Krayon Kuning Kecil

16 Apr

Ada sebuah dongeng yang ditampilkan berbentuk gambar animasi di chanel anak-anak NHK. Cerita itu berjudul Chiisana Kureyon ちいさなくれよん Krayon Kecil. Ceritanya begitu sederhana dan menarik, dan aku tak sadar aku menangis di akhir cerita. Hanya satu kali aku melihatnya tapi langsung terpateri dalam ingatanku. Setelah aku cari-cari ternyata cerita yang ditayangkan di televisi itu bersumber dari sebuah Picture Book berjudul Krayon Kecil itu.

cover picture book ini

Aku ingin sekali membacakannya untuk anak-anakku, jadi aku mencarinya di Amazon. Karena budget buku sedang diperketat, aku mencari buku bekasnya saja, dan ada! Setengah harga aslinya yang 1260 yen dan masih dalam kondisi bagus!

Sepotong krayon kuning yang sudah kecil terpakai, dibuang ke dalam tong sampah.
“Aku masih bisa dipakai loh! Masih bisa mewarnai!”…. dia  berteriak tapi tak ada yang mendengar.

“Baiklah, aku akan pergi sendiri. Aku masih…masih bisa berguna!”

Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan sepasang sepatu kanvas yang bergambarkan anak ayam. Saking sering dicuci, gambar anak ayam itu terlihat kusam.

“Sini, biar aku membuat kalian lebih cerah lagi” dan si Krayon mewarnai gambar anak ayam di sepatu itu.

“Terima kasih Krayon. Kami menjadi bagus kembali”

Dan Krayon pergi menjauh lagi dengan badan yang semakin kecil.

Di depan pintu pagar, Krayon bertemu mobil-mobilan kuning yang sudah pudar warnanya.

“Hai, kenapa kamu di sini?”
“Aku sudah tidak baru dan tidak menarik lagi, jadi majikanku tak lagi bermain bersamaku”

Krayon kemudian mewarnai mobil-mobilan itu dengan badannya sehingga menjadi seperti baru kembali.

“Terima kasih Krayon” kata mobil-mobilan pada Krayon yang menjadi semakin kecil.

Krayon sampai di pinggir jalan di bawah pohon rindang. Karena matahari bersinar terik, dia berteduh di bawah pohon. Tak lama seorang anak laki-laki lewat dan melihatnya.

“Wah ada krayon!” diambilnya krayon itu…”Yah sudah kecil sekali” sambil membuang krayon itu kembali. Krayon itu membentur sebuah batu dan dia menangis.

“Krayon, sakit ya?” tanya batu kecil.
“Ya, abisnya dia mengatakan aku chibi (kecil) dan membuangku”
“Tapi kamu bagus. Warnamu bagus begitu. Aku ingin punya warna seperti kamu.”kata batu kecil yang warnanya entah putih, entah abu-abu…sungguh warna yang aneh.

“Kalau begitu, biar aku mewarnaimu” dan dengan sekuat tenaga Krayon mewarnai batu itu sehingga menjadi batu kuning. Dan Krayon kecil itu menjadi sebesar butir nasi 🙁

“Terima kasih Krayon. Tapi kamu jadi sedemikian kecil….. Maaf ya”
“Tidak apa-apa. Aku biarpun kecil masih berguna. Aku senang. Aku pergi dulu ya….”

Krayon berjalan lagi….

Senja menjelang dan di langit bertaburan bintang.

“Bintang itu indah ya. Majikanku dulu selalu memakaiku waktu menggambar bintang. Karena itu rasanya aku dna bintang begitu akrab.”

Dan saat itu Krayon melihat ada satu bintang yang kurang terang cahayanya.

“Ah, aku ingin mewarnai bintang itu. Meskipun aku sudah kecil begini, jika kupakai seluruh badanku pasti bintang itu bisa lebih cerah bersinar”

Dalam badan Krayon yang begitu kecil,  semangatnya meluap-lupa begitu besar.

“Aku akan pergi ke bintang sana” Dipandanginya bintang pudar itu, dan dia terbang lurus pesat menuju bintang itu…..

Chiisana Kureyon
Karangan : Shinozuka Kaori Gambar : Yasui Tan
Cetakan pertama Januari 1979. Cetakan ke 26 Juni 2001
Kin no Hoshisha

diceritakan kembali oleh Imelda Coutrier

 

Krayon dan sepatu bergambar anak ayam

 

Ahhhhh…. kalian harus melihat sendiri anime itu! Benar-benar mengharukan. Krayon memakai seluruh badannya untuk menerangi bintang itu!

Untuk bisa berguna memang kita harus merelakan semuanya, tanpa ragu.

Bisakah aku seperti krayon itu? Atau seringkah aku membuang “krayon-krayon kecil” dalam hidupku?

21 Replies to “Krayon Kuning Kecil

  1. bagus banget mba em..jadi mikir kadang2 setengah orang berfikir kita ga berguna tapi sebenarnya yang bisa lihat potensi dalam diri kita adalah diri kita sendiri….good story…jadi pengen kayak si krayon yang selalu berguna bagi siapapun…tapi ga mau ah jadi makin kecil hehehe..maunya tetap segini aja…hehehe…^_~

  2. Crayon itu seperti lilin ya? yang rela membakar dirinya untuk memberi penerangan kepada yang membutuhkannya. Aku rasa neechan sudah menjadi crayon bagi mahasiswa2 di kampus dan murid2 di SRIT dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan anak-anak untuk memberi penerangan pada mereka tentang sebuah bahasa yang indah, bahasa indonesia.

    Keep shining and coloring the world, ne! :*

  3. iyaa bagus ya mbak ceritanya… simple tapi bagus…
    apalagi kalo ada gambar2nya ya, yakin pasti tambah bagus secara orang jepang kan jagonya ilustrasi…

  4. waduh dalam banget ya pelajaran dari cerita ini …
    seandainya saja saya bisa menerapkan pada apa yang dilakukan sekarang hmmm ..
    tak mudah untuk memahami dan merelakan ..

    terimakasih EM … salut …

  5. Mengharukan sekali ceritanya, Mbak Imelda…
    Ijin nih, aku save yah.. untuk dongeng putri kecilku… Makasih udah sharing… Sering2 yah Mbak… hehehe… *peace*

    silakan silakan. Cari aja kata kunci Picture book di Index pasti banyak keluar yang sudah aku terjemahkan
    EM

  6. terharu biru bacanya hiks, mbak imel thanks untuk selalu mau berbagi cerita-cerita inspiratif ya, senang mengenal seorang imelda walopun belum pernah ktemu. hugs

    sama sama elvi.. iya nih kapan dong ketemuan?
    EM

  7. Sungguh sebuah pembelajaran yang luar biasa bagi kita semua.
    Bagi anak-anak, tentu secara fisik mereka akan tersadarkan untuk menghargai krayon-krayon mereka dan tidak membuangnya sia-sia. Dan, secara mental, mereka akan tercerahkan bagaimana caranya untuk terus berbuat baik dan memberi manfaat bagi sekitarnya tanpa pamrih.
    Aku suka sekali dengan buku ini Nechan…
    Ada gak ya versi Indonesianya? 🙂

    hehehe ngga ada selama belum ada penerbit yang mau bekerjasama dgn penerbit Jepang untuk menerbitkan buku2 bahasa Jepang. Aku mau kok jadi penerjemahnya 😉

    EM

  8. Hiks….hiks….lagi2 aku terharu membaca tulisan di sini….

    pengen banget deh nyari filmnya….

    akan kuceritakan pada anak2 tentang kisah ini mbak….nanti malam…

    makasih banyak ya mbak….hari ini tambah satu pembelajaran buatku, dan juga nambah satu kisah buat anakku, Insya Allah…akan kubuat gambarnya versi aku untuk melengkapi ceritaku nanti.

    senangnya yang pinter gambar. Aku ngga bisa gambar sih…

    EM

  9. hiks…hiks…
    sungguh terharu baca tulisannya deh mba…

    eh…tapi serius nih mba…
    kenapa di Jepang…cerita anak anak aja suka penuh makna seperti itu ya?
    Anak2 benar2 dididik untuk peka…

    Buku anak2 di Indo…
    palingan juga…Lolo landak terlambat masuk sekolah…
    atau piglet senang bermain hulahup…atau pooh mencari madu yang hilang…

    Ya benar, Picbook di Jepang banyak yang penuh makna, dan fresh tidak itu-itu saja. Kreasi baru terus. Tapi banyak juga kok yang cemen, dan yang cemen-cemen gitu ngga aku terjemahkan untuk TE lah 😀
    Yang masuk TE berarti aku benar-benar suka dan membuatku ingin share
    EM

  10. Hoho. Krayon kuning. Jadi teringat dulu punya sekotak krayon, dibikin hilang sama kawan. Sedih.

    Oh iya, pamer posca! 😀

    hehehe, kalau di sini crayon kok lebih populer ya daripada pensil warna. Aku sendiri heran, soalnya seingatku di sekolah SD dulu mana ada bawa crayon ke sekolah? Lagian crayon meninggalkan warna ke jari kan?
    Tapi crayon produk jepang ngga meninggalkan warna di jari loh 😉

    EM

  11. Selalu tertarik dengan ulasan buku kak Imel.
    Sayangnya picbook dari Jepang, jarang diterjemahkan di sini.

    Iya tuh, padahal aku mau saja terjemahkan 😉 Biaya terjemahan korting banyak juga mau kok 😀 Mungkin masalahnya bayar copyrightnya yah

    EM

  12. Bagus untuk bahan erita Imelda…..boleh saya share untuk anak dan menantuku ya…biar nanti untuk mendongeng anaknya jika sudah bisa diajak ngomong…..
    Sebuah cerita kebajikan yang bagus sekali untuk dongeng pada anak-anak

  13. Amin
    Selalu memberikan seutuhnya setulusnya sampai titik darah penghabisan
    Berkarya mewarnai (menggarami & menerangi) dunia

    Minta izin copy-paste ke note FB

    ~LiOnA~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *