Tanjung Lesung

9 Agu

Berawal dari rencana mengunjungi Rumah Dunia di Serang, aku dan Ria cari-cari tempat vacation yang enak di sekitar Ujung Jawa Barat itu. Maklum kami berdua memang sudah jenuh dengan kesibukan pekerjaan. Ria sebagai IT yang tidak mengenal waktu, dan aku sebagai ibu rumah tangga, keduanya profesi yang membutuhkan alert 24/7. Melalui percakapan lewat YM kami sepakat untuk VACATION bersama.

Tadinya kami mau pergi ke Anyer, tapi waktu Koelit Ketjil (KK) yang empunya Serang dan sebagai  EO untuk acara di Rumah Dunia itu menyebutkan “Tanjung Lesung”, aku mulai mencari via internet info mengenai Tanjung Lesung, dan mengontak marketing officernya, mBak Titi. Kupikir masih cukup banyak waktu, karena aku memesan villa Fiji nya masih satu setengah bulan sebelum berangkat. Tapi apa mau dikata, ada rombongan perusahaan sejumlah 200 orang yang mau pakai semua villa yang ada. Biasalah nasib minoritas, selalu terdepak oleh mayoritas. Jadi pelajaran untukku juga, jangan percaya pada travel biro/pengelolaan dari Indonesia. Meskipun sudah bayar DP pun (lewat bank Indonesia) , belum tentu bisa dapat yang kamu inginkan.

Jadi, sampai saat-saat terakhir aku belum dapat kepastian soal villa, meskipun si mbak Titinya sudah memberitahukan bahwa dia akan usahakan villa milik pribadi (tidak dikelola managemen). Villa milik pribadi berarti aku harus masak sendiri atau makan di restoran (meskipun memang bayarnya di bawah standar harga managemen hotel). Udah terbayang juga repotnya.

Ada 3 kamar seperti ini dalam villa Bora-bora yang mengambil arsitektur bali

Kami menginap di Villa Bora-bora 3 namanya, villa ini tanpa kolam renang. Beruntunglah aku karena aku dapat villa yang jauh lebih bagus daripada foto-foto yang dikirim sebelumnya lewat email. Berangkat hari jumat itu molor melebih waktu yang ditentukan sebelumnya yang jam 9 pagi (plan I) dan 12 siang (plan ke2). Tapi kita berusaha berangkat sebelum pukul 4 sore, sebelum terjebak macet.Kami menumpang mobil yang datang dari Bandung. Mobilnya masih gres sehingga berasa aman di perjalanan, mana yang nyetir handal lagi karena terbiasa nyetir antar pulau kota.

Sampai di Serang, kami langsung menuju Carrefour untuk membeli perbekalan, dan snack untuk anak-anak di Rumah Dunia. Belanjalah kita dan memenuhi bagasi mobil yang sudah penuh. Untung masih bisa masuk. Kami juga bertemu KK di Carrefour dan sambil briefing sedikit acara, kami juga membeli peralatan main. Menurut rencana tadinya KK akan bergabung dengan kami keesokan harinya, tapi ternyata mendapat ijin dari istrinya untuk menginap bersama kami. Jadi kami mampir dulu di rumahnya untuk ambil baju segala. Nah, untung juga kami mampir tuh, karena baru tahu bahwa ada paku nancap di ban mobil. Jadi deh kami menunggu ganti ban dulu di Serang.

Sayang sekali Win, istri KK tidak bisa ikut bersama kami karena keesokan harinya pagi-pagi dia harus mengajar. Aku bisa bayangin murid-muridnya pasti tersepona pada kecantikan Win (makanya KK juga langsung terjerat yah hihihi). Mereka baru saja menikah tanggal 20 Juli lalu. (selamat yah)

tampak depan villa, di mukanya terbentang halaman yang luas, dan ada yang mulai dibangun. Ayo siapa yang mau beli, nanti aku kenalin ke Mbak Titi. komisi untukku cukup nginap gratis kalo aku ke jkt. gimana?

Perjalanan panjang dari Serang ke Tanjung Lesung di dalam gelap dan jalan berlubang-lubang. Mana kami masih harus mencari lewat papan penunjuk. Rasanya jalan tak ada ujung. Riku dan Kai tertidur dalam pelukan KK kecapekan si Kai bermain perang-perangan campur bahasa Jepang dan Jawa. Dia (kai) sampai fasih mengucapkan “hantemono”….

Ada bangunan indah yang kami temukan mendekati Tanjung Lesung, yaitu Pembangkit Listrik PLTU sepertinya. Indah karena diterangi lampu-lampu. Sayang kita tidak berhenti di sini untuk foto-foto, karena kami was was jam berapa bisa sampai di villa. Padahal bagus tuh kalau foto-foto di situ, bisa buat foto pre-wed juga (tapi jangan sengaja ke sini… doooh jauhnya hahahaha).

Jalan mulai berbau air laut, dan kami tahu bahwa di sebelah kanan kami laut. Tapi karena gelap kami tidak tahu apakah itu indah atau tidak. Sampai di pintu gerbang masuk Tanjung Lesung pun ternyata masih jauh masuk ke dalam, melewati rimbunan pohon yang… indah tapi seram. Tadinya sempat sih mau turun foto-foto, tapi kok jadi ngeri sendiri kalau nanti di fotonya ada yang muncul hiiiiiiiiii hihihih.

Jalan masuk kompleks di siang hari, kalau malam hiiiii

Kami masuk kompleks Kaalica Villa dan disuruh ke arah kiri tempat villa kami berdiri. Amang Udin yang menjaga di situ ikut membantu kami menurunkan barang-barang yang seabreg-abreg. Dan yang stupid, aku biasanya selalu memotret bangunan/kamar hotel yang aku akan tempati sebelum bongkar barang. Eh kali ini aku lupa sama sekali. Karena kami sampai itu sudah jam 10 lewat dan lapar! Jadi pertama-tama yang aku buat adalah masak nasi 🙂

Ada 3 orang yang tidak jadi menginap bersama kami, sayang sekali.

Untung aku sempat membeli makanan jadi dari AW, paket nasi dan ayam goreng, tinggal menambah sup sayuran. Anak-anak juga terbangun sehingga kami makan bersama-sama pukul 11 malam. Hari sudah berganti ketika kami menempati kamar kami masing-masing.  Villa ini mempunyai 3 kamar sehingga KK dan DM menempati satu kamar, aku dan Ria satu kamar,  Riku dan Kai juga satu kamar. Malam itu kami tertidur pulas Zzzzz.

Aku terbangun pukul 5 dan mencoba mencari akses internet memakai Flash… doooh sulitnya minta ampun. Jangankan akses internet, jaringan HP saja mati nyala. Bener-bener tempat yang bagus untuk menyepi dan memutuskan hubungan dengan dunia! Cocok untuk penulis. (melirik seseorang yang pegang BB terus). Aku sempat keluar villa untuk mencari sunrise, tapi aku tidak tahu arah ke pantainya di mana, sehingga akhirnya cuma jalan-jalan sekitar villa dan kembali serta bersiap membuat sarapan pagi.

Begitu anak-anak bangun, mereka bermain di pantai bersama KK. Untung saja ada dia sehingga aku bisa jadi fotografernya. Lucu sekali melihat Kai yang bermain ombak dan sesekali tersedak air laut. Pantai yang indah itu hanya sepotong, tapi cukup memberikan keceriaan bagi anak-anakku.

bisa sewa sepeda. satu jam nya 40rb rupiah

well, menu kami hari Sabtu itu benar-benar hanya leyeh-leyeh, sarapan, main di pantai, makan, leyeh-leyeh lagi (Ria sih masih sambil kerja tuh). What a wonderful life deh… Sekitar jam 3 sore, akhirnya aku berdua Ria pergi ke pantai dan…photo session deh. Bener-bener berpose untuk foto, padahal aku tuh kan orangnya kaku sekali dan tidak suka berpose. Untung kameraman nya si Ria, jadi lupain urat malunya hahhaa. Jadilah kita gantian menjadi model dan fotografer.

Pantai putih, ombak dan karang serta langit biru, perpaduan yang indah sekali untuk berfoto. Tapi lama-lama aku jadi tidak enak hatinya dan untung saja pas aku kembali ke villa, bertemu dengan Riku yang berlari ke luar sambil menangis. “Mama lama sekali, aku takut. Kai nangis minta susu dan aku ngga tau bagaimana bikin susunya”. Memang aku tinggalkan anak-anak sendirian di villa karena tidak ada yang bisa dititipkan. Riku sibuk dengan DS nya sedangkan Kai bobo waktu aku pergi. Aku jadi menyesal juga, dan sambil peluk Riku, aku cepat-cepat lari membuat susu untuk Kai. Selesailah waktuku untuk menikmati pantai sendirian (tanpa anak-anak), karena setelah itu mulai menyiapkan makan malam dan packing. Foto-foto di pantai itu akan menjadi kenangan tersendiri bagiku. Terima kasih ya Ri.

Kurang bagus hasilnya karena melawan cahaya, tapi apa boleh buat, kami lupa membawa tripod, sehingga terpaksa menaruh kamera di atas karang

Minggu jam 8 pagi kami berangkat ke Serang meninggalkan tempat tetirah kami di Tanjung Lesung. Mungkin lain kali harus mencari pantai yang lebih luas dan bisa menikmati sunset dan sunrise, karena letak pantai TL ini kurang strategis. Well, next time will be Bali maybe, dan nabung beli DLSR ahhh.

goodbye Tanjung Lesung…. the end of my healing getaway!

21 Replies to “Tanjung Lesung

  1. Pantainya cantik sekali.. cocok kali buat bulan madu yaa.. Nah ini, mba Imel ketahuan deh narsisnya kalo ga lagi dibuntutin sama Riku dan Kai, hehe.. 😀

    Bener cocok buat bulan madu, tapi nyari villanya yang satu kamar. kalau 2 atau 3 kamar mubazir. Kecuali mau pindah tiap malam hahahah
    kapan lagi bisa narsis Clara. di Tokyo aku selalu jadi fotografer, ngga ada yang kepikiran untuk fotoin gue tuh. Cuman Ria aja yang tahu perasaanku sesungguhnya hahaha

    EM

  2. Aku setuku mbak, tempat ini memang cantik sekali. Secantik foto-foto yang aku susah sempat lihat di Lokananta kemarin 🙂

    Senang kalau dirimu senang, mbak 🙂 Si Ria itu memang baik banget ya…hehe…kemana-mana dia rela motoin orang sampe lupa dia sendiri gak ada dalam foto itu…hihi…

    Tapi foto favoritku adalah pose kalian berdua. Berharap aku juga ada di foto itu 🙂

    Tapi sayang foto favorit itu tidak begitu jelas krn melawan matahari. Andai ada orang lain yang bisa dimintakan tolong.
    EM

  3. huhahahaha…foto session adalah moment terindah sama mbak imel…urat malu kita berdua udah putus kali tuh mbak ya…sampai2 kita diliatin orang cuek bebek 😀

    well…kalo gak sama dirimu, aku mana nyampe ke tanjung lesung…maaf ya sabtu pagi itu aku masih harus kerja soalnya soal ujian untuk kampus ditungguin *beneran blom sempet bikin*
    ke Bali? hayoooooooo siapa takut ^^

    Iya aku yang terima kasih sekali, kamu sengaja datang jauh-jauh dari Duri untuk berlibur bersama. Padahal waktu untuk dirimu yang sibuk itu amat sangat berharga. Tidak bisa dibeli deh. Really appreciate. Terima kasih banyak. Semoga aku bisa nabung mudik th depan ya
    EM

  4. awooo…..indah sekali….indah pantainya,indah juga hasil jepretannya 🙂
    mmmmm sepertinya kopdar kita selanjutnya asyik juga kalo ngga cuma beberapa jam aja yaa…nginep di tanjung lesung/di mana gitu 🙂 jadi kita bisa makin mengenal 🙂

    memang asyik kalau bisa nginep bareng Ret. Tapi ngurusnya susaaaah sekali. Karena harus memperhitungkan segala kemungkin termasuk pembatalan kepergian dan pembatalan kegiatan.
    Yang pasti kamu tidak akan bisa pergi dan menginap bersama untuk sementara waktu. Bayimu mau dikemanakan?

    EM

  5. mba mel.. huhuhu keren keren..! apalagi yg lagi narsis.. heheheh
    Aku jg dgr dari tmn suami tanjung lesung bagus..Mau kesanaaaa.. hiksss

    u know what aku sekilas baca, yang mengembangkan Tanjung Lesung adalah orang Jepang dari proyek JICA. Ntah benar atau tidak. Untuk sarana di sana ok banget, tapi….sarana ke sana nya yang masih kurang

    EM

  6. tapi tanjung lesung pantainya memang indahkan mba?
    hayo mba beli dslr biar fotonya jd tambah bagus2

    well saya tidak tahu tentang Tanjung Lesung, jika KK tidak mengatakan pada saya.

    EM

  7. Wah, foto2 di pantainya kualits profesional Mbak… Efek kamera kah? hehehe…

    Must be an enjoyable vacation Mbak.. Btw, yang pegang BB terus si miss IT itu ya? 😀 Piss Ria…

    ya betul pasti itu efek kameranya Ria
    Bukan kok miss IT anti BB, tapi seorang penulis yang ikut bersama kami 🙂

    EM

  8. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 🙂

    Maafin dyka ya

    Salam *sungkem 10 jari*]

    🙂

    ya ya ya selamat menunaikan ibadah puasa ya
    EM

  9. Yang megangin BB terus itu, ngapain? Ngecek seseorang yang lagi di Jepang ya? hahaha… 😀

    Nechan, aku baru ngerti dengan Tanjung Lesung ini. Indah ternyata ya…
    Nanti kalau ada reunian, aku bakal rekomendasikan tempat ini deh ke teman-teman..
    Asyik banget kayaknya…

    Wah ngga tau Uda, ngga pernah keliatan dalam rumah, soalnya sinyal emang jelek kalo dalam rumah. Mungkin saja ngecek yang di Jepang, mungkin yang di sumatra, mungkin yang di kalimantan, atau yang di makassar dan papua ;)). Padahal yang dari Jepang ada di depan mata loh 😀

    Silakan coba pergi Uda, tapi ingat jangan semalam tapi jangan lebih dr 2 malam. kalau semalam capek-capekin kalau lebih BOSEN hihihi
    EM

  10. Wah yang dari Jepang sudah nyampai ke Tanjung Lesung. Aku paling jauh cuma Carita…
    Nggak tahan jauhnya perjalanan (dan kondisi jalannya)…tapi memang indah ya (seperti promosi orang-orang)…mudah-mudahan lain kali bisa kunjungan ke sana juga.

    Iya perjalanannya memang menyebalkan. Untung bukan aku yang nyetir.
    Nanti kita bikin kunjungan keluarga ke sana yuuk. I love your Ray, Raphael and Fransisco.
    EM

  11. Waw …
    Foto di pantainya keren-keren euy …
    Ini dari D 1000 nya Ria ya EM

    salam saya

    iya betul banget mas…
    pantainya emang keren, kamera keren, orgnya sih ngga 😛
    EM

  12. Saya udah lihat fotonya lengkap dari laptop waktu kita ketemuan di Kafe Lokananta. Memang, bagus sekali lokasinya. Dan foto modelnya, ouiii …. photogenic deh … Sampai mbentang-mbentangin rok segala … hihihi …

    Sewa sepeda satu jam 40 ribu? Ya oloh … mahal amiir .. 🙁

    emang biasanya sewa sepeda berapa mbak? Aku mana tahu harga…
    EM

  13. waaa….. nyesek nggak bisa ikut…Tanjung lesung indah banget ya…. pantainya juga indah…. kalau aku ke pantai banyak ngademnya, dan pake baju lengkap… hihi…
    Wah, kasian Riku yang kebingungan karena care sama adiknya… Btw, badan Riku kliatan gede banget sih Mbak? *kucek-kucek mata nggak percaya…

    Terus terang aku tidak bisa bepergian dengan Kai tanpa Riku. Dia yang meredam kemarahanku, dna selalu membujuk Kai.
    memang Riku terlihat bongsor

    EM

  14. Tanjung Lesung ini terkenal dengan keindahan pantai dan alamnya yang masih asli…tapi jauhnya setengah mati. Imelda hebat sekli mengajak anak-anak ke sana, mengingat jark tempuh yang jauh. Syukurlah Riku dan Kai tak kecapekan dan sehat-sehat aja.

    Foto-fotonya cantik sekali…

    Tahun depan ke Bali? Wah..kalau jauh hari dikasih tahu saya bisa ikutan dan menjadualkan waktu….

    Saya ingin berbuat apa saja untuk anak-anak saya. Waktu mereka tidak banyak. Beranjak dewasa waktu mrk hanya untuk belajar. Padahal banyak tempat di Indonesia yang perlu aku kenalkan pada mereka. Semoga jika aku mati, mereka juga cinta indonesia,, meskipun aku tidak memperbolehkan mereka menjadi wni

    EM

Tinggalkan Balasan ke Indahjuli Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *