Karantina dan Ketakutan

1 Feb

Musim dingin tahun ini rupanya memang dingin sekali. Kemarin aku mendengar dari muridku bahwa ada temannya dari Sapporo mengatakan bahwa Tokyo dingin! Padahal semestinya Sapporo jauuuh lebih dingin dari Tokyo, karena letaknya lebih di utara Jepang. Tapi aku mesti bersyukur bahwa Tokyo tidak seperti tempat-tempat di daerah pesisir Laut Jepang yang bersalju sampai 2, 5 meter! Atau kalau membaca status teman-temanku di Belanda yang menggerutu karena di sana minus 6 derajat saja.

Karena dingin dan kering, virus influenza mudah menjalar ke mana-mana. Dan akibatnya tadi waktu pulang sekolah, Riku menyerahkan surat pemberitahuan bahwa kelas dia, kelas 3-2 ditutup mulai besok sampai hari Minggu 学級閉鎖. Dikarantinakan karena ada 5 murid yang positif mengidap influenza. Tindakan pengliburan kelas ini biasa dilakukan pihak sekolah untuk mencegah mewabahnya penyakit menular kepada seluruh warga. Bahkan jika banyak kelas yang diliburkan, bisa jadi satu sekolah akan diliburkan 学校閉鎖.

Aduuuh langsung terbayang aku harus mengurus dua anak yang kerjanya bertengkar, menonton film terus (berarti aku tidak bisa konsentrasi menulis) dan menyiapkan makan untuk mereka. Bayangin 4 hari! huhuhuhu. Nah…. masalah pertama sudah timbul tadi sore. Aku mau pergi ke supermarket untuk mengambil air minum, tapi tidak dibolehi oleh Riku! Untung aku sudah prepare bahan masakan daging-dagingan untuk 4 hari-an, dan masih bisa beli online.

Ya, terus terang, anak-anakku sekarang menjadi penakut! Padahal sebelumnya sudah bisa aku tinggal sendiri, tapi sekarang tidak bisa! Mulai sekitar 10 hari lalu, ketika di berita televisi mulai disiarkan : “Gempa bumi dasyat tepat di bawah Tokyo akan terjadi dalam EMPAT tahun ini dengan kemungkinan 70%”… Hiiii ngeri. Tadinya kemungkinan 70% itu dalam jangka waktu 30 tahun, sekarang menciut jadi 4 tahun. Jelas anak-anak yang mendengar ini jadi ngeri. Mereka sama sekali tidak mau tidur sendiri, atau kalau mereka sedang di kamar makan, dan tiba-tiba sadar aku tidak ada, akan berteriak, “Mamaaaaa…” Dan tentu saja aku harus langsung menjawab. Pernah aku mau mandi, tidak bisa karena Kai terus ngintil (ngikut) aku. Kalau dalam keadaan biasa, aku sering mandi bersama anak-anak, tapi kalau sedang kedatangan “tamu bulanan” tentu saja tidak bisa. Terpaksa aku tidak mandi!

Prediksi gempa akan terjadi dalam 4 tahun juga membuat kami was-was. Aku langsung memeriksa persediaan nasi jadi untuk darurat, air mineral, alumunium sheet untuk menghangatkan badan, lampu senter dan persediaan batere, kairo, dll. Dan ini juga alasan kami untuk tetap tidur bersama, berempat dalam satu kamar. Setidaknya sampai 4 tahun ke depan.

Yah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dalam 4 tahun ke depan. Yang pasti untuk 4 hari ke depan, aku harus lebih kuat dari biasanya 😀  Sepertinya TE tahun ini akan  dipenuhi angka 4 deh hehehe.

24 Replies to “Karantina dan Ketakutan

  1. Waduh, serem juga ya… aku bayanginnya aja berasa takutnya Riku dan Kai. Kalo mereka diajak belanja juga repot ya Mba? (ini pertamax ga ya?)

    heheheh selamat Clara, Anda yang pertama!!!
    Hugs
    EM

  2. waaah jadi bener yaaa memang winter ini super dinginnn huhuhuuuu…. pantesannn rasanya baju dah berlapis kok masih dingin aja… anginnya itu lho mbaaakkk…
    dan serem jg ama prediksi yg 4 thn itu, mana yg ngeluarin todai lagi…. moga2 slamet semuanya ya mba imel 🙂

    BENER! Tahun ini dingin… biasanya tidak sedingin ini.Malah biasanya di Tokyo paling cepat turun salju bulan Februari tuh.
    Semoga korban gempa tidak banyak. Hanya ingin supaya jika terjadi, aku bisa bersama anak-anak saja.
    EM

  3. Hiyaa si mama stress dlm 4hr ke depan..hehe. semoga di jauhkan dr influenza yaa mba..
    Iya nih aku mesti beli barang untuk prepare kalo ada gempa lagi..
    besok harus bawa sepatu keds ke omise..hihihi.
    Ah semoga kita selalu dalam lindungan NYA ya mba..Aamiin

    iya nih, aku sampai pikir mau beli uwabaki aja buat semua. Di dalam rumah jg pake uwabaki gitu
    EM

  4. Berita gempa ini memang bikin serem, walau sebenarnya kapan terjadi gempa kita tak tahu.
    Dan cuaca makin ekstrem, sejak 32 tahun di Jakarta, belum pernah mengalami cuaca ekstrem seperti sekarang. Sekarang serumah sudah flu, bahkan Ara (cucuku) juga flu, dan ke dokter, syukurlah anaknya suka makan, nggak seperti kedua anakku.

    Cuaca memang jelek sekali, teman-temanku malah ada yang cerita, anak dan cucunya masuk rumah sakit karena disentri, ada yang karena flu, waduhh…memang harus jaga kesehatan Imel.
    Dan berita yang serem membuat kita dekat dengan Tuhan, masalahnya sulit untuk membuat anak kecil memahami hal seperti ini.
    Kita saling mendoakan ya Imel, semoga semua baik-baik saja.

    Iya bu, anak-anak tidak bisa mengerti.Seperti Kai, setiap kali ada gempa kecil, aku selalu mengganti chanel TV untuk mengetahui dimaa pusat gempanya. Dan dia marah-marah karena chanel TV nya diganti. Kalau sudah begitu aku juga jadi ikut marah. Untung selalu ada Riku yang membujuk adiknya untuk sabar 🙁
    EM

  5. Wah..parno ya Mba Em..
    menakutkan..Gempa..

    Semoga tidak terjadi apa-apa,
    Semoga Mba em sekeluarga selalu di lindungi Oleh Nya..

    *ngebayangin Mba Em mau mandi Kai ngintil haha*

    Ho oh… bisa bayangin keselnya gimana kan?
    EM

  6. waaahhh di pontianak juga sedang musim radang tenggorokan mbak.. jadi banyak anak2 kecil yg kena.. dokter seh udah nyaranin anak anak gak boleh keluar rumah.. ada badai matahari gt..

    gilak ya mbak cuaca sekarang.. dibumi utara kedinginan.. nah di khatulistiwa kepanasan!! mudah2an semuanya gak ada apa2 ya mbak 🙂

    Iya… jadi aneh kan dunia ini. Setiap pagi aku melihat berita di TV Jepang. Banyak desa yang tertimbun salju. Bayangin 3 meter!! Kayak hidup dalam iglo aja. Yang payah mereka ngga bisa belanja dan keluar rumah. Untung mereka sudah biasa, jadi selalu siap makanan jadi.
    EM

    • hah? salju sampai 3 meter? itu kan hampir setinggi rumah ya? kalau saljunya disekop, bisa dibuang ke mana ya? bisa nggak sih mbak?

      bisa sebetulnya dibuang ke laut. Pernah ada berita kecelakaan sebuah truk pengangkut salju yang membuang salju ke laut, kebablasan masuk nyemplung ke laut. Dan tentu saja supirnya meninggal. Biayanya satu kali bisa 20-30 ribu yen. TAPI karena berhari-hari salju lebat terus, untuk menyekopnya pun perlu waktu, Jadi biasanya jalan, sekitar rumah dan atap saja yang disekop saljunya. Atap jika tidak disekop akan berbahaya, karena berat atap akan ambles.
      Biasanya rumah orang Jepang berlantai 2. Jadi keluar masuk rumah dari lantai 2 deh, karena lantai 1 sudah tertutup salju. Bayangin saja tinggal di igloo
      EM

  7. persediaan nasi jadi? maksudnya gimana tuh mba? apa sudah pernah ditayangkan di sini penampakan nasi jadi? *penasaran*

    ketar ketir juga ya mba klo beritanya seperti itu
    rasanya wajarlah klo Riku dan Kai ga mau jauh2 dari mamanya, hla wong sudah setua saya juga klo bisa maunya kumpul semua keluarga klo ada prediksi2 serem begitu.

    Semoga gempa tidak jadi, semoga kalian semua baik2 saja, dan Kai lekas pulih seperti sediakala, amin!

    OK nasi jadi… memang aku ingin menulis tentang ini juga. Khusus untuk kamu ya nique hehehe
    Sejak kejadian gempa Tohoku lalu, memang sedapat mungkin kita bersama terus. Tapi ya gara-gara prediksi dalam 4 tahun akan terjadi itu membuat nyali lebih ciut lagi
    EM

  8. Aduh …
    70% probabilitas … dalam 4 tahun ???
    hhhhh …

    Saya hanya bisa berharap semoga semua baik-baik saja …
    Semua bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya …

    Salam saya EM

    Iya… yang bisa dilakukan hanya mempersiapkan diri… jasmani dan rohani
    terima kasih mas
    EM

  9. wah mbak.. jadi serem juga denger berita soal gempanya…
    gak heran kalo riku jadi takut juga ya mbak… dan ya emang kalo situasi nya begitu, mendingan sebisa mungkin selalu bersama2 ya mbak…

    dan moga2 gak akan terjadi gempa lagi ya mbak…
    our prayers will be with you and your family…

    Ya, manusia kan memang lemah… Sekuat apapun hati kita, kalau selama itu (4 tahun) harus bersabar dan hidup was-was ya ngga tahan juga.
    Sometimes aku pikir mungkin lebih baik kalau kita tidak tahu prediksi-prediksi itu 🙁
    Terima kasih doanya Man…
    All prayers strengthen us. And May God bless yours too
    EM

  10. Haha. Angka 4, ya? Angka sial tuh katanya, Bu. 😀

    Wah, idaman murid-murid SD di sini, tuh. Kelas diliburkan. Bisa begitu, ya? Tak cukup hanya dengan murid yang sakit yang tidak masuk sekolah ya, Bu? Memang betul-betul peduli. Saya juga masih flu nih, Bu. Coba kalau kantor diliburkan ya gara-gara banyak yang kena flu begitu. Hwehe. 😛

    Baru merasakan gempa itu ketika beberapa waktu yang lalu Jakarta digoyang gempa. Tak terbayangkan bagaimana kena sering gempa seperti di Jepang.

  11. mbak, anak kecil memang suka ngintil ibunya ya kalau dia nggak nyaman? hihihi, kebayang betapa repotnya kalau kai maunya ikut terus.

    kalau sudah ada prediksi begitu, mungkin diharapkan kita bisa mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. termasuk menyiapkan persediaan makanan. semoga keluarga mbak imelda selalu baik-baik ya. 🙂

  12. mba Imeeeeeel…
    kemungkinan nya 70%?
    waaaah…bener bener bikin parno ya mba…

    Wajar aja kalo Kai bersikap gitu sih mbaaa…

    Mudah mudahan mba Imel dan sekeluarga selalu berada dalam lindungan Nya ya mbaaa…
    hanya bisa kirim doa aja dari Bandung coret semoga semuanya baik baik aja 🙂

  13. informasi prediksi peluang gempa seperti mata pisau 2 sisi, yaitu persiapan dan kecemasan ya Jeng EM. Berharap yang tbaik bagi keluarga di Tokyo. Salam

  14. Media dimana2 sama saja ya Mbak,… malah membuat takut pemirsanya.
    Aku sekarang ngga pernah nonton TV kecuali film, dan memang benar suam itu lebih membuat perasaan was was

  15. Wajar kalau TE penuh angka 4, karena TE kan bermukimnya dinegri 4 musim…
    Bintang Utama TE juga ada 4…
    (2 dewasa dan 2 anak2)
    Kadang pengin merasakan hidup dinegri 4 musim selain musim hujan, kemarau, musim duren dan musim nikahan 😀

  16. Ya ampuuun, andai itu terjadi padaku, aku juga pasti akan panik kalo anak-anak gak kelihatan batang hidungnya, BuEm. Jadinya malah anak panik, emak juga panik huwaaaaa……

    Semoga kalaupun itu terjadi keluarga d’Miyashita selalu dalam lindunganNya 🙂

  17. Lebih baik bersiap daripada kecurian… sperti kisah para penjaga pengantin di kitab kita itu kan? 🙂 Seorang penjaga yang bodoh akan cuek dan menghabiskan bekal ketika pengantinnya belum datang, lalu ketika beneran datang, ia pun tergopoh-gopoh…

    Tuhan melindungmu, Mel!

  18. Mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan adalah sebuah keniscayaan, tapi lantas menjadi parno dan diselubungi ketakutan terus, tentu tidak baik…

    Semoga semuanya baik-baik saja ya nechan.. 🙂

Tinggalkan Balasan ke marsudiyanto Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *