Kotobuki

20 Sep

Dua hari yang lalu aku menonton program televisi Piramekino dari TV Tokyo, sebuah acara anak-anak yang ummm sedikit dewasa (dan ramai) daripada program NHK misalnya. Akhir-akhir ini Riku tergila-gila dengan acara ini, karena acara ini memang lebih bervariasi, penuh dengan istilah bahasa Jepang yang aneh-aneh, dan meskipun “cuma 30 menit” padat sampai ada ramalan bintang untuk anak-anak segala. Ramalannya sih agak-agak deh, termasuk cara pdkt dengan cowo/cewe kesukaan. (Mau bilang jangan percaya! pada Riku juga ngga tega)

Nah, yang menarik perhatianku dari acara dua hari yang lalu itu adalah sebuah acara kuis yang diikuti oleh 2 pasang kakek+cucu. Kuisnya adalah tentang menebak tokoh/karakter yang sering muncul di televisi. Aduuuh aku pasti angkat tangan deh kalau disuruh menebak nama-nama karakter hanya dengan gambar saja. Jepang kaya dengan karakter anak-anak (dewasa juga sih) sehingga yang bukan “anak televisi – terebikko テレビっ子” (I hate television actually)  pasti tidak akan bisa hafal.

Ok deh aku tahu Thomas karakter kereta api biru, tapi jangan tanya aku nama teman-temannya ya!

thomas dan teman-temannya

Aku tahu Naruto juga, tapi jangan tanya selain sakura dan sasuke kepadaku deh.

Naruto dkk

Aku tahu Peko-chan, karakternya restoran/bakery Fujiya, tapi jangan tanya temennya peko-chan yang laki-laki namanya siapa.

maskot perusahaan Fujiya (restoran/bakery) , gadis bernama pekochan. Peko-peko dalam bahasa jepang berarti lapaaaaarrrr.

Dan satu lagi aku cuma tahu Satoshi dan Pikachu, dari Pokemon (Pocket Monster) yang monsternya bejibun gitu. (Bener-bener nguras dompet orang tua tuh karakter seri Pokemon). (Yang herannya anak-anak hafal semua tuh puluhan karakter yang ada, tapi kalau disuruh hafal pelajaran …..tunggu dulu ya Mah!)

Pikachu dan.... hmmm hmmm hmmm pochama, hikozaru dll dll( gambar diambil dr takaratomy-arts.co.jp)

Tapiiiii itu dua kakek yang tampil pada acara kuis itu (satu berusia 67 tahun dan satunya 74 tahun) tahu hampir 90% nama karakter yang ditanyakan. HEBAT! SASUGA さすが!SUGOI すごい!Dan mereka berdua TIDAK diberi tahu oleh cucunya loh. Cucu di situ hanya sebagai suporter mereka saja.

Yah dengan melihat acara itu aku bisa mengetahui salah satu sisi kehidupan lansia di Jepang. Kakek-kakek ini “berfungsi” sebagai teman menonton TV para cucunya. Sesudah pulang sekolah pukul 3 sampai dengan waktu makan malam pukul 6-7 malam, Sang Kakek dan Cucu berdua atau berbanyak akan duduk bersama di depan televisi dan menonton acara anak-anak itu. Si nenek mungkin sedang berbelanja atau menyiapkan makan malam di dapur, sementara ayah dan ibu bekerja di luar rumah. Karena itu kakek juga mungkin orang pertama yang merasa sedih waktu cucu-cucu itu beranjak dewasa, lulus SD dan tidak memerlukan teman menonton TV lagi 🙁

Kakek-kakek ini pensiun bekerja umur 60 tahun. Biasanya sampai usia 70 tahun, mereka masih bisa bekerja sebagai OB di kantornya yang lama, atau bisa juga mendaftar sebagai pekerja sukarela di kantor pemerintah daerah atau organisasi sosial lainnya. Bayangkan jika mereka hidup misalnya sampai 80 tahun sesuai dengan survey usia rata-rata pria Jepang 79, 59 (wanita 86,44 tahun), berarti masih ada 20 tahun waktu setelah pensiun. Apalgi kalau bisa hidup sampai 100 tahun? Bagaimana melewatkan waktu 40 tahun itu sampai dipanggil Tuhan?

Bapakku sekarang 72 tahun dan menurutku dia bahkan lebih sibuk daripada sebelum pensiun dan masih bekerja. Meskipun memang dia selalu berkata, “Aku kan pengacara, pengangguran banyak acara!”. Tapi yang pasti cucu-cucu di rumah kami di Jakarta akan kehilangan “supir pribadi”, jika opanya ada janji/seminar/kerja lain sehingga tidak bisa antar jemput ke sekolah. Bahkan aku cukup tersentak waktu mengetahui opa dan oma yang sering mengantar cucu-cucu itu ke Unit Gawat Darurat jika sang cucu mengalami kecelakaan kecil atau sakit. (Seandainya mereka ada di Jepang juga untuk bantu aku….. hehehe)

Betapa dukungan kakek/nenek sebetulnya dibutuhkan oleh keluarga modern saat ini di Jakarta atau kota besar lainnya. Begitu pula di Jepang, sampai-sampai menjadi trend untuk mempunyai rumah nisetai 二世帯住宅 rumah 2 keluarga, yaitu keluarga si kakek/nenek menempati lantai bawah, dan keluarga ayah-ibu-anak menempati lantai atas, atau kebalikannya. Tapi, sekali lagi, itu berlaku untuk mereka yang tinggal di kota yang sama.Kenyataannya masih banyak orang tua yang tinggal sendiri di masa tuanya.

Hari ini tanggal 20 September 2010 adalah hari peringatan di Jepang untuk penghormatan kepada lansia, keiro no hi 敬老の日. Biasanya pemerintah daerah akan mengirimkan hadiah sederhana dengan tulisan KOTOBUKI 寿 (umur panjang) kepada para lansia yang tinggal di daerahnya. Pemerintah juga akan mengumumkan usia rata-rata warganya, selain melaporkan kondisi kehidupan para lansia yang menurut data sejumlah 23,1%  dari seluruh jumlah penduduk Jepang(data 15 Sept 2010). Masyarakat Jepang semakin tua. Sekarang yang muda-muda menghormati yang tua, akankah kelak tak ada lagi yang muda yang seharusnya menghormati ya tua sehingga arti dari “hari penghormatan kepada lansia” menjadi rancu (karena semua masyarakatnya sudah tua)?

Yang sekarang menjadi pe-er adalah bagaimana menjadi lansia yang sehat dan tidak perlu menjadi beban keluarga dan masyarakat. Aku tetap kagum pada almarhum nenek Miyashita yang meninggal pada usia 90 tahun, karena serangan jantung, dan sampai detik terakhir masih hidup sendiri, masak sendiri, jalan sendiri, tanpa perlu bantuan untuk semua yang bisa dikerjakan sendiri. Meskipun kami tidak pernah membiarkan nenek pergi keluar sendirian.  Memang kotobuki, umur panjang menjadi ciri masyarakat sejahtera, meskipun sering dipertanyakan sampai umur berapa sebaiknya manusia hidup. Ya tentu saja kita harus menyerahkan jawaban ini kepada yang Empunya Hidup, bukan?

Seorang lansia di Hongkong, pasti didampingi seseorang. Kalau di Jepang dia akan berjalan sendiri! Kalau di Indonesia? Tidak keluar rumah ..... mungkin 🙂

Dan menurut berita siang ini jumlah lansia Jepang yang berusia di atas 100 tahun sejumlah 44.490 orang!!!! (Dan dijawab Gen mungkin 40.000 itu sudah tidak diketahui keberadaannya ….. masalah yang sekarang dihadapi Jepang yaitu bahwa banyak lansia yang tidak diketahui keberadaannya, entah meninggal tanpa diketahui atau kematiannya tidak dilaporkan, padahal mereka masih terus mendapat tunjangan dari pemerintah)

29 Replies to “Kotobuki

  1. Pas tahu hari ini libur aku bingung, libur karena ada perayaan lagi? Eh, teryata libur untuk menghormati senior citizen. Kalo di Indonesia setahuku cuma ada hari ibu. Hari ayah dan hari anak-anak juga ga ada, bener ga sih Mbak? Btw, kalo diberikan umur panjang, setelah pensiun Mbak pengennya ngapain? Hehe

    • http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Ayah

      the initiator is a close friend of my mother. therefore, i was eager 2 inform u that there’s a father’s day; proclaimed in Solo, my hometome 😉
      i have not heard about children’s day. go on to google, then.

      di Jepang libur yah? di Indonesia, selain hari raya keagamaan dan hari kemerdekaan, hanya ada hari buruh yang menjadi tanggal merah. iya ngak yah? seingetku sih gitu
      peringatan hari apa lagi yang diliburin di Jepang?

      ~LiOnA~

      ada loh hari anak-anak nasional (indonesia)…tgl 23 Juli
      Hari libur Jepang? nanti aku tulis di posting deh ya…
      EM

  2. Iyaa, K Imel.. Salut deh sama “senior citizen” di sini.. Beberapa Kali aku ikut tur kampus ke beberapa museum, sering Kali bertemu dengan rombongan Oma-Opa yang seakan ga pernah bosan untuk belajar hal2 yang baru.. Hmm, two thumbs up.. Menuntut ilmu memang dimulai sejak buaian sampai ke Liang lahat yaa, K Imel.. Universe is the place for us to learn many things.. Semoga Kita bisa menjadi seperti mereka yang tetap sehat jasmani Dan rohani.. Amin..

  3. Kalau Naruto dan kawan-kawannya, anak-anakku hapal dengan baik Nechan, hehehe… 😀

    Masing-masing daerah memiliki caranya menghadapi dan bersikap terhadap lansia. Kalau di Kweni, aku lihat masih banyak lansia yang pergi ke sawah… 🙂

  4. Saya malah berdoa agar tak terlalu panjang umur, kasihan anak-anakku, karena sebagai keluarga muda akan disibukkan oleh keluarganya sendiri dan anaknya yang masih kecil-kecil (seperti saya dulu, dan cari pengasuh anak sulit yang dipercaya dan bagus). Tapi jika masih dikaruniai umur panjang, saya ingin berguna, masih bisa sibuk dan mendapat penghasilan agar tak membebani anak-anak.

    Kenyataannya, usia yang makin bertamah mau tak mau memang membuat tak sekuat dulu lagi, pekerjaan setelah pensiun haruslah pekerjaan yang menggembirakan, yang tidak membuat stres. Dengan kerja dua kali seminggu, yang lain bisa dikirim lewat email), naik taksi pp…sampai rumah rasanya udah capek banget..jam 9 malam udah langsung hilang begitu ketemu bantal. Untung saat ini masih ada si mbak, tapi dia suatu ketika kemungkinan ketemu jodoh yang sesuai…dan ternyata jika ada pembantu baru, tak seperti kedua si mbak yang telah ikut lebih dari 10 tahun, yang sudah seperti keluarga sendiri….
    Di Indonesia kehidupan makin berat untuk orangtua Imel, saya sendiri sedih karena saat ibu alm membutuhkan, saya sibuk bekerja di Jakarta, dengan cuti terbatas….dan anak kecil sehingga tak bisa merawat beliau saat sakit sd wafatnya. Untungnya masih ada adikku yang jadi dosen, sehingga dialah yang bisa merawat ibu di hari2 terakhirnya.

    Situasi kerja di Indonesia terutama kota besar, akan menyulitkan jika orangtua sakit…saya berpikir mestinya ada panti untuk orangtua yang nyaman, tapi saya menyadari bahkan mengobrol dengan tetangga yang latar belakang beda pun kalau kita nggak nyambung juga susah. Saat ini karena masih cukup sehat, masih bisa baca akan menyenangkan….
    Dan saya berharap sempat momong dan menemani cucu menonton film di TV….hehehe

  5. ..
    semoga yang lahir 20 september panjang umur ya Mbak.. Amiinn..
    doa buat diri sendiri di amini sendiri..
    hi..hi..
    ..
    dulu aku pengen jadi animator, jadi tau lah beberapa karakter Anime Jepang..
    ..
    soal Lansia Jepang karena negaranya makmur sejahtera kali ya, jd orang2nya panjang umur..
    ..

  6. Wahh.. hebat yaa.. pantesan waktu saya nonton film Jepang Proposal Daisasuken itu, diceritakan kisah tentang kakeknya si pemeran utama wanita, tentang si kakek yang datang berkunjung ke tempat putrinya.. pergi naik bus sendiri, sorak-sorai nonton bola bareng anak muda, masih bisa berdebat tentang desain dengan seniornya si cewe.. pokoknya enerjik.. meskipun sudah tua renta..

    Saya ingin kalo tua nanti bisa seperti lansia di Jepang.. 🙂

  7. i wanna ‘last’ up 2 60 y.o. aja
    kl emg well-to-do (wealthy), d Indo enak2 aj
    tp kl pas2an aja, mnding d negara maju deh
    if i happen 2 hv plenty of money in my life, tante joins my mom & her gang aja 😉 i’v desires 2 take care of them once i’m settled & ‘v spare savings 2 b allocated
    pasti aseeek bgt masa tua ma tante Ma ^^

    ~LiOnA~

    hihihi kalo 60 tahun berarti aku masih 20th an lagi… hmmm musti jaga silaturahmi sama Liona deh biar bisa tinggal sama-sama. but sssttt kata seorang peramal aku bisa hidup lanjut tuh…gimana dong? tawarannya masih berlaku ngga kalau aku ngga mati-mati? hahaha

    EM

  8. ah, aku telat baca beritanya nih. Coba lebih awal bacanya, bisa aku jadiin berita nih. Besok peringatan hari apa neechan? hehe biar bisa aku jadiin bahan berita hehe 🙂 Soalnya klo brita2 dari Jepang kadang2 udah diambil sm temenku yg desk luar negeri hihihi

  9. Hmmm….
    Terlalu sejahtera juga nggak baik juga ya karena bingung gimana ngabisin waktunya.
    Jadi umur yang optimal itu sebenarnya berapa ya?
    Ayahku umur 65 tahun, mengisi harinya dengan membaca semua koran dan majalah, nonton tv, bermain dengan cucu dan mengisi TTS. Sedikit jadi bendahara di mesjid.
    Kalau bapak mertua, sudah 71, masih mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta. Beliau masih segar dan masih kuat menyetir Cianjur-Bandung.
    Mudah2an lansia di Indonesia bisa hidup dengan layak, nyaman dan bahagia.

    Dah lama gak komen nih. Salam kompak Ime-chan….

    salam kompak juga bang.
    Memang usia optimal setiap orang juga berbeda dan yang tahu cuma Tuhan…..
    semoga lansia di Indonesia bisa hidup kayak dan menerima banyak cinta kasih dari anak-anak dan sekelilingnya.

    EM

  10. Semoga setelah tua nanti tak perlu merepotkan anak untuk mengurus saya… hehehe

    Semoga kita semua diberikan berkah keselamatan, kesehatan dan KOTOBUKI!

    semoga ya henny…
    EM

  11. Aku teringat almarhum Ayahku, dia suka sekali menemani Rizky nonton satria baja Hitam, Power Rangers, hingga telettubies sampai terkantuk-kantuk. kadang kalo kakeknya ketiduran dibangunin ama rizky dengan berbagai cara dikitik-kitik, dipeluk, digendongin…he…he…Abah dan mamaku juga sibuk nganterin Rizky ke UGD pas dia kena bronkhitis akut nungguin dia seminggu di Rumah sakit karena aku ngga bisa karena Icha baru sebulan. Ayah yg kupanggil Abah baru berusia 66 tahun saat meninggal karena serangan jantung sehari sebelumnya ia masih naik motor, masih sholat ke mushola yg jaraknya lumayan jauh dari rumah. Masih beliin aku nasi goreng faveku saat ia makan disitu.Dia ayah yg aktif walaupun sudah pensiun. Dan saat yang paling disukainya main bersama cucu-cucu. Mamaku apalagi…kalo wonderwoman itu nyata, aku percaya dialah dibalik topeng itu…he..he…aku memang tidak tinggal di rumah orang tuaku lagi tapi rumahku dengan rumah mama jaraknya cuma 10 meter saja. setiap kali aku kangen mama dan setiap mama kangen aku tinggal loncat aja. Mama bilang kalo tiba-tiba suamiku di mutasi ke Jawa…mungkin setiap tahun dia pergi ke sana.Rasa-rasanya kalau seluruh duniapun diberikan ke orang tua kita ngga cukup dengan pengorbanan, kasih sayang dan cinta yang mereka berikan.

    Maaf ya Misfah seandainya jadi terkenang almarhum abah. Tapi benar bahwa kita tidak bisa memberikan apapun yang sepadan dengan jerih payah mereka….. tak terhitung
    EM

  12. Hontoni, lansia di Hong Kong genki sekali lho, selalu keluar rumah dengan tongkat dan pergi ke YAMCHA, pasti ada yang jaga juga. Katanya HEIKINJUMYOU, bukan jumyou sih umur berapa lama orang bisa aktif sekarang Hong Kong lebih lama daripada Jepang katanya. Yappari… lansia melakukan apa2 sendirian pasti kurang senang yaa.. didampingi seseorang pasti tambah genki ! ^0^

    hai kim, hisashiburi…. jadi kangen mau ke hongkong lagi….
    masalahnya kondisi di Hongkong kan tidak memungkinkan lansia jalan-jalan sendiri. Gila tuh bus jalannya ngebut, tangga jalan subwaynya yang kayak kilat, lalu busnya bertingkat juga. flatnya tinggi-tinggi gitu, meskipun kegiatan orang Hongkong keseluruhan tidak secepat orang Jepang, mereka perlu teman pendamping. Dan ditilik dari kebudayaan china yang sangat menghormati orang tua, pasti tdak akan membiarkan lansia jalan sendiri, sama seperti orang Indonesia. Kalau jepang sudah mulai kehilangan hati….

    EM

  13. Di Indonesia tidak ada hari lansia, layak untuk dipertimbangkan sebagai penghormatan kepada yang tua.

    masalahnya di Indonesia rata-rata usia lanjutnya “baru” 65 tahun kan? Belum tua menurut orang Jepang heheheh

    EM

  14. i miss my grandfa … hiks 🙁
    dia selalu menemani denuzz nonton kartun kala itu … But, sekarang? … *semoga kakek bahagia di sana*

    ~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~

    Pasti dia berbahagia di sana mengenang saat-saat menonton kartun bersama denuzz
    EM

  15. Ini postingan khasnya EM …

    Yang jelas saya baru tau kalau Kotobuki itu artinya Umur Panjang

    salam saya EM

    Jadi ingin tahu deh mas, postingan khas aku seperti apa? Bukan yang ngalor ngidul awalnya apa, akhirnya apa?

    tabik
    EM

  16. Yang aku tahu juga cuma Naruto dan Pikachu. Kawan-kawannya nggak hafal, Mbak.

    Apaaa? 40.000 yang usianya di atas 100? Di Indonesia 50 tahun aja udah molai pikun atau stroke. :p

  17. Huahuahuahuahua, aku ingettt bangettttt. jaman si Reza kecil, dia tergila-gila sama Pokemon dan Digomon. Dan dia benar-benar apalllll semua karakter yang banyak ituhhhh. Sampai sekarang si Reza masih suka nontonin koleksi VCDnya itu. Atau sekarang dia cari DVD bajakan yang versi kombonya, Jadi 1 DVD kira-kira ada berapa puluh judul.

    O ya, Orang Jepang umurnya panjang-panjang ya, mbak? Apa Mungkin karena pola hidupnya yang sehat? Makanannya sehari-hari? Atau ada hubungannya dengan ikan-ikan mentah yang di konsumsi sehari-hari? Mbak Em pernah tulis tentang ini gak ya?

    Lansia di Jakarta memang tidak akan kemana-mana sendirian, mbak. Mungkin karena tradisi di Jepang, anak akan berpisah dengan keluarganya, bahkan mungkin tidak akan bertemu kembali, atau sangat jarang. Sementara Orang Indonesia, ada kok yang sampai mati masih tinggal bersama keluargany, bersama anak dan cucunya. Hehehe…

  18. saya juga nonton Mbak…hebat bener ingatan si kakek. sampai ikut deg-degan, tegang nungguin jawaban si kakek…bisa jawab ga ya, trus jawabannya bener ga ya. seneng banget kalau jawabannya bener. terharuu…salah satu bukti mereka sayang banget sama cucu-cucunya, sampai hafal gitu….

    pertama sampai di jepang saya sempat terheran-heran melihat kakek/nenek yang sudah sangat sepuh (ada yang jalannya sudah bungkuk sekali, hampir 90 derajat!) bepergian sendiri naik bis. gak tega gitu rasanya…ternyata sudah biasa ya di sini. oh iya, mereka juga sering menyapa saya gara-gara saya bawa anak saya yang masih bayi waktu itu. mereka pasti menyempatkan untuk berhenti sebentar, sekedar menanyakan anak saya laki-laki atau perempuan trus umurnya berapa. mungkin mereka kangen juga sama cucunya…

  19. Menyoroti lansianya, meski belum pernah ke Jepang, tapi banyak mendengar ceritera tentang lansia yang masih harus bekerja ataupun fokus untuk melakukan pelayanan ibadah. Sungguh salut karena masih diperbolehkan produktif dan masih besar kemauan untuk bekerjanya.
    Kira kira apa ya yang menyebabkan para lansia masih melakukan hal tersebut di Jepang?

  20. Kalau aku hanya hafal: Sinchan sekeluarga, Nobita sekeluarga dan kawan2, detektif Conan sekeluarga dan kawan2. Yg lebih kini gak hafal. Kira2, di Jepang ada gak ya program gossip tokoh2 kartun, macam Nobita yg baru putus dari Sizuka? 🙂

Tinggalkan Balasan ke AtA chan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *