4L4Y di J3P4N9

12 Nov

Hmmm jangan-jangan aku tulis judul seperti itu lalu tidak ada sahabat blogger yang mau membaca postingan ini. Mungkin ada yang bilang, “Itu si Imelda pasti lagi rada-rada”…hehehe.

Aku sudah pernah menulis tentang tulisan yang disingkat-singkat di posting yang ini. Dalam tulisan itu aku memberikan informasi tentang penyingkatan bahasa Jepang. Karena satu kanji bahasa Jepang sudah memiliki arti, maka seandainyapun dipakai hanya satu kanji saja, kita masih bisa tetap mengerti arah pembicaraan. (Untuk lengkapnya silakan baca postingan itu).

Memang yang menjadi masalah dalam tulisan aku itu adalah singkatan atau penulisan yang memakai campuran huruf dan angka. Nah waktu itu memang belum ada istilah ALAY, jadi kami yang merasa sebal dengan penulisan campur-campur seperti itu hanya bisa ngedumel saja.

Baru-baru ini aku mendapat komentar dari Nila seperti ini:

hehe..info mba Imelda keren, komen2nya apalagi..seruuu..tp saya salah seorang pengguna singkatan. terutama memang ‘krn’ (ini satu contoh) suka merasa capek kalo (ini lagi) harus berlengkap2 mengetik kalimat (di hp atau laptop). ‘tp’ (yaaahhh..ini juga) saya sering menyingkat hanya pada kata2 ‘yg’ (terus aja…’lg’) umum disingkat orang. seperti ‘tp’, ‘yg’, ‘utk’, ‘jg’, ‘ga’, ‘dlm’, atau ‘btw’, ‘thx’ dan…’bbrp’ kata lain.tp suer, ga bermaksud melecehkan b.indonesia 🙂
tp saya setuju bahwa penggunaan kata2 yg disingkat dlm satu kalimat itu membingungkan, apalagi dicampur angka & huruf besar/kecil. aaaarrggghhh…jg…!krn saya mengalami sendiri waktu baca sms dari adik saya yg beda usia 8 th.terus terang mba, baca tulisan ini saya jd inget tulisan mba yg judulnya “kapan kamu merasa tua?”. saya udh dapat jawabnya: waktu kesulitan baca sms dari adik saya!
tp saya pernah baca bahwa trend menyingkat dan menggunakan bahasa sok imut ini adalah salah satu tren anak2 al4y yg lagi ‘in’ di indonesia skrg ini. OMG..

Tepat sekali apa yang dikatakan Nila bahwa trend penulisan campur atau ALAY ini memperjelas perbedaan usia dan merupakan “mode” kaum muda di Indonesia. Dan sebetulnya tidak hanya di Indonesia saja, setiap lapisan/kelompok “remaja” setiap negara, pasti mempunyai “bahasa”nya sendiri yang ingin sekali membedakan dirinya dengan masyarakat biasa. Rasanya mereka akan senang jika bisa berkomunikasi antar remaja yang isinya TIDAK diketahui orang lain. Rahasia-rahasiaan deh. Dulu jaman aku muda juga ada bahasa slang yang menggunakan partikel “ok” di tengah kata, seperti bokap, nyokap dsb. Sekarang ada bahasa alay. Yang lucunya remaja INGIN dimengerti kaum dewasa tapi dirinya sendiri MENJAUHKAN diri dari kebiasaan umum.

Nah kali ini aku mau menyinggung sedikit tentang bahasa alay di Jepang. Agak sulit menjelaskannya karena berhubungan dengan penulisan kanji, Jika tidak bisa menulis/membaca kanji pasti akan sulit mengerti.

Bahasa yang setara dengan bahasa alay Indonesia di Jepang dinamakan GYARU MOJI (ギャル文字)gyaru adalah pengucapan girl-nya bahasa Inggris yang artinya tentu cewe muda (dalam hal ini siswa SMP-SMA). Moji = huruf. Nah gyaru moji ini memang berkembang sejajar dengan perkembangan kecanggihan telepon genggam di Jepang.

Penulisan sms atau email di HP Indonesia tidak bisa memakai emoticon. Maksudnya langsung keluar gambarnya seperti di fungsi chat (atau blog), sehingga memakai kode saja, semisal : D (untuk nyengir) : ) (untuk senyum) dll. tapi di HP Jepang kami dapat langsung memilih “emoticon” yang tepat. Dulu setiap perusahaan (provider) HP mempunyai gambar tersendiri yang hanya bisa terbaca oleh perusahaan (provider)  yang sama, tapi sekarang sudah bisa dibaca di semua perusahaan (provider). Deretan gambar-gambar itu amat banyak dan memang dapat menyingkat penulisan huruf selain menjadi hiasan sms/email.

sedikit contoh emoticon dalam HP bahasa Jepang

Tapi tetap saja untuk penulisan kata-kata yang tidak ada emoticonnya, kami harus menulis lengkap misalnya ohayo おはよう。 Tapi sekarang para remaja ini mengganti huruf-huruf hiragana dengan simbol-simbol lain.

おはよう     (hiragana) ぉレ£ょ  (katakana)   ォ八∋

こんにちは  (hiragana)  こωL=ちレ£  (katakana)  ⊃冫二千ハ

おやすみ (hiragana)        ぉゃ§α   (katakana)       才ャス彡

Jika menerima email semacam itu pastilah kami-kami akan menganggap itu mojibake (文字化け) atau kesalahan pengubahan huruf/kanji. Tapi ternyata di kalangan remaja sekarang sudah ada “kamus”nya sendiri untuk merubah masing-masing tulisan hiragana dengan kode-kode atau simbol-simbol yang sebetulnya jaraaaaang sekali dipakai. Yang pastinya jika kita mau mengikuti trend anak muda tersebut, kita pasti butuh waktu 5 kali atau 10 kali lebih lama daripada menulis dengan huruf biasa. Ya sama deh seperti jika kita mau menulis dengan bahasa alay di Indonesia. Tapi yang penting buat mereka kan justru gaya/mode dan cap modern/tidak ketinggalan jaman. Dan bahasa-bahasa seperti ini biasanya tidak akan bertahan lama, sampai ada kode-kode yang lebih baru lagi yang bisa menggeser bahasa anak muda yang ada sekarang. Kita tunggu saja ya bagaimana 10 tahun mendatang.

Coba saja klik link di bawah dan Anda akan bisa mengubah kalimat bahasa Jepang yang benar menjadi gyaru moji

Bagi yang mau coba menulis gyaru moji bisa loh sebetulnya tulis kalimat yang benar dan masukkan ke dalam “mesin pengubah” menjadi gyaru moji di link ini. Silakan coba sendiri ya (aku sih malas hihihi)

 


Hari Makanan

11 Nov

Heboh deh pokoknya hari ini! Semua “merayakan” hari yang katanya extraordinary dan istimewa   itu paling sedikit dengan menulis status di FB/Twitter dsb dsbnya. Bagiku, hari ini sama saja dengan hari lainnya…. well agak istimewa deh 😀

Di Jepang hari ini penuh dengan peringatan. Dan kebanyakan adalah peringatan tentang makanan. Seperti kutulis di status FB ku:  ‎”Itadakimasu” Saya mau makan “kiritanpo”, “Bakmi”,”Pocky”,”Toge”, “Salmon”,”Peanuts”, “Keju” sambil menonton “Sepak bola” yang merupakan pertandingan 11 orang lawan 11 orang memperebutkan 1 bola :D….

1. Hari itadakimasu. Itadakimasu adalah sapaan orang Jepang sebelum makan. Semacam “Bon appetite”nya orang Perancis, dan arti harafiahnya “Saya menerima (makanan ini) terima kasih”. Alasannya? 11-11 seperti sumpit yang berjajar. Tapi hari ini baru tahun ini ditetapkan.

2. Hari bakmi. Ya, bakmi kan panjang-panjang tuh, jadi cocok untuk tanggal 11-11. Ditetapkan oleh Asosiasi Pengusaha Bakmi tahun 1999.

3. Hari Pocky dan Pretz. Ditentukan oleh pabriknya Glico, sejak 1999 seperti yang telah kutulis di postingan Pocky, Keju and White .

4. Hari kiritanpo. Lihat bentuknya saja sudah tahu deh alasannya.

Kiritanpo, cara lain mengawetkan nasi. Banyak didapat di daerah utara Jepang yang suhu mencapai minus di musim dingin. Gambar diambil dari rakuten.co.jp

 

5. Hari Toge… Siapa sih tidak tahu sayuran yang terbuat dari kacang kedelai dan bervitamin ini? Bentuknya juga panjang kan?

6. Hari Salmon. Nah kalau ini alasannya lebih karena tulisan kanjinya. 鮭 di sebelah kanji “ikan” terdapat kanji 11 dua kali. Jadi cocok diperingati pada tanggal 11 bulan 11.

7. Hari kacang (peanut). Alasannya? Dalam satu biji terdapat dua belah, jadi seperti angka 11…(duh ada-ada saja alasannya heheheh)

8. Alasan yang sama anehnya untuk Hari Kaus kaki. Alasannya satu pasang kaus kaki seperti angka 11, jadi cocok untuk membelikan kaus kaki untuk pasangan (couple) pada hari ini…(Bilang saja…beli kus kaki dong!)

9. Hari geta (sandal kayu – kelom Jepang). Alasannya sedikit banyak seperti kaus kaki. Jejak langkah geta seperti angka sebelas.

10. Hari cermin. Alasannya 11 ditulis kanjinya 十一 dan kalau di cermin 十一 十一 terlihat sama ……

11. Alasan yang sama dengan nomor 10 lebih bisa dimengerti untuk Hari Batere. 十一 十一 karena batere memng terdiri dari plus minus.

12. Hari Sepakbola karena 11 orang bertanding melawain 11 orang! Dan hari ini kesebelasan Jepang melawan Tajikistan MENANG 4-0.

13. Hari origami. Karena kertas origami yang bujur snagkar itu terdiri dari 4 sisi seperti angka 1.

14. Hari cerobong asap. Ya kalau dilihat kan cerobong asap memang seperti angka 1 (tapi tidak ngerti kenapa harus 11-11 ya? heheheh)

15. Hari copy writer. Karena bolpen itu seperti angka satu…..

16. Hari magnet. Alasannya mendekati batere, mempunyai plus minus (utara dan selatan)

17. Hari Keju. Dari latar belakang sejarah perkejuan di Jepang, diketahui bahwa keju dibuat pertama kali tahun 700 bulan november. Dan untuk memudahkan dipilih tanggal 11.

18. Hari perawatan (kaigo). Dipilih tanggal ini karena bisa dibaca sebagai Ii hi いい日

19. Hari perhiasan. Latar sejarah bahwa pada tanggal ini pada tahun 1909, pertama kali digunakan satuan karat.

20. Hari Nishijin Ori (tenunan dari Kyoto). Karena latar nishijin ori adalah Ouni no ran (perseteruan Ouni) yang terjadi tanggal 11-11-1467, maka ditentukan tanggal ini sebagai hari peringatan Nishijin Ori.

Nah, bagaimana? Karena banyak peringatan  tentang makanan, tepat kan jika aku katakan hari ini hari makanan? hehehe

Tapi untuk keluarga Miyashita, hari ini cukup istimewa. Istimewanya, karena Gen ambil libur pengganti hari Sabtu-Minggu lalu yang lalu, tapi dipakai untuk santai sendiri di rumah, karena mama Imelda. Riku dan Kai masing-masing pergi mengajar dan belajar. Nah sesudah kami pulang, tiba-tiba mendapat telepon dari ibu dan bapak mertua yang ingin mencoba ber-skype-an dengan kami. Jadi deh kami ber-telepon video lewat skype antara Tokyo-Yokohama untuk pertama kali. Kami cukup menikmati kemajuan teknologi canggih lewat skype ini.

So, hari ini istimewa tidak untuk teman-teman? 😉

 

 

 

 

 

 

Antara Pahlawan dan Uang

10 Nov

Rasanya aneh sekali ya judulnya. Sudah merupakan pengetahuan umum bahwa di Indonesia, tidak ada pahlawan yang kaya! Sampai sekarang aku masih selalu sedih melihat sebuah foto seorang mantan pejuang yang makan nasi bungkus sambil jongkok. Pasti teman-teman juga pernah melihat fotonya kan? Meskipun memang rasanya seberapapun uang yang kita bisa berikan kepada para pahlawan dapat mencukupi sebegai balasan atas jasa-jasa mereka. Dan tentu mereka juga tidak mengharapkan balasan apa-apa karena apa yang mereka lakukan adalah karena rasa kebangsaan mereka.

Tapi jika diperhatikan di negara manapun biasanya memasang foto wajah pahlawan/pemimpin negara/orang terkenalnya pada uang kertas atau uang logam mereka. Setiap hari kita dapat “bertemu” dengan pahlawan-pahlawan melalui gambar mereka di alat tukar tersebut. Nah, aku mau memperkenalkan salah satu “pahlawan” Jepang yang fotonya terdapat dalam uang kertas 1000 Yen, yaitu Noguchi Hideyo. Kebetulan kemarin tanggal 9 November adalah hari lahir Noguchi 135 tahun yang lalu.

Noguchi lahir dengan nama Seisaku (Noguchi adalah nama keluarga). Dia lahir di sebuah desa di Inawashiro, Fukushima. Waktu berusia 1,5 tahun dia jatuh ke perapian sehingga tangan kirinya luka parah sampai “jari-jari tangan kirinya habis”, dan tidak bisa disembuhkan karena tidak ada dokter. Baru waktu masuk SD, berkat bantuan guru dan teman-temannya, Noguchi menjalani operasi yang dapat menyembuhkannya sampai 70%. Kemudian dia bercita-cita menjadi dokter untuk membantu mereka yang membutuhkan, dan belajar di bawah dokter Watanabe Kanae yang mengoperasinya. Dia belajar di Nihon Ika Daigaku dan tahun 1897 dalam usia 20 dia boleh berpraktek sebagai dokter. Tahun 1898 dia mengganti namanya dari Seisaku menjadi Hideyo, hanya karena membaca sebuah novel tentang dokter yang kebetulan namanya sama, dan dalam cerita itu dokter Seisaku memang pandai tapi kemudian menjadi malas dan menghancuri kehidupannya sendiri.

Noguchi Hideyo kemudian terkenal sebagai bakteriologist  yang menemukan syphilis, treponema pallidum dan meninggal tahun 1928 di Gold Coast karena terjangkit yellow fever. (Padahal dia pergi ke Afrika ini untuk meneliti penyakit yellow fever ini dan membuktikan bahwa penyebab penyakit ini bukan virus tapi bakteri). Noguchi menerima berbagai penghargaan baik dari Jepang maupun dari luar negeri. Dan sebagai penghargaan juga, wajahnya diabadikan pada uang kertas nomimal 1000 yen yang diterbitkan tahun 2004.

Kebetulan hari ini adalah hari Pahlawan di Indonesia. Kebetulan juga kemarin adalah hari lahirnya Noguchi Hideyo, dan kebetulan lagi aku membaca posting sahabat blogger Nicamperenique yang berjudul Kadaluarsa. Jadi deh aku menulis postingan hari ini. Ya, aku mau memberitahukan juga bahwa semua uang kertas dan logam Jepang itu TIDAK ADA kedaluwarsanya. (Menurut KBBI penulisan yang benar kedaluwarsa). Tadi aku telepon ibu mertua untuk meyakinkan hal ini, (sebetulnya ingin bicara dengan bapak mertua karena bekerja di bank tapi belum pulang) dan ibu mertuaku mengatakan bahwa dia masih punya uang kertas yang bergambar Shotoku Taishi (nominal 10.000 yang terbit tahun 1958 -1986). Selain itu uang logam Jepang tidak pernah berubah-ubah desain dan gambarnya seperti di Indonesia. Samaaa terus 😀

 

Vending Machine

9 Nov

Tahu kan vending machine itu apa? Aku selalu menganggap vending machine atau mesin penjual otomatis 自動販売機 adalah perusak hubungan antar manusia (belum lagi mengambil mata pencaharian manusia), tapi apa boleh dikata, memang kehadirannya tidak bisa dielakkan lagi apalagi di negara maju seperti Amerika dan Jepang.

Sebetulnya vending machine di Jepang bisa dibagi dua yaitu vending machine untuk menjual barang, dan untuk menjual jasa. Yang barang mungkin lebih sering kita lihat di tempat umum. Misalnya untuk menjual barang seperti rokok, minuman, makanan, tiket, benda pos seperti perangko dan kartu pos, majalah dan koran, benda sehari-hari seperti sikat gigi dan odol, campuran berbagai barang seperti di Rumah Sakit dan lain-lain. Sedangkan untuk jasa misalnya mesin tukar valas, coin locker dan coin laundry, dll. Purikura atau mesin pembuat foto otomatis juga termasuk dalam vending machine untuk jasa.

Sebetulnya Jepang bukanlah negara yang terbanyak mempunyai vending machine. Tentu saja nomor satu Amerika yang mempunyai sekitar 7.480.000 unit. Tapi mengingat luas dan jumlah penduduknya, maka jika dilihat rata-rata per penduduk tidak salah juga dikatakan bahwa Jepang adalah negara yang terbanyak mempunyai vending machine ini. Karena menurut data yang ada pada tahun 2009, Jepang mempunyai 5.218.600 unit. Dan 40% diantaranya merupakan vending machine untuk minuman.(Data diambil dari sini)

Aku masih ingat, seorang sahabat blogger pak Hendra Grandis pernah bercerita bahwa beliau heran menemukan vending machine yang menjual minuman kaleng/botol panas di musim dingin. Kalau minuman kaleng dingin sih biasa, tapi dalam satu vending machine itu ada yang dingin dan ada yang panas.

Satu lagi yang aku perhatikan di sini yaitu setiap vending machine minuman, biasanya satu vending machine untuk satu produsen. Misal coca-cola company akan menyediakan satu vending machine untuk menjual semua produk coca cola, seperti coca cola, fanta, kopi georgia, teh jepang (teh hijau), teh uron, teh srilanka baik milk atau lemon, dan air! Aku sendiri baru menyadari bahwa perusahaan ini benar-benar memproduksi segala macam jenis minuman. Aku tidak tahu di negara lain bagaimana, apakah ada mineral water yang diproduksi oleh perusahaan coca cola negara itu?

Vending Machine dari coca cola, ada yang panas juga (foto dari wikipedia)

Dan entah benar atau tidak, mempunyai atau menyewa satu vending machine ini bisa menjamin pemasukan yang cukup mapan. Ini menurut suamiku, waktu kami membicarakan sebuah toko kelontong di dekat rumah kami. Toko kelontong itu memang menyediakan beragam barang, tapi harganya jauh lebih mahal dari supermarket atau toko biasa. Jika kepepet dan keadaan darurat saja aku pergi berbelanja ke situ. Nah, waktu itulah suamiku mengatakan bahwa seandainya toko itu tidak bisa menjual isi tokonya, dia tetap mempunyai pemasukan tetap karena di depan tokonya terdapat vending machine rokok dan minuman kaleng/botol. Meskipun ada toko konbini yang buka 24 jam sehari pun, orang Jepang akan lebih suka membeli minuman di vending machine. Alasannya? Tidak usah antri di kasir dan menunggu kembalian. Memang orang Jepang maunya segalanya lebih cepat! Waktu adalah uang….

Vending machine penjual koran. (foto dari wiki jepang)

Kalau mau lihat bermacam-macam vending machine, bisa lihat di wikipedia sini.

Satu Desa Satu Produk

8 Nov

Pernah dengar program ini? Aku tidak tahu apakah sudah ada di Indonesia, tapi kalau googling dengan istilah yang sedikit berbeda, di Malaysia sudah diadakan program ini yang disingkat SDSI Satu Daerah Satu Industri. Bahasa Inggrisnya One Village One Product dan gerakan ini bermula dari Jepang! Bahasa Jepangnya Isson Ippin Undou 一村一品運動. Ini merupakan gerakan yang dipelopori Morihiko Hiramatsu gubernur Perfektur Oita pada tahun 1980. Jadi setiap desa diharapkan memilih satu produk dan mengembangkannya sebaik-baiknya. Tujuannya dari desa ke dunia! Atau paling sedikit level negara. Ada sekitar 300 produk yang dipilih oleh masing-masing desa, dari jamur, paprika, sampai daging sapi. Ini digalakkan untuk mengembangkan pendapatan daerah. Dan gerakan seperti ini juga meluas ke negara Thailand, Kamboja, Vietnam dan lain-lain. Alangkah baiknya jika dilaksanakan juga di Indonesia (mungkin sudah atau sedang, aku tidak tahu)

Memang bukan program dari Isson Ippin, tapi ada beberapa daerah yang memang terkenal dalam menghasilkan sesuatu (dari dulu). Misalnya Yamagata menghasilkan cherry dan Ehime menghasilkan jeruk. Jadi kalau kita mengatakan : cherry, semua orang Jepang tahu langsung daerah penghasilnya Yamagata. Atau jika ditanyakan Yamagata menghasilkan apa, semua orang Jepang langsung menjawab Cherry. Ya mungkin seperti Salak Pondoh, Apel Malang dll (bukan produk hasil jadi tapi produk hasil bumi ya).  Nah daerah tempat tinggalku, Nerima (salah satu kelurahan dalam kota Tokyo) ternyata terkenal dengan daikonnya. Daikon adalah lobak, tapi lobak Jepang memang putih besar, dan tidak begitu pahit.

Sebagai bagian dari pelajaran di sekolahnya, sekitar bulan September, Riku dan teman-teman kelas 3  menanam daikon di ladang yang disewa sekolahnya. Dan tadi siang Riku panen daikon. Murid kelas 3 memanen daikon yang ditanamnya, kemudian dibawa pulang. Herannya daikon yang ditanam Riku itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan daikon teman-temannya. Dan cukup berat, sampai waktu membawa pulang dia dibantu oleh seorang ibu yang membantu panen. Kebetulan ibu itu rumahnya melewati rumah kami dan naik sepeda. Jadilah daikon Riku naik sepeda. 😀 Dan tadi makan malam Riku langsung mencoba makan daikon hasil panennya untuk salada.

Riku dengan daikon yang ditanamnya

Apakah daerahmu menghasilkan satu produk hasil bumi yang terkenal?

PR waktu SD

7 Nov

Bukannya aku mau membicarakan PR nya Riku yang sekarang kelas 3 SD.
Juga bukannya aku mau membicarakan sulitnya PR-PRku waktu SD.
Tapi aku mau menyelesaikan PR yang diberikan Lidya, menjawab pertanyaan waktu aku SD dulu.

Jeleknya mengerjakan tugas berantai seperti ini adalah membuka aib, rahasia berapa umurku sebenarnya! hahaha. Padahal sebetulnya jika teman-teman ada yang sudah pernah membaca page “Who Am I” bisa mengetahui sekilas ceritaku waktu di SD (Beware, kalau mau buka link about me nya itu, ceritanya puanjang sekali, dan masih belum selesai karena baru sampai SMA hahaha)

Usiaku sepertinya terpaut 10 tahun dari Mama Calvin karena aku melewati masa SD mulai tahun 1974 sampai 1979.

1. Guru Favorit
Guru favoritku adalah ibu Katrin (kelas 1 dan 2) dan pak Cheppy (guru angklung). Dan dua-duanya ada dalam friendlist di FB, keren ya hehehe. Tapi ya gitu, mereka jarang update status. Setiap kali mudik ke Jakarta lupa untuk menghubungi mereka.

2. Guru Killer
Guru killer adalah Bu Mar waktu aku kelas 5. Banyak  anak yang takut diajar Bu Mar, tapi aku tidak. Tapi sebetulnya hampir semua guru yang menjadi wali kelas di kelasku dulu adalah guru yang galak.

3. Temen Bolos
Wah tidak ada kata bolos dalam kehidupan sekolahku. Tidak ada kebyo 仮病 atau pura-pura sakit supaya bisa bolos. Biarpun dua kali sehari aku harus ke dokter untuk suntik alergi di pagi hari, tetap sesudah selesai suntik, aku ke sekolah terlambat karena mendapat ijin khusus.

4. Temen berantem

Terus terang aku sih jarang berantem, tapi kalau mau dipikir-pikir aku sering berantem dengan Sinta, seorang teman yang juga naik jemputan satu mobil denganku, dan rumahnya persis di belakang rumahku. Kami sering ngobrol di pagar belakang rumah. Kami tidak sekelas (dia satu kelas di bawahku) tapi aku ingat aku pernah berantem dengannya dalam mobil jemputan sampai cakar-cakaran 😀 Sekarang dia tinggal  di LA, dan beberapa waktu lalu aku sempat chatting dengan dia. Ternyata dia sudah hampir 11 tahun tinggal di LA dan belum pernah mudik… Oh no, aku membayangkan seandainya aku seperti dia 11 tahun tanpa pulang… mati karena rindu kali ya 😀

5. Jajanan Makanan/Minuman Favorit

Sampai dengan SMP aku tidak mendapat uang saku dari orang tua, sehingga tidak bisa jajan makanan atau minuman.

6. Jajanan Mainan Favorit
Apalagi mainan, makanan dan minuman saja tidak bisa beli hehehe

7. Sepatu Favorit
Sepatu PUMA. Minta dibelikan sepatu kickers yang waktu itu amat populer di sekolahku. Tapi papa membelikan aku PUMA, katanya kalau pakai sepatu itu, aku bisa berlari cepat, jadi percaya saja. Dan satu yang aku paling ingat dari sepatu ini adalah solnya yang seperti tentikelnya gurita hihihi.

8. Tas Favorit
Tas Favorit tidak ada. Kami pakai tas kotak plastik serupa tas echolac kecil. Rasanya waktu itu hampir semua anak pakai tas seperti itu deh. Tidak ada yang pakai ransel-ranselan.

Sepertinya itu saja yang masih teringat. Jamannya jauh berbeda dengan jaman anak sekarang deh 😀 Di saat SD, aku banyak bermain bekel, lompat karet, slodor dan benteng.

Aku tidak tahu apakah ini memang wajib diteruskan atau tidak. Tapi aku memutuskan untuk tidak menunjuk seseorang. Tapi jika ada yang mau mengerjakan PR SD ini silakan loh 😀

Family Soccer

6 Nov

Seperti yang telah kutulis di “Penampilan itu Penting“, hari Minggu ini Riku dan papanya akan bermain bola. Kegiatan ini merupakan bagian dari Festival Universitas tempat Gen bekerja. Mahasiswa di universitas itu  rupanya secara rutin mengadakan acara “Family Soccer”, dan hari ini mereka memanggil para atlet dari klub bola “Omiya Ardija” untuk melatih 75 pasang bapak atau ibu dengan anaknya, yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelas 1 SD, 2 SD dan 3 SD masing-masing 25 pasang. Tadinya kupikir hanya bapak anak, tapi ternyata ada pula ibu-ibunya loh. Mungkin bapaknya tidak bisa datang, padahal anak lelakinya ingin bermain bola. Atau justru yang ingin bermain bola itu adalah anak perempuan, sehingga yang berpasangan adalah ibunya. Maklum Jepang punya tim sepak bola wanita tangguh yang bernama Nadeshiko Japan, jadi banyak anak perempuan yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola juga.

Tapi sejak kemarin pagi cuaca Tokyo amat berkabut, dan malamnya turun hujan. Kami harus melihat website pukul 8 pagi, apakah kegiatan ini tetap dilaksanakan atau tidak, jika hujan atau meragukan. Memang waktu kami bangun pukul 6 tidak hujan tapi mendung menggelayut, tapi aku merasa bahwa acara akan tetap berjalan sehingga aku menyuruh anak-anak bersiap-siap supaya jam 8 bisa langsung berangkat. Kupikir kalau cuma gerimis pasti deh dilaksanakan…. karena aku sering melihat orang-orang berlatih sepak bola dalam hujan. Jadi kami tetap berangkat jam 8 pagi setelah cek websitenya yang tertulis: Tetap Berlangsung.

Riku dan Kai gantian jadi kiper

Memang kami harus menunggu dulu sebelum acara dimulai, tapi memberikan kesempatan untuk Riku berlatih bahkan karena panitianya kenal Riku disediakan gawang khusus untuk Riku berlatih. Kai juga bisa ikut bermain deh.

Setelah acara pembukaan dengan sambutan dan perkenalan atlit, peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar, dan berlatih selama 1,5 jam. Aku dan Kai harus menunggu di pinggir lapangan. Aku sambil memotret, tapi yang paling bosan adalah Kai, sampai dia menggambar dengan payung di tanah dan berlari-lari di pinggir lapangan.

Sekitar jam 11, acara bazaar yang diadakan bersebelahan dengan lapangan dimulai, jadi aku meninggalkan tempat duduk dan berjalan-jalan membeli makanan kecil dan gulali yang dijual di bazaar itu. Kai juga bisa bermain di maze dan balon bouncer. Dan kira-kira pukul 11:30 aku dan Kai kembali ke lapangan karena acara sepak bola itu selesai. Riku kelihatan senang sekali bisa melewatkan waktu dengan bermain sepak bola dengan papanya di lapangan yang luas.

kiri atas: masakan sup khusus untuk semua pengunjung bazar. kanan atas: Kai menikmati sup itu. Kiri bawah: Riku dan papa berlatih terus. Kanan bawah: berpose dengan maskot klub.

Setelah acara selesai tak lama kemudian hujan turun. Jadi kami cepat-cepat menikmati bazaar dan sekitar pukul 2 aku, Riku dan Kai pulang sedangkan papanya tinggal di universitas karena harus bekerja dan membantu membereskan tempat pelaksanaan Festival Universitas ini. Biasanya sekitar pukul 7 malam ada festival kembang api, tapi kami tidak bisa menunggu sampai semalam itu. Dalam perjalanan pulang Riku dan Kai tertidur di mobil karena kecapekan bermain. Sedangkan aku beberapa kali membelalakkan mata sambil menyetir karena pengaruh hujan juga membuat ngantuk.  Untung ditemanin lagu beat keras dan permen kopiko 😀 oahemmmm….

deMiyashita

Oh ya, di Indonesia sedang merayakan Idul Adha, deMiyashita mengucapkan Selamat Idul Adha kepada teman-teman yang merayakan.

 

 

Per-bulu-an

5 Nov

Masih ingat aku pernah membahas tentang bulu kuduk atau bulu tengkuk yang bahasa Jepangnya torihada 鳥肌 di postingan yang berjudul “Dongeng“? Nah, hari ini aku mau bercerita tambahan sedikit mengenai bulu-bulu, apalagi ketika aku membaca komentarnya Henny di posting sebelum ini….. “Duh, kukira K’ Imel mau bahas soal tips make up lho, ternyataaaaa… :p” hehehe

Kemarin aku libur tidak mengajar karena Universitasku sedang mengadakan Festival Universitas Daigakusai 大学祭. Memang sekitar tanggal 3-4-5 November banyak universitas yang melaksanakan festival berkenaan dengan Hari Budaya (3 November). Dan kebetulan kemarin itu ibu-ibu kelasnya Kai di TK kumpul-kumpul untuk mempererat hubungan (konshinkai 懇親会) antar ibu. Mereka sudah 2 kali berkumpul tetap selama ini aku tidak pernah bisa datang, jadi kebetulan kemarin ada acara makan siang bersama, aku datang. Dari 38 murid, yang datang 27 orang. Lumayan banyak.

Tapiiiiiii, jika dibandingkan dengan waktu Riku TK, aku menemukan beberapa “kenyataan”. Yaitu, beda usia aku dengan mereka yang jaraknya cukup besar. Kebanyakan dari mereka anak pertamanya yang bersekolah di TK itu, sehingga bisa dikatakan mereka masih berusia 20-an. Yang sebaya denganku hanya 2 orang saja. Mengenai umur buatku sih tidak jadi masalah, karena aku terbiasa bergaul juga dengan anak-anak muda (ya iyalah, muridku kan semuanya mahasiswa 20-an awal :D).

Kenyataan kedua adalah, ternyata hampir semua ibu-ibu itu dandan abis! Cukup kaget meskipun aku sih tetap pede hihii (Aku cuma berbedak dan berlipstik saja). Waktu Riku dulu kebetulan banyak ibu-ibu yang tomboy, sehingga justru aneh jika kita datang dengan make-up lengkap di sebuah acara makan siang!

Nah kenyataan ketiga inilah yang akan menjurus ke topik pembicaraan “perbuluan”, dan cerita ini lebih banyak ditujukan untuk kaum wanita. Harap maklum. (Tentu saja yang pria tidak dilarang baca supaya bisa mengerti permasalahan ibu-ibu nih :D)

Duh…. aku cukup merasa tersiksa duduk 2,5 jam  (meskipun sambil makan) dan bercakap-cakap dengan ibu-ibu itu, dan topiknya tidak jauh-jauh dari …kosmetik dan kecantikan. Sebut saja ibu K, masih muda dan memang orangnya cukup cerewet. Ibu K ini bermake-up yang paling tebal di antara semua ibu-ibu, sampai ada yang berkata,
“K san, aduh kamu make up seperti mau pesta saja….” dan dijawab,
“Loh gue kan tiap hari memang begini. Gue tidak akan bisa keluar rumah tanpa make-up. Jelek banget muka gue! Masalah gue ya pori-pori gue  itu kan gede (dalam bahasa Jepangnya ke-ana 毛穴 =lubang rambut), jadi musti disumpel foundation banyak-banyak…”
Dan bla bla bla membicarakan soal foundation…. Foundation yang ini muraaah dan bagus loh untuk harian. Maklumlah sebagai ibu-ibu kalau sudah punya anak cerewet banget dengan pengeluaran untuk kosmetik…. bla bla bla sampai 15 menit sendiri.:D

Memang aku banyak mendengar bahwa orang Indonesia pori-pori kulit muka halus sehingga tidak perlu memakai foundation tebal-tebal. (Tentu saja setiap orang berbeda ya). Nah kemudian ada satu ibu di sebelahku yang tanya pada K san,
“Itu kamu pakai bulu mata palsu yang tempel? Ngga susah pasangnya?”
“Jelaslah pakai bulu mata palsu set, aku kan sudah terbiasa pasang jadi cepat. Aku bermake-up ini semua tidak lebih dari 15 menit loh” Hmmm memang dia katanya dulu bekas SPG nya salah satu kosmetik terkenal di Jepang, jadi bisa dibayangkan. Tapi dia berhenti bekerja waktu menikah (kebanyakan orang Jepang memang begitu).
“Kalau aku ini pakai bulu mata palsu yang ditempel satu-satu, kira-kira 60 lembar bulu supaya bisa kelihatan panjang, banyak dan bagus (matsuge extension)”…

What????? Jadi sebulan sekali, dia akan pergi ke ahli bulu mata itu untuk dipasangkan bulu mata palsu. Pasangnya pakai lem khusus, dan makan waktu sekitar 1,5 jam. Kalau sudah dipasang harus berhati-hati waktu membersihkan eye-shadow, tidak boleh pakai minyak pembersih…. kalau bisa berhati-hati begitu maka bulu mata palsu itu akan tahan sampai 1,5 bulan. Tapi namanya palsu, tentu saja bisa copot satu-satu setiap harinya (aku ngebayangin kalau pas semua bulu palsu itu copot seberapa klimisnya ya matanya :D). Resiko dari pemakaian bulu mata palsu semi-permanent ini adalah tidak boleh pakai maskara. Karena aku duduk di sampingnya, jadi aku bisa melihat memang matanya jadi bagus dengan bulu mata yang lentik alami. Biayanya? sekitar 3000 yen (300ribu Rp), seberapapun banyaknya bulu yang dipasang….. Langsung  ibu-ibu yang didekatnya berminat juga deh untuk pasang :D…3000 cukup murah lah.

Nah, kalau tadi sudah bicara bulu muka (pori-pori), lalu bulu mata, sekarang tentang “bulu tidak berguna” sekujur badan. Benar-benar dalam bahasa Jepang dikatakan mudage yang harafiahnya bulu tidak berguna. Padahal kalau belajar di biologi bulu-bulu itu semuanya berguna ya, meskipun ya tergantung orangnya juga. Kumis bagi sebagian orang tidak berguna sehingga dicukur tiap hari, tapi untuk pakdhe Cholik misalnya, kumis kan justru bagian dari identitas diri dan berguna ya (untuk nakut-nakutin? hihihi). Intinya pembicaraan dari ibu K membuatku melongo. Dia cerita bahwa ada salon saudaranya yang mempunyai alat untuk mencabut SEMUA bulu di tubuh. Satu tubuh! Dan dengan cueknya dia juga menunjuk-unjuk bagian-bagian yang bisa membuat merah muka (yang masih punya urat malu sih hihihi). Bagian itu disebut dalam bahasa Jepangnya sankaku (=segitiga…emang sih bentuknya – kalau dibentuk – ya segitiga:D) (ampuuuun deh aku kok nulis begini ya…. tapi mohon maklum yaaaaa bukan bermaksud bicara jorok, tapi kenyataan bahwa masalah seperti ini diurusi oleh ibu-ibu di Jepang 😀). Katanya treatment mencabut semuanya butuh waktu 6 kali dalam kurun 2 bulan, dan setiap kali 8 jam! weks…. bayangin deh sakitnya. Yang paling sakit selain daerah segitiga itu, juga bulu-bulu di punggung. Karena di punggung ada tulang, sehingga sakit waktu dicabut (aku sih tidak mau buktikan hahaha). Biayanya? 500.000 yen! (50 juta Rp!!!!!!) ampuuun deh, seandainya aku ada duit segitu ngga bakal deh aku pakai untuk ngurusin bulu 😀

Aku tahu memang masing-masing orang dianugerahkan Tuhan wajah dan tubuh yang berbeda, ada yang sempurna ada yang tidak kurang sempurna.  Ada yang perlu mencukur alis dan menggambarnya karena alisnya tumbuh tidak teratur, atau ada yang perlu shaving rutin karena bulu-bulu di anggota badannya “lebih subur” dibandingkan orang lain. Tapi dari pembicaraan ibu-ibu Jepang aku bisa mengetahui bahwa kebanyakan mereka tidak puas dengan matanya yang kecil atau kelopaknya sempit, sehingga perlu menambahkan dengan kosmetik atau usaha lain, atau karena kulit mereka putih, bulu-bulu tidak berguna itu akan terlihat lebih jelas daripada kita-kita yang berkulit sawo matang (padahal banyak orang kita yang ingin menjadi putih). Ah… tidak akan ada habisnya ya?

Tentu saja semua wanita ingin tampil cantik, tapi inner beauty pasti akan membuat diri kita lebih “mengkilau” kan? Tapi ya memang ada juga orang yang justru untuk menggosok inner beautynya perlu kepercayaan diri dulu dengan memakai make-up. Tiap orang beda. Asal jangan bangkrut karena pakai uang begitu banyak untuk “bulu-bulu” ya 😀

 

Penampilan itu Penting!

4 Nov

“Penampilan memang bukan segalanya, tapi segalanya berawal dari penampilan”. Bener sekali! Bahkan dalam pepatah bahasa Jepang, disebutkan “Magonimo isshou 馬子にも衣装” yang artinya penarik kudapun diberi pakaian bagus. (seseorang yang statusnya rendahpun jika diberi pakaian bagus akan terlihat bagus)

Kemarin itu deMiyashita shopping nih ceritanya. Tidak biasa-biasanya, dan ini bukan shopping Natal seperti yang dilakukan Arman sekeluarga :D. Tapi ada hubungannya dengan penampilan.

Hari Minggu nanti ada acara “Klinik sepak bola ayah dan anak”, dan Riku serta papanya berniat untuk ikut. Katanya akan ada beberapa atlit sepakbola dari klub sepak bola yang akan mengajarkan cara-cara sepak bola yang baik dan benar. Hanya diperuntukkan bagi anak-anak kelas 1-2-3 SD saja, dan pendaftarannya sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Waaah begitu aku mendengar papanya mau supaya Riku ikut, aku agak ragu, tapi yah biarkan saja, supaya mereka berdua tahu 😀 Sesungguhnya dulu waktu Riku TK, aku memasukkan dia ke klub sepak bola yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler TKnya. Latihan hanya seminggu sekali, setiap hari Rabu. Dan… selama dua tahun paling Riku hanya 5 kali latihan, padahal bayar ekskul jalan terus 🙁 Riku memang tidak suka olahraga, dan aku memang juga tidak telaten menegur, menunggui waktu dia latihan. Maklum waktu itu aku juga sedang hamil Kai dan terus bekerja.

Sejak dia SD sudah lumayan dia sering bermain dengan teman-temannya, bermain sepak bola atau bersepeda, selain membuat kelompok lego tentunya. Tapi tetap saja waktu kutanya, “Kamu mau masuk ekskul sepak bola?” (Mulai tahun depan murid kelas 4 wajib ikut ekskul), dia menjawab, “Aku mau masuk Science Club!”… duh memang tidak jauh-jauh deh dari papa mamanya hahaha.

Jadi untuk menghadapi acara main bola besok Minggu, kemarin karena hari libur, kami pergi berbelanja di toko olahraga ALPEN (merek yang aku ketahui dulu dari ranselnya). Aku duduk saja karena kepalaku sedang sakit, sambil melihat Gen memilihkan baju + celana, sepatu spike, kaus kaki, dan tas bola. Untung aku tetap simpan bola no 4 yang dulu dibeli waktu TK sehingga tidak perlu beli lagi. Dan tentu saja membeli satu set baju untuk papanya. Nah, Kai yang tidak bisa diam berlari ke sana kemari, dan hanya mau diam waktu kami melihat-lihat glove untuk baseball. Kebetulan ada potongan harga yang cukup besar untuk glove anak-anak. Memang tidak begitu  bagus, tapi cukuplah untuk latihan lempar tangkap bola. Dan tentu saja harus ada yang menemani untuk latihan kan? Jadi kami membeli juga glove untuk dewasa yang bisa aku pakai. Kalau lempar tangkap bola boleh deh, tapi kalau ikut berlatih sepak bola, aku ogah!

So, apakah shopping kami kemarin yang cukup mahal jumlahnya akan bermanfaat? Ya kita tunggu saja besok Minggu hehehe. Paling tidak penampilan Riku sudah cukup meyakinkan untuk menjadi pemain sepak bola 😀

 

Riku mencoba setelan olahraga barunya