Bermain

24 Agu

Kata kerja yang satu ini memang aneh, sementara umumnya kata kerja berawalan ber- itu intransitif (tidak memerlukan obyek), si “bermain” bisa intransitif dan bisa transitif.
“Sedang apa?”
“Sedang bermain…”
“Bermain apa?”
“Bermain piano”

Kata “bermain” dalam keluargaku berarti pergi ke Taman dan bermain pasir, naik perosotan atau ayunan. Tapi kondisi seperti ini tidak ada di Jakarta, meskipun di dekat rumahku ada sepetak tanah kecil yang dilengkapi ayunan yang tidak terawat. Rasanya parno juga menyuruh anak-anak bermain di taman di Jakarta.

Nah tanggal 8 Agustus lalu, hari Minggu, adikku Andy mengajak kami jalan-jalan ke Senayan City, mall yang terdekat rumah. Aku sendiri sebetulnya tidak suka jjl di mall, tanpa ada tujuan. Tapi ok deh, paling sedikit bisa makan es krim Cream and Fudge….itu pikirku. Waktu jalan-jalan ke tingkat atas, aku melihat tulisan “Lollypop”, sepertinya tempat bermain anak-anak. Jadilah kami pergi ke sana. Dan waktu naik ke lantai teratas itu, kami melewati “Timezone” (semacam game center) . Tentu saja Riku langsung minta bermain di timezone. But… NO! certainly BIG NO! Karena Timezone pasti lebih menghabiskan duit dan badan tidak bergerak. Sama saja dengan bermain DS Nintendo game versi besar.

berfoto depan lollipop, playland and cafe judulnya....

Well, bermain di lollipop ini juga mahal. Aku belum pernah mengajak main di Kidzania, jadi tidak tahu info lengkapnya, tapi sepertinya Kidzania lebih mahal. Kalau hari biasa anak berusia 2-12 tahun membayar 85.000/anak Karena kami waktu itu tidak membawa kaus kaki, maka kami juga terpaksa membelikan Riku dan Kai kaus kaki seharga 10.000 rupiah. Satu orang pendamping dewasa harus membayar 15.000 yen juga. Sehingga paling sedikit kita harus menyediakan 150.000 ribu untuk satu anak deh…(termasuk kalau mau makan di dalam). Hmmm 1500 yen per orang? Di Tokyo sudah PASTI aku tidak akan membawa anak-anak ke tempat main yang semahal ini. Bisa bangkrut deh aku. Ini juga karena liburan saja.

Padahal menurut Andy, banyak ibu-ibu borju yang membawa anak+ baby sitternya ke sini, menyuruh mereka bermain (bisa sampai jam 10 malam loh) sementara sang ibu bertemu dengan teman-temannya di toko/restoran di dalam Senayan City ini. Hmmmm segitu mahalnya kah “Me Time” nya ibu-ibu Jakarta? Aku selama ini selalu membawa serta Kai bertemu teman-teman, tanpa baby sitter, dan tidak pernah merasa kewalahan apalagi kemahalan hihihi.

Ada banyak sarana permainan di sini. Dari perosotan hingga jungle jim yang terbuat dari karet.  Dan jelas aku lebih suka di sini, karena membuat anak-anak berlari, bergerak di tempat yang luas dan aman, karena biasanya berada dalam ruangan yang sempit. Dan  Riku paling suka permainan yang seperti bungee jump, ditarik-tarik dari bawah sehingga bisa membal ke atas. Persis seperti katapel yang nempel terus tapinya. Untung sjaa pakai sabuk pengaman. Tapi aku cukup heran, karena aku sendiri tidak suka permainan yang mengocok perut seperti ini. Kelihatannya Riku ikut Gen yang menyukai segala macam jetcoaster dan tidak takut ketinggian.

Sementara Andy menjaga Riku dan Kai, aku sempat makan di Urban Kitchen yang terletak di lantai bawahnya. Saat itu aku kepengen banget makan rujak. Sayangnya rujaknya bersih sekali jadi kurang afdol tuh rasanya hehehe. Tapi, enough deh, kesampaian makan rujaknya sebelum kembali ke Jepang.

Sayang ikan masnya ditaruh di bak yang seperti bak mandi hehehe

Kembali ke Lollipop, anak-anak masih terus bermain, tidak capek-capek. Mereka juga membawa sebuah gelas kertas agak besar yang berisi ikan mas hasil pancingan di situ. Waduh kok seperti festival (matsuri) di Jepang aja, ada pancing ikan mas (kingyou sukui). Waktu itu sudah pukul 9:20 malam. Anak-anak tentu sudah tidak mikir makan malam lagi karena asyik bermain, jadi aku membelikan kwetiau goreng yang cukup mahal (35.500 rp) di dalam Lollipop itu untuk Kai. Kai juga enjoy sekali bermain di tempat seluas itu. Tapi terlihat sekali sifat Kai yang “bersihan”, coba deh lihat kursi yang dia tumpuk dulu sebelum pulang…. beres-beres pulang ceritanya.

Lihat kursi yang ditumpuk Kai sebelum pulang. Kebiasaan di tempat penitipan Jepang dibawa terus 😀

Kami pulang ke rumah waktu toko-toko sudah banyak yang tutup. Ya, toko di Indonesia kan kebanyakan hanya sampai jam 10 malam. Tapi Riku dan Kai puas sekali bermain, dan tidak henti-hentinya berkata, “Mama terima kasih”…. itu tentu aku senang mendengarnya, cuma biasanya ditambah, “Besok main lagi ya….” hahaha, yang terakhir sih mikir-mikir dulu nak… muahal jeh.

Kai dan Riku sempat menelepon papanya selama berada di sini. Lihat gayanya Kai, seperti anak gede aja....

18 Replies to “Bermain

  1. Aku juga suka bawa ponakanku ketempat yg bisa lari-lari sambil main mbak, paling sebel kalo fikry udah minta main di game zone weks!!! untuk mainan game yang belum tentu dia selesaiin permainannya kadang aku pikir ngabisin duit aja.

    ohya Om Andy baik banget mau ngajak ponakan2nya main2 hehehehe…jadi dirimu bisa makan rusak walaupun rasanya gak terlalu enak mungkin ya 😛

    dan…masalah pembersih, terlihat sekali KAI itu sangat amat bersih dan teratur, jadi inget waktu kita mau pulang dari RD dia ikutan beres2…huhehehehehe…hebat deh dia!

    Bener tuh game zone buang duit padahal ngga puas kan. Kali ini si Riku minta dianterin sama opanya, sama aku ngga berani hehehe. Opanya anter, dan mereka berdua main hahahah

    Yup. beruntung banget Andy sering di rumah kali ini. Aku sering diantar kemana-mana.

    Kai keliatannya memang pembersih dan detils. Sepertinya dia golongan darah A yang katanya org Jepang adalah pembersih dan detil (tapi aku kok ngga ya? hihihi)

    EM

  2. senangnya :D, seandainya aku tahu kalau Mbak Imelda pengen rujak .. heheh..tak bawain, Mbak!!

    hahaha, ya ya nanti buat wish list deh di FB, spy gampang kalau mau beliin aku. Cuma waktu kita ketemu itu kan hari terakhir, aku takut sakit perut, dan menderita di dalam pesawat.

    EM

  3. Aku selalu senang kalau liat gaya Kai di photo…
    Belajar bahasa indonesia, ya Kai.. biar bisa telpon2an kita 😉

    eitsss kita? kita?
    bukannya flo ya?
    hahahhaa udah dijodohin aja
    EM

  4. ..
    Ha..ha..
    Ngakak liat foto Kai yang lagi nelfon..
    Tp dibelakangnya itu orang lg garuk2 ato apa ya.. 😀
    ..
    Inilah bedanya mama2 borju djekartah, sama mamah dari Tokyo yang lebih mandiri dan gak tergantung baby sitter.. 😉
    Mbak Imel emang superMom.. 🙂
    ..
    Rujak kan banyak macemnya, Mbak Imel suka makan rujak apa..?
    ..

    hahahah dasar Ata liat aja. bukan garuk tuh, pegel punggungnya gendong anak terus.

    Sebetulnya memang enak kok jadi mamah borju, tapi… I am happy with my life.

    Aku sukanya rujak buah yang tidak terlalu kecut (bengkuang/jambu air paling suka) dan sambal rujaknya dari gula jawa+kacang yang tidak terlalu pedas… maklum perutku sudah perut Jepang hehehe.

    EM

  5. Memang susah banget disini mencari taman bermain yang aman dan bersih, ditempatku ada Mbak taman bermain tapi rawan kejahatan, apalagi kita musti waspada sekarang musim penculikan anak. Kalo main ya ke Mal tapi mahaal, aku juga Mbak bawa anak-anak main ke situ juga sebulan sekali soalnya ngga mungkin kan cuma main, pasti ditambah makan, jajanan kecil, es krim dll, belum lagi ibunya tergoda sale….he…he…

    Soalnya lahan yang semestinya untuk taman/perpustakaan dijadikan mall sih. Aku prihatin banget loh dgn sarana bermain di Jakarta.

    Soal ibu tergoda sale? Ya harus pakai kacamata kuda aja:D

    EM

  6. Ah.. Kai memang selalu nggemesin 🙂
    btw aku malah baru tau lho mbak di Sency ada tempat bermain begini..

    Aku juga baru tau kok Ka… Padahal udah sering liat tuh. Kalau Timezone malah udah tau lama.
    EM

  7. Owh, ini di kelapa Gading juga ada, mbak. Mahal banget emang. Yessy belum pernah bawa Tangguh ke situ. Karena Tatang gak suka di ajak jalan-jalan ke mall. Jadi bermainnya Tangguh sama dengan lari-lari di taman suropati, naik delman di monas, atau memberi makan kambing! wihihiih…

    Sesekali kalo kita belanja bulanan di supermarket itu adasiy dia main di play groundnya, cuma bayar 25 ribu, bisa main selama 1 jam 🙂

    Mungkin kalo sudah agak besar gak papa kali ajak Tangguh ke situ ya. Seru 🙂

    Justru bermainnya Tangguh sekarang itu yang sehat. Ngapain buang uang untuk mainan artificial. Masalahnya akunya yang males nganterin ke taman suropati dsb …panas heheheh. Tapi kalau ada Gen, dia pasti lebih suka di alam terbuka.
    Sesekali aja yess ngajak ke tempat begituan. Nanti tahun depan kita coba yuuuk hehehe

    EM

    • Yessy, lari-lari di taman, naik delman, dan ngasih makan kambing itu juga asyik dan sangat bagus buat anak loh …
      Aku dulu mainnya juga gitu *ngaku.com* 😀

      dulu aku tidak berman begitu malah mbak…makanya aku inginnya membiarkan anak-anak main di alam
      EM

  8. Riku dan Kai!

    Duh! gaya Riku mo narik kumis si kucing lollipop…dan gemesss liat gaya Kai nelpon Papanya hehehe…Jadi setiap pulang mesti beresin kursi ya adek Kai?

    hampir selalu begitu…beresin dulu, atau buang sampah dulu. Tapi itu kebiasaan yang baik, bukan?
    EM

  9. Kai rapi2kan kursi.. waaahhhh.. imutnyaa..

    Jadi penasaran dengan cerita PRnya Riku yang dibawa ke Indonesia? Monitoring tanaman ya Mba? Jadi ga sih? Tanaman apa ya jadinya? (^o^)’

    hihihi akhirnya ngga nulis laporan monitoring tanaman…. minta dispensasi ajah
    EM

  10. Tapi kalau dibandingkan dengan Jepang tentunya sarana bermain disini belumlah apa2 yah mbak?

    Betul… karena Jepang kurang anak, jadi dibangunlah sarana2 spy orang tua mau punya anak hihihi
    EM

  11. Saya terkesan dengan kebiasaan Riku dan Kai mengucapkan “mama terimakasih” setiap kali mereka merasa mamanya sudah membahagiakan mereka. Rasanya tidak banyak anak-anak Indonesia yang memiliki kebiasaan baik seperti ini (yah, kalau orangtuanya tidak mengajari, tentu saja mereka tidak terbiasa, bukan?). Anak-anak Indonesia biasanya baru diajari mengucapkan terimakasih jika menerima pemberian dari orang lain. Padahal, orangtua sendiri kan justru yang paling banyak memberi ke anaknya ya?

    Btw, saya paling sebel kalau lihat anak meminta sesuatu dengan memaksa, sampai nangis njempling-njempling … pengin njitak deh rasanya *ibutiri.com* hihihi … 😀

    oh mbak, kebiasaan berkata terima kasih pada orang tua itu WAJIB di keluarga saya. Mungkin di keluarga lain tidak….sehingga waktu aku pacaran/bertemen dan setiap kali bilang terima kasih, sering dianggap aneh heheheh.

    Dan waktu aku biasakan kepada keluarga Miyashita mereka heran tapi senang, karena pada dasarnya orang Jepang HARUS bilang terima kasih atas semua perbuatan…siapa saja.

    Nangis meraung-raung? susah deh mbak, Kai juga begitu…dan biasanya aku tinggalkan dia biar meraung-raung. Tanya aja tuh di Retty, sudah lihat kekejaman aku pada Kai waktu kami pergi bersama hahaha.
    Karena aku tidak mau dikalahkan kemauan anak-anak. Ada masanya juga anak-anak begitu. Kalau Riku sudah tahu jadi tidak meraung-raung lagi. Biasanya kalau sudah masuk TK terbiasa. Tahun depan Kai masuk TK, jadi semoga dia bisa lebih “dewasa”.

    EM

  12. Saya sudah beberapa kali membaca postingan ini..ternyata belum komen ya…
    Ketahuan belakangan ini “agak hang”

    Iya …Kai dan Riku menyenangkan .. tak lupa mengucapkan terimakasih karena telah diajak Mama kegiatan yang menyenangkan.
    Juga kebiasaan Kai yang merapihkan kembali barang mainnannya, sungguh patut dipuji.

  13. saya mempunyai 2 orang putra.yg pertama berusia 6th yg kecil 2th
    saya sudah sering kali mengajak anak saya ketempat taman bermain anak.
    tapi biasanya hanya anak saya yg besar yg bisa menikmati area bermain,sedangkan anak saya
    kecil hanya bisa melihat kakaknya bermain.karena banyak permainan yg sikecil masih belum bisa
    untuk ikut bermain
    sedangkan dilollipop ini kedua anak saya bisa bermain bersama.
    alangkah senangnya bisa melihat kedua buah hati saya bisa bermain dan bergembira bersama

  14. saya senang sekali waktu ada panggilan show dilollipop playland, tempatnya seteril bersih, tdk boleh pake alas kecuali kaoskaki dan sendal specila. tempatnya sejuk, dan nyaman. pengen deh kerja dilollipop, kira2 boleh ga ya saya gabung…hehehehe. Dilollipop benar2 tempat melatih motoik adik2 dan education. sukses ya buat lollipop, semoga outlet-nya smakin banyak dan maju….amin

Tinggalkan Balasan ke Bang Iwan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *