Harga oh Harga!

29 Sep

Hari ini aku mau tulis gundahnya ibu rumah tangga ya… tolong didengerin ajah hehehe. Ngedumelnya pasti sama sih dengan ibu RT di mana saja. Yaitu soal harga barang-barang yang bikin pusing kepala. Apalagi kalau naik terus. (Eh tapi …. pinternya orang Jepang yah, harganya tetap cuma berat/volume/kemasannya diperkecil….jadi konsumen ngga sadar bahwa sebetulnya harganya naik hihihi)

Sebelumnya aku mau memasang sebuah foto, belanjaanku pagi ini. Memang tidak banyak sih karena … tidak bawa duit hehehe… ngga juga sih, lebih karena tujuan utamanya lain, bukan belanja harian. Nah, dari foto ini kira-kira kamu-kamu bisa menebak tidak, benda apa yang harganya paling mahal…..

bisa tebak ngga ya barang apa saja itu... dua kotak tengah adalah bumbu kare, dan yang pling kanan adalah jamur

sudah bisa menebak? barang apa yang termahal di situ?

.

.

.

.

.

hmmmm…. sudah nebaknya?

OK, aku buka kartu ya…. di antara semua barang di situ yang paling murah air mineral seharga 85 yen. Dan yang termahal adalah …..rokok. hiks hiks

Hari ini aku membeli rokok sampai 3 karton loh, untuk suami tersayang. Padahal aku sebetulnya paling anti orang merokok… tapi gimana lagi, cinta mengalahkan segalanya (cihuuuy). Dan aku memang menghargai hak azazi manusia, selama Gen tidak merokok di depan aku dan anak-anak, then its allright. Dan Gen memang sejak pacaran tidak pernah merokok di depan aku. Dia selalu merokok di luar rumah.

Nah, kenapa aku sampai beli rokok begitu banyak? Apakah Gen ulang tahun? Bukan…. bukan ulang tahun. Tapi….. karena harga satu pak rokok hari ini masih 330 yen, dan mulai besok menjadi 440 yen ….huaaaaa coba tuh satu pak = satu bento makan siang. hiks… yang menangis jelas aku lah.

Hampir separuh orang Jepang yang perokok melihat kenaikan harga rokok ini sebagai kesempatan untuk berhenti merokok karena terlalu mahalnya harga rokok. Aku juga baca di tulisan salah satu teman di FB bahwa di Jerman satu pak rokok menjadi 5 euro….(berarti jauh lebih mahal dari di Jepang tuh). Aku sih berharap supaya Gen berhenti merokok, tapi aku tahu juga rokok dan game komputer adalah satu-satunya pelarian dia kalau sedang stress. Semoga dengan ekonomi rumah tangga yang makin ketat ini dia bisa berhenti (berdoa yang kencang)…..

wis itu saja ngedumelnya aku, dan aku mau menambahkan satu hal menyambung komentar aku di blognya Alamendah mengenai Penyebab dan dampak pencemaran oleh limbah pemukiman. Dan di situ aku menulis :

Kami di sini tidak boleh membuang minyak bekas pakai ke saluran pembuangan air. Harus dibekukan dengan obat khusus atau diserap ke kertas lalu dibuang sebagai sampah terbakar. Terutama di musim dingin, karena minyak beku dapat menghambat saluran pembuangan.

Obat pembeku minyak bekas. Satu kantong 50 yen bisa untuk 600 ml minyak. Dimasukkan minyak yang mau dibuang dalam keadaan panas (di atas 80 derajat) dan waktu minyak mendingin, maka akan membeku. Setelah beku buang ke sampah yang bisa terbakar.

Salah satu obat pembeku minyak itu seperti foto ini. Aku memang tidak tahu apakah semua orang Jepang berbuat sama seperti aku, tapi dari percakapan teman-teman orang Jepang, ya selain membekukan minyak, ada yang memakai koran untuk menyerap minyak dll. Tidak ada teman Jepangku yang membuang langsung ke saluran pembuangan. Semoga teman-teman Indonesia yang tinggal di Jepang juga bisa turut “care” dengan masalah ini.

Tuh kan ceritaku hari ini ngalor-ngidul… tapi yang penting nulis kan ya…hehehe. Selamat menuntaskan hari Rabu 😉

26 Replies to “Harga oh Harga!

  1. Obat pembeku minyak bekas? Ada ga ya di Indonesia? Selama ini ya dibuang begitu saja.. ga heran got-got jadi begitu warnanya.. *sambil ngelamun ngebayangin got*

  2. (Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
    Yang pasti di Indonesia keknya gak mengenal obat pembeku kek gitu. semuanya dengan mudahnya langsung dibuang terutama ke sungai.

  3. ternyata soal harga dimana-mana sama ya…Mbak, naik sih iya…turun mimpi kali yee…apalagi disini baru denger gaji mau naik, barang terutama sembako sudah dua kali lipat harganya! Sekarang yang paling tinggi naiknya harga beras…kalo lauk bisa dihemat-hemat atau beli yang murah tapi bergizi, tapi kalo beras, ngga beli sama dengan ngga makan dong.Jadi ibu sekarang ini harus meras otak biar kebutuhan dasar tercukupi…kepaksa deh dana mempercantik diri di potong..

  4. Khas EM
    Dari Harga sampai mampetnya saluran pembuangan …

    Yang jelas …
    Yes Indeed … mudah-mudahan dengan harga naik bisa mengurangi …
    (ini juga saya tujukan untuk diri sendiri …
    you know what I mean lah …)

    hahaha

    salam saya EM

  5. Minyak bekas kalau di Indonesia laku dijual Mbak…
    Atau buat nggoreng lagi dan lagi sampai habis dengan sendirinya…
    Sambung menyambunglah!
    Apalagi kalau di warung.

    Kapan2 mau jualan rokok di Jepang ah, mumpung harganya mo naik

  6. Tapi tidak terjadi antrian panjang untuk membeli berpak-pak rokok kan Nechan…? hehehe… 🙂

    Sepertinya, ide menyerapkan minyak goreng ke kertas itu bagus tuh. Patut dicoba…

  7. Iya …seharusnya kita melakukan sesuatu untuk tak langsung membuang sampah minyak dll ke sungai. Tapi..di satu sisi, buat orang Indonesia, menambah satu barang yang harganya mahal, hanya untuk membekukan minyak, kayaknya masih sulit EM, harus dicari jalan lain.

    Rokok di LN memang mahal ya..jadi ingat kata2 si sulung..”coba ibu bawa rokok dari Indonesia, terus dijual lagi di Aussie…lumayan deh untungnya.” Keluarga saya tak ada yang merokok, jadi saya bersyukur karena harga rokok cukup mahal, walau di Indonesia.

    Jika harga barang kebutuhan mahal, memang ibu rumah tangga yang pusing mengatur uang kesana kemari….dan rasanya kok sekarang uang mudah habis ya. Paling sedih kalau kita lagi cekak, si mbak datang…”Bu, waktunya belanja bulanan….” Duhh rasanya….di rumah saya, yang belanja bulanan si mbak, dia hanya belanja berdasar catatan, kalau saya yang ke supermarket malah belanja macam-macam gara-gara tinggal menggesek KK.

  8. horeeee … tebakan Denuzz benar!!! …
    Denuzz nebak rokok, pasti gara2 Denuzz perokok berat … makanya melihat merlboro langsung gak beralih lagi mata … 😀

    ehm … Kalo di rupiahkan berapa sih sebungkusnya?? …

  9. Wahhh bersyukurlah pemerintah jepang menaikan harga rokok, karena dengan demikian secara tidak langsung akan melindungi masyarakatnya dari bahaya rokok.

    Coba bandingkan dengan di Indo, sudahlah harganya murah, dan bisa beli ketengan alias batangan. Oleh sebab itu perokok muda dan pemula di Indonesia makin hari makin meningkat. Yang memiriskan adalah, keluarga miskin di Indonesia menghabiskan pendapannya setiap tahun rata-rata 30 persen untuk rokok. Bayangkan uang sebanyak itu dibelikan telur dan daging, tidak akan ada lagi gizi buruk di indonesia. Belum lagi berbagai iklan yang mempengaruhi cara pikir anak anak remaja terhadap perilaku merokok. Dalam iklan ditampilkan bahwa seolah-olah merokok adalah perilaku macho dan its ok aja. Semua sponsor kegiatan anak muda jor joran oleh rokok. Apalagi kalau bukan ingin menciptakan perokok pemula. Sayang negara kita tidak punya peraturan untuk itu

    Inilah yang sedang kami lawan di Indonesia, bagaimana melindungi anak-anak dari bahaya rokok. Karena kesehatan adalah hak mutlak seorang anak.

    Saya ingat salah satu teori kapitalis industri rokok “PEROKOK HARI INI MENENTUKAN KEBERLANJUTAN INDUSTRI ROKOK UNTUK MASA YANG AKAN DATANG”. OLeh karena itu, jangan heran kalau saat ini begitu banyak cara para indutri rokok untuk mengajak semakin muda anak anak untuk merokok, sehingga mereka akan MENJADI PELANGGAN TETAP sampai usia tua.

  10. kalau di indonesia yg mahal malah rokok import mbak 😀
    aku jadi heran sendiri, padahal rokok indonesia apalagi yg kretek di luar negeri mahal sekali harganya…kenapa di indonesia malah yg import yg mahal ^^

    aku doain semoga om gen terketuk hatinya untuk berusaha berenti merokok…hehehehe…usaha loh mbak, hasilnya mah belakangan 😉

  11. Pertama, aku sebel: “Tuh kan ceritaku hari ini ngalor-ngidul… tapi yang penting nulis kan ya”
    1. ceritanya ga gitu ngalor ngidul, masih related dan asyik2 aja
    2. yang penting nulis 🙁 yang penting nulis sepenuh hati 🙂 biar tambah Imelda Coutrier

    aku bener… rokok yang paling mahal…
    hmmm… pemerintahnya pasti uda ngewanti2 sejak lama yah sehingga perusahaan2 sudah siap2 untuk launch kemasan baru tepat saat kenaikan harga2
    coba kalo tiba2, kan berkurang lumayan juga revenue mereka
    rokok oh rokok
    semoga deh.. semoga
    aku pernah denger, eh, baca yah? dimana gitu. orang di US, ada yang berenti ngerokok, terus uangnya ditabung, setaon, terus bisa buat jalan2 ke UK seminggu. hmmm. bijaksana.
    oh, minyaknya dibekuin yah kalo di Jepang? apa di semua negara 4 musim gitu yah? good knowledge 4 me. 😀

    ~LiOnA~

  12. Aku baru denger kali ini nih, obat pembeku minyak goreng…
    Aku sendiri berusaha sesedikit mungkin memakai minyak goreng, jadi nggak banyak yang dikonsumsi, juga nggak banyak yang terbuang… tau kan Mbak demi siapa aku berbuat begini? *ngelirik tetangga sebelah.. 🙂
    hihihi…

  13. Obat pembeku minyak goreng bekas? Saya baru tahu sekarang, ada ‘obat’ seperti ini (memang minyaknya sakit ya, diobatin? hehehe … 😀 )

    Kalau saya terpaksa membuang minyak bekas (jarang sih, karena pakai minyaknya sedikit, jadi gak banyak bersisa), memang bukan ke saluran air, tapi ke tempat sampah …

  14. Harga rokok disana 440 yen, itu kalo di rupihkan berapa sih mbak..Kok bisa mahal gitu.. kl di indonesia di mahalin harganya mungkin orang mau merokok berpikir 2-3 kali

    440 yen = 44.000 rupiah
    kenapa mahal? karena dipungut pajak yang mahal, dan pemerintah Jepang maunya warganya SEHAT. 😀
    Tapi tidak bisa main larang, jadi dimahalin ajah hehehe

    EM

Tinggalkan Balasan ke AtA chan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *