KOLI

24 Jul

Menurut KBBI Daring  ko·li n satuan barang bagasi atau barang kiriman. Meskipun lazim dipakai di bandara, mungkin sedikit orang yang langsung mengerti apa yang dimaksud dengan koli. Kupikir memang lebih sering dipakai satuan “potong” atau “koper” saja untuk orang awam.

Sabtu pagi pukul 4 pagi akhirnya selesai juga aku packing 3 buah koper, besar dan kecil untuk kubawa ke Jakarta. Meskipun isinya kebanyakan pakaian, yang sebetulnya tidak terlalu berat, ada satu koper yang sampai 28 kg. Memang aku biasa pakai koper besar, karena aku lebih suka menyatukan barang daripada memakai beberapa koper yang kecil-kecil. Takut lupa intinya sih. (Ingat waktu saat kami pindahan dari London yang membawa 27 koper. Padahal sudah pakai kontainer juga hihihi)

Setelah beres-beres rumah, pukul 5 kami berangkat. Untung saja ke 3 koper itu bisa dimuat dalam bagasi mobil Jazz kami. Hebring juga deh Hondaku ini. Selama perjalanan yang lancar ke Narita, aku tidak tahu apa-apa lagi. Tidur terus selama perjalanan karena memang aku tidak tidur sama sekali. Akhirnya kami sampai di counter check in pesawat ANA pukul 7 pagi teng!

Antrian tidak panjang, kami dilayani seorang gadis manis yang menyapaku dengan bahasa Jepang. Kami memang baru kali ini memakai ANA ke Jakarta. Waktu Kai masih bayi, aku memakai SQ yang terkenal dengan Family Servicenya yang bernama MASS, yang pernah kutulis di “Untung ada mas”. Atau memilih penerbangan dengan JAL, yang langsung Tokyo – Jakarta (waktu itu GA tidak ada penerbangan langsung Tokyo -Jkt, harus transit di Bali. Daripada transit di Bali, aku lebih suka transit di Singapore). Atau tahun kemarin aku pakai Cathay Pasific karena memang mau mampir ke Hongkong tempat adikku, Kimiyo. Nah, tahun ini aku senang sekali karena ANA membuka jalur penerbangan langsung Tokyo – Jakarta, dan harganya murah dibandingkan dengan penerbangan langsung lainnya dari maskapai lain. Dan aku sudah beli tiket pulang itu sejak 22 Februari, sebelum Gempa terjadi.

Nah, yang aku tidak tahu adalah bahwa ANA memberlakukan sistem bagasi baru sejak April 2011 ini. Yaitu seorang penumpang boleh membawa 2 koli (2 potong) koper yang maximum beratnya 23 kg. Jadi koperku yang seberat 28 kg itu kena denda (karena masih kurang dari 32 kg) 3000 yen. Daipada aku musti pindahin 5 kg ke koper lain, ya mending aku bayar saja deh. Tapi sebagai pelajaran nanti jika pulang untuk menimbang satu koper tidak lebih dari 23 kg. Dan sebetulnya kebijakan ANA ini menguntungkan penumpang, karena yang dulunya seorang cuma bisa membawa 20 kg, menjadi 46 kg! Hebat ah… Tapi secara sekilas aku membaca dari penjelasan si nona manis itu, yaitu pihak ANA juga beruntung dengan sistem baru ini. Yaitu mereka juga menyediakan service “tebura” pelayanan pengambilan koper (tentu berbayar) dari rumah yang akan langsung cek in ke pesawat, tanpa kita perlu mendorong atau memuat koper sampai Narita sendiri (dulu waktu pakai JAL dan bawa bayi aku pakai service ini). Nah kalau 2 koper setiap orang kan juga menguntungkan pihak maskapai … ho ho. mutualisma ya.

Jadi kalau aku akan memakai layanan ANA seterusnya, aku harus membeli beberapa koper yang berukuran sedang. Koper besar itu sulit dipakai kalau mau memenuhi max 23 kg. Manusia kan cenderung memenuhi semua space yang ada (maklum emak-emak ngga mau rugi hahaha). Jadi bisa bayangkan nanti kalau kami pulang, kami bisa membawa 8 koli dengan berat 160 kg lebih! Kayaknya musti sewa truk untuk bawa ke bandara/rumah deh hahaha.

Urusan imigrasi lancar. Sambil menghapus airmata, Riku masih memaksaku untuk menelepon papanya sebelum boarding. Dia sejak 2 hari lalu menangis terus setiap mengingat bahwa papanya tinggal sendirian di Tokyo selama 3 minggu, sebelum menyusul kami. Ah, anakku ini memang perasa sekali (seperti mamanya …cihuyyy). Perjalanan selama 7 jam kami lewati dengan tidur. Sayangnya karena sebelum naik pesawat kami sarapan dulu, jadi kami nyaris tidak menyentuh makanan yang disediakan pramugarinya. Padahal rasanya lumayan lah.

Kami mendarat pukul 2:45 dan menyelesaikan urusan visa on arrival cukup makan waktu. Cuma kali ini aku merasa cukup bisa bersabar karena setelah menyelesaikan V.O.A ini, kami tidak perlu lagi antri di imigrasi. Nah, gitu dong. (Meskipun akhirnya tetap harus antri, untuk penyelesaian imigrasi aku)

Aku menggunakan jasa porter no 98 untuk membawakan 3 koper dengan trolley. Riku selalu suka naik ke atas koper-koper di trolley itu. Dan memang hanya di Jakarta saja dia bisa begitu. Kalau di Tokyo sudah pasti dilarang petugas. Kalau Jakarta kan semua cara dan keinginan dihalalkan 😀

Tapi aku beruntung mendapatkan porter yang baik. Karena sebetulnya begitu kami keluar pintu arrival, kami tidak melihat satupun anggota keluarga yang menjemput. Nah loh, gimana nih. Ngga lupa kan???? Saat itu si Bapak 98 menawarkan HP nya untuk menelepon. Waaah baik amat si Bapak. Jadi setelah mencari catatan nomor-nomor telepon aku pakai HP nya untuk menanyakan posisi penjemput. Si Bapak ini juga yang menyarankan supaya kami menunggu di depan Hok-ben karena tempatnya mudah terlihat. Dia juga ikut membantu menjaga anak-anak, sekaligus memperhatikan Kai yang lari-lari ke sana kemari. Duuuh ini anak bungsuku pecicilan banget deh. Jadi aku senang si Bapak ikut membantu memperhatikan anak-anak sementara aku repot menghubungi sana -sini. Dan akhirnya tak lama aku melihat adikku Andy, datang menghampiri kami. Si Bapak ikut membawa trolley sampai lapangan parkir tempat mobil diparkir. Terima kasih ya pak, untuk bantuannya, juga untuk pulsanya.

Yang aku dari dulu ingin tahu, porter begitu satu kolinya diberi berapa rupiah ya?

Well,  I’m hoooooome!

41 Replies to “KOLI

  1. Welcoooooooome hoooomeeeee……………..

    Untung ga diculik hihihihi …

    Alhamdulillah dapat porter yang baik hati ya mba, jadinya ga senewen pas baru sampe Jakarta 😀

    Awal yang baik 🙂

    Selamat mudiiiik 😀

  2. Waahhh,, banyak blogger yang pulang kampung ke Jakarta neh… hehehehe… welcome mbak, asyik pastinya liburan pas bareng dengan ramadhan di sini, paling gak kan terasa beduk2nya yang gak ada di jepang, hehehe

  3. airline sekarang rata2 emang max 23 kg per koper mbak.
    kalo naik business class baru kayaknya bisa 28 kg per koper.

    wah udah sampe di jakarta dengan selamat ya mbak… udah kopdar segala ya, saya liat di blog om trainer. senang ya… 🙂

    have fun di jakarta ya mbak! titip mata dan titip perut ya. huahaha.

    tentnag porter, dulu sih 20rb per koper ya. gak tau sekarang. 😀
    baik juga tuh si bapak porternya ya mbak…

  4. Wah mbak imel, aku liat di travel-chan ada ANA dgn jalur Nagoya-Jakarta. Itu transit dulu gak yah? jangan2 transit di Tokyo dulu sblm langsung terbang ke Jakarta?

  5. Ah Bapak Porter itu baik sekali ya EM …

    Menjawab pertanyaan kamu …
    Dikasih berapa …
    Mmmm terus terang saya tidak tau hitungannya …
    Namun jika saya berada di posisi kamu saat itu …
    Maka saya akan memberikannya 50 ribu – 100 ribu.

    Dia baik … bahkan mau meminjamkan HPnya … dia peduli dengan kesulitan kamu …

    Salam saya EM

  6. welcome to Jakarta….*meskipun udh ketemu…hehehehehe*…kalau kasih porter berapa ongkosnya bisa jadi seperti Om ENha bilang deh…apalagi dia berbaik hati menjaga dan menemani anak2 bahkan pinjamin hape…..selamat bersenang-senang

  7. Wah, ada yang pulang kampung nih. Pantesan kemarin bang imoe ngomong akan balik lagi ke Jakarta awal bulan depan karena ingin ketemu mbak imel.

    Hmm… ntar deh saya tanyain mbak, satu koli nya berapa untuk porter *eh?*

    hihi, welcome home!

  8. Bener mbak, sama kayak aku , koper itu dipadat2in, malas bw tentengan. Kebayang banget ninggalin rumah segitu lamanya, pasti koper penuh dgn banyak baju kedua cowok kecil itu .

  9. aaah, aku iriiiiiiiii…pengen pulang kampung juga *dhuafa cuti :))*

    emang tuh ya, urusan koper bikin ribet deh. Mama saya juga kalo liat koper saya ada celah dikit aja udah deh dijejelin berbagai macem makanan buat dibawa balik, hihihihihi.

    Happy holiday mbaaaaak 😀

  10. Dulu waktu pertama kali naik pesawat bawaannya mumpungi ampe2 melebihi ketentuan, kena denda deh. jadi pengalaman. btw masih bisa bicara betawi apa ga mba…?

  11. Selamat datang kembali di jakarta ,Mbak EM
    senangnya bisa liburan musim panas yg bener2 panas disini 😀
    tentang jasa porter di airport , kl lihat ketentuannya , per koper biasanya 25ribu rupiah, namun krn si bapak full service dan jg care dgn Riku dan Kai, mungkin gak ada salahnya memberikan lebih 🙂
    selamat menikmati liburannya Mbak EM 🙂
    salam

  12. Whuaa….baru mampir lg telat deh…welcome home ya mba…semoga cara mudik (dan kopdarnya) lancar jaya selalu he he.

    Soal porter, menurut driver kantor yg wara wiri ngejemputin tamu, ‘minjemin’ hape itu salah satu taktik mereka untuk menerima bayaran tambahan, kadang sampe maksa2 palagi pas tahu tamunya ga bisa bhs indo, jadi aku agak2 terkesima nih mba EM bilang porternya baik hati hihihi… Tapi mungkin bapak porter 98 memang betul2 baik ya mba ^^

  13. Imel,
    Saat si bungsu pertama kali ke LN, saya juga minta jasa porter, angkut barang sampai mengurus ke imigrasi..hebat ya. Dan porter ini bisa nyelip-nyelip, saat terminal keberangkatan penuh penumpang check in.

    Membayangkan Riku naik troly dan di dorong bapak porter yang baik hati.

    Selamat datang ke Jakarta…Kapan ketemuan…mudah2an bisa sebelum puasa ya….
    japri ya Imel.

  14. Wah akhirnya nyampai di rumah tercinta yaaaa. Aku baca blog aja WAKUWAKU seperti aku yang nyampai di JKT. Andy yg jemput ya, gimana kabarnya ? Kangen sama semua deh. Tolong sampaikan salam manis dari Kimiyo Coutrier kepada semua anggota keluarga yaaaa. Dan jangan lupa kepada Gensan juga. ^0^ Enjoy your holiday !

  15. wah sudah ke indonesia lagi mbak??…..

    selamt berlibur….

    rrasanya kalo disini paling enak untutk minta tolong deh di bandara..

    karena banyak porternya…..

  16. welcome home mbak……

    baik sekali porternya ya…kalau udah begitu harusnya dikasih TIP yang banyak tuh 😛

    ohya, Riku itu seperti mamanya…yes! face and hatinya 😀

  17. Mba Imeeeeeel…

    Selamat dataaaaang…
    wah….3 minggu…lama juga ya mba…

    Sayang Bapak nya gak ikutan…karena gak bisa ninggalin kerjaan ya?

    Emang tipikal emak-emak kalo kemana-mana bawaannya selalu se gambreng kayak yang mau pindahan…hihihi…

    Selamat liburan ya mbaaaa 🙂

  18. Bagasi memang selalu jadi persoalan sendiri kalau kita pergi (terutama ke luar negeri). Saya pernah kena denda cukup besar (sudah lupa jumlahnya) dari Singapura, karena membawa buku-buku yang sangat berat. Dari amsterdam pernah juga satu koli ditinggal, karena overweight (untung ada kakak di sana yang bisa dititipin 😀 ).

    Menyenangkan sekali kalau porter-porter di Indonesia seramah porter yang dijumpai Mbak Imel … 🙂

  19. Aku jarang bawa banyak2 bagasi mbak tapi biasanya sekali bawa aku kasih porternya 20-30 ribu (semoga gak kedikitan)

    Anw dulu kecil aku belom naik pesawat terbang kalo enggak pasti seneeeeng kayak Riku naik2 trolly hahahha

    sun Riku and Kai ^_^

  20. Pingback: REBYEK | The Ordinary Trainer writes …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *