Jumat Ceria

13 Nov

Sudah lama ya aku tidak tulis tentang keseharianku. Mungkin terbawa juga kesibukan akhir-akhir ini yang membuat hati juga agak muram dan tak ada kesempatan untuk menikmati keseharian kami. Gen dalam satu bulan ini bekerja terus di hari Sabtu dan beberapa hari minggu, sehingga terus terang tidak ada waktu untuk santai jalan-jalan di akhir pekan. Aku yang harus melayani kedua boya (bocah) di akhir pekan, sehingga rasanya capek terus-menerus. Karena mobil dipakai Gen pergi kerja, aku malas pergi jauh-jauh sehingga cuma pergi ke tempat yang bisa dicapai dengan sepeda. Itupun paling makan di restoran dekat rumah.

Nah, hari jumat kemarin Gen mendapat libur pengganti. Senangnya dia sehingga malam sebelumnya dia berkata, “Aku antar kamu naik mobil ke universitas deh…. sebagai ganti kamu kan sering terpaksa ikut aku ke kampus hari senin (dan membawa pulang mobil)”. Duh, terus terang aku senang, meskipun tidak mau terlalu berharap karena jika dia kecapekan dia sulit bangun pagi kan. Memang kalau ditawari  naik mobil ke kampus begitu, aku pasti senang. Karena jarak rumah dengan kampus, jika naik kereta makan waktu 1,5 jam. Capek!

Tumben jumat pagi Gen bisa bangun pagi, dan kami berangkat pukul 9 pagi dari rumah. Setelah mengantar Kai ke penitipan, langsung menuju universitas. Menurut GPS car navigation, kami bisa sampai jam 10:10 menit. Wow cepat! Tapi…. kenyataannya macet di sekitar stasiun yang kebetulan harus kami lewati. Tapi karena kami berdua jarang bermobil berdua saja, rasanya seperti date (cihuuuy) , bisa bicara santai dan melihat pemandangan yang lain dengan jika naik kereta.

Akhirnya sampai di kampus jam 10:40 deh, padahal kuliah mulai jam 10:45 hihihi. Tapi betapa senangnya aku, karena Gen mau nunggu selama aku kasih kuliah. Katanya, “Kalau aku pulang sendiri, jangan-jangan ketiduran sambil nyetir nih”…wah alasan yang bagus juga hehehe. Jadi begitu kuliah pertama selesai aku cepat-cepat cari dia yang sedang baca di depan ruang dosen untuk makan siang bersama. Tujuannya ke kantin kampus di gedung10 dan makan ramen (mie) tantan men yang harganya harga mahasiswa cuma 380 yen. Meskipun kami berdua memakai jas seperti bussiness woman/man, rasanya kembali lagi menjadi mahasiswa makan di kantin mahasiswa deh. Padahal dulu kami jarang makan di kantin mahasiswa universitas Yokohama, karena di ruang mhs S2 ada kompor. Jadi biasanya kami beli makanan jadi atau masak yang gampang di ruang S2. Atau makan cup noodle hihihi. Jatuhnya lebih murah dan tidak usah antri kan.

Kelompok jazz mahasiswa mempertunjukan kebolehannya di lapangan univ.

Setelah makan kami kembali ke gedung tempat aku harus mengajar jam ke tiga, dan melewati sebuah lapangan terbuka. Ada beberapa mahasiswa yang membuat kegiatan ekstra kurikuler Band Jazz sedang promosi kegiatan mereka, dan memainkan lagu-lagu jazz. Aku berhenti di situ dan menonton mereka bermain, sementara Gen cari pojok untuk merokok. Di sini tidak bisa sembarangan merokok di mana-mana, ada tempat khusus bagi mereka yang mau merokok.

Kemudian aku meninggalkan Gen di atrium depan ruang dosen untuk mengajar jam ketiga. Kelas ini kelas dasar dan memang karena kuliah sesudah makan siang, pas mahasiswa (dan dosennya :D) kenyang, dan ngantuk apalagi kalau pasang heater sehingga hangat. Wahhhh perlu suara kencang dan pelajaran yang menarik supaya didengarkan mahasiswanya. Atau…kasih test hahaha. Dan memang khusus untuk kelas dasar aku setiap minggu mengadakan test kecil. Dan kuliah ketiga pun selesai. Langsung aku cari Gen yang tadinya bilang mau tidur di bangku taman aja, tau-tau dia sedang baca buku baru yang dibeli di toko buku universitas.

Nemenin aku dari jam 9 pagi sampai 2:30 siang. Jadi aku bilang Gen boleh tidur, dan biar aku yang menyetir perjalanan pulang. Toh ada navigation ini. Eh, tapi akhirnya ngobrol lagi terutama waktu mengetahui car navigationnya menyuruhku melewati jalan yang kita benci karena terkenal dengan kemacetannya, Kanpachi (Jalan no 8). Dan sepanjang jalan banyak sekali polisi, rupanya penjagaan keamanan sidang APEC diperketat di mana-mana. Jadi aku juga sangat berhati-hati waktu menyetir. Di jalan yang maksimumnya 30km, ya jalannya 30 km hahaha (padahal kalau tidak ada polisi dan sepi…. blas wae )

Gambar Riku mengenai "Human Space", rangkaian ruang untuk tinggal, bermain, bekerja. Gara-gara sambil menonton TV tentang arsitektur Jepang.

Sementara aku menyetir, seperti biasanya kalau Jumat  pukul 3 Riku menelepon dari rumah untuk memberitahukan dia sudah sampai rumah. Tapi karena aku sedang menyetir, Gen yang mengambil telepon. Riku kaget sekali kok papanya yang menyahut. Dia tidak tahu papanya libur hari itu, apalagi ikut mamanya ke kampus :D. Karena dia tahu kami akan pulang setengah empat, dia tidak mau ke les bahasa Inggris supaya dia ada di rumah waktu kami pulang. Ya sudah aku biarkan dia bolos bahasa Inggris. Kami berdua bernostalgia lagi karena Riku yang setahun lalu masih takut-takut tinggal sendiri di rumah, sekarang sudah bisa “jaga” rumah sendirian. Well… time flies.

Ternyata memang Kanpachi macet cet cet sehingga kami baru sampai di rumah pukul 4 sore. Aku taruh tas di rumah, dan cepat-cepat naik sepeda ke stasiun untuk menjemput Kai di penitipan. Kalau naik mobil agak sulit parkir, apalagi aku masih mau belanja untuk makan malam. Karena sudah lama kami tidak minum sake, aku mampir beli sake di toko langganan kami. Tapi karena capek akhirnya kami hanya minum sedikit saja. Menu makan malam kami serba ikan, ikan bakar dan ikan goreng, karena sake memang cocoknya dengan ikan.

Sebuah kompleks mansion dekat stasiun sudah memasang hiasan natal, di latar bulan sabit.

Sampai jam 9 malam, kami berempat mengelilingi meja makan, tentu saja tidak makan terus. Tapi setelah selesai makan, riku menggambar, aku pakai komputer, Gen membaca dan Kai bermain lego. Semuanya di meja makan. Kata Gen, “Ah hari ini aku senang sekali bisa melewatkan waktu benar-benar untuk keluarga… di rumah”. Ya just to be there!
(sambil aku ingat kata seseorang yang pernah mengatakan dia hanya berada di sana dimana ketiga anak lelakinya berada. just to be there.)

lego karya Riku... sweet heart!

Selamat Malam Minggu yaaa, dari aku, Riku dan Kai yang sedang menikmati okonomiyaki sebagai oyatsu, snack  sore.

22 Replies to “Jumat Ceria

  1. So sweet K’ Imel ^^ A really comforting story 🙂

    Btw, coba lego-nya ada yang perempuan, pasti lebih so sweet lagi, hehe…

    hahahha ada sih lego cewek, tapi ngga dipakai sama Riku. Kadang-kadang pengen juga nulis yang ngga berarti begini 😀

    EM

    • wah masa tulisan ini gak berarti sih mbak?
      saya ngebacanya kok malah berasanya ini berarti banget ya… 😀

      rasanya bisa ikutan seneng pas ngebaca mbak imel ama gen nyetir berdua ke kampus. atau makan berdua di kantin kampus (btw kita juga suka makan tantan men lho! hehe).

      di saat kita udah punya anak, dan punya kesibukan masing2… moment2 bisa berduaan yang kesannya cuma sederhana/sepele itu justru kenikmatan yang luar biasa kan mbak? 😀

      bahkan riku pun bisa ikut ngerasain ada something spesial di hari jumat sampe dia gak mau les inggris ya… 🙂

      bener2 jumat ceria deh… saya seneng baca sharingnya mbak… bisa ikut ketularan ceria nya… 🙂

  2. uhhh so sweet…indahnya kebersamaan ya mba..nasibnya hampir sama mba,bulan lalu waktu baru balik dari jakarta suami sibuk buk buk sucho.. kalo bang toyib 2x lebaran ngga pulang.. suami 2x malam minggu ndak pulang?! hahahahaha.

    Nasib jadi istri orang Jepang ya whit hihihi. Tapi kalo aku sih dulu wkt belum ada Riku juga pulang paling cepet jam 11 malam tuh 😀
    Minggu juga kerja 😉

    So hari ini kemana? Momiji udah mulai berubah warna tuh di Tachikawa Koen (Showa Kinen Kouen)

    EM

    • hu uh nasib nasib...Kalo di Jakarta bisa ngacir ke rumah emak e.. hihihi

      Hari ini ngga kemana2, tertular virus nih mba.. sepertinya akan meler,jd agak pusing gt. hikssss..
      Minggu kemaren ke Gunma udah hampir merah momiji nya..
      Tachikawa yaaa mba.. next week cb kesana ah.. hihihi..Arigatou neechan..

  3. Jumat yang sibuk tapi bener2 menyenangkan…
    Meski nggak pernah melihat, tapi macetnya Jepang nggak separah di Indonesia ya Mbak…

    ngga separah Indonesia, krn semua tetap patuh menunggu, tidak ada yang menyalip atau pakai bahu jalan.
    EM

  4. aihhh…, seneng baca ini… 8->

    gambarnya Riku bagus deh…,berbakat banget 🙂

    bisa bersama-sama dengan orang yang kita sayangi itu menyenangkan ya…

  5. so sweet Mbak Imel, kadang bagi pasangan sibuk kayak kita…mendapat waktu berduaan saja dengan pasangan itu sebuah kebahagiaan yang luar biasa, mungkin hanya nonton bola atau DVD berdua, atau meliwatkan kegiatan yang sederhana di rumah atau kemana terasa sangat berkesan, yang bisa menghangatkan cinta diantara kita dan pasangan kita.

  6. setuju Mel…yang kayak gini memang harus dibina ya, agar cinta tetap awet…dusahnya mencari waktu berdua…kadang waktu ada, tapi masing2 sudah kelelahan dengan kesibukan sebelumnya….cinta memang harus terus dijaga….selamat ya, sudah bisa meluangkan waktu berdua bersama….

    btw momiji? i love it …aku selalu terpesona dengan perubahannya dari hari ke hari…kirimi aku fotonya ya Mel….

  7. Hey mbak. Aku tau rasanya suami tidak dapat libur wiken, sehingga hanya aku yang melayani Tangguh, hehe. Aku pikir aku aja yang merasakan itu lo mbak 🙂 *peluk*

    hehehe, hampir semua orang jepang memang begitu kok. Jadi anggap saja kamu kawin dgn org Jepang hahahaha.
    Aku sih udah biasa yess. Cuma Gennya yang akhirnya ambruk juga badannya.
    EM

  8. Beginilah jika kedua orangtua sama-sama sibuk ya Imel..betapa senangnya punya waktu libur sehari dan ditemani suami.
    Hal yang mungkin tak terlalu berarti bagi orang yang punya banyak waktu luang, tapi bagi orang seperti EM dan Gen, waktu seperti ini sangat berarti. Hal-hal kecil, seperti makan di kantin, seperti mengenang saat menjadi mahasiswa dulu….hmm betapa indahnya…senang membaca ini Imel.

    Dan Riku sudah bisa menunggu di rumah sendiri…betapa cepatnya waktu berlalu…ingat pertama kali ketemu Riku, ternyata sudah dua tahun lalu ya.

  9. Ditunggui Mr Gen seharian …. wuih, senengnya 😀
    Saya sebaliknya Mbak, karena kantor suami jadi satu dengan rumah, sering makan pagi, makan siang, dan makan malam bersama (kalau pas saya nggak ada jadwal ke kampus). Begitupun, habis makan dia ke ‘kantor’ lagi, kadang lembur sampai malam. Jadi, nggak terlalu sering juga duduk-duduk lama bersama … 😀

  10. Tapi betapa senangnya aku, karena Gen mau nunggu selama aku kasih kuliah. ==>> This is soooo sweet! Aku koq tersapu-sapa ya ngebayangin mbak EM pas nulis ini. Entalah, rasanya koq romantis gt 😛

    hihihi romantis nya aku segini kali yah 😀
    EM

Tinggalkan Balasan ke alamendah Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *