Bento

12 Mei

Bukan, ini bukan judul lagu dari Iwan Fals yang “seru” itu. Tapi Bento bahasa Jepang yang berarti bekal makanan. Sudah menjadi pengetahuan umum di sini bahwa kalau mau mengirit ongkos makan, lebih baik bawa bento. Karenanya waktu Riku masih TK dan aku katakan pada salah satu orang tua temannya bahwa aku tidak menyediakan bento, tapi kyushoku (makan siang disediakan sekolah dengan membayar), si ibu itu langsung mengatakan “ricchi” (Rich = kaya). Waktu itu aku memang masih “ibu RT “gadungan alias belum pengalaman. Masih banyak bekerja di luar sehingga tidak ada waktu untuk menyediakan bento. Sekarang? sudah expert dong 😀 Dan bisa mengerti mengapa si ibu itu mengatakan aku rich. 😀

Kalau aku tulis di Makan Bersama, di SD memang kebanyakan menyediakan kyushoku atau makan siang yang disiapkan oleh pihak sekolah. Jadi untuk Riku aku tidak perlu memikirkan makan siangnya. Tapi di TK, biasanya tidak disediakan kyushoku. Biasanya anak-anak TK membawa bento, bekal makanan sendiri. Dan sebetulnya aku rasa itu jalan terbaik, karena anak-anak ini masih sedikit makannya. Dulu sering aku mendapatkan laporan dari gurunya Riku (waktu TK) bahwa Riku tidak bisa menghabiskan kyushoku yang disediakan sekolah.

Nah, sekarang aku menyiapkan bento setiap hari untuk Kai. Sebetulnya Kai juga tidak pemilih macam makanan, tapi dia memang sedikit makannya. Jadi biasanya aku kasih liat jumlah makanan yang aku sediakan dalam bekalnya, dan dia akan bilang OK atau kebanyakan. (Gaya yah hihihi)

Soal isi makanannya, aku tak perlu jelaskan ya. Terus terang aku tidak bisa membuat bento yang “cantik”. Asal ada nasi, daging dan sayur cukup deh. Seadanya saja. Bahkan kalau perlu sisa dari malam harinya. Tapi tentu yang mudah dibawa.

Yang aku selalu ingin tahu adalah bagaimana anak-anak usia 3 tahun ini makan bentonya di TK. Mungkin merupakan hal yang mustahil untuk anak-anak Jakarta umur 3 tahun yang masih disuap baby sitter. Aku selalu ingin intip waktu mereka makan.

Beruntungnya aku karena Kai (juga Riku) terbiasa makan bersama di Penitipan (semacam Play group) sebelum masuk TK, dan aku pernah mengintip anak-anak ini makan di penitipan. Ada lagu pembukanya!

Dan aku membaca surat edaran dari pihak TK mengenai perkembangan pendidikan di TK itu. Surat edaran ini diterbitkan setiap bulan (bulan ini bulan pertama) berisi apa saja perkembangan selama 1 bulan ini, mengenai kegiatan yang sudah dilakukan, mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dsb. Dan dalam surat bulan ini tertulis bagaimana anak-anak TK ini makan siang.

Urutannya sebagai berikut:
1.Pergi ke WC untuk buang air.

2. Mencuci tangan dengan sabun (tersedia tempat cuci tangan di luar kelas masing-masing dengan 3-4 keran)

3. Membawa tas  dari loker kemudian duduk di kursi masing-masing

4. Mengeluarkan kantung bento dari tas

5. Mengeluarkan alas makan, kotak makanan, sumpit atau sendok garpu, dan cangkir (Kemudian mengisi cangkir dengan susu – khusus susu dapat gratis dari sekolah)

6. Menyanyikan lagu obento. Mau tahu liriknya?

Dalam kotak bekal sebesar ini
masukkan onigiri onigiri
irisan jahe, taburkan garam-wijen
wortel, cherry, jamur shiitake, (akar) Gobo
Renkon yang berlubang
Fuki yang terlihat bergaris-garis

これっくらいの おべんとばこに
おにぎり おにぎり ちょいとつめて
きざみしょうがに ごましおふって
にんじんさん さくらんぼさん しいたけさん ごぼうさん
あなのあいた れんこんさん
すじのとおった ふき

Yang mau mendengar bagaimana lagunya silakan buka link ini, dan klik tanda play ya. (Dan terus terang mana ada ibu-ibu jaman sekarang yang membawakan anaknya bento seperti yang dinyanyikan 😀 Misalnya cherry, hanya ada menjelang musim panas. Dan waktu aku cari lagu “bento” ini ternyata ada juga lagu “sandwich” hihihi. Jepang modern!)

7. ITADAKIMASU. (Salam yang dilakukan sebelum makan, arti harafiahnya “Saya terima/ saya makan” bukan selamat makan)

Dan sebagai laporan dari TK tentu saja untuk kelas Nencho (kelas atas/ yang berisi anak usia 5 th) sudah pandai bisa semua sendiri. Tapi untuk kelas Nensho (kelas bawah/ yang berisi anak usia 3 th) masih banyak yang belum bisa. Urutan 3-4-5 (yang di atas) berantakan. Lalu anak yang mau cepat-cepat makan begitu buka kotak makanannya lalu menjatuhkannya sehingga isinya berantakan. (dan nangis :D) Karenanya kami orang tua diminta untuk menambahkan ikat karet yang besar.

Tentu saja selama makan juga ada yang menumpahkan isinya, nangis tiba-tiba, minta ke WC, atau mengambil makanan temannya 😀 atau mengadu makanannya diambil 😀 dan lain-lain. Tapi dengan latihan lama-kelamaan mereka (gurunya juga) akan bisa makan dengan tertib dan tenang. Demikian menurut laporan TKnya Kai 😀

Duuuh kebayang ngga sih, jadi guru TK. Acara makan yang cuma 30 menit aja mungkin begitu melelahkan ya. Aku sama sekali tidak ingin menjadi guru TK 😀  Tidak berbakat dan tidak sabar 😀

Apa bekal makan siangmu hari ini? Hari ini aku dan Kai membawa bekal yang sama yaitu bakmi goreng ala Jepang (aku sih pengennya bakmi goreng ala Indonesia lebih gurih hehehe) ! Permintaan Kai kemarin. Aku makan di dalam kelas karena hari ini aku harus mengajar. Dan posting ini aku jadwalkan untuk terbit siang hari. Maksi yuuuk…. ITADAKIMASU!

Maksi Kai dalam bento-bako (kotak bekal)

 

 

28 Replies to “Bento

  1. waduh….itu mie goreng, jadi membangkitkan selera makan pagi saya…. eh makan siang saya :mrgreen:

    Kai nampak senang dengan menu kali ini ya mbak? 🙂

  2. *berangkat cari makanan*
    gara2 postingan Bento, semakin melapar saya hehehe

    Bagus ya mba, jadi ga usah repot2 suap menyuap
    jangan2 koruptor banyak di indonesia karena sudah gede juga biasa makan disuap di rumah xixixi … *j/k*

  3. Bakmi itu untuk makan siang 😕 jam berapa membuatanya bu ❓ karena yang saya tahu bakmi yang berisi sayuran (terutama kol) akan cepat berasa basi. Apalagi membuatnya pagi-pagi sekali. Tapi aku salut dengan aktifitas mbak Imelda yang masih sempat membuat bento untuk si Kai padahal sangat sibuk dengan aktifitas ngajarnya 😆

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  4. maksinya Kai ada sayurannya, Hebat..
    pernak pernik tempat makannya, Tha Cars, keuren ya Kai,
    junior saya di Play Group_TK justru lebih mudah makan bekal di sekolahnya mbak, nurut sama ibu guru kali yaa, dan aturannya, makanan yang dibawa harus habis, sekarang SD malah semakin pemilih jenis makanan 🙁

  5. Rizky juga di penitipan jadi dia sudah terbiasa makan bersama, kalo dipenitipan dia bisa makan sendiri tapi anehnya kalo di rumah kalo ada mamanya malah minta disuapi (manjanya keluar…he..he..) Bagusnya memang kita siapin sendiri di rumah kalo tidak keburu kadang kalo lagi buru-buru amat kepaksa aku beli bubur ayam dan nasi kuning di warung makan.ada sih yang porsinya sejenis nasi kucing dan harganyapun murah meriah Rp..5000 sebungkus, kalo bubur ayam Rp.3000 juga dapet kadang kalo kebanyakan malah kebuang,itu include bento untuk mamanya juga yg keburu kerja ngga sempat sarapan…he..he…

  6. saya juga masih bawa bento dari rumah, bosan juga makan beli diluar

    kalau si bungsu wajti kelas 1, nggak mau catering dari sekolah, katanya nasinya dikit, masih lapar, he..he.., jadi bawa bento juga akhirnya

  7. whuaaaa…
    Kai kotak makan nya si Mcqueen euy..hihihi…
    Sepertinya aku sudah harus mulai bersiap siap kayak mba Imel niiih…
    Soalnya rencana SD nya Kayla nanti kan fullday, jadi aku haru siapin makan siang…
    memasak di pagi buta kah mba Imeeeel???

    *langsung kedapur bikin mie goreng dulu ah…hihihi..*

  8. fotonya kai lucu banget… gemes.. hehe.

    lucu ya ada lagunya segala mbak. hehe.
    btw kirain kalo di jepang, semua bento nya pasti dibikin lucu2. hehehe.

  9. Pengalaman kami sewaktu mengelola TK dulu, sangat tahu bagaimana repotnya guru-guru TK itu menghadapi polah anak-anak, terutama di bulan-bulan pertama. Salut banget dengan mereka, yang benar-benar memiliki tingkat kesabaran ekstra.

    Metode pelaporan di TK-nya Kai itu bagus juga. Jadi ortu bisa memantau perkembangan anaknya dengan baik 🙂

  10. mbak EM…menjadi guru TK itu dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Salut buat mereka yang bisa membimbing atau mendidik anank kita lebih mandiri….apalagi anak2 itu kalau sama orang tuanya lebih manja yah….

  11. Salam Takzim ibu Imelda
    Postingan ini tidak berlaku untu ke tiga anak saya bu, hehehe karena ketiga anak saya tidak pernah mau untuk membawa makanan kecil atau pun besar kesekolah, mereka terbiasa menikmati hidangan yang dibuat oleh ibunya untuk sarapan. Nah karena itu sudah terbiasa sampai sekarang mereka lebih suka sarapan pagi dirumah
    Terima kasih bu Imelda yang sudah berkenan hadir di blog sederhana saya, semoga saya mampu untuk berkunjung rutin kemari
    Salam Takzim Batavusqu

  12. Dimana-mana orang Asia suka mie yah, ternyata nggak cuma Indonesia saja. Kalau ponakan saya yang TK makan siang maunya dibawakan agar-agar. Susah banget makan nasi.

  13. Bahkan sebelum makan pun dibiasakan ‘menerima’ hasil makanan. Mungkin ini yang tidak terpikirkan oleh guru-guru di Indonesia. Menerima makanan walaupun kadang terlalu asin, terlalu pedas bahkan sedikit gosong. Hehehe.

  14. wah jd malu nih krn masih nyuapin anak makan..hehe..

    walau terkadang anakku mau makan sendiri,,, tapi si picky eater itu tentu nggak mau makan yg sehat2… yg sehat2 spt sayur hrs disembunyiin dan disuapi sambil main *memalukan yah*
    hehe yah begitulah… mudah2an klo udah masuk sekolah nanti dia mau makan yg sehat2 spt teman2nya … efek sekolah ke pola makan ada jg yah Mba Imelda?

  15. Waaaaa yakisobaaa, yammyyy…kapan ya bisa icip masakan mbak Imel hehehe..

    Kalo Grego, mesti ditanya setiap harinya, mau bawa apa, kalo minta dibawain buah ya mesti hunting malam itu juga, kalo merasa masakan malam itu enak biasanya dia pesan,
    ” ma besok bawa ini aja ya..” 😀

  16. Dari TK sampai SD sekarang ini, anak-anak selalu membawa bekal dari rumah.
    Di sekolah ada katering, tapi saya merasa rugi *edisi mama pelit*, karena Lily dan Kayla makannya nggak terlalu banyak dan kalau nggak suka menunya nggak dihabisin.
    Di Indonesia juga musim bento, saya punya peralatan bento, tapi cuma bisa bikin yang gampang-gampang 😀

  17. Saya pernah melihat di Majalah di Indonesia

    Bento ini dihias macam-macam … dibuat gambar tertentu
    Untuk membuat anak-anak semangat ….

    Salam saya

  18. Jadi penitipan atau playgroup itu banyak manfaatnya juga ya. Anak-anak jadi terbiasa untuk “disiplin” sedari kecil. Tidak sekadar tempat penitipan doang. Hehe.

    Salam saya 😀

    Ya karena tempat penitipan itu adalah tempat pertama para balita untuk bermasyarakat
    EM

  19. TK… Ga inget deh bawa bekal ato ga. Tp kelihatannya Sabtu ada makan bersama soalnya aku inget lagunya,”banyak2 mkn jgn ad sisa, ayo mkn brsm”

    SD,, nasi2 bungkus & jajanan2 d sklh 🙂 tp kliatannya prnh bbrp kali dibawain bekal deh, soalnya keinget prnh mkn nuggets & rice & ketchup. Tp mostly jajan.
    PS: d Solo, ad cabuk rambak, soto, mcm2 nasi bungkus, nasi liwet d luar gerbang sklh

    Emang enak d Indo yah, ap2 gampang. Nyantai jg.
    Hhh. Tante jg g sabaran urus anak kecil yah 😀

    ~LiOnA~

Tinggalkan Balasan ke morning_hen Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *