Tega dan Tegas

6 Feb

Jumat lalu aku ada kelas mendadak di Meguro, sehingga sejak Kamisnya aku pikirkan bagaimana cara yang enak pergi bersama ke dua anakku. Tadinya sih mau seperti biasa naik mobil karena Gen tadinya mau ambil cuti. Tapi karena banyak kerjaan yang pending, akhirnya dia batalkan cutinya dan harus ke kantor. Kebetulan Riku tidak sekolah karena karantina (gakkyu heisa) sehingga bisa pergi lebih cepat dari biasa yaitu pukul 2 siang. Kebetulan juga kedua mertuaku sedang ada urusan di Shinjuku, sehingga bisa janjian bertemu di Shibuya. Aku menyerahkan ke dua anakku di Shibuya pukul 4 sore, lalu aku pergi mengajar. Dengan rencana pulangnya akan menginap di rumah mertua.

Karena masih ada banyak waktu, aku menghabiskan waktu (sekaligus makan malam) dengan pergi ke sebuah toko roti. Aku memang lebih suka roti daripada nasi, dan aku pilih bakery ini karena ada paket tabehoudai, makan all you can eat dan all you can drink. Aku tidak tahu apakah di Indonesia sekarang sudah ada all you can drink? Kalau di restoran keluarga di sini, sudah banyak yang menerapkan all you can drink dengan nama “drink bar” seharga 190 yen (Rp 19rb)  jika sudah pesan makanan. Minuman yang tersedia biasanya bermacam teh, bermacam kopi, bermacam jus dan soft drink. Murah kalau mengetahui 1 kaleng soft drink di sini harganya 120 yen.

(kiri) Roti all you can eat dan (kanan) Drink Bar di sebuah restoran keluarga.

Setelah selesai mengajar, cepat-cepat aku pulang ke rumah mertua. Memang rumah mertuaku ini jauh lebih dekat daripada aku mesti pulang ke apartemenku sendiri. Tapi aku tak bisa pindah ke rumah mertua, karena lokasi kantornya Gen akan menjadi jauh sekali. Untuk saat ini kami tidak mau punya keluarga yang terpisah. Naik kereta 30 menit dan naik taxi 15 menit, sampai deh. Aku maksa naik taksi karena…aku mau cepat-cepat sampai rumah, karena ada satu pekerjaan mendadak yang harus selesai sampai pukul 12 malam itu. Berarti aku hanya punya waktu 2 jam. Kasihan juga jadinya begitu aku sampai rumah, langsung buka komputer dan konsentrasi bekerja. Padahal bapak ibu mertuaku sudah menungguku untuk minum bareng. Tapi karena aku buru-buru begitu ya mereka maklum.

Nah saat itulah terjadi peristiwa besar bagi Kai. Kai yang memang sedang keras kepala, sedang dalam masa perlawanan , memainkan pegangan lemari hingga copot. Memang bisa diperbaiki, tapi …. maunya kami, dia minta maaf atas kesalahannya. Tapi dia tidak mau minta maaf, tidak mau mengaku bahwa dia yang membuat copot pegangan itu. Langsung deh kena kuliah bapak dan ibu mertuaku. Dimarahi! Tapi… dia tetap keras kepala tidak mau berkata apa-apa bahkan melihat seperti menantang…. Aku terus menghadap komputer meskipun aku mendengar mereka memarahi Kai. Tapi aku pikir, aku tidak mau ikut campur. Misalnya aku datang pada Kai, Kai akan mengharap aku mendukung dia. Padahal aku sedang sibuk, dan aku tidak mau mendukung Kai. Aku juga akan marah…. tapi aku sedang sibuk dan saat itu aku benar-benar tidak bisa marah. Pasti aku akan berkata, ya sudah… mama mau kerja dulu! Dan itu bukan jalan yang baik. Jadi… aku TEGA untuk mendengar kedua mertuaku memarahi Kai dan berharap mereka bisa mengubah sifat Kai yang keras itu. Akhirnya…. bapak mertuaku membawa Kai ke kamar mandi yang gelap. (Aku jadi teringat dulu waktu aku kecil dan nakal juga pernah dimasukkan ke gudang oleh mama, dan aku takut sekali, sampai aku minta maaf terus serta tidak mengulang kesalahan yang sama).

Akhirnya setelah meraung-raung dan akhirnya minta maaf, Kai dikeluarkan dari kamar mandi gelap itu dan bapak mertuaku memeluk Kai dan menjelaskan tindakan itu, kenapa dan apa tujuannya. Kai mengerti dan semua memuji Kai. Aku masih terus bekerja di kamar tamu yang sama. Kai mendatangiku dan aku puji dia, tapi aku bilang, “Maaf Kai mama kerja dulu ya. Kai bobo sama kakak ya”.

Jam 12:00 pekerjaanku selesai. Semua sudah tidur. Aku pun merasa lega pekerjaan selesai, dan masalah Kai yang  stubborn selesai dengan baik. KETEGASAN bapak mertuaku membuahkan hasil yang positif. Karena setelah itu, kami tinggal mengulang cara bapak mertuaku, dan Kai langsung mengerti (Setelah kembali ke rumah, kami sudah 1 kali masukkan dia ke WC gelap hehehe. Untung dia langsung minta maaf). Dan keesokan paginya, aku mengucapkan terima kasih kepada ibu mertua yang sedang menyapu di dapur. Lalu ibu mertuaku berkata, “Maaf ya Imelda, kemarin kami memarahi Kai. Kamu pasti tidak tega mendengar kami memarahi Kai waktu sedang bekerja”
“Oh tidak apa-apa. Malah saya merasa bersalah seakan membiarkan saja. Soalnya kalau saya ikut campur, nanti Kai merasa ada pendukung. Saya malah mau kalau Kai dititipkan di sini 1 minggu supaya dia bisa belajar 😀 Saya justru berterima kasih ”

Untuk mendidik anak memang harus TEGA dan harus TEGAS. Kalau salah ya salah, kalau benar ya benar. Jangan berubah-ubah nanti anaknya bingung. Tapi selama bapak ibu mertuaku memarahi Kai, mereka juga menegur Riku yang “baik” terhadap Kai. Memang Riku terlalu baik pada Kai :D, sehingga Kai sering berani melawan Riku.