Bukan minuman keras, tapi Air Keras dan Air Lunak. Sudah pernah dengar? Dan yang pasti Air Keras yang kumaksud ini bukan air keras yang sering disebut-sebut sebagai pengganti merkuri (Hg) atau air raksa. Tapi ini mengenai kesadahan air.
Air sadah disebut juga air keras (hard water) , sedang yang tidak sadah disebut air lunak (soft water). Kesadahan air menunjuk kandungan mineral-mineral tertentu dalam air, terutama ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Tapi tentu saja ion logam, garam bikarbonat dan sulfat juga bisa menyebabkan kesadahan itu. Jadi air sadah atau air keras adalah air yang kadar mineralnya tinggi sedangkan air lunak kadar mineralnya rendah.
Lalu bagaimana tahunya air itu sadah atau tidak, keras atau lunak. Yang paling mudah adalah dengan sabun. Jika berbuih banyak maka air itu air lunak, tapi jika berbuih sedikit maka termasuk air keras. Sebetulnya kita juga dapat melihat bahwa air keras karena mengandung mineral tinggi dapat menyebabkan garis kuning seperti karat di keramik tempat cuci tangan, atau membuat endapan di sekitar mulut ledeng.
Sebetulnya kesadahan air minum bisa langsung diketahui waktu meminumnya. Mungkin karena saya sudah lama tinggal di Jepang, lidah saya jadi bisa membedakan air minum itu air keras atau air lunak. Dan istilah air keras (硬水 kousui) air lunak (軟水 nansui) memang sering dipakai di Jepang (berlainan dengan di Indonesia, mungkin karena di Indonesia lebih banyak air keras ya?) Tadinya saya juga tidak tahu apa-apa mengenai kesadahan air ini. Saya baru tahunya (bahwa saya bisa membedakan air keras dan lunak itu) pada waktu mengadakan kunjungan ke pabrik Suntory Natural Mineral Water yang terdapat di Hakushu. (Tulisan ini seharusnya saya buat sudah lama, bersamaan dengan kunjungan ke Pusat Kupu-kupu Oomurasaki)
Kami sekeluarga memang kadang-kadang membeli air mineral merek ini, sebelum minum air RO Pure Water yang sudah saya tulis di tulisan sebelum ini (Air Minum Gratis), atau kalau kami lupa dan tidak sempat mengambil air di supermarket tersebut. Sebagai jaga-jaga jika terjadi gempa bumi. (RO water itu hanya tahan 2 hari jika dibiarkan di suhu kamar, atau seminggu jika dimasukkan dalam lemari es. Mineral Water tentu jauh lebih tahan lama)
Karena mengenal merek ini, dan waktu mencari di internet, ternyata pabrik ini mengadakan open-house kunjungan ke pabrik setiap hari! Bayangkan setiap hari loh. Tapi memang kami baru bisa mengunjunginya Minggu 29 Agustus. Tentu saja pakai acara antri karena penuh nuh nuh pas week end dan akhir liburan musim panas. Orang Jepang memang suka ya pergi ke tempat-tempat begini. Berwisata sambil belajar. Karena selain mengunjungi pabrik air minum (penyulingan/ pembotolan –seluruh proses), di lokasi yang sama ada pabrik pembuatan whisky. Tapi karena saya tidak suka whisky, jadi tidak mengikuti program kunjungan ke pabrik pembuatan whisky.
Kami diantar guide cantik dari perusahaan Suntory ini naik bus ke lokasi pabrik. Karena wilayah pabrik ini sangat luas, bagaikan berada dalam hutan saja. Di pabrik baru yang belum lama beroperasi itu kami dijelaskan proses pembuatan/pembotolan air mineral yang diambil dari sumber mata air dari pegunungan Minami Alps. Pabrik baru itu sebetulnya juga dibangun dengan solar panel yang bisa menyediakan listrik yang akan dipakai pabrik itu sendiri.
Yang menggelikan sebetulnya melihat kedua krucilku ini mengikuti si mbak cantik kemana saja dia pergi. Sedapat mungkin berada di barisan paling depan untuk mendengarkan penjelasan si mbak. Well, tentu saja dia menjelaskan bahwa perusahaannya selain menjamin mutu air yang disuling dari sumber air itu sampai pada proses pembotolan, tapi juga menekankan usaha mereka untuk mengurangi pengeluaran CO2, dengan membuat eco packing. Kalau soal recycle botol plastik yang digunakan sih memang sudah menjadi program pemerintah, sampai semua warga memang harus memilah dan mengumpulkan pet botol untuk bisa didaur ulang kembali.
Sebagai konsumen ada satu hal yang membuat saya senang dengan produk ini yaitu bentuk botolnya yang canggih. Persis di bagian tengah tempat kita memegang botol untuk menuangkan isinya, sengaja dibuat lekukan yang pas untuk jari kita.
Setelah melakukan kunjungan pabrik itulah, kami dibawa ke sebuah ruangan untuk menikmati minum air mineral. Di depan kami terdapat dua gelas berisi air. Di sebelah kiri adalah produk suntory, sedangkan yang kanan adalah Vittel, merek air mineral buatan Perancis yang didistribusikan di Jepang oleh group Suntory. Vittel kadar kesadahan Vittel 315 sedangkan suntory mineral water hanya 30. Beda sekali bukan? Dan memang langsung terasa bahwa gelas yang sebelah kiri jauuuuh lebih enak, mudah diminum (rasanya minum seberapapun masuk) sedangkan yang sebelah kanan terasa berat. Ternyata orang Jepang memang terbiasa minum air dengan kesadahan rendah, karena memang ditekan supaya kadar kesadahannya tidak melebihi angka 100.
Air dengan kesadahan rendah ini cocok dipakai untuk membuat susu bayi atau menyeduh teh atau kaldu. Air ini tidak “menutupi” rasa asli dari bahan yang dicampurnya. Aku juga merasa bahwa air RO pure water yang kami biasa minum ini memang kesadahannya rendah, mau minum sebanyak apapun tidak terasa “berat” (kecuali berasa kembung tentunya).
Katanya sih kesadahan air tidak berpengaruh pada kesehatan manusia. Tapi saya pernah sekilas baca mungkin perlu diperhatikan bagi mereka yang punya penyakit jantung. Saya tentu saja bukan ahli kimia yang bisa menjelaskan tentang kesadahan air dengan mendetil, hanya ingin berbagi saja bahwa ternyata selain masalah PH, ada pula istilah kesadahan yang terdiri dari air keras dan air lunak.
Terkadang saya yang tinggal di Jepang merasa iri hati bahwa negara ini benar-benar beruntung karena kaya akan sumber air yang sehat dan bersih (+enak) , belum lagi teknologi mereka (+dana) yang memungkinkan mengadakan air yang enak seperti proses desalinasi dengan RO. Seperti komentar sahabat blogger Clara di tulisan sebelum ini bahwa harga mesin pembuat RO water itu mahaaaal sekali. Padahal saya bisa mendapatkan air minum RO dengan gratis di Tokyo. Sementara di belahan dunia lain masih banyak yang belum bisa mendapatkan jangankan air minum, air bersih saja sulit.
Beberapa waktu yang lalu saya juga sempat menonton berita tentang perusahaan air Jepang yang “menjual” teknologi pembuatan air bersih ke negara-negara di Arab Saudi yang mulai kekurangan air minum. Negara Arab masih kaya sehingga bisa membayar teknologi itu, tapi untuk negara miskin? Mendapatkan air bersih saja merupakan suatu impian.
Memang sudah banyak kampanye memberikan sumbangan dari banyak perusahaan Jepang dengan cara membeli produknya maka sekian persen akan menjadi air minum bagi rakyat di Afrika. Atau beberapa penemuan orang Jepang yang bisa dipakai langsung di negara-negara sulit air. Antara lain saya pernah lihat diperkenalkan penemuan (bukan orang Jepang sih) drum air berbentuk roda murah sederhana yang tidak memerlukan banyak tenaga yang bisa dipakai untuk mengambil air dari sumur yang jauh. Yang jika dengan cara tradisional, seseorang (wanita) harus memikul gentong air seberat 20kg di atas kepalanya, dan berjalan jauh. Paling sedikit drum air berbentuk roda itu bisa meringankan beban serta mempercepat proses pengambilan air. Nama drum ini adalah Qdrum, dan waktu saya mencari websitenya ternyata ada program sumbangan untuk mengirimkan Qdrum ini ke Timor Timur juga.
Banyak juga sebetulnya yang masih bisa kita lakukan sebagai upaya penghematan air, seperti yang sudah pernah saya tuliskan di Bermula dari Air antara lain dengan memakai sistem dual flush untuk WC, atau dengan menggunakan kembali air yang masih bisa dipakai setelah berendam di ofuro (bak mandi) untuk mencuci pakaian seperti yang pernah saya tulis di Maternity Blue. Atau memakai beras musenmai yang tidak perlu dicuci lagi seperti yang saya tulis di Menanak Nasi.
Satu lagi yang juga pernah saya sadari bahwa usaha ini adalah salah satu mengurangi pemakaian air demi perwujudan Eco Kitchen yaitu memakai baskom cucian di tempat cuci piring. Di rumah orang Jepang PASTI di tempat cuci piring ada baskom ini, tempat mereka memasukkan piring kotor ke dalam air dan memberi sabun di dalamnya. Tunggu dulu sebentar sehingga air baskom itu bisa melarutkan kotoran dari piring sehingga mudah disabuni dan dibilas. Coba jika tanpa baskom itu, air keran yang mengalir terus bisa berapa liter terbuang? Memakai baskom itu saja bisa menghemat air (+ uang rekening air).
Ada banyak cara untuk menghemat air di rumah seperti yang ditulis Alamendah, tetapi semuanya kembali lagi pada diri kita sendiri. Maukah kita melaksanakannya? Semoga….. (saya berharap sambil menghabiskan air mineral dari gelas anak-anak yang tidak habis…. daripada dibuang kan… mendingan ibunya yang minum)
Tulisan ngalor ngidul tentang air ini dalam rangka berpartisipasi dalam aksi global dunia maya, Blog Action Day 2010.
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
Masih banyak orang-orang di berbagai negara di dunia ini yang kesulitan air bersih. Kalaupun bisa mendapatkannya, kualitas jauh dari kelayakan minumnya.
So, berhemat air merupakan salah satu solusi tepat.
Yoi, kata kuncinya : hemat air!
EM
Setuju banget Kang….
Kita harus hemat pemakaian air.
Saya tertarik dengan kemasan drum yang ditarik…
Ya, kalau beli langsung sama penciptanya mahal sekali loh. Orang kita kan pinter jiplak…..hihihihi
EM
Di tempat saya juga sudah mulai mengalami krisis air bersih mbak.
Toeng.. kaget juga pas nama saya disebut.. tapi memang bener Mba EM.. kami sangat ingin mengadakan di kantor, tapi tentu saja dengan harga segitu pimpinan tidak setuju.. karena nantinya di BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) akan dianggap sebagai penghambur2an uang negara.. yang penting airnya sudah setara dengan standar PAM dan DEPKES saja, sudah cukup.. dan saat saya baca standar DEPKES itu, air tsb masih punya ion2 dan mineral2 sebesar 0, xx (sekian-sekian) saya lupa angkanya.. Yang penting katanya, air tersebut kalo dimasak akan bisa dikonsumsi.. semoga suatu hari nanti teknologi RO itu bisa terjangkau semua negara.. Aminn
Ide baskomnya, boleh juga, diterapin ahh.. buat hemat2 air 🙂
Iya aku rasa teknologi RO itu paling bagus, dan semoga bisa menjadi murah deh
EM
di daerahku kalau musim kemarau air sungai jadi asin membuat air asin menjadi air PAM itu dibutuhkan waktu yg lama dan biaya cukup mahal, makanya setiap musim kemarau air macet biasa. yg tidak punya air ledeng terpaksa menggunakan air asin itu untuk mandi dan mencuci pakaian kadang juga buat cuci piring, makanya kalo musim kemarau penyakit diare dan muntaber sering menyerang penduduk di daerahku.
wah kalau begitu penyediaan air bersih masih menjadi PR untuk pemda di sana ya.
EM
Berarti air di daerah rumahku kadar kesadahannya tinggi, soalnya di pos hansip dekat rumahku baru dibangun wastafel umum gitu (kira-kira 3 atau 4 bulanan) dan sekarang udah kuniiiiiing banget (liatnya aja gak tega, hehe)
Btw, aku baru tau lho tentang kesadahan air. Pernah sih denger waktu SMA dulu tentang air yang apaaa busanya sedikit, tapi gak inget (atau gak tau, atau waktu itu ketiduran di kelas) istilahnya apa. Nice info, kak ^^
betul, tiap daerah kesadahan airnya tidak sama. Air perancis kebanyakan sadah, kecuali yang merek Vittel.
EM
Qdrum nya ide yang sangat cemerlang
dan aku jadi terinspirasi untuk ‘ngebaskom’ juga ^^
di dapur pabrik mama sih sering liat, tapi tidak diimplementasikan dengan efektif
RO memang lumayan lebih mahal, tapi yah daripada penimbunan mineral berat di otak, dan biaya berobatnya jauh lebih mahal juga, mendingan ganti ke RO deh
aku sering tes logam (mineral) di otak dari waktu ke waktu dan tetap tidak dapat dihindari deh hasilnya; lha wong minum dan makanan yang mengandung air yang aku konsumsi kan tidak bisa aku kontrol juga.. hopeless deeeh. ya satu2nya cara ngurangin mineral ya dari air minum
terima kasih info nya…
wah tes logam di otak? ada ya? mahal ngga?
EM
~LiOnA~
kalo ga salah alatnya baru ada di Jakarta, Surabaya, dan Solo
nanti saya tanyakan lagi. di Solo nama kliniknya: Natura Medika
alat ini juga bisa digunakan untuk tes sensitifitas makanan
salah satu hasilnya adalah apakah zat tersebut (e.g. susu sapi murni) sudah terlampau banyak di tubuh kita. jadi, jika sudah menimbun dan tubuh kita menjadi jenuh, istilahnya, ya sebaiknya diseimbangkan dengan menguranginya
harganya.. 50ribu/tes
setelah itu ada therapy nya kalo memang niat/minat, karena therapy nya ga sekali jadi, tapi bisa sampai satu tahun
~LiOnA~
Apa kah tingkat kesadahan air ada pegaruhnya terhadap kesehatan?
sudah ada keterangan di atas tuh mas… baca lagi deh
EM
HHmmm …
Ini sama nggak ya … dengan air bermineral tinggi …
dengan Air yang bermineral biasa …
yang jelas saya baru ngeh bahwa kadar kesadahan (relatif) tidak berpengaruh pada kesehatan manusia … (dengan beberapa pengecualian)
salam saya EM
Ya untuk orang dewasa tidak berpengaruh, tapi untuk bayi sepertinya berpengaruh loh mas.
Bayi yang tidak tahan perutnya bisa mencret-mencret.
EM
BTW …
Ini tidak ngalor ngidul kok EM …
Tulisan ini tetap fokus … tentang … Air dan kesadahannya …
Thanks Infonya EM
syukurlah mas, aku selalu ragu apakah masih berhubungan ngga ya?
EM
klo ga salah ngecek kesadahan bisa juga dengan melihat di dasar teko yg biasa qt pake untuk masak air. jika berkerak putih berarti kesadahannya tinggi
wah mba saya jadi pengen nyobain air ro suntory, glek, glek, apalagi bandung mulai panas lagi..
eh suntory tuh perusahaan yg suka jd sponsor dorama bukan sih?
ya, biasanya yang suntory di drama itu produk whiskynya. Tapi sama aja, soalnya mereka perusahaan besar sekali.
Air Suntory bukan RO loh, tapi air mineral. Air RO adalah yang saya tulis di posting sebelumnya, hasil desalinasi.
EM
Air bersih memang kebutuhan kita yang paling utama ya Mbak. Sekarang ini, di Jakarta banyak warga yang sebetulnya kurang mampu, justru untuk air bersihpun harus beli, karena lingkungan yang sudah tercemar sehingga airnya tidak bisa diminum …
Ya sedangkan direbuspun tidak sehat ya mbak…
EM
..
Artikel yang informatif banget Mbak, untung udah baca artikel yang lama jadi makin memperkaya ilmu.. 😉
..
Aih.. kai lutcu banget sih, sok serius gitu.. 😀
..
Pengetahuan seperti ini sangat penting karena saya sendiri terus terang kurang memperdulikan masalah seperti ini. Saya hanya sekedar membeli air mineral tanpa pernah membaca apapun dari label yang ada di botolnya.
Terima kasih atas artikelnya yang bermanfaat.
Salam hangat dari Surabaya
Iya pakde, saya juga dulu tidak pernah memperhatikan kandungan dari air/air minum/makanan yang saya beli. Tapi sekarang sudah mulai sadar, terutama melihat harga per gram nya. Kalau di sini setiap bahan makanan yang dijual ada harga per gramnya, jadi tidak usah menghitung sendiri. Kelihatannya murah, padahal gramnya sedikit. 😀
EM
aku jadi penasaran dengan kesadahan air merek A*** yang setiap bulan kubeli mbak…
kapan2 aku cek ah 😀 Beruntungnya diriku masih bisa menikmati air bersih, air minum itu air mineral sedangkan untuk keperluan lain ada air da PDAM! banyak loh mbak orang di indonesia yang tidak bisa menikmati apa yg bisa aku nikmati…entah itu memang susah, daerah tidak terjangkau, kekeringan dan bahkan mereka tidak punya uang 🙁
dan krucilmu itu tau aja cewek cantik…hohohohoho 😀
sebetulnya aku sudah cari kesadahan merek itu, tapi di homepagenya tidak tertulis, atau aku tidak melihatnya.
Benar, memang air bersih itu susah. Makanya aku merasa orang Jepang harus berterima kasih bisa mendapatkan air bersih kapan saja, bahkan air minum pun gratis. Sampai bisa “cerewet” apakah air itu enak atau tidak (baca sadah atau tidak)
EM
baru tau nih kalo ada air lunak dan air keras,
makasih infonya, yaa
Ane pikir aer mah lunak semua, begitu toh… 🙂
klo es batu itu termasuk air keras kan?… coz kerasnya kyk batu 😀 hehehe…
pokoe mendukung pelestarian air bersih!!!
Air di Jepang tu benar2x bersih dan enak ya.. ada rasanya kah sampai enak begitu?
Atau segar sekali rasanya ya seperti air pegunungan.
Air…air…penting sekali untuk kehidupan manusia.
Tak hanya berpikir tentang kesadahan air, duluu….belum ada air mineral (Aqua dan teman2nya)…air susu pun diambil dari air tanah. Dan daerah di Jakarta Timur yang udah padat penduduk, kadang air sulit sekali..kalau dipompa mengalirnya kecil….inilah yang membuatku ngotot untuk pindah ke jakarta Selatan.
Budaya sedia air mineral baru beberapa tahun belakangan, semakin mudah karena banyak yang mau antar ke rumah..tak terbayangkan jika seperti saya, setiap kali mesti naik bajaj untuk beli segalon besar air mineral….(dulu kalau gas habis, pembantu atau saya naik bajaj untuk beli gas……sekarang udah bisa dikirim ke rumah).
Rasanya iri banget…..kapan ya Indonesia airnya terjaga….
Atau..justru perut orang Indonesia tahan karena biasa minum air seadanya sejak kecil, ditambah jika makan di AMIGOS (Agak Minggir Got Sedikit)…dicampur sama debu…..
Huff…
Menurut Yessy di Jakarta airnya saja tidak layak minum mbak, bahkan ketika sudah di rebus sekalipun!
Mau tidak mau kita memang harus beli air purifyer yang harganya lumayan itu, sedangkan untuk air minum sehari-hari memang pake air mineral.
Tapi bagaimana dengan air panas untuk kopi atau teh?? Rasanya kok lucu kalo air mineral di masak lagi ya?
Kalau saya di bekasi lebih enak minum air PAM yang udah direbus daripada air isi ulang yang ga jelas asalnya.
salam kenal mba….
memang air sangat penting buat tubuh kita,tp sekarang ini air saja harus di beli ya….
aku mendapatkan angka cantik …. 24242 … maaf ko arman aku yang dapat… 😛
ternyata sulit pilih air minum aja sulit.. bener nya itu ngaruh ga seh mom ama tubuh kita???