He’s just trying to be ….

19 Des

independent. Ya, anak sulungku berusaha menjadi “anak besar yang mandiri”.

Sudah sejak April lalu, waktu Riku masuk SD, aku memberikan kunci rumah padanya. Kalau seandainya dia pulang ke rumah dan tidak ada yang membukakan pintu, dia bisa buka pintu sendiri dan menunggu di dalam. Anak yang membawa kunci sendiri di Jepang disebut Kagiko (Anak Kunci).

Hari Selasa tanggal 15 Desember lalu, kami orang tua murid dipanggil untuk menyaksikan proses pembelajaran di sekolah. Sekolah-sekolah di sini biasanya mengadakan acara Sankanbi “school visitation” tiga kali setahun. Mulai dari jam pertama jam 9:00 sampai jam ke 4, sekitar pukul 12. Nah, hari itu setelah mengantar Kai yang agak ngambek tidak mau ke penitipan, dengan agak terlambat aku datang ke kelas Riku. Sudah memasuki jam kedua yaitu mata pelajaran prakarya.

Layang-layang dengan gambar Stitch + rumah balon

Setiap anak diberikan satu set bahan untuk membuat layang-layang. Setelah sensei menjelaskan cara pembuatannya, mereka mencoba membuat sendiri. Yang pasti bagian kertas yang besar yang akan diterbangkan digambar menurut kesukaan masing-masing anak. Dan anakku ternyata membuat gambar stitch di dalam rumah dengan balon-balon. Ow dia mau menggabungkan stitch dengan film UP (yang dia belum tonton, karena baru saja mulai di putar di bioskop di Jepang).

Aku sempat membuat foto Riku memegang layang-layang di dalam kelas, dan sesudah itu pada jam ke 3 anak-anak diperbolehkan mencoba menerbangkan  layang-layang buatan mereka di lapangan sekolah. Di lapangan aku juga sempat memotret Riku. Kemudian pada jam ke 4, murid-murid kembali ke kelas untuk pelajaran matematika. Temanya waktu itu adalah mengenal bentuk, seperti lingkaran, segitiga dan empat persegi panjang. Nah saat ini aku baru tahu bahwa sebetulnya ngga boleh motret-motret di dalam sekolah… hihihi. Aku tidak baca kertas pengumumannya karena Riku lupa memberikan padaku. Untung aku ngga terlalu menyolok waktu motret hehehe.

Nah setelah pelajaran ke 4, murid-murid makan bersama dan melanjutkan ke pelajaran ke 5, sedangkan kami orang tua pulang. Tapi aku harus kembali lagi jam 4, karena aku mendapat jadwal diskusi dengan guru mengenai perkembangan pelajaran anak hari itu jam 4 sore.

Riku pulang ke rumah jam 3. Yang menjadi masalah, selama aku ke sekolah bertemu gurunya, Riku bagaimana? Apa dia mau ikut ke sekolah, dan bermain sendiri (dia tidak boleh masuk kelasnya), atau dia tinggal di rumah menunggu aku di rumah SENDIRIAN. Beberapa hari sebelumnya, dia memang berhasil menunggu sendirian di rumah sementara aku menjemput Kai. Jadi dia memutuskan untuk menunggu aku di rumah.

Tapi, ternyata…. dia tiba-tiba menjadi takut. Jadi, sementara aku di sekolah, dia pergi ke tetangga sebelah. Kemudian dia memutuskan untuk menyusul aku ke sekolah (jarak sekolah kira-kira 10-15 menit jalan kaki). Aku kaget melihat mukanya di jendela kelas. Jadi begitu waktu diskusi dengan senseinya selesai, aku langsung cari Riku di taman depan sekolah. Tidak ada! hmmm mungkin sudah pulang, jadi  aku cepat-cepat pulang ke rumah.

Sesampai di rumah…. Tidak terkunci. Waduuuuh kalau ada orang masuk bagaimana? Tapi aku sih tidak terlalu khawatir soal rumah terbuka (tidka terkunci) , yang lebih aku khawatirkan apakah heater gas dalam keadaan menyala atau tidak. Untung saja tidak nyala, tapi Riku tidak ada di rumah. Waaah kemana dia?

Aku membaca catatan di atas meja makan (hebat anakku udah bisa nulis euy…). Katanya:  “Mama aku ke tetangga sebelah. Ternyata aku takut dan tidak bisa tinggal di rumah sendiri…. bla bla…” Tengah aku baca, HP ku berdering. Pas aku lihat nomor belakangnya 110. Polisi!

“Ya…”
” Ibunya Riku? Ini Riku ada di sini tolong jemput ya!”
“Ya, saya segera ke sana. Terima kasih”
Langsung aku pergi ke KOBAN (pos polisi) dan menjumpai Riku di situ. Mukanya hampir menangis. Pak Polisi berkata bahwa Riku mencari-cari tapi tidak ketemu, dan untung dia bawa nomor telepon ibu. Hati-hati jangan sampai jatuh catatan  itu” (Mungkin takut disalahgunakan). Setelah aku ucapkan terima kasih pada polisi, aku ajak dia keluar, sambil memeluknya.
“Ma, maaf ya aku tidak bisa tinggal di rumah. Aku takut”
“Iya tidak apa-apa. Tapi lain kali kalau mama tanya tinggal atau ikut harus tegas memilih. Karena kalau tidak tegas, semuanya akan berantakan. Kalau mau tinggal ya harus terus tinggal. Kalau mau ikut, ya bilang mau ikut saja. Jangan plin plan. Tapi tidak apa-apa, ini kan pengalaman untuk Riku. Sudah benar Riku bawa catatan nomor telepon mama (dia tulis sendiri di secarik kertas dan masukkan ke dalam kantong tempat kunci dia), dan langsung ke KOBAN waktu tidak ketemu mama. Pintar. Sudah lupakan saja. Jangan jadi takut untuk mencoba ya? Sekarang kita harus cepat-cepat jemput Kai. Kita langsung naik bus saja ya…”

My baby is still a baby …. cute baby who is trying to be a big kid! Dan aku hargai itu. Dalam hati aku pikir… kok aku juga ngga ada rasa marah sama Riku. Aku tahu dia sudah berusaha. Dan aku tahu jika mencoba, dan gagal itu juga tidak enak. Dan hey… dia BARU 6 tahun (sebentar lagi 7 sih). Jangan paksa dia menjadi dewasa karbitan ah…

Jadi waktu aku tahu bahwa kita masih mempunyai waktu 30 menit luang sebelum menjemput Kai, aku ajak dia date mendadak.
“Riku, mau makan es krim?”
“Boleh???” (Sepertinya dia heran kok dia gagal tapi dikasih reward)
“Iya. Makan es krim dan lupakan kejadian hari ini ya?”
“OK”

Sambil bergandengan tangan kami berjalan menuju counter Baskin Robbins di Stasiun. Di luar dingin. Es krim juga dingin meskipun manis. Tapi kuharap hati kami berdua manis dan hangat!

26 Replies to “He’s just trying to be ….

  1. hahha… aku dari kecil emang paling takut tinggal sendirian di rumah… tapi sejak kenal internet dan komputer, di tinggal 2 hari pun (dengan makanan tentunya) rasanya ga bakalan apa-apa deh mbak… coba deh, ajarin riku ngeblog… hehe
    .-= aurora´s last blog ..Cerpen: elegi sepucuk anggrek =-.

  2. hihi. si pipi tomat 1 kocak juga. jadi inget. dari sebelum aku masuk sekolah, ibuku selalu ngebebasin sendiri aku mau kemana setiap aku diajak pergi belanja. bahkan ke PRJ yg segitu geda. kalo nanti aku nyasar atau ga nemu ibuku, aku disuruh ke ‘mbak2 yg di depannya ada mik’ (dan di atasnya biasanya ada tulisan INFORMATION) atau ke pak satpam. aku harus bilang kalo aku kepisah dari ibuku yg namanya bla bla bla dari bla bla bla. nanti mbak2nya woro2 di mik dan ibu bisa denger, terus jemput aku disitu. begitu ibuku bilang.
    one day, aku nyasar sendirian di supermarket. ibuku nggak tau kemana. terus aku ke mbak2 itu. dengan pedenya aku bilang, “Mbak, ibuku ilang.” mbak2 itu ketawa, terus njawab, “bukannya yg ilang itu kamu, dek?”. ya.. gitu deh. aku sih nggak inget. yg nyeritain ya ibuku itu.
    demikian 😀
    mwah2 buat pipi tomat 1 dan 2 ya nteee…

  3. wah Jepang kalah ama Indonesia, disini film Up sudah main, nonton deh mba, bagus tuh, banyak pelajar yg bisa diambil
    saya baru brani tinggal dirumah setelah berumur 10thn, sebelumnya wuiiihhh mending ke rumah tetangga aja kl disuruh dirumah sendirian
    .-= exort´s last blog ..Bintang jatuh… =-.

  4. #1
    visiting orangtua ke sekolah sangat menginspirasi. sepertinya itu harus dilakukan banyak sekolah di negara kita. di indonesia masih terbentang lebar jurang pemisah antara orangtua dan sekolah.

    #2
    meninggalkan anak kecil sendirian di rumah perlu kewaspadaan ganda. perlu dipastikan apakah semuanya sudah aman. pernah beberapa kali kami terpaksa meninggalkan anak-anak di rumah. biar lebih aman, kami berpesan kepada tetangga sebelah untuk sesekali mengawasi anak-anak selama kami pergi. alhamdulilah, selama ini belum pernah terjadi hal-hal buruk.

    #3
    sikap nechan terhadap riku sangat menginspirasiku… thanks ya

    salam buat kedua bocah hebat itu ya nechan 🙂

  5. HARUS nonton UP tante.
    Buaguuuss… buagus buaguuus….

    Saya suka bangett…
    Hehehehe..

    Btw si riku berani juga yah 🙂 iya seinget saya juga dulu saya takut ditinggal sendirian di rumah (padahal di rumah jg ga ada apa2, ntah kenapa teteup aja serem).
    salut buat riku..
    Tapi klo takut, lain kali disuru nelpon dari telpon rumah ke hp aja, tante.. klo berkeliaran di jalan, serem 😀

  6. Kisah hari ini berakhir dengan bahagia dan mengharukan!! *Pembaca merasa puasss!*

    Riku sangat pemberani! dan meski hampir menangis -tapi dia tidak panik. Buktinya dia tahu harus pergi melapor ke KOBAN, trus membawa catatan no ponsel Mama.. itu tindakan yang sangat dewasa menurutku.

    Riku takut sendirian di rumah … itu lain persoalan -karena banyak juga orang dewasa yang takut sendirian di rumah!

  7. Imel, ceritamu sangat menyentuh….dan salut buat Imel.
    Walau dia gagal, dia tetap diberi semangat, agar tak takut mencoba lagi…

    Hehehe…Riku hebat, saat SMP saya sering ditinggal di rumah sendirian bersama kedua adik…dan takut….jadi sering berpelukan bertiga…hahaha…padahal udah SMP. Rumahku di kampung besar dan banyak pohon besar2.
    Sampai sekarangpun aku tak suka sendirian di rumah, jika terpaksa, cuma di kamar aja, dan menyalakan radio..biar tak kedengaran suara apa-apa…..hahaha
    .-= edratna´s last blog ..Melihat dari dekat acara live TVRI: Bicara Buku Bicara =-.

  8. Mba, di sana aman ya anak seumur Riku sendirian di rumah?
    Kalo di sini kayanya ga terlalu direkomendasiin. Soalnya salah satu stasiun TV sini pernah ngadain studi independen tentang apa yg akan anak-anak lusia SD -SMP lakukan jika ada orang tidak dikenal mengetuk pintu rumah mereka ketika kedua orang tua mereka tidak ada di rumah. Ternyata hampir semua anak-anak yg dijadin ‘sample’ itu mudah terbujuk rayuan orang tidak dikenal itu (walaupun sang orang tua udah wanti-wanti supaya tetep kunci pintu), dan akhirnya tamu ‘asing’ itu bisa bebas masuk ke rumah. Yang dikhawatirkan adalah jika sang tamu ‘asing’ itu adalah predator. Aku nonton acaranya jadi serem, ternyata di sini aman aman ga aman… Tapi mungkin di Jepang lebih aman ya karena sampai ada istilah Kagiko…

    nb : Riku ganteng deh… :p

  9. postingan yg lalu sempet bahas sifat ngemongnya riku ke kai (dan mamanya;p)
    sekarang ngebahas sifat naturalnya sebagai anak2
    soooo sweeeeeet,,,,

    eh di bandung ada es krim goreng loh
    dingin2 hangat gimanaaaaaaa gt,,,,
    salah satu alternatif untuk “menghangatkan” hati, hehehehe
    .-= fatma´s last blog ..nina-someday =-.

  10. Menarik banget nih, satu lagi pengetahuan tentang cara mendidik anak…thanks mba
    😀
    .-= Budi´s last blog ..Iklan Pepsi Lucu =-.

  11. membaca kisah riku ini membuat saya sangat terharu sekali..entah bagian mana yg membuat saya terharu?yg pasti..salut buat riku dan bundanuya deh kalo begitu..
    apakabar bunda..?? lama tak singgah kerumah ini, rasanya kangen sekali baca² sambil berhayal tinggal di situ hehehehe…

    salam, ^_^
    .-= Didien®´s last blog ..IBSN : Tips Blogger Terhindar Jeratan UU ITE =-.

  12. Akan selalu ada yang pertama untuk semua pengalaman …

    Saya yakin untuk kali kedua … ketiga dan seterusnya …
    Riku will be okay …
    Will be definitely OK …

    Do not worry EM …
    He’s already a big kid …
    At least he try to be …

    Riku …
    Go young man … !!!

    Salam saya

  13. (lha komen ku kok ilang ya …)(coba tulis lagi ah)

    Akan selalu ada yang pertama untuk setiap pengalaman …
    Dan saya yakin untuk kali yang kedua – ketiga … dan seterusnya …
    Riku will be Fine …

    He already a big kid EM …
    At least he’s trying to be …

    Riku …
    Go Young Man !!!

    Salam saya
    .-= nh18´s last blog ..KOIN UNTUK PRITA =-.

  14. Wah… Riku berani yah.. Tapi untungnya nggak ada masalah serius ya, Mbak…
    Apa di Jepang juga selalu berbahaya untuk meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci? Banyak maling juga kah?

  15. This posting is sooo sweet mbak.
    Mbak gak marah krn mbak menghargai usaha dia kan 🙂

    baca kalimat ini ->
    Dan hey… dia BARU 6 tahun (sebentar lagi 7 sih). Jangan paksa dia menjadi dewasa karbitan ah…

    aku tersenyum mbak.. sepertinya semua ortu ada sedikit rasa berharap anaknya jgn cepat bertumbuh dewasa…

    Selamat hari Ibu ya mbak 🙂
    .-= Eka Situmorang-Sir´s last blog ..Peduli. Hanya itu Yang Dibutuhkan =-.

  16. Rsanya lama banget nggak berkunjung ke sini…

    #1. Mbak, aku terharu deh baca tulisan ini… Semua ibu pasti khawatir pada anak-anaknya…
    #2. Riku hebat ya, dia tau apa yang harus dilakukan: mencatat no tel mama dan ke kantor polisi.
    #3. aduh, aku ikut deg-degan baca tulisan ini, bukannya di Jepang lagi dingin-dinginnya ya? Riku berkeliaran di luar sekian lama…sudah pernah menanyakan apa yang membuatnya takut? mungkin dalam hal ini Riku juga butuh dimengerti bahwa dia takut pada sesuatu, dan dia tidak sendirian, karena mamanya bisa mengerti ketakutannya…
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Pulang Kampung dan Perjumpaan =-.

Tinggalkan Balasan ke Eka Situmorang-Sir Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *