Rindu

14 Des

Ah, tidak biasanya aku malas begini untuk menulis. Memang benar aku hanya punya sedikit waktu  senggang untuk duduk tenang menulis karena justru di akhir pekan mulai Kamis sampai Senin aku sibuk kerja juga di luar. Tapi dulu biasanya masih bisa menemukan celah-celah waktu untuk menulis di TE. Mau tau sebabnya?

Rindu! Homesick! Satu kata itu saja bisa membuat hidupku jungkir balik. Semakin tua semakin merasakan betapa persahabatan dan persaudaraan itu penting sekali. Karena kita tidak tahu apakah besok masih bisa bertemu atau tidak…..

Sewaktu masih single, aku memang selalu sibuk. Sibuk bekerja….dan sibuk bermain. Yang teringat hanya dua kali aku menangis sesegukan, waktu hari ulang tahun pernikahan mama-papa yang ke 25, aku tak bisa hadir. Yang kedua waktu ulang tahun pertama kali di Jepang. Sesudah itu… biasa saja. Rindu memang, tapi masih bisa ditahan. Karena aku masih bisa bermain di luar dengan teman-teman. Tapi sekarang? Kondisinya sudah berbeda. Rasa rindu itu tidak bisa ditahan lagi…. Sampai hampir panik  🙁

Sampai aku menuliskan ini sebagai status di FB ku:

Menguatkan hati setiap memutar CD Natal… Karena setiap lagu selalu membuatku menangis rindu kalian. Seisi rumah jkt.  Cos I (wont) be home for christmas…..

Memang aku menghindari memasang lagu Natal. Karena setiap lagu yang mengalun membuatku menangis. Sesudah 18 tahun di Jepang, baru saat ini kerinduan mencapai puncaknya. Atau…karena sudah terlalu lama?  Dan sudah menua?

Waktu masih belajar sebagai mahasiswa, aku tidak merasa rindu, karena mempunyai tugas belajar. Tidak ada waktu untuk duduk diam, dan memikirkan kenangan-kenangan. Tapi sekarang setelah berkeluarga, setiap tindakan yang kulakukan dengan anak-anak, mengingatkanku pada masa kecil, membandingkan perbuatanku dengan perbuatan mama/orang tua terhadapku. Dan tak henti-hentinya berpikir, “Mereka hebat…bisa membesarkan kami sampai sekarang. Apakah aku bisa seperti mereka dan membesarkan Riku dan Kai tanpa kekurangan apa-apa…seperti dulu aku?”

Dan sebagai komentar dari tulisanku di FB itu, aku mendapat banyak dukungan dari teman-teman…. dan adik-adikku.

FNC : Missing you too dear….Kita sering2 skype aja ya…? Riku sama Kai baik2 aja khan? Kebayang deh si Riku yang perasa.. pasti juga kangen sama Opa..
Hugging you all…

LMC : Mel, peluk ciumnya titip gw aja. Tinggal bilang mau brapa lama. 🙂
Nanti pinjem komputernya Novi deh buat skype-an pake video-cam. OK? Ato malah jadi tambah kangen?…. (she knows the answer… I’ll be more homesick! tambah kangen)

Dan yang membuatku tambah menangis adalah tulisan dari papaku. Dia jarang buka FB, tapi karena aku memang tag ke dia, dia buka FB dan menulis seperti ini:

Paul Coutrier : Kalau bicara rindu sih, kami selalu rindu pada anak-anak dan cucu-cucu. Bahkan akan mereka yang ada di Indonesia. Tapi itulah SALAH SATU bumbu untuk tetap menyayangi kalian semua.  Sama saja waktu kalian kecil dan di rumah, sering bertengkar, tapi begitu pergi saling mencari. Sekali lagi RINDU itu pendorong untuk saling menyayangi dan mendorong kita untuk saling mendoakan. Keluargamu sekarang sama pentingnya dengan orang tua dan teman-teman lama di Jakarta. Lagi pula teman-teman itu juga sudah menjadi lebih berumur dengan tanggung jawab keluarga khas masing-masing, mungkin tidak ada waktu lagi seperti waktu di sekolah. HOME IS WHERE YOUR HEART IS. Rajin-rajin tabung aja lagi supaya bisa berlibur sekeluarga ke Jakarta.

Saya pernah rindu akan teman-teman sekolah saya di Makasar karena keakraban kami dahulu. Maka waktu berkesempatan “pulang” saya coba cari mereka. Ternyata semua sudah jadi Opa-opa dan Oma-oma yang sibuk sendiri dengan perjuangan hidupnya. Hidup itu tumbuh dan berkembang. God wants us to enjoy and rejoice.

Ya, meskipun sulit untuk bergembira dalam keadaan homesick begini, aku akan terus berusaha menikmatinya. To Enjoy and Rejoice seperti kata papa. Terima kasih ya papa… untuk nasehat itu.

Semoga teman-teman yang sedang merindu juga bisa menikmati hidup ini dan bergembira.

Sambil terisak aku tetap bernyanyi:

I’m dreaming tonight of a place I love
Even more than I usually do
And although I know
It’s a long road back
I promise you…

I’ll be home for Christmas
You can count on me
Please have snow and mistletoe
And presents under the tree

Christmas eve will find me
Where the love light gleams
I’ll be home for Christmas
If only in my dreams

Christmas eve will find me
Where the love light gleams
I’ll be home for Christmas
If only in my dreams


29 Replies to “Rindu

  1. big big hugzz buat mbak Imel,

    seperti kata papa mbak Imel, hidup untuk dinikmati
    bahkan rindu itupun ternyata nikmat

    🙂

  2. Saya paham dengan perasaanmu, Mbak. Tetaplah bersyukur, sekalipun Mbak Imelda dirundung rindu…masih bisa mendengar suara Mama, Papa, juga orang2 yang Mbak Imelda kasihi. (suara saya juga boleh lho 🙂 ) masih bisa mendapatkan komentar dari orang2 terkasih di FB..wow..itu adalah anugerah yang tak terkira.

    Bersyukurlah ketika rasa rindu itu datang, karena itu berarti Mbak Imelda masih memiliki orang2 yang Mbak Imel kasihi, juga mengasihi Mbak Imelda tentunya.

    Selamat menyambut Natal, Mbak. Semoga kesehatan, kegembiraan melimpah dalam hatimu dan keluarga. Amin

  3. Rindu? Ya…kadang menangis sepuasnya, bisa sedikit mengobati kerinduan kita…aku juga pernah rindu setengah mati (menulis koment inipun membuat aku berkaca-kaca)…aku kangen Bapakku, yg sudah ga ada 12 tahun yang lalu…dan katanya, BERDOA untuk orang yang kita rindukan, juga adalah obat rindu itu sendiri.

    Beruntung kita ada FB, Skype dan kecanggihan teknologi saat ini, untuk berkomunikasi dan melihat wajah mereka di layar.

    Sibukkan dirimu setelah berdoa buat mereka dan semoga kerinduanmu sudah terobati dengan kegiatan bersama keluargamu.

    Love you and I miss you too….:-)

  4. Baca ini pun aku menangis neechan..hiksss.huaaa

    big hug hug mba e…! mudah2an next natal bisa kumpul dgn keluarga jakarta ya mb..

  5. rindu itu wajar kok mbak…..
    tapi jangan dibawa berlarut-larut,,toh di Jepang sana juga ada keluarga yang akan selalu cinta sama mbak…..

    jangan sedih mbak…

  6. Yang namanya rindu nggak hanya yang jauh antar propinsi, antar negara Bu…
    Dengan kesibukan masing2, dengan tuntutan perjuangan hidup, yang dekatpun terkadang bisa jadi jauh.
    Bahkan mungkin banyak terjadi, saudara yang “agak” melupakan saudara dekatnya, tapi kalau dengan teman mayanya malah komunikasi hampir tanpa henti.
    Banyak orang yang hubungannya pada keluarganya renggang tapi kalau di jejaring sosial bisa akrab dan hangat.
    Semoga kita tak termasuk yang seperti itu.

    Obat Rindu adalah “ketemu”. Tak bisa digantikan suara, tak bisa ditukar dengan kata2…
    Obatnya cuma satu, harus ke Jakarta 😀

  7. huhuhu…kakak….jadi sedih….
    enjoy ur christmas kak..
    jangan sedih..
    nabung lagi biar bisa mudik & melepas rindu…. 🙂

    God bless u kk’..

  8. Bagi saya rindu adalah sebuah karunia. Dengan rindu berarti kita kaya. dengan rindu berarti kita memiliki hal-hal dan orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita.
    Setuju dengan komentar pak Mars di atas;
    Obat Rindu adalah “ketemu”. Tak bisa digantikan suara, tak bisa ditukar dengan kata2…
    Obatnya cuma satu, harus ke Jakarta
    hehehehe

  9. Justru karena baru pulang jadi tambah rindu tuh Mel…
    Aku juga terharu baca komentar papamu, soalnya kalau papiku nggak pernah buka internet apalagi FB (hehehe padahal masih jauh lebih muda papiku).
    Aku sih belum pernah berpisah jauh yang lama, jadi mungkin kurang menghayati. Karena itu seperti kutulis di FB aku justru terkadang bingung karena kurang memiliki ritual keluarga intiku. Waktu dulu aku kecil keluargaku justru hanya keluarga kecilku, karena kami yang pertama pindah dari Makassar, sehingga jauh dari keluarga lain. Sekarang justru kami selalu berkumpul di rumah ortuku sehingga terkadang rumah sendiri kurang bersuasana natal. Jadi aku juga tersentuh dengan kata-kata papamu “Home is where your heart is.” Walau kata-kata ini sering kudengar tapi kali ini lebih keras bergema….we make our own home when we put our heart in it. Semoga rindumu membuat lebih banyak tulisan daripada kehampaan ya Mel…semoga rindumu membawa sinar kasih yang lebih besar kepada keluargamu di manapun mereka berada…

    Ya Ret, mungkin karena baru pulang ya? Tapi mungkin ada hubungan lagu dengan meninggalnya Oma Poel, karena dulu kami selalu berlatih lagu natal dnegannya kan….
    Apa yang papaku katakan itu memang benar, kami bisa rasa RINDU itu waktu berpisah jauh dan lama. Sejak tahun 1989 kami mulai tercerai berai. Papa-Mama-Andy di London, kami yang perempuan di Jakarta. Setelah itu th 1992 mulai deh aku ke Jepang, tak lama Novi ke Aussie, Andy ke Singapore, Tina nyusul ke Jepang. Yang jaga gawang ya Mama dan Papa berdua. Dari anggota 6 orang, tinggal 2 orang saja. Meskipun kemudian cuma aku dan Tina yang tetap jauh terus. Tina selalu pulang setiap Natal (its her promise to my mother), sedangkan aku selama ini hanya 2 kali saja pulang wkt natal 🙁
    Terima kasih untuk supportnya ya Ret. Keluarga adalah nomor satu…selamanya….

    EM

  10. Hikkkzzz… Terharu membaca postingan ini
    Denuzz bisa merasakan betapa besarnya kerinduan itu…
    Benar kata ayahanda mbak, rajin2 nabung lagi buat pulang kampung dan meluapkan semua rindu yang ada… 🙂

    Salam BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…

  11. Sangat berat hidup berjauhan dengan keluarga ya mba…

    Aku belum pernah sih…
    dari dulu selalu satu kota dengan orang tua…
    Jadi belum tau rasanya mba…

    Cuman bisa doain aja…
    Mudah mudahan tabungannya cepet kekumpul buat beli tiket pulang ke Indo ya mbaaaaa……

  12. berbahagialah karena memiliki rasa rindu
    dan rasa rindu itu membuat kita merasa yakin bahwa hati kita masih lembut

    semoga pengobat rindu segera tampak dengan indah
    karena pertemuan kan terasa jauh lebih indah 🙂

  13. eh ternyata komen yang terakhir masuk tuh ya. baru ngeliat. hehehe.

    btw mau komen kalo saya setuju ama papanya mbak imel. your home is where your heart is…. bener banget… 🙂

    yah namanya kalo jauh ama keluarga, kangen itu udah pasti ya… gak bisa enggak. tapi ya itu tandanya ada yang kita cintai ya… 🙂

  14. Rindu rumah di masa kecil, rindu kepada keluarga memang selalu sulit untuk dibendung. Tapi jika ayah, ibu dan keluarga lainnya yang kita cintai menghubungi kita lewat telepon, mail, webcam, ataupun sharing video biasanya cukup terobati. Meskipun obatnya hanya bertahan sebentar, setelah itu rasa rindu membuncah lagi.

  15. kok saya jadi mendadak melow ya mbak.. 🙁
    merasa kangen jugak.. 🙁
    tinggal jauh dari keluarga memang kadang menyedihkan ya mbak, tapi kalo deket tiap hari, malah banyak ributnya soalnya gak ada kangen2nya, hehehe…

    nikmati aja rindunya deh mbak, beber yang papa mbak bilang, karena merasa rindu itu adalah bagian dari nikmatnya hidup lho, hehhe… *sok tau*

  16. Terbayang deh betapa rindunya Imel…..
    Apalagi mendengarkan lagu-lagu Natal yang terbiasa didengar sejak awal Desember. Ramaikah Tokyo saat Natal?

    Di Mal, yang jadi satu dengan gedung kantorku, pohon Natal besar sekali, Mal juga mulai ramai dikunjungi pembeli, karena banyak diskon. Yang seneng, mulai banyak taksi yang mangkal di Gandaria City, jadi kalau pulang ke rumah enakan.

    Saya sekarang rindu anak-anak, dan karena akhir tahun ini sibuk banget, menyiapkan Konferensi Nasional…jadi malah rasanya nggak punya waktu..bahkan blog pun keteteran.

  17. Ah Nechan… tulisan ini mengingatkanku pada perasaan yang kurasakan di Lebaran kemarin. Sungguh, baru kemarin aku merasakan rindu yang luar biasa untuk pulang, berkumpul dengan keluarga besar. Setelah hampir 20 tahun merantau dan tidak pernah berlebaran dengan keluarga, baru kemarin itulah rasa rinduku membuncah dan tak mampu kuhadang air mataku pas di malam takbiran…

    Tapi syukurnya, di lebaran idul adha kemarin, kedua orangtuaku datang ke Jogja, bertepatan dengan wisuda adikku. Sehingga, rasa rindu itupun terobati.

    Benar kata Nechan, barangkali ini juga faktor umur, sehingga sensitifitas perasaaan kita semakin tajam.

    Aku terharu sangat membaca komentar Papa Nechan itu. Aih… semoga aku bisa sebijak itu kepada anak-anakku nantinya…

    Ya, Uda semoga kita bisa sebijak itu ke anak-anak kita kelak.
    Sensifitas aku tinggi tahun ini, mungkin krn tahun ini banyak kejadian yang menyedihkan.

    EM

  18. Mata langsung basah… kangen almarhum suami yang berpulang March lalu….
    Juga ingat tangis rindu my sweet daughter beberapa hari lalu, Kangen bapak katanya…
    Kangen sering membuat kita ingin menangis..

    Semoga mbak Imel hari ini sudah lebih ceria ya 🙂

    Salam kenal…

  19. Ow boy, tambah nangis baca komen dari Papanya mbak Imel….sedih..terharu…campur jadi satu.

    But home, is where your heart is. Jadi rumah bisa di mana-mana, selama ada orang yang menyayangi, ya kan, mbak?

    Love you 🙂

  20. Setiap orang pasti merasakan homesickness jeng. Wakt aku dinas di Namibia, membawa kaset Ludruk Surabaya. Setiap hari kaset itu beredar dipinam teman-teman karena lawakannya lucu. Lumayan untuk mengobati rindu tanah air.

    Dulu saya pernah bilang kepada emak, mengapa sih menangis segala, masa kangen saja sampai menangis. Ternyata rindu cucu memang bisa membuat menangis, ingat lucunya,ingat nakalnya dsb-nya.

    Dengan ngeblog dan bw ke Indonesia, bisa menghilangkan rasa rindu atau semakin rindu jeng ??

    Salam hangat dari Jombang

    kadang yang terakhir pakdhe…malah semakin rindu. Tapi ini sudah mendingan kok pakdhe. Doain saya bisa lewati semuanya ya.
    Salam buat semua keluarga di sana.
    EM

  21. memang akhirnya rasa kangen itu bakal jatuh pada keluarga mba, terlebih ama ibu bapak yang rasanya cukup hebat membesarkan anak2 mereka…kakak adik yang pada waktu kecil dulu masih sering bertengkar tapi pada akhirnya jatuhnya pada rasa kangen juga apalagi pas sudah pada mencar kemana2. moga mba bisa sungkeman lagi ama bapak ibu mba di jkt…(maaf) mumpung mereka masih ada kan….semangat mba ya…salam kenal :))

    betul …mumpung masih diberi umur panjang. Semoga aku bisa mudik musim panas tahun depan
    Terima kasih kunjungannya ya. salam kenal juga

    EM

  22. aku s7 bgt sm:
    HOME IS WHERE YOUR HEART IS
    RINDU itu pendorong untuk saling menyayangi dan mendorong kita untuk saling mendoakan
    Rindu! Homesick! Satu kata itu saja bisa membuat hidupku jungkir balik. Semakin tua semakin merasakan betapa persahabatan dan persaudaraan itu penting sekali. Karena kita tidak tahu apakah besok masih bisa bertemu atau tidak…..

    makin tua makin terasa yah
    semakin lama jauhnya semakin gampang kangen 🙁
    untung masih ada komunitas kristiani yang ngrayain yah di sana; meskipun tetep terngiang perayaan di kampung halaman
    hmmm… ngebayangin besok kuliah 4taon ga pulang samsek mungkin ^o^? :((?

    ~LiOnA~

Tinggalkan Balasan ke Tt Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *