Giri dan giri-giri

14 Feb

Sudah lama aku tidak berbicara atau mendengar kata “giri” dalam bahasa Jepang, sampai saat aku membaca sebuah timeline penulis, “Support teman MEMBELI bukunya, bukan meminjam atau meminta gratisan! ” Hmm  tentu saja aku setuju sekali! Penulis itu kan memang mengharapkan bukunya dibeli, kalau diberikan gratis ya bangkrut dong. TAPI kalau untuk tujuan promosi diri sendiri ke penerbit lain atau orang-orang yang telah berjasa menjadikannya penulis, ya gratis dong yah. Yang saya tahu malah Pakdhe Cholik tuh sering membagi-bagikan buku karya penulis-penulis kenalannya juga yang beliau beli sendiri, sebagai hadiah kontes atau giveaway. Tindakan pakdhe itulah yang terpuji, karena selain beliau membantu penulis, juga membantu menyebarkan buku (literasi) kepada teman-temannya. Lagipula menurutku BUKU adalah HADIAH yang terbaik!

Lalu terhadap tulisan “”Support teman MEMBELI bukunya, bukan meminjam atau meminta gratisan! ”  itu aku menulis: “Aku selalu beli buku teman. Ngga pernah mau gratisan. Inget “giri” dan “ninjo” aja!”. Nah Giri itu apa?

Sulit dijelaskan dengan satu kata karena artinya juga bisa berubah sesuai dengan kalimatnya. Tapi definisi Giri yang umum adalah:  moral untuk berhubungan dalam masyarakat. Etika yang sewajarnya dilakukan dalam kehidupan. Sesuatu yang wajib dilakukan dalam berhubungan dengan manusia atau masyarakat. Wajib itu belum berarti “dari hati” loh… karena itu dulu banyak orang yang tidak mau membantu orang lain karena takut orang yang mereka tolong mempunyai “giri” yaitu harus membalas budi si penolong. Sulit juga menerangkan kata giri ini yang mendasari kehidupan orang Jepang.

Tapi hari ini yang paling tepat adalah pemakaian kata giri choco. Seperti mungkin sudah diketahui, pada hari valentine di Jepang, justru si perempuan yang memberikan coklat kepada laki-laki untuk menyatakan “cinta” nya. Dan nanti tanggal 14 Maret – White Day – giliran si laki-laki memberikan sesuatu sebagai balasan kepada si perempuan, sebagai arti menerima cintanya. TAPIIIII kebiasaan itu akhirnya ditutup dengan memberikan coklat juga kepada semua laki-laki di sekitarnya. Mungkin kalau kasih kepada satu cowok saja, malu dan takut ketahuan, jadi semua cowok diberikan saja coklat, dengan harga yang berbeda (lebih murah). Nah ini yang disebut giri choco. Coklat “terpaksa” atau coklat pamrih hehehe.  Katanya kalau harganya di atas 1500 yen itu berarti itu lambang cinta sejati hahaha.  Memang ini bisa-bisanya/ taktik dari perusahaan coklat untuk membudayakan pemberian coklat.

Coklat mahal dari GODIVA yang diberikan staf perempuan di kantornya Gen. Uenak pastinya soalnya mahal dan GRATIS! tapi aku harus bagi bertiga nih, aku, Riku dan Kai. Gen tidak begitu suka coklat soalnya. .

Nah apakah aku sudah memberikan coklat kepada TIGA cowok di rumahku? Belum! Mungkin nanti giri-giri sebelum tidur, cari simpanan coklat di lemari atau buat sebentar hehehe. Atau buat susu coklat aja deh. Giri-giri itu artinya MEPET. Jadi coklatku bukan coklat pamrih atau terpaksa tapi coklat mepet 😀
Jadi hari ini sudahkah Anda makan coklat? 😉 Suka coklat ngga? Aku sudah pasti suka coklat tapi yang bitter. Lebih suka lagi yang isinya marmalade! (dan ini biasanya mahal!) Marmalade yang agak kecut pahit dilapis coklat bitter yang pahit manis… sama seperti hidup ini kan? Paduan pahit, kecut dan manis 😀
HAPPY VALENTINE!

 

Akhirnya setelah bongkar lemari ada coklat berbentuk seashells, yang memang pernah aku beli untuk valentine. Dulu pernah coba coklat yang berbentuk seperti kerikil (dan persissss banget). Kali ini sea-shells deh. lucu ya 😉