dan Kei langsung mengenali biuda Nique karena pernah bersama-sama pergi ke Kidzania.

Sahabatku Diajeng yang datang untuk menghibur

Selain biuda Nique, Kika juga hadir di rumahku, pas kami belum sampai di Jakarta. Hari Sabtu pagi aku dibangunkan dengan kedatangan Riris yang juga mewakili Reti. Masih kepet belum mandi, sahabatku Diajeng datang bersama putrinya (Diajeng juga menulis di sini). Setelah itu datanglah rombongan blogger Mbak Monda, Putri, Krismariana, Bu Enny dan Yoga. Juga Eka dan husband. Dan tentu saja kami tak lupa berfoto bersama. Bahkan papa mengatakan :”Hati-hati bicara di sini nanti ditulis loh di blog masing-masing” hehehe. Kunamakan pertemuan kami hari itu dengan “Kopdar Duka”.

Putri, Monda dan Krismariana

Tapi yang paling membuatku terkejut waktu upacara penutupan peti hari Sabtu malam, ada seorang wanita yang kupikir salah satu saudara dari keluarganya adik iparku yang memang berwajah “jawa” sekali. Tapi setelah itu di belakangnya kenapa ada broneo? Ya ampuuuuun ternyata Nana dan Broneo datang! Alangkah senangnya bisa bertemu karena aku sama sekali tidak menyangka. (Aku juga sempat heran mereka tahu alamatku dari siapa ya hehehe).

Bersama bu Enny

Malam itu juga Retty N Hakim sempat datang. Ah teman-teman bloggerku ini memang semua baik-baik. Belum lagi ucapan tanda duka yang disampaikan lewat berbagai media, FB, twitter, Blog dsb. Bahkan RZ Hakim juga menulis khusus di sini. Terima kasih atas semua dukungan dan doa dari semua teman-teman.

Nana dan Broneo

Merasa sendiri? Ah tidak perlu lagi, karena sesungguhnya teman itu banyak sekali, asal kitanya mau bergaul dan membuka diri. Dan tentunya selain itu kita wajib menjaga silaturahmi. Sapalah teman-teman yang mungkin  sudah lama tidak bertegur sapa, jangan hanya waktu perlu saja. Mungkin dengan sapaan kita, dia akan terhibur. Aku juga mau minta maaf pada teman-teman yang mungkin sudah lama tidak kusapa. Ingatkan aku juga ya.

Putri masih sempat narsis dengan Riku

Giveaway Mandiri: Solitaire dan Sendiri yang diikuti oleh 61 peserta juga sudah berakhir dengan pengumumannya di sini. Selamat untuk para pemenang.