17 tahun

23 Sep

Sejak kapan ya umur 17 tahun dirayakan secara besar-besaran? Sweet seventeen…. padahal di negara Paman Sam, orang menjadi dewasa jika berusia 18 tahun. Di Jepang pada usia 20 tahun. Apa yang menyebabkan ulang tahun k e 17 yang terpilih sebagai “sweet” dalam kehidupan seseorang?

Waktu saya googling, ternyata orang Indonesia saja yang merayakan ulang tahun ke 17 besar-besaran. Kalau di Amerika justru pada umur 16, sweet sixten, mereka merayakan besar-besar, terutama untuk perempuan. Katanya umur 16 di beberapa negara bagian Amerika dan Canada orang dinyatakan dewasa. Dan umur 16 tahun merupakan “batas” keperawanan. Hmmmm

Nah, kenapa di Indonesia umur 17 ya? Apa mungkin karena 17 itu angka keramat, yang berhubungan dengan hari proklamasi Indonesia. Kalau ikut pendidikan dengan wajar kan umur 17 tahun itu seorang anak duduk di bangku kelas 2 SMA, bukan di kelas 3. Kok nanggung ya? bukan 16 atau 18.

Ya sudah, saya tidak mau berpolemik soal pemilihan angka yang sweet itu. Karena saya orang Indonesia ya ikut-ikutan saja deh. Saya mau merayakan sweet seventeen, tapi bukan untuk umur saya (ya jelas lah yau, orang juga ngga mau percaya kamu baru 17 tahun hihihi), tapi tepat hari ini saya merayakan genap 17 tahun kedatangan saya ke Jepang.

Tepat pada hari equinox 23 September tahun 1992, saya kucluk-kucluk mendarat di Narita, dijemput teman papa, Hatakeyama san, dan diantar ke rumah kos saya di Meguro. Menempati kamar yang baru, kamar bekas anak perempuan induk semang saya. Sebelumnya waktu saya survey di bulan Mei, saya menempati sebuah kamar sebesar 4,5 tatami, berpintu geser, tanpa kunci…benar-benar seperti gudang. Tapi di kamar anak perempuan ini, saya merasa betah, karena benar-benar berbentuk kamar, dengan interior berwarna putih, dan berkunci.

Mulailah kehidupan saya di Jepang sebagai seorang kenkyuusei 研究生, peneliti di Universitas Negeri Yokohama untuk mempersiapkan ujian masuk program Master yang berlangsung tahun berikutnya. Jepang mewajibkan waktu minimum satu tahun sebagai mahasiswa peneliti untuk beradaptasi sebelum masuk program master, jika datang bukan dengan beasiswa pemerintah Jepang (biaya pribadi).

Siapa sangka saya akan tinggal terus di Jepang setelah saya lulus program master bulan Maret tahun 1996. Ya, saya gambling bekerja di Jepang setelah lulus…. dan itu sedikit banyak dipengaruhi oleh kehadiran seseorang yang membuat saya tidak mudah memutuskan pulang…for good. Seorang dosen bernama Yoshioka sensei, menasehati saya untuk pulang, dan bekerja di Indonesia, demi negara Indonesia.(Uhhh dia menasehati saya dalam kereta, dan membuat saya tersedu-sedu sepanjang perjalanan pulang ke rumah). Tapi selain dia, semua mendukung saya tetap tinggal di Jepang. Murid-murid kelas bahasa Indonesia saya, dan…. pekerjaan sebagai penyiar radio di NHK dan di InterFM. Dan seorang wanita Cina yang menguatkan keputusanku untuk akhirnya tetap tinggal di Jepang, seperti yang pernah saya tulis di sini.

Kemudian, 10 tahun yang lalu, tepat setelah 7 tahun saya bermukim di Jepang, saya membuat keputusan yang amat penting dalam hidup saya, yaitu mencatatkan pernikahan saya dengan seseorang yang menjadi alasan saya tetap tinggal di Jepang. Ya, saya dan Gen Miyashita mendaftarkan pernikahan kami di catatan sipil di Tokorozawa, Saitama.

Catatan sipil di Jepang, atau disebut Kon-in todoke 婚姻届 itu sebetulnya amat mudah! Tanpa biaya! dan bisa diserahkan kapan saja 24 jam sehari. Karena si laki-laki dan perempuan cukup menuliskan data dan cap, serta disahkan dengan cap dari 2 orang saksi…siapa saja (tidak harus orang tua). Segitu mudahnya di Jepang.

Dan segitu mudahnya pula untuk bercerai. Tinggal ambil formulir satu, yang di isi data-data suami dan istri , bubuhkan cap, dilengkapi cap 2 orang saksi, masukkan ke kantor pemda. Then… resmi lah mereka bercerai. Bisa saja orang menikah, dan esok harinya bercerai.

Namun untuk saya, karena saya orang asing, tidaklah mudah. Setelah kami memasukkan surat catatan sipil itu berikut surat pendukung yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, kami harus menunggu panggilan dari pemda, untuk wawancara (biasanya sekitar 2 minggu sesudahnya). Loh kok? pakai wawancara?

Ya, ini untuk mencegah pernikahan “sandiwara”. Karena mudahnya pencatatan sipil di Jepang, maka bisa saja seorang asing, yang ingin mendapatkan visa untuk tinggal di Jepang, membayar atau meminta bantuan seorang lelaki/perempuan Jepang untuk mengambilnya sebagai istri/suami. Seperti ini dinamakan giso kekkon 偽装結婚. Jadi waktu diwawancara, saya ditanya kenalnya di mana, bagaimana hubungan dengan keluarga, dapat ijin dari orangtua atau tidak, bla bla bla.

Sesudah wawancara selesai, kami menerima pemberitahuan bahwa pernikahan diterima dan bisa mengambil kartu penduduk. Tapi tentu saja bagi kami, kehidupan tetap biasa saja, sendiri-sendiri, karena kami merencanakan pernikahan secara agama katolik pada tanggal 26 Desember 1999.  Jadi kalau mau dikatakan bahwa hari ini adalah hari pernikahan kami juga tidak tepat, kami lebih memilih tanggal 26 desember sebagai anniversary kami.

Tapi memang hari ini adalah hari istimewa bagi saya, karena memeperingati 17 tahun berada di Jepang, dan 10 tahun resmi tercatat sebagai Mrs Miyashita.

26 Replies to “17 tahun

  1. Mengapa 17 th ? Karena itu batas boleh menonton film 17 th ke atas kali ya ? … hehehe 🙂

    Wah sudah 17 th di Jepang ya ? saya nggak punya ‘bakat’ merantau, dulu 5,5 th di Perancis saja rasanya lama sekali & pengen cepet-cepet pulang meskipun tahu apa yg kira-kira menunggu di tanah-air … Mungki seperti pepatah jawa, mangan ora mangan asal ngumpul …

  2. menikah di Jepang gampang banget ya Mbak. eh, mau tanya, itu maksudnya menuliskan cap tuh kaya gimana sih mbak? apa maksudnya setiap orang Jepang punya cap pribadi? semacam KTP gitu ya Mbak?

  3. Dear Imelda, bagus tulisanmu, aku salut dengan teman2 yg bs survive di negeri org, spt dirimu..bukan sesuatu yg mudah kan? beradaptasi dengan lingkungan, budaya dan latarbelakang yang sangat berbeda. Dan juga membuat keputusan yg akan mempengaruhi hidup kita selanjutnya? wah benar benar salut, selamat ya dan kamu sdh bisa melewati itu semua dan selanjutnya terus melangkah ke depan. Semakin mencintai tanah air dan semakin mencintai bumi tempat kamu dan keluarga berpijak….

    DL

  4. pertama-tama salam kenal dulu ya mbak…
    wah pas 17 tahun yang mengasikkan ya mbak di Jepang.
    waduh jadi pengen ikutan ke jepang mbak, Siapa tau dapat jodoh disana seperti mbak Imelda. hehe…

  5. memang tepat pilihanmu untuk tinggal di Jepang nechan…
    gara-gara pilihanmu itu, kamipun kecipratan informasi penting soal jepang lewat blog ini, iya kan? hehehe…. 😀

    happy sweet seventeen di jepang deh…
    semoga langgeng selalu… lho, kok…?

  6. wah selamat ya mbak Em, udah 17 th di jepang & 10 th resmi menjadi Mrs Miyashita.. 17 th yg lalu aku lg apa ya??? lagi nakal2nya kalee.. klas 2 SMA he..he..

    btw akan selamanya di sana atau ada rencana pulang mbak? utk hari tua misalnya.. ..

  7. wah… mantap neh, udah 17 taon tinggal di negri orang….. mantap mbak…

    ngomong2, theme baru ini juga untuk merayakan 17 tahun mbak di jepang ya???
    .-= aurora´s last blog ..negeri 5 menara =-.

  8. Wah.. terlepas ada arti2nya atau tidak 17 tahun tinggal di Jepang dan 10 tahun menikah, adalah sebuah perjalanan kehidupan yang panjang dan tentu penuh dengan segala lika-likunya.

    Selamat yaa Emiko-san..
    .-= Nug´s last blog ..Beberapa Sudut Tokyo =-.

  9. duhhh mo ngucapin happy anniversary binun soalnya harinya malah di bulan desember…huhehehehe…jadi waktu itu cuman dicatat aja ya mbak blom resmi benar2 merried? lucu ya…*kok bisa gampang begitu*

    Aku yakin mbak…selama 17 thn di jepang banyak banget yang udah Mbak Imel lalui baik suka dan duka, semoga besok2 Tuhan memudahkan semuanya buat dirimu untuk melalui hari2 disana ya…dan 10 Thn tercatat sebagai Mrs. Miyashita…mmm pasti senang…:D aku doakan kalian berdua langgeng sampai kakek2 dan nenek2… 😉
    .-= Ria´s last blog ..Lebaranku 1430 H =-.

  10. Mbak Imel,

    Selamat ya untuk angka 17… Ternyata jika lahir di sana, mbak Imel sudah tumbuh menjadi gadis remaja hehehe…

    Selamat karena sudah tegar dan tangguh dalam menghadapi SEMUA tantangan selama berada di negeri orang dan menjadi istri orang :))
    Selamat menjalani hari-hari (penuh petualangan seru bersama 3 jagoan!!)…

    Ssst, mbak mau nanya; Mas Gen pernah ikut acara Ninja Warrior gak?? Aku liat di tv, ada yg wajahnya mirip dan namanya Gen juga…. sori kalo salah 😉

  11. Mbak Imel, selamat atas 17 tahun menghirup udara Jepang dan meminum air Jepang, tanpa menjadi warna negara Jepang karena cinta Mbak pada tanah air. Selamat juga atas 10 tahun menjadi nyonya Miyashita, yang membuat Jepang menjadi tanah air kedua bagi Mbak. Semoga kedua tanah air ini bisa terus dicintai selamanya ya Mbak, tapi saling mengurangi salah satunya.
    .-= Tuti Nonka´s last blog ..Hari Nan Fitri =-.

Tinggalkan Balasan ke Bro Neo Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *