Tanggung Jawab Masing-masing

4 Apr

Tentu saja kita harus bertanggung jawab atas perbuatan kita masing-masing. Seorang blogger harus bertanggung jawab akan tulisannya, seorang bapak/ibu harus bertanggung jawab akan keluarganya. Bahkan seorang anakpun harus bertanggung jawab pada pelajaran yang diikuti di sekolah dsb dsb.

Bukan hanya perbuatan saja, kita juga harus bertanggung jawab pada barang-barang milik kita. Sering kita jumpai peringatan di bandara, “Don’t leave your belonging unattended”. Kalau tidak bertanggung jawab alias membiarkan barang-barang begitu saja, tentu saja kita akan rugi sendiri. Bisa jadi barang kita diambil, atau dimasuki benda-benda terlarang, yang akhirnya nanti akan merugikan kita sendiri.

Warung okonomiyaki ala Hiroshima

Sabtu kemarin aku pergi jalan-jalan dengan Riku dan Kai di sekitar rumah saja. Setelah menaruh jas Gen di Dry cleaning, kami makan okonomiyaki ala Hiroshima di sebuah “warung” khusus okonomiyaki. Kami memesan satu okonomiyaki tradisional dan satu modern. Yang tradisional isinya yakisoba (bakmi gorengnya Jepang) dengan  irisan kol lalu ditutup “crepe”. Ini yang membedakan okonomiyaki Hiroshima dengan yang biasa. (Yang biasa bisa lihat di sini) .  Di atas crepe dioles saus khusus + taburan ganggang laut (nori) dan pakai mayoneise.

Yang modern itu serupa pizza. Crepenya okonomiyaki diberi irisan cheese saja. Katanya anak-anak suka “pizza” ini. Jadi aku pesan satu juga, toh tipis ini. Kupikir Riku pasti bisa makan banyak. Kai juga aku harapkan bisa makan karena isinya yakisoba, yang merupakan kegemaran dia. Ternyata …. nyisa deh.

Tapi terpaksa deh aku harus bertanggung jawab dengan pesananku. Di jaman susah seperti ini, rasanya tidak tega untuk membuang makanan. Dan di restoran/warung Jepang tidak bisa dan tidak biasa membawa pulang sisa makanan sebagai “Doggy Bag”. Mereka tidak mau bertanggung jawab jika kita keracunan makanan/sakit perut akibat makan makanan sisa yang mungkin lupa kita masukkan ke lemari es atau lupa dipanasi. Jadi jangan pernah minta bawa pulang sisa makanan di resto jepang ya…. kecuali membeli makanan take away (bukan sisa). (Memang ada saja kekecualian, kalau pembeli cerewet dan memaksa bawa pulang. Untuk itu perlu bahasa Jepang yang memadai ya. Tapi pada umumnya TIDAK LAZIM membawa sisa makanan dari restoran.)

Aku memang tahu bahwa di “warung” itu ada Kodomo Bi-ru, bir untuk anak-anak. Tentu saja tidak mengandung alkohol. Harganya 1 botol kecil 400 yen. Mahal! Karena itu aku diam-diam saja, karena sebetulnya Riku ingin sekali coba minum kodomo bi-ru itu. Yah….. karena dia sudah bisa baca sekarang, dia menemukan satu poster kecil yang bertuliskan “Kodomo bi-ru” itu, dan dengan muka memelas minta padaku. (terdengar deh seruan kalau di Indonesia “Sayang anak…sayang anak….” hehehe :D) Jadi aku kabulkan deh.

Jadi aku pasang juga di sini foto bahwa minuman yang diminum Riku dan Kai itu adalah minuman khusus, BUKAN BIR. Karena pernah ada kejadian, seorang anak (di bawah 20th) mengupload dirinya sedang minum bir di blognya, dan di foto itu juga kelihatan ibunya ada. (Pasti ada yang iri tuh, jadi lapor-lapor polisi hehehe) Dan polisi menangkap ibu itu dengan tuduhan membiarkan anaknya minum bir di tempat umum, yang melanggar peraturan Jepang. Di Jepang strict sekali peraturan tidak boleh merokok dan minum alkohol bagi mereka yang belum 20 th. Ibu itu dianggap tidak bertanggung jawab! Aku tidak mau dong ditangkap 😀

Setelah dari warung itu, kami naik sepeda pulang ke rumah. Kai mengatakan bahwa dia kuat dan mau jalan pulang. Jadi deh kami sempat berfoto di dekat pohon sakura di taman yang kami lewati. Indah!

Tapi di taman itu aku juga menemukan papan peringatan ini.

Kotoran anjing menggangu orang lain. Pemilik anjing HARUS membawa pulang kotoran it.

Pemilik anjing HARUS bertanggung jawab atas KOTORAN anjingnya! Memang waktu aku pertama kali datang ke Jepang juga merasa heran, kenapa orang-orang mengajak anjingnya jalan-jalan, dan mereka pasti membawa kantung plastik. Wah, begitu anjingnya berhenti di pinggir jalan untuk buang air besar, di pemilik langsung deh keluarkan plastik itu untuk MEMUNGUT kotoran anjing itu dan MEMBAWA pulang, untuk dibuang ke kloset masing-masing. (Mau tahu lebih detil tentang memelihara anjing di Jepang bisa baca tulisanku yang “Wan wan atau nya nya”). Aduh… aku jadi mikir untuk pelihara anjing di Jepang…hehehe.

Sebagai penutup aku lampirkan foto ini. Hayo siapa yang harus bertanggung jawab jika Kai jatuh? 🙂

Riku mengajari Kai naik sepeda.

 

 

 

31 Replies to “Tanggung Jawab Masing-masing

    • Setujuuu
      Demikian pula denganku, tante…

      Sungguh2 semua bertanggung jawab & aku yakin, Riku (selain hal beresin mainan / rumah), dia akan menjadi pria yg sangat bertanggung jawab & possesses integrity in whatever he is doing

  1. whuaaaaa…
    mba Imeldaaaaa…bisaaaaaa aja di sambung sambungin ke tanggung jawab…
    jagoan lah…hihihi…

    eh..eh..tapi beneran lho…
    tanggung jawab kita kalo lagi bepergian dan makan diluar adalah menghabiskan makanan yang tersisa di meja…hihihi…sayang bow 🙂

    Aduuuuuh… lirikan nya Riku waktu minum bir boongan…
    gaya banget deh 🙂

    • soal sambung menyambungin emang mbak Imelda jagonya deh.
      aku mau niru aja gak pernah berhasil.
      apa butuh jam terbang lebih lama ya hehehe

  2. Riku terlihat hati-hati megang sepeda yang dinaiki Kai, jadi risiko Kai jatuh kecil sekali kemungkinannya.
    Berarti, kalau ke restoran di Jepang, pesannya tak boleh banyak-banyak, karena tak bisa dibungkus dan di bawa pulang.

  3. Ternyata beda Indonesia beda pula di Jepang.
    Kalau di Indonesia: Makanan sisa biasa dibawa pulang, kotoran anjing biasanya ditinggal begitu aja.
    Kalau di Jepang sebaliknya 😀

  4. kalo jalan-jalannya sekitar rumah aja bawa anjing pas pup ngga apa-apa, ini udah gaya pake stiletto, kaca mata item gede, bawa anjing pudel lucu trus bawa-bawa pup….rempong deh….kalo yg masih single, bakal ada cowok yg bilang cantik-cantik kok bau sih…he…he…
    Orang tua boleh ngga minum kondomo-bi-ru itu Mbak Imel? Biar kalo kampai aku ngga pegang lemon tea…xixixi…Aih,manisnya kakak adik ini, mau ajarin adiknya belajar naik sepeda.

  5. Mbak EM….Kalau di amrik sepengetahuan saya…mereka malah seneng kalau ada makanan sisa (leftover) dibawa sama yang pesan karena dengan begitu mereka ga perlu ngebersihin….hehehe (pengalaman pribadi nih)….btw Riku makin lama makin mirip mamanya yah??…..

  6. Wah, bunga sakuranya indah banget.
    tapi yang paling saya suka adalah papan pengumuman yang berisi Pemilik anjing harus membawa pulang kotoran anjingnya. Kalau ada papan pengumuman seperti itu di sini gak akan ada yang mematuhinya.

  7. Kalau di restoran bersama keluarga atau teman aku yang bertanggung jawab menghabiskan makanan yang dipesan … he he he

    Salut dengan ketegasan untuk konsumsi alkohol disana .. beda dengan disini ..

    Terima kasih telah mengingatkan akan tanggungjawab pribadi atas yang diperbuat.

  8. Di kompleks perumahan saya juga ada aturan …
    Binatang peliharaan tidak boleh berkeliaran sesukanya …

    Kalau mau jalan-jalan
    Harus ada yang mendampinginya …

    and yes …
    Bawa tas kresek untuk wadah just in case …
    kalau Anjing atau Kucing peliharaannya tersebut … kebelet fuf …

    (kalo P*p*s belum ada hukumnya …)
    hehehe

    salam saya EM

  9. Baca ini disaat kelaparan, mulai dari yg ngiler krn liat mienya sampe jd gak selera gara2 baca kotoran doggy :))
    P.S.
    Adrian titip salam sama Kai, dia heran mbak.. koq Kai udh besar banget? 😛

  10. baru tau kalo di jepang gak lazim bawa makanan sisa. sayang juga ya kalo gak abis.
    okonomiyakinya gede banget ya mbak… hehehe.

    iya lah semua harus bertanggungjawab atas tindakan masing2. kalo gak ya bisa kaco…
    kalo foto terakhir itu yang harus tanggung jawab ya yang motret! hayooo… hahaha

    kelihatannya aja gede kok, itu ukuran 1 orang dewasa. kira2 18 cm
    biasanya satu orang makan satu 🙂

    EM

  11. Dengan adanya peraturan bahwa pemilik anjing harus mengangkat kotoran anjingnya, apakah tetap ada yang datang bawa anjing plus bawa kotak kotoran?
    Eniwei Mbak, tega juga bahasanya ya, makanan sisa dibilang Doggy Bag.

    Hmm… berarti kudu hati2 kalo lagi minum bir bareng anak, tar pas di-aplod ketangkap hwhwhww…. ah tapi bener aja sih seperti katamu mbak, itu pasti ada yg sirik aja pake ngelapor. 😀

    maksudnya datang ke mana? Ke restoran? ngga ada anjing boleh masuk ke restoran. Dan kotoran itu diambil dgn plastik kresek bukan kotak. Ogah lah masukin ke kotak hiiiii.

    loh memang bahasanya bungkusan berisi makanan sisa restoran itu Doggy Bag. Bukan saya yang ciptakan bahasanya hehee

    doggy bag (複数形 doggy bags)

    A bag (または other container) used to take home uneaten food from a restaurant meal

    EM

    • xixixi mba Em, siap2 didemo orang Indonesia hahaha
      soale, kebanyakan suka bungkus makanan
      setiap ada pesta atau acara entah di rumah atau pun di restoran malah sepertinya wajib untuk menyediakan container plastik atau sekedar plastik agar tetamu yang mau bawa pulang bisa bungkus2 sendiri.

  12. hehehe…belajar naik sepeda…hehehe…pasti menyenangkan….jatuh dari sepeda…namanya juga belajar, kalau nggak pernah jatuh nanti malah nggak bisa-bisa ya mbak, hehehe…

    Selamat main sepeda yach buat Kai dan Riku….tapi tetap hati-hati yach sayang…

    Peluk cium dan sayang + kangen buat mbak imel dan kedua putra tercinta…muahhh

    Best regard,
    Bintang

  13. wah sayang jg ya mb kalo ga boleh di bungkus kalo sisa..padahal makanannya enak..hihi..bisa dibawa diem2 ga sih..haha..

    ampuuuuuuuunn deh..kotoran anjingnya dibawa pulang lagi?OMG..haha..

  14. Klo sampe Kai jatuh yang jelas bukan aku yang tg.jawab mba hehehe
    tapi bukannya klo belajar naik sepeda emang harus pake acara jatuh?
    jadi yaaah ga masalah siapa yang tg.jawab dong 😛

    mba, itu porsinya gede2 banget???
    Nekat juga mesen makanan lebih dari 1 macam,
    klo ramean aku sih berani, tapi klo bawa anak2 rada worried juga
    cuma kan klo di Indonesia mah biasa mbungkus klo ga habis ya
    jadi ga perlu kuatir

    untung baca TE, jadi klo pas ke Jepang satu hari nanti,
    dan pas makan ga abis, ga nekad minta dibungkusin hehehe

  15. foto terakhir, yang jelas bukan tanggung jawab pembaca mbak, hehehe.. 😛
    Riku pinter deh, dah bisa latih sepeda adiknya.. hehe..

    liat okonomiyaki, aku jadi ngiler, hhehhe,,,

    soal peliharaan, di sana memang lebih tertib ya,,

    salam sayang mbak

    gampang kok bikin okonomiyaki sendiri hehehe

    EM

  16. Salam kenal Mba Imelda… wah dulu aku sempet tergila2 sama apapun yg berbau Jepang… kebudayaannya, makanannya, manganya, anime nya…. hihihi… Saking suka nya sama anime Jepang yg judulnya Furuba, aku namain blogku Neko Chan’s Diary… Anyway, posting ini informatif banget Mba Imelda… Makasih yah udah sharing… Mohon ijin yah, mau obrak abrik blog nya dan ijin jg utk pasang blog ini di blogroll ku… Aku sering liat komennya Mba Imelda dimana2, ternyata blognya menarik sekali… Makasih ya Mba sebelumnya,… 🙂

    Salam kenal juga…. Pecinta kucing ya hehehe. Silakan diberantakin juga boleh kok
    EM

  17. mbak imelda, aku sampai terpukau pertama kali melihat orang jepang memungut kotoran anjingnya di jepang. btw, ada bbrp kali saat fety makan dengan sensei dan asistennya, makanan kami sisa dan sensei yang meminta ke petugas tokonya untuk membungkus makanan dan dibawa pulang, tentu dg ditanya dulu boleh atau tidak bagi rumah makan itu.

    hehehe terpukau ya?
    Iya ada beberapa resto memperbolehkan terutama di daerah, (not in Chiyodaku, pusat Tokyo yang kebanyakan isinya pegawai kantor hehehe), dan biasanya sudah sering pergi ke resto itu.

    EM

  18. Tanggungjawab memang harus, tapi tanggungjawab menghabiskan makanan? Waw … saya jadi takut makan di restoran Jepang, soalnya saya sering tidak bisa menghabiskan porsi makanan …

    Btw, kalau sisa makanan dibungkus sendiri boleh nggak Mbak? hihi … *malu* 😀

  19. hehe…
    baru tau kalo ada bir khusus anak2…
    dan ekspresi riku dan kai lucu deh.. menikmati sekali minumnya.. 🙂

    ohya, ttg tanggung jawab ama pup piaraanya bagus banget tuh.. nggak mengganggu orang lain
    beberapa hari ini lagi sebel.. kucing tetangga suka pup di taman ku.. bikin bau… 🙁

  20. mbk. Imelda..
    kenapa orang jepang bisa taat peraturan, sedangkan di negeri tempat saya tinggal peraturan seolah hanya sekedar papan yang terabaikan..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *