Bertualang ke Antariksa

20 Apr

Hari Minggu yang cerah, setelah sehari sebelumnya, Tokyo dikejutkan dengan salju di musim semi, dan suhu maksimum 7 derajat. Hari Minggu kemarin kami menikmati hangatnya mentari dengan suhu maksimum 17 derajat. Huh, perbedaan suhu yang besar setiap harinya memang bisa menggoyahkan kesehatan kita. Untung saja anak-anakku kuat sehingga tidak terpengaruh.

Karena kami semua tidur cepat Sabtu malam, jam 8 pagi sudah bangun semua, dan menikmati matahari pagi, sambil merencanakan tujuan jalan-jalan hari ini. Paling banter kami mau bermain sepeda saja di dekat-dekat rumah. Tadinya kami ingin pergi ke JAXA Tsukuba sesuai undangan Ekawati Sudjono, tapi acara open house Jaxa Space Center di sana tanggal 17 Sabtu kemarin…. dan Gen bekerja. Sayang sekali.

Lalu aku mengusulkan pergi ke taman Tulip. Pasti indah! Dan kami sudah mulai bersiap-siap pergi ke Ibaraki, tapi kemudian Gen menemukan info, bahwa JAXA di CHOFU (dekat rumah kami, kira-kira 20 menit bermobil) juga membuat acara open house hari Minggu ini. Well tidak bisa ke Tsukuba, tapi bisa coba ke Chofu saja. Toh sama saja JAXA Japan Aerospace Explore Agency, sebuah lembaga antariksa Jepang.

Open house di Jaxa dalam rangka Science and Technology Week 12-18 April 2010

Sebetulnya kami lapar, belum makan pagi, tapi karena takut tidak dapat tempat parkir, kami cepat-cepat berangkat dan sampai di Jaxa Chofu itu pukul 9:30. Dan …hebat memang orang Jepang, sudah ada sekitar 20-30 orang yang antri di pintu masuk! Pintu ruang pameran dibuka sebelum jam 10, dan kami masuk ke sebuah hall yang berisi maket/model pesawat/roket yang dibuat di situ. Riku dan papanya seperti biasa, langsung antri untuk mencoba simulator… entah simulator apa. Aku dan Kai berkeliling melihat model pesawat, dan…foto-foto.

Beuh…. terus terang aku tidak mengerti! Sebal ya rasanya kalau menonton sesuatu yang kita tidak mengerti. Saat itu sih aku tidak merasa sebal karena datang ke pamerannya, tapi sebal karena tidak mengerti hehehe… bingung kan? Tapi sambil melihat sana-sini, aku berpikir, untung anakku dua laki-laki, jadi kalau diajak jalan-jalan ya ke tempat beginian. Aku masih bisa tolerir. Coba kalau anak perempuan? ayoooo bawa ke mana? Musti yang pink-pink, yang manis-manis, yang modis-modis… wuaahhh bukan gue banget! Mending disuruh anterin anak-anak ke camp atau latihan pramuka deh (meskipun terus terang aku ngga suka outdoor, padahal dulu ikut pramuka sampai penggalang loh) . Waktu aku ceritakan pemikiran ini ke Gen, dia bilang gini, “Kata siapa di keluarga kita laki-lakinya cuma 3? Kamu? ” Dengan senyum-senyum…
Iyaaaaa gue ngga feminin! Eh, tapi mungkin benar ya, teman kegiatan PTA aku ada yang berkata bahwa di kehidupan sebelumnya (Buddha kan percaya reinkarnasi) aku itu laki-laki. Hanya dengan melihat bentuk ibu jarinya. hihihi.

Kami sempat keluar dari komplek Jaxa yang luas ini untuk pergi makan sarapan, berjalan sampai ke supermarket terdekat. Lumayan deh mengisi perut kosong (dan meredam emosi! Aku emang cepat emosian kalau perut kosong… hati-hati! bagaikan singa yang siap mengaum… auuuummmmm hihihi)

Riku pergi ke suatu gedung untuk membuat pesawat model dari kertas. Yang aku rasa hebat, setiap institusi yang membuat Open House, PASTI memikirkan suatu event untuk anak-anak. Dan mereka modali cukup besar euy (Katanya gen sih, mungkin institusi antariksa yang ada beberapa di Jepang itu sedang berlomba menarik perhatian masyarakat. Karena dengan pemerintahan sekarang akan ada penghematan, jadi lembaga yang “senada” akan dijadikan satu… hehehe)

Di gedung yang sama ada juga corner kuis antariksa di komputer. Yang mengantri anak-anak saja sih… coba kalau tidak, aku mau juga tuh ikut main hahaha.Daaaannn di sini aku diberikan “goods” clear file + penggaris. Karena si papanya mau goods juga, dia ajak Riku untuk ikut kuis yang diberikan oleh salah satu staf. Lumayan bermanfaat loh kuis itu. Karena aku sendiri ngga tau jawabannya! OK, pertanyaannya gini:

1. Awak pesawat antariksa tidur di mana?
A. sambil duduk     B. tempat tidur    C: sleeping bag
Jawab : C sleeping bag yang tertempel dengan magic tape di badan pesawat
Di sini kami juga diberitahukan bahwa awak pesawat itu tidak mandi, hanya membersihkan badan dgn lap basah. Mencuci rambut juga dengan shampoo khusus

2. Berapa jarak bumi dengan space station di ruang angkasa? Aku pikir jawabannya ribuan km loh! Ternyata hanya sekitar 400 km, yaitu jarak Tokyo -Osaka!

3. Berapa berat baju astronot? A. 40 kg  B. 120 kg     C. 500 kg
Jawab B :120 kg termasuk mesin pembuat oksigen (aku salah loh, kupikir 500kg hihihi)

4. Astronot harus berada di luar space station selama 7 jam terus menerus. Nah, bagaimana mereka buang air kecil ?
A. pergi ke WC     B: masukkan ke botol   C: pampers
Jawab : C : pampers

Karena Riku bisa menjawab dengan benar semua pertanyaannya, maka dia diberi bolpen dengan karakter baju ruang angkasa. Eeeh tau-tau si Kai juga dikasih… asyik. (Emang satu keluarga pengumpul barang pembagian nih! Mumpung gratis — ngga minta loh, tapi dikasih)

Gimmick, goods serta booklet yang diberikan

Nah, karena di meja informasi utama kami dibagikan pernak-pernik, dan kertas untuk stempel, maka kami akhirnya juga berburu stempel. Katanya jika bisa mengumpulkan stempel dari semua tempat akan mendapatkan hadiah. Nah! Karena ada juga pameran di tempat yang terpisah, kami ikut mengantri naik bus ke tempat itu. Bayangkan, mereka menyediakan shuttle bus untuk mengangkut pengunjung yang mau ke tempat terpisah itu. Cukup lama naik busnya sekitar 15 menit.

Jaxa berhasil meredam suara pesawat supersonik

Di sini kami melihat bermacam ruangan untuk ujicoba peralatan, roket/pesawat. Misalnya pesawat Concorde yang supersonik itu. Karena supersonik, suara yang kita dengar hanya 2 kali, awal dan akhir, dan itu CUKUP KENCANG, kalau diandaikan seperti suara bom. Nah, para ahli di sini meneliti bagaimana caranya mengurangi suara yang terdengar, tanpa mengurangi kecepatan. Dan kami diperdengarkan perbandingannya! Benar-benar berkurang banyak, seperti mendengar debar jantung saja. Hmm peneliti itu memang hebat ya!

Ada satu lagi tempat yang menarik untuk Riku, yaitu ruang percobaan kecepatan angin. Kami bisa merasakan kekuatan angin dalam sebuah mulut terowongan. Waktu itu dicoba kecepatan angin 50km/h. Wahhh perlu tenaga kuat juga untuk bisa melawan angin ini. Waktu kutanya, maksimum berapa yang dicobakan di sini, staff menjawab maksimum 200 km/h. Waaah…

Riku mencoba flight simulator bersama papanya, aku dan Kai tunggu di taman.

Di kompleks penelitian yang terpisah ini terdapat hanggar untuk pesawat/helikopter peneliti kepunyaan Jaxa, sayang tidak boleh dinaiki …heheheh. Setelah beristirahat sebentar di kantin, kami kembali lagi naik bus ke tempat pameran utama.

mama, riku, kai di hanggar

Dan… Kai tertidur! Padahal di tempat pameran pertama itu masih banyak yang belum kami lihat. Kasihan juga Gen harus menggendong Kai dan tidak bisa enjoy. Karena masih ada waktu 1 jam sebelum ditutup jam 4, maka aku menawarkan diri untuk menunggu di mobil bersama Kai. Jadi aku juga bisa bobo deh hehehe. Biar saja mereka berdua menikmati sisa waktu. Katanya Riku bisa mencoba mengemudikan robot, lalu menerbangkan pesawat kertas dll.

Riku dan pesawat kertasnya

Mereka berdua kembali ke mobil sudah lewat dari pukul 4 dengan muka berseri meskipun capek. Si Gen berkata”Duh kalau aku bisa lahir kembali, aku ingin belajar IPA dan menjadi ilmuwan” . Hmmm memang sih aku selalu kagum dengan peneliti, dan orang pintar! Tapi untuk pintar kan tidak perlu harus menjadi ilmuwan saja hehehe. (Aku belajar IPA, tapi toh akhirnya aku tidak menjadi ilmuwan, malah nyasar di bahasa )

Sambil keluar kompleks, aku mengajak makan malam di SUSILO… namanya kan seperti Indonesia banget tuh, padahal itu adalah restoran sushi berputar, yang muraaaah sekali. TAPI tidak jadi karena ternyata penuh sekali, sampai kami tidak bisa masuk areal parkir. Dan si petugas parkir berkata begini,”Maaf, lain kali datangnya kalau sudah agak sepi. Jika tunggu di jalanan, bisa ditangkap polisis soalnya. Mohon maaf” Lohhh kapan sepinya bung, itu jam 4:30 loh! Kalau waktu makan malam pasti lebih banyak lagi yang antri. Jadi kami tidak jadi ketemu sama mas susilo, dan langsung pulang ke rumah. Dan aku terpaksa “bongkar” lemari es untuk menyulap makan malam dalam 30 menit. (padahal kalau di antariksa semua dalam tube aja tuh, ngga pake masak-masak 🙂 )

Hari ini berhasil lagi menikmati akhir pekan yang mengasyikkan, murah (gratis malah) dan menjadikan pintar…. sedikit hehehe. Bertualang di antariksa…. mungkin kelak akan lebih mudah lagi ya? Tapi seandainya anakku jadi astronot, dan harus melewatkan waktu di ruang hampa udara berbulan-bulan dengan resiko “hilang” di antariksa? hmmm parnonya keluar deh hehehe

16 Replies to “Bertualang ke Antariksa

  1. Tenang saja Mi… kalau kamu diberi anak perempuan juga menurutku dia nggak akan suka yang pink dan manis2 kok. 😀 like mother like daughter kan? Hieaheahe *kabur..

    Btw kenapa gak nyoba yang 200 KM/h? Once in a life time… 😀
    .-= Dewa Bantal´s last blog ..Kedua Bukanlah Tak Sebaik Pertama =-.

    Hahaha emang sih, gue pakein baju BIRU, sepatu KETS, tanpa pita, gelang apalagi kuteks/lipstik (aku pake kuteks dan lipstik setelah umur 20 th!)
    200 km/h ? ntar aku terbang sampe stovila gimana????? Kamu mau nangkep?

    EM

  2. ck, jadi mikir. kalo di Semarang, buat piknik yang murah dan ada manfaatnya juga bikin pinter kayak gitu dimana ya? hmmm… mosok harus ke kebun binatang terus? hahahaha…
    .-= goenoeng´s last blog ..menikmati sajak =-.

    kebun binatang, kebun jagung, kebun kelapa, empang, kolam susu ehhh salah hihihi

    EM

  3. like mother like daughter *thumb up*
    aku juga pantes kok jadi anak tante :p ga girly girly amat
    hahaha. nyoba yang 200km/h juga ga bakal terbang kok tante M! rambut mawut n pilek n mata kriyip” aja. hahaha
    asyik ya, di Jepang banyak museum yang terawat & pameran yang asyik” gitu
    di Indonesia, di kota kecil kaya Solo lagi, mane ade… >.<
    hmmm. kl obsesi anaknyo emang astronaut y dukunx donx… 😉 kebanggan & kebahagiaan anak" lebih penting dari keinginan orang tua untuk berdekatan kaaan
    aizzzz. Im ga ada IPA"nya samsek laaah. bs nmuin gmn ank nagaan bs jd naga bnrn?!?! hahaha
    matahari d Jpang g terik yah? d Solo sih pns, tp d KL ini gila bgttt! krasa kbakar!!!
    tante Mel jgn gosong" yah! ntar dikira bison lhoh! heuheuheu ~.~

    ~LiOnA~

    Wah kamu? pantes banget jadi anakku kok. pemikiran kamu lain dari yang lain. Dan aku suka orang seperti itu hihihi
    ok Nak…selamat belajar! Kalo jelek nanti ada BISON seruduk kamu loh
    EM

  4. Aku penasaran dengan angin buatan tuh.
    Kalau kecepatan berapa sih yang bisa membuat kita bisa terbang?
    Pasti asyik banget nih kalau bisa terbang di ruangan ini.
    Mudah2an Riku bisa jadi astronot atau minimal berwisata ke luar angkasa yang jauhnya ternyata cuma 400 km itu. Semoga
    .-= Hery Azwan´s last blog ..Resep Tahu Goreng =-.

    terbangnya kan ngga beraturan bang. Malah hancur badan kita terbentur benda-benda lain hihihi
    EM

  5. wow..wow…
    aku salut dengan orang jepang itu satu mbak, bagaimana mereka mengemas museum sehingga menarik pengunjung. Kalau di indonesia? boro2 deh! coba tengok museum Migas…hiks udah kayak rumah hantu aja 🙁

    ohya..kalau seandainya Kai atau riku jadi astronot dan terbang ke Bulan? mamanya pasti bangga tapiiiii…juga parno 😛 hehehehe…

    Hmmm ini bukan museum, sehari-harinya dipakai untuk kantor dan lab mereka. Dan hari itu saja dibuka untuk umum, dijadikan tempat pameran, sehingga kita bisa lihat juga dalamnya seperti apa. Tentu saja ada barikade/pembatas ke tempat-tempat yang tidak boleh dimasukin.
    EM

  6. HHmmm …
    Saya tertarik membahas … kalimat kamu yang ini nih EM …

    “bahwa di kehidupan sebelumnya … aku itu laki-laki”

    Hahaha …
    Lelaki yang Ganteng dan Gagah ya EM

    salam saya

    (segera lari …)(sebelum disemprot )
    .-= nh18´s last blog ..OJEK AT UBUD =-.

    Ganteng? Gagah? kalau begitu sekarang aku Cantik dan Manis dong mas…asyik (joget-joget)
    EM

  7. Wah, jadi inget, ada dua orang astronot jepang yg ada di ISS sekarang. satu laki-laki, satu perempuan. Wah, riku bisa jawab semuanya dengan benar! aku kynya inget deh waktu aku main ke tmpt neechan, rebutan mainan komputer sm riku, kayanya itu web-nya NASA jr , klo gk salah. Pantes dia bisa jawab semua. Aku juga pernah pny cita-cita jd astronot hehe kebanyakan ntn star trek waktu sd dulu.

    Hmm, aku juga kadang ngerasa gitu neechan, *sambil merhatiin jempol*

    eh tp ibu jari mana nih? kaki ato tangan? hehehhe
    .-= wita´s last blog ..Antik & Gyuudon =-.

    Hehehe. Iya pertemuan dua astronot jepang di luar angkasa.

    jempolnya jempol tangan kanan…bentuknya seperti kotak katanya…

    EM

  8. gimmick yg diberikan keren dan bermanfaat… sungguh senang!

    Hebat Riku bisa menjawab pertanyaan kuis… Semoga plesir bersama keluarga seperti ini selalu menginspirasi hidup Riku dan Kai!

    Iya henny, aku suka heran mereka royal banget buat gimmick-gimmick yang keren gini
    EM

  9. Waaaaaa, jadi juga yaa k Imel liat Roket… bagus khan? aku waktu ituu sama kampus, jadi nda dapet deh gimmick yg lucu2 itu hehhehehe

    yahh rugi bener ngga dapet gimmicknya
    EM

  10. huaaaaaa…..seandainya di jakarta ada yg kaya beginian….huaaaa (ini nangis beneran lh, menangisi Indonesia yang tidak perna ada acara yang bisa mencerdaskan anak bangsanya seperti acara ini)
    alm mama saya kepingin saya jadi astronot tp gagal krn saya ga nembus kuliah di jurusan astronomi (ah cita2 jadi astronot Indonesia kaya punuk yang merindukan bulan hehehe)

    Ya ya ya, aku ikut prihatin kok, di Indonesia lebih banyak acara yang mengajarkan budaya konsumerisme daripada pendidikan.
    Kalau di sini acara gratis dan mendidik? banyak! tinggal cari di internet aja. Paling bayar transportasi dan makan aja.
    EM

  11. Ah….

    Jepang emang beda. Coba acung tangan, siapa yg weekend pernah bawa keluarganya ke Planetarium di TIM??

    Kalo ke Jepang, ke JAXA di Chofu ahh… Trus mampir deh ke rumah Mbak Em…. 😀
    .-= Reva Lee Pane´s last blog ..Segitiga dan Logika =-.

    NAH ditunggu loh Reva hehehehe
    EM


  12. wah kalo terus mangap di terowongan angin itu bisa-bisa masuk angin ya mbak hihihi….
    seru banget tempatnya..
    ..

    Ho oh Ata-chan… masuk angin terus…ken*** deh
    EM

  13. Terus cita-cita Riku apa sekarang? Jangan-jangan ingin jadi astronout?
    Cita-cita anak sering karena pengalaman masa kecilnya, atau mendengarkan cerita dari lingkungan.

    Btw, membayangkan senang sekali ke pameran seperti itu. Si sulung, saya ajak ke pameran dirgantara saat SD, tapi ternyata kenangan itu masih terpatri dibenaknya sampai saat ini
    .-= edratna´s last blog ..Kondangan =-.

Tinggalkan Balasan ke nh18 Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *