Lasak

28 Agu

Lasak berarti tidak bisa diam. Dan aku biasanya mengatakan lasak untuk seseorang yang tidurnya berpindah-pindah. Jika mulai tidur dengan kepala di atas, bisa dipastikan dia akan bangun dengan kepala di bawah 😀 Pernah kenal dengan orang yang seperti itu? Tidurnya ramai deh hihihi.

Riku tidurnya lasak sekali. Mentang-mentang tempat tidur kami king size, dia bisa awal tidur di sebelah kiri, dan bangun di sebelah kanan, atau di lantai 😀 Kalau tidur bersamanya, siapa saja harus siap diseberangi atau ditindih. Tak jarang Kai menangis tengah malam karena ditiban kakaknya …duh… Dan Riku  paling susah dibangunkan kalau sedang tidur, jadi berarti aku yang harus mengangkat dia dan memindahkannya.

Kai tidak terlalu lasak. Kebiasaanya seperti yang pernah aku tulis juga, adalah menghadap ke kiri (dan aku menghadap ke kanan) tidur bersamaku berhadapan. Jangan sampai aku tidak ada di sebelahnya tengah malam, karena dia pasti berteriak dan mencariku. Kadang jika aku sedang kerja, dia bangun dan memintaku, “Mama, bukannya sekarang waktunya untuk tidur?” Dan terpaksa aku tidur menemaninya.

Tapi, waktu aku pergi berdua Kai ke Bandung waktu itu, aku sempat kaget sekali.  Aku memang terbangun pukul 3 pagi dan terus mengedit foto. Waktu aku ingin tidur sekitar pukul 6 pagi, aku kaget melihat tempat tidurku KOSONG. Loh… kok? Kemana anakku? Aku panggil, “Kai???” sambil mencari ke kamar mandi, tapi tidak ada. Benar aku panik sekali. Masa anakku tiba-tiba bisa hilang? Aku harus cari di mana lagi?  Lalu aku lihat ke bawah dan Kai ada di sana. Di atas karpet, tidur tengkurap dengan enaknya 😀  (Dia memang sering tidur tengkurap di atas lantai jika tidur siang). Untunglah anakku tidak digondol wewegombel hihihi.

 

Kaget sekali aku melihat tempat tidur kosong, ternyata Kai tidur di atas karpet antara tempat tidur dan dinding. Mana dia pakai baju hitam jadi tidak terlihat di keremangan kamar.

Aku sebetulnya terinspirasi tulisan Arman yang mengatakan bahwa Emma sudah bisa bergerak tidurnya/lasak. Tapi waktu aku cari di KBBI daring, apakah benar lasak itu kata yang tepat, memang aku menemukan bahwa kata itu memang benar.  Tapi aku baru tahu bahwa ternyata ada dua arti dari kata lasak itu, yang satunya lagi berarti :

la·sak (a) selalu dipakai (digunakan) sehari-hari; lasah;
pe·la·sak n pakaian sehari-hari

Tapi memang waktu aku googling dengan kata kunci : Baju/pakaian lasak, kebanyakan kalimat itu dipakai oleh negara jiran. Orang Indonesia tetap mengatakan baju sehari-hari dengan …baju sehari-hari. Atau mungkin untuk wanitanya, dipakai kata Daster.

Kata daster sendiri sebetulnya berasal dari bahasa Belanda, duster (duster:    badjas, huisjapon, kamerjas, mouwschort, ochtendjas ). Sedangkan  keterangan di KBBI adalah : das·ter n gaun yg sengaja dibuat longgar untuk dipakai di rumah. Tidak dituliskan sama sekali bahwa daster itu harus terbuat dari kain batik. Kalau baca tulisan Misfah di sini, kita bisa tahu bahwa daster itu kesannya pakaian ibu-ibu middle age. Ibu-ibu muda tidak ada yang mau pakai daster. Aku sendiri dulu waktu masih tinggal di Jakarta memang suka pakai daster, tapi sekarang tidak lagi. Kenapa?

Mungkin ini ada pengaruh dari kebiasaan ibu-ibu Jepang. Aku pernah menuliskan (lupa di posting yang mana) bahwa ibu-ibu Jepang itu begitu bangun tidur langsung pakai baju rapih (meskipun tidak bagus-bagus amat) dan tak lupa bermake-up sebelum mengerjakan pekerjaan rumah, atau paling sedikit sebelum keluar rumah, meskipun keluar rumahnya hanya untuk buang sampah. Memang di Jepang tidak mengenal daster sehingga mereka tidak mungkin dong keluar rumah  pakai neglige atau baju tidur/piama. Yang paling sering aku lihat adalah ibu-ibu ini memakai celana panjang dan blus, dan pasti memakai celemek atau apron.

Celemek bisa dikatakan wajib dipunyai ibu-ibu rumah tangga di sini, karena fungsi celemek memang untuk melindungi baju dari kotoran/air waktu kita mengerjakan pekerjaan rumah. Nah, ibu-ibu Jepang ini pasti memakai celemek, dan sering mereka pergi berbelanja dengan tetap memakai celemek itu! Pertama aku melihat ibu-ibu bercelemek berbelanja, aku merasa heran sekali, tapi sekarang sudah biasa.

Jadi begitulah, aku di sini tidak berdaster, meskipun aku punya daster yang aku pakai untuk tidur. Pagi hari ganti dengan celana panjang dan blus. Tapi aku tidak terbiasa pakai celemek. Pikirku biarlah kalau blusku yang basah, bisa ganti baju saja. Malas aku pakai celemek. Tapi kalau menyambut tamu orang Jepang biasanya aku pakai celemek.

Sebagai penutup aku mau cerita bahwa daster batik yang biasanya dipakai di dalam rumah di Indonesia itu, kadang mendapatkan tempat yang cukup terhormat loh di Jepang.  Karena aku sering melihat nenek-nenek di sini yang memakai daster batik pada musim panas, dan jalan-jalan sambil berbelanja ke supermarket.  Daster batik naik derajatnya di musim panas. Pernah tidak melihat ibu-ibu Indonesia pergi ke supermarket pakai daster?

So, kamu lasak tidak waktu tidur? Dan apa pakaian lasakmu di rumah?

 

 

20 Replies to “Lasak

  1. huahahaha si kai kok bisa tidurnya sampe dibawah gitu sih? dia ngegelinding jatoh gitu gak kebangun ya mbak? tetep tidur aja gitu? lucu banget sih… 😀

    btw, kirain kalo di jepang tidurnya di bawah gitu ya mbak. ternyata pake ranjang juga ya?

    trus baru tau arti lasak yang satunya.
    btw saya gak suka lho ngeliat orang pake daster batik di rumah. jadi saya dari sejak married udah bilang ke esther kalo bisa jangan pake daster batik di rumah. huahahaha.

    ngga tau tuh nggelinding atau pindah sendiri. Tapi dia ngga nangis, makanya aku ngga tau 😀
    Di Jepang aku tidur pakai ranjang/ bed. Ngga bisa tidur di tatami, keras. Pagi-pagi ngga bisa bangun, sakit punggugnya hehehe
    EM

  2. JIahahaha …
    Si Kai bisa ngumpet gitu sih … (enak di karpet ya Kai Bobo nya ?)

    Mengenai Lasak ?
    Sepertinya saya tidak lasak … saya kalau tidur … Eiylekhan (haiyaaaa)

    Pakaian Lasak ?
    Biasalah … Kaos dan celana pendek …
    *dan kaosnya kalau bisa yang sudah “bulak” warnanya … (gambarnya sudah keputih-putihan) karena keseringan dipakai …keseringan dicuci* (justru disitu enaknya )

    Salam saya EM

  3. Saya tidurnya lasak saat kecil, bisa berputaran di tempat tidur..tapi entah kenapa makin lama makin tenang. Si sulung tidurnya juga lasak, sedang si bungsu tenang.

    Terbayang kagetnya saat melihat Kai hilang…..aneh juga ya bisa pindah..bukan karena di hotel ada gendruwo ya (hantu) yang suka memindahkan orang ya? Di beberapa asrama atau hotel sering ada cerita orang yang dipindahkan tidurnya..hihhi…serem, padahal mungkin kita sendiri yang pindah ya.

    Daster? Wahh saya suka pakai daster apalagi di Jakarta yang berhawa panas. Dan sayangnya makin butut rasanya makin nyaman, cuma dilihat makin tak enak. Tapi daster ini harus segera diganti jika pergi keluar halaman…biasanya bisa pakai celana panjang, atau celana 3/4 dan blose.

    Sekarang kadang susah membedakan daster dan rok batik, karena banyak juga yang modelnya mirip daster…yang hanya “blong” atau lurus ke bawah.

  4. sebelum tinggal di asrama, aku tidurnya lasak. tapi setelah tinggal di asrama dan dapat tempat tidur di atas (tempat tidurnya kan tingkat), aku jadi rapi tidurnya. hehehe. takut jatuh sih sebenarnya.

    aku membayangkan kai ketimpa riku, trus nangis. aduh, kasihan. riku kan badannya besar… tapi untung ya kai nangis, kalau dia diam saja kan malah tambah kasihan.

  5. Hee hee hee
    Aku mah kagak ngerasa lasak kalau tidur., tapi orang orang yg tidur di samping aku suka komplain
    Ktanya badan mereka suka sakit smua kalau tidur deket aku,,
    *nyengir*
    Kalau bahasa padang
    Lasak = lesek

    Baju kebangsaan kalau dirumah
    Celana pendek dan baju kaos
    Sama kaya punya inyiak,,
    Udah butut,, kuning,, benangnya brutusan,,
    Tpi enak dipakenya :d

  6. kalau lasak itu gadis bungsuku, Mbak EM
    persis kayak jarum jam tidurnya , bisa muter2 gituh 😀 😀

    pakaian lasak ku?
    aku dari kecil gak pernah punya daster, jadi sudah setua gini, ya teuteup gak punya daster, krn terbiasa kalau tidur pakai pyama
    jadi, kalau dirumah, ya pakaian lasakku legging panjang dan blouse 🙂
    salam

  7. Fantasticfour semua lasak, nechan… Terutama si Fatih… Sukanya tidur di lantai, ya dengan posisi mirip Kai itu… 🙂

    Untuk waktu di Bellezza Riku maunya tidur di sofa, coba kalau di ranjang, bisa habis Om Danny-nya kena terjang, hahaha… 😀

    • Dan sumprit sekarang aku tuh lupa waktu Bellezza aku tuh tidur di mana. Rasanya di kamar tidak, di sofa pun tidak.

      Oh iya! Aku ingat! Aku ingat! Sesudah sahur aku bikin perjanjian sama Riku. Aku bisa tidur di sofa, asal, nah asal apa, itu rahasia Riku dan aku saja yang tau 😉

      Hmmm ada rahasia ya? Baiklah, aku pamerkan foto kamu baru bangun tidur ya? hihihi **ngancem**
      EM

  8. gara-gara semalam Dito tidurnya lasak, jadi ingat postingan Mbak yang ini. Dito berangkat tidur di futon sama ibunya, bangun-bangun sudah di kasur sama bapaknya. kadang satu futon dipakai sendiri dengan posisi yang nanggung, ibunya jadi susah mau berbaring di sebelah mana. hihihi….lucu deh Kai boboknya, itu pindah ke karpetnya karena “ngglundhung” atau kemauan sendiri tapi ga sadar karena saking ngantuknya ya? 🙂

  9. hahahahah…beneran lasak deh kai. saya juga kalo tidur lasak…tapi seringan kakinya yang lasak, bukan badannya. jadi seringnya saya nendang2 org disebelah saya kalo tidur, hihihihihi. trus saya ga bisa tidur pake kasur single. pasti nyungsep dari kasur! udah ga keitung dah berapa kali saya nyungsep dari kasur waktu jaman ngekos dulu, hahahaha.

    kalo baju sehari2 sih enak yang udah buluk. kaos ma celana pendek. makin buluk makin enaaaaaaaak….hahahahahahaha

  10. 1. Daster umumnya memang bermotof batik, tapi ada juga yang bergambar Dora Emon atau Hello Kitty.

    2. Pakaian sehari-hari saya dirumah ya kaos oblong dan celana pendek. Pakai T-shirt berleher dan jeans kalau keluar rumah yang acara santai misalnya ke toko buku.

    3. Pakai celana dan hem kalau acara agak tidak casual.
    4. Pakai celana dan hem batik kalau undangan nikah, dll.
    5. Pakai jas kalau ada acara resmi~ tapi sekarang sudah amat sangat jarang-kalau acara pernikahan lebih enak pakai batik~apalagi Surabaya kan panas

    6. Cucu saya si Bella tidurnya juga lasak, mirip helikopter-musing sana-sini. Kadang kakinya bisa diatas mulut saya lho…

    7. Saya juga tidak suka pakai celemek kok jeng

    Salam hangat dari Surabaya

  11. banyak kok mbak ibu2 yg berani pakai daster ke supermarket 😀
    ada juga yang sampai ke mal pun
    cuma mungkin jenis dasternya udah yang dimodif gitu deh 🙂
    tapi klo aku sendiri blom pede pakai daster kemana2 hahaha
    cuma dipakai sesekali saja
    etapi klo buat jaga warung sih, kadang2 biar cepat aku pakai daster juga hehehe

Tinggalkan Balasan ke marsudiyanto Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *