Menahan Keinginan

31 Jan

Sulit…sulit sekali. Sedangkan untuk kita yang sudah dewasa saja sulit, apalagi anak-anak. Tapi…. tentu harus belajar.

Saat ini Kai yang berusia 4 tahun sulit sekali untuk bisa menahan keinginannya. Apa saja yang dia mau harus dikabulkan. Jika tidak dia akan menangis, berteriak, dan keras kepala terus tidak akan berbuat lain, kecuali menunggu sampai keinginannya dikabulkan. Apalagi jika dia sudah mengantuk, wahhh jangan harap bisa dibelokkan perhatiannya pada yang lain. Jadi biasanya kami biarkan saja, dan dia akan menangis sampai… tertidur. Kalau suamiku sudah berkata “Tidak!”, tentu saja aku juga harus berkata “tidak!” agar anak tidak bingung sebenarnya boleh atau tidak sih? Nah, biasanya kalau kami berdua sudah marah dan tidak mau dengar keinginan Kai, Riku (8th) akan berusaha membujuk agar Kai mau berhenti menangis, berhenti meminta-minta dengan segala cara (yang tentu saja diabaikan oleh Kai)…… bahkan sampai Riku menawarkan apa yang dia sukai, yaitu lego dan coklat asal Kai diam. Suatu cara yang tidak aku sukai, tapi aku hargai kegigihan Riku untuk membantu menghentikan “perang” keluarga deMiyashita. 😀

Riku sekarang sedang belajar juga menahan diri, dan seperti sudah cukup berhasil. Tahunya?

Waktu tahun baru, anak-anak biasanya mendapat angpao yang disebut dengan Otoshidama お年玉. Besarnya memang lain-lain tergantung umur dan tergantung “kemurahan” orang tua dan kerabat anak-anak tersebut. Biasanya sih untuk anak SD mendapat 3000 yen. Tapi dia akan menerima bukan saja dari Kakek/nenek tapi juga dari tante/omnya. “Rugi” nya di Jepang keluarganya kecil, sehingga jumlah om dan tantenya sedikit. Coba kalau di Indonesia, bisa kaya raya tuh 😀

contoh kantong angpao, bukan segini banyak yang diterima Riku loh 😀

Namanya anak-anak, tentu ingin langsung menggunakan uang yang didapat dari angpaonya untuk membeli barang-barang kesenangannya, entah berupa makanan, mainan atau keinginan lainnya. Sampai dengan tahun lalu, aku yang memegang angpao anak-anak dan memasukkannya ke rekening bank mereka. Tapi mulai tahun baru kemarin ini, Riku yang sudah pandai hitung-menghitung mau memegang uangnya sendiri. Memang itu bagian mereka, jadi aku biarkan Riku dan Kai memegang angpaonya sendiri. (Tapi Kai akhirnya tidak memperhatikan uangnya dan menaruh di mana-mana, sehingga aku ambil saja). Riku langsung membuat daftar ingin membeli ini itu, terutama mainan lego yang sedang digandrunginya.

Begitu kami pulang dari rumah mertua kembali ke Tokyo, kami langsung mampir ke Tsutaya, sebuah toko yang menyediakan peminjaman/penjualan DVD/CD dan penjualan buku. Gen ingin membeli buku, dan Riku ingin membeli DVD Pirates of Caribbean. Seri Pirates of Caribbean itu ada 3 judul yang dijual murah seharga 1200 yen. Jadi Riku mau membeli satu saja supaya dia masih punya sisa untuk membeli lego. Dia ingin membeli judul yang ke 3, dan sudah mengambil DVD itu untuk dibawa ke kasir. Tapiiiii…. Kai tidak mau yang ke 3, dia mau yang pertama. Nah loh! Kami berkata, “Kai itu kakak beli dengan uang kakak sendiri. Kakak mau yang itu, jadi biar kakak beli. Kalau Kai mau beli yang pertama, Kai harus bayar sendiri dengan uang Kai.” Dan… tentu saja Kai tidak mau mengeluarkan uang, tapi mau membeli DVD 1. Kami juga tidak mau membelikan DVD pertama itu dengan uang kami, supaya Kai belajar menahan diri. Dan tentu saja mulai ramai. Dan teman-teman tahu apa yang terjadi selanjutnya?

Riku berkata, “OK Kai, Riku akan beli DVD pertama karena Kai suka. Nanti kita nonton sama-sama ya. Jadi sekarang diam. Yuk kita bayar sama-sama”.
Melihat anak sulung itu bertindak begitu, air mataku langsung menitik. Gen juga. Dan kami melihat mereka berdua mengantri di depan kasir untuk membayar pakai uang mereka sendiri. Ahhh rasanya aku mau mengabadikan kegiatan itu, tapi tidak enak karena biasanya tidak boleh memotret di depan kasir untuk alasan keamanan. Jadi kami berdua menikmati pemandangan itu, Kakak Riku menggandeng Adik Kai, lalu menyerahkan DVD ke kasir, mengeluarkan uang dari kantong angpaonya, dan membayar serta menerima kembalian. Anakku sudah besar dan… dewasa(?)

Kami kembali ke parkir mobil, tapi kemudian aku bilang, “Tunggu ya, mama lupa beli majalah”. Padahal aku kembali dan membeli DVD kedua dan ketiga (yang Riku mau) karena kami tidak tega dan mumpung murah. Kami berdua sepakat untuk memberikan kedua DVD itu jika Riku mau membelinya dengan uangnya sendiri. Dan ternyata sampai hari ini, kedua DVD itu masih tersimpan rapi dalam lemariku, menunggu cetusan Riku ingin membeli seri lanjutan Pirates of Caribbeannya. Kalau dia tidak juga menunjukkan keinginannya, kami akan berikan sebagai hadiah ulang tahunnya bulan depan 😀

Kelihatannya sih, Riku sudah bisa menahan keinginannya, tapi mama papanya sulit menahan keinginan untuk memanjakan anaknya yang baik hati itu.

Kamu sedang menahan keinginan apa? Aku sedang menahan keinginan untuk membeli gadget nih hehehe.