Jam berapa sekarang?

21 Agu

Apakah kamu-kamu bisa langsung menjawabnya? Pasti harus melihat jam tangan atau jam di HP dulu untuk bisa menjawabnya bukan?

Nah, pada hari ke 26 aku di Jakarta ini, aku tertawa getir. Yaitu ketika aku berada di sebuah restoran sushi di Senayan City. Om ku yang puasa menunggu jam buka, dan mengatakan bahwa paling aman jika jam sudah menunjukkan pukul 6 tepat. Dan kemudian aku jawab : “Sekarang sudah pukul 6″, tapi disanggah papaku…” Belum masih 6 menit lagi!”. Lohhhhh berarti jamku itu kecepatan 6 menit dong? Memang aku selalu heran karena jam di komputerku tidak sama dengan jam di HP Jakartaku. Tapi selalu kupikir jam di HP lah yang benar. Hmmmm TERNYATAAAAAAAA….. aku selama ini TIDAK PERNAH TERLAMBAT!!!! horeeeee…………..

Aku selalu berusaha menepati janji. Aku akan merasa tidak enak jika harus membuat orang lain menunggu. Untuk ini mungkin aku sudah menjadi orang Jepang…..

Seorang teman SMP ku Ika, mengajakku makan siang bersama sebelum bulan Ramadan mulai. Hari Jumat tanggal 6 Agustus, pagi hari dengan bertukar sms.
Ika : “Mel… ternyta hr ini ank gw hrs dijmpt tepat wkt. Ntar lunch di Pisa Cafe di Mahakam ya biar dket ma sekolh ank gw”
Aku : “OK ka. Mau dicepetin juga GPP kok”
Ika : ” Paginya hrs belanja dulu jd bs nya j 11. Tepat ya say”
“Kita kan aliran jepun jd udh biasa on time”
Aku: “Hahaha okay. C U @pisa cafe mahakam jam 11 ya”

Jadi jam 10:30 aku sudah mempersiapkan Riku dan Kai untuk pergi. Biasalah heboh pergi dengan anak-anak kan. Jam 10:45 bingung mau pergi naik taxi sendiri atau minta diantar opa yang akan menjemput cucu. Andy adikku sudah melihat aku senewen lalu berkata: “Sini mahakam cuma 8 menit kok mel”. Well, cepat-cepat naik mobil dan kami diturunkan opa tepat di depan Pisa Cafe. Begitu turun mobil aku melihat jam di HP (yang jamnya kecepatan 6 menit ituuuu)… yaaah jam 11:03 . Aku terlambat deh.

Tapi aku disambut dengan senyum lebar sang pelayan. Tentu saja karena kami adalah tamu pertama mereka. Loh… rupanya Ika belum sampai.

Ya sudah, karena anak-anak sudah lapar, aku memesan makanan saja dulu. Baru kulihat ada sms jam 10:50 darinya, “Mel, gomen telat kyknya macet”, dan kubalas, “No problem. Aku sudah pesen makanan soalnya anakku kelaparan”.

calzone yang merupakan favoritku di pisa cafe

Aku sudah beberapa kali ke restoran Pisa ini yang terkenal dengan es krimnya. Dan biasanya aku pesan Calzone, sebuah pizza tertutup seperti sebuah pastel raksasa. Rasanya yummy, dan disukai Riku dan Kai.

Bersama Ika, teman di SMP setelah 27 tahun....

Akhirnya Ika datang setelah 20 menitan, dan kami langsung bercerita banyak. Catch up berita selama 27 tahun tak berjumpa. Terakhir bertemu waktu SMP, karena dia kemudian masuk LPK Tarakanita, sedangkan aku ke SMA Tarakanita. Pukul 1:30 aku pamit karena aku punya janji bertemu seseorang di Senayan City pukul 2:00. Tapi aku masih ragu apakah aku akan mengajak anak-anak atau tidak, jadi aku mau naik bajaj pulang dulu ke rumah.

Riku dan Kai yang suka naik bajaj

Dan…. Kai berteriak gembira, “Bajaj da…bajaj da… sugoi ne”. Senang sekali Kai dan Riku naik bajaj…. yang pertama dan terakhir untuk Kai, sedangkan untuk Riku, dia sering ikut asisten RT yang harus menjemput sepupu-sepupunya naik bajaj. Kai? Tidak pernah mau berpisah dariku 😀

Tapi hari Jumat itu memang hari yang sial. Karena setelah kami sampai rumah, aku menghubungi temanku itu, ternyata dia baru berangkat dari depok naik taksi. Jadi aku bilang padanya, tolong sms aku deh kalau sudah dekat-dekat senayan. Dari rumah ke sency paling lama 10 menit. Dan…. karena hujan, disertai macet di mana-mana, kamu tahu aku bertemu dia di sency jam berapa? Jam 4 sodara-sodara. Selama2,5 jam dia terkatung-katung dalam taksi. Kasihan sekali. Karena itu aku memang tidak ada perasaan sebal jika harus menunggu teman yang terlambat (Juga waktu menunggu Ika 20 menit itu… karena aku sudah sampai duluan kan bisa makan atau minum duluan, sementara yang ditunggu pasti sedang panik di jalan) . Ya Jakarta gitu loh. Semuanya tidak bisa diprediksi.

Nah, kejadian yang hampir serupa terjadi keesokan harinya. Tanggal 7 Agustus. Ceritanya  kami akan mengadakan kopdar+reuni. Karena anggotanya adalah Retty N Hakim yang blogger dan kakak kelas di SMA (mungkin sekelas dengan adiknya mas NH nih 😉 hehehe) , Diajeng yang sekelas denganku di SMA (eh kita sekelas ngga ya?) . Tapi yang pasti kami bertiga adalah anggota ekskul Science Club di SMA. Foto kami bertiga waktu masih culun ada di page about me tuh. Secara tidak sengaja Retty menemukan blogku ini persis sebelum aku pulkam, jadi merasa wajib bertemu. Kopdar+ Reuni!Dan yang menghubungkan kami juga adalah Krismariana, karena Kris mengenal Retty duluan di internet. Dari Blogroll Kris, dan masukan dari Diajeng akhirnya Retty bisa “menemukan”ku. Well dunia (internet) memang kecil!

Diajeng yang mengatur waktu pertemuan kami, Sabtu tgl 7 itu di PIM2. Katanya: “…jam 10 kalau bs sdh tiba disana yaa, maklum hr sabtu kan acaranya padat merayap…”.

Karena Krismariana belum pernah ke PIM, padahal sudah sering ke rumahku, jadinya mampir dulu ke rumahku, dan kami bersama-sama naik taxi ke sana. Kali ini hanya Kai yang ikut. Perkiraanku dari rumahku sampai PIM butuh waktu kira-kira 30 menit. Ternyata kami sampai dalam waktu 20 menit. Jadi deh kami bengong 10 menit di PIM, karena semua toko, eskalator dan lift buka jam 10 teng! Sementara Kai dan Kris jalan-jalan di depan toko yang belum buka di lantai 1, aku sempat menghubungi teman-teman lewat sms dan telepon.

Menu makan pagi+siang hari itu. Sate padang.... yang tidak bisa aku buat sendiri.

Begitu lift dibuka, kami langsung pergi ke lantai atas, ke food courtnya. Ya, aku ingat aku pernah juga janjian dengan teman di sini. Karena masih pagi, kami adalah tamu yang pertama sehingga bisa memilih tempat yang enak. Tentu saja sambil menunggu kehadiran Diajeng dan Retty, aku membeli makanan duluan. Karena aku juga belum sarapan, jadilah Sate Padang dan es campur ntah apa namanya jadi menuku hari itu. Sate Padang bener-bener menjadi menuku waktu mudik, karena paling sering aku makan.

Kami berempat berbicara ngalor ngidul, tentang blog, tentang sekolah dulu, tentang pendidikan anak-anak sekarang… macam-macam deh (sampai aku sudah lupa kita bicara apa ya? hehehe) . Yang pasti blog kami memang harus menjadi blog informatif bagi yang membaca ya? (eh semua berpikir yang sama kan hehehe). Keep on bloggin girls eh ladies!

Kopdar reuni hari itu, Kris + Diajeng + Retty dan aku+ Kai

Jadi aku mau kembalikan lagi ke topik semula, bahwa aku senang, selama mudik aku bisa tetap menjaga kejepanganku dengan selalu tepat waktu hahaha. Sebetulnya ada satu lagi cerita tentang waktu ini, tapi karena ceritanya panjang, aku tulis di posting terpisah.

So … jam berapa sekarang? (Aku publish ini pukul 2:47 pagi, karena tidak bisa tidur karena berisik!! Siapa yang berisik? Nanti aku bisikin deh 😉 )

21 Replies to “Jam berapa sekarang?

  1. siapa yg berisik mbak? sini sini bisikin aku…huhehehehehe
    jangan2 orang yg bangunin sahur lewat rumahmu ya mbak 😀

    btw…tepat waktu itu memang susah apalagi di jakarta! tambah susah lagi.
    mungkin kalau dijepang kereta selalu ontime dan tidak ada macet mbak jadi orang selalu bisa ontime. tapi………itu bukan hanya masalah fasilitas sih karena kadang2 indonesia itu habbitnya udah jam karet 😀

  2. sipppppppppp tante. langsung saya cateut.
    calzone cafe pisa mahakam. hahahaha…

    saya juga doyan bajaj. berisik tapi asik (dan bisa2nya saya ketiduran di bajaj :P)
    belasan tahun berdampingan dengan bajaj, setelah pindah ke bandung jadi jarang naik deh..
    (apalagi sekarang..)

  3. Wah, aku kadang juga ngareeeet :(… Tapi untungnya (lho?) karena tinggal di kota kecil, semua terasa dekat, tidak perlu takut kena macet….Kalo bikin janji dengan Mbak Imel, aku majuin 30 menit deh supaya gak telat hehehehe….

  4. Oya, cerita ttg yang berisik bikin penasaran… juga tulisan mengenai waktu. Mmh, apa menu favorite Riku-Kai selama mudik Mbak? *yang jarang ada di Jp tentunya*

  5. Imel…..
    Saya termasuk orang tepat waktu, dan suka jadi bahan tertawaan di rumah….karena yang lain suka agak mepet berangkatnya, yang penting tiba sebelum waktunya. Lha ukuranku tepat waktu, adalah tiba di tempat minimal 10 menit sebelum yang dijanjikan.

    Jadi saya akhirnya mengenal sifat teman dari ketepatan waktu ini, jika tak terlalu yakin saya ngajak ketemuan di mal (supaya paling tidak bisa jalan-jalan di toko buku biar ga bete….), atau sekalian dia yang jemput ke rumah.

    Cuma jalan di Jakarta semakin tak bisa diprediksi, saya pernah harus melalui satu jam dalam taksi hanya dari perempatan depan terminal blok M, ke perempatan Iskandarsyah dan Melawai (hanya berjarak 200-300 meter)…..jadi kayaknya saya harus lebih toleransi pada orang yang kurang tepat waktu..bisa saja saya terjebak macet kan?

  6. Kalau saya, tepat waktunya situasional Mbak … hehe 😀 Lihat-lihat dulu dengan siapa janjiannya. Kalau janjian dengan seseorang atau menghadiri acara yang biasanya molor, saya datang agak molor, daripada bengong nunggu orang. Kalau janjian dengan orang yang tepat waktu, saya berusaha tepat waktu juga.

    Nah, waktu janjian dengan Mbak Imel di Plaza Senayan itu saya terlambat lebih dari 30 menit, karena masih menemani tamu saya di hotel, yang seharusnya sudah pulang tapi masih menunggu jemputan suaminya. Mau meninggalkan beliau di lobby hotel kok ya nggak enak. Maaf ya Mbak … 🙂

  7. Sip, tepat waktu…setuju banget mbak….apalagi kalau urusannya memang penting hahaha….
    Tapi yach itu dia mbak, di Jakarta terkadang sulit diprediksi, yang aman berangkat lebih awal jika memang sudah janjian, krn untuk spare waktu & antisipasi.

    Kalau di Jepang orang2nya memang disiplin & on time yach mbak Imel…Salut….Kapan yach budaya org disini bisa kayak disana. Krn sptnya budayanya keseringan molor waktu, hahahaa……

    best regard,
    Bintang

  8. hehe…trimksh sdh dimuat ya cerita reunian kita…sebentar namun berkesan…smg ada kesehatan dan umur panjang, kita ketemu lagi ya tahun depan….

    sama-sama terima kasih juga ajeng, sudah meluangkan waktu untuk ketemuan ya
    EM

  9. Foto dengan bajaj itu kerennn bangetttt 🙂

    Saat aku posting tulisan ini, jam di komputer siy 12.07 mbak…semogak benar ya 😛

    hihi

    waaaah ini tepat sekali Yess. Karena jam di komputerku 14:07 (dan memang beda 2 jam krn waktu tokyo)

    EM

  10. Nah.. kalo pertanyaan judul ini sekarang suka bikin saya bingung sendiri..

    Kalo di jam komputer saya: 14.51
    Jam XL: 14.36
    Jam Simpati 15.12

    Jam kos saya: lain lagi
    Jam di bank Mandiri yang pagi2 biasa saya mampirin, beda 5 menit dengan jam XL saya, berarti sekitar 14.31

    Saya kadang jadi bingung sendiri mau ikutan jam yang mana.. (apa mesti saya ke bagian tanda waktu yang dipakai buat standar TVRI, ato telpon ke Jam Dunia?)

    Makanya kadang kalo saya janjian dengan orang yang on time, saya tanya dengan dia, sekarang jam kamu jam berapa? :p

    Riku dan Kai naik bajaj? 😀 kayanya suka banget

    Blog yang informatif, iya Mba, saya harap saya juga membuat blog yang bisa berguna buat orang lain, meski kadang isinya ga jelas dan cuma uneg2 kepala aja 🙂

    waduuuh kok bedanya bisa banyak gitu ya? Aku selalu telpon ke 113 untuk tahu jam brp dan nyocokin jam, ngga pernah nyocokin jam sama orang lain… Ngga percayaan hahahaah

  11. wkwkwkwk…aku baru baca…untung nggak dibeberkan semua dosa terlambat gue hahaha….
    Aku sebenarnya orang yang sangat “on time”…maksudnya “last minute” banget…jadi kalau ada kejadian tak terduga ya terlambatlah jadinya…
    Tapi terus terang aku kesal sama Jakarta karena macetnya itu bikin aku nggak bisa prediksi waktu dengan benar…

    hahahaha on time yang last minute ya? Pasti terlambat dong karena di Indonesia kan banyakan kejadian tak terduganya ;))
    Ya macet merupakan kendala yang tidak bisa diantisipasi oleh individu
    EM

Tinggalkan Balasan ke Bang Iwan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *