Si Koala KAI sudah bertemu Gajah di sini. Juga sudah pernah ke kebun binatang Indonesia, Ragunan. Tapi dia belum bertemu saudaranya, sesama Koala. Jadi hari Minggu tgl 13 September lalu, kami pergi ke Tama Zoo. Berangkatnya sesudah makan siang, tapi dengan begitu kami jadi tidak terlalu capek. Karena tidak semua tempat kami kunjungi.
Tujuan utama memang menemui Koala, yang memang kandangnya terletak paling jauh dan dalam. Sehingga sambil menuju ke arah kandang koala, kami mampir melihat kandang binatang dari yang terdekat dengan pintu masuk. Ada kolam dengan bebek dan angsa, tapi sama kotornya dengan ragunan hehehe. Kemudian ada kandang tapir, yang dalam bahasa Jepangnya disebut Baku. Baku ini sering dipakai sebagai peneman tidur. Entah apa yang membuat image seperti ini.
Setelah itu kami melihat kandang rusa dan beruang. Yang lucu yang beruang ini, dia sepertinya sangat “narsis” dan merasa semua perhatian padanya, sehingga selalu melakukan ritual khasnya. Dia berjalan kearah pintu lalu berdiri dan berbalik kembali ke tengah “catwalk”…
Di dekat kandang beruang juga terdapat kandang burung seperti beo dan burung merak (kujaku). Karena Riku sudah pernah lihat burung merak yang indah sekali di Taman Safari, dia berkata, “Ah di sini jelek, yuuuk kita pergi!” hihihi. Memang sih, kalau bisa lihat sedekat yang waktu itu, burung merak di sini tidak menarik. Tapi, burung beo di sini sangat pintar bergaya. Dia memamerkan bulunya yang indah, bagaikan peragawati.
Setelah itu kami pergi ke taman burung. Maunya seperti Taman Burung di Taman Mini, tapi di sini kecil sekali dan hanya ada jenis burung yang ada di Jepang. Kalah deh dengan Taman Burung di TMII, tempat favorit saya, meskipun setelah gemparnya flu burung, saya takut mengajak orang Jepang ke situ.
Akhirya kami sampai di kandang koala di gedung khusus paling dalam kebun binatang ini. Semua gelap di dalam sini. Karena koala adalah binatang yang sensitif, kami juga diwanti-wanti untuk tidak memakai lampu blitz waktu memotret. Dan, lihatlah si Koala bertemu saudaranya!
Paling akhir kami menengok kandang gajah India. Kami baru tahu ternyata gajah yang berada di situ, menjadi model sebuah Picture Book yang berjudul “Tomodachi wo tasuketa Zou tachi” Gajah-gajah yang menolong temannya. Ada tiga gajah yang dahulu menghuni kebun binatang Tama ini. Yang masih hidup sekarang bernama Annura. Saya tidak bisa mengambil fotonya karena dibalik kandang besi yang teralinya cukup mengganggu pemandangan. Annura ini pernah sakit, dan gajah bila sakit tidak bisa tidur rebahan. Tidur dalam keadaan berdiri. Yang menjadi tema cerita dari Picture Book itu adalah betapa dua teman Annura, selalu berada di sisi kanan dan kiri Annura, menyangga, menopang, membantu Annura selama sakit, dan itu berlangsung cukup lama. Ahhh Gajah saja bisa perhatian begitu, masak kita manusia tidak bisa membantu sesama yang kesulitan?
Akhirnya pukul 4:50 sore, kami diperintahkan untuk meninggalkan lokasi kebun binatang karena akan tutup. Tapi sbeelumnya kami sempat mampir di tempat orang utan, yang orang utannya sudah berlarian entah kemana. Hanya ada satu yang bergelantungan dan bergerak terus, sehingga sulit untuk dipotret. Tetapi di bagian luar ada dua orang utan yang diberi nama Yuki dan Kiki. Kiki ini berasal dari Taman Safari Indonesia. Ada satu lagi penghuni kandang ini yang bernama Jipsi, berasal dari Malaysia. Dan saya menemukan satu lambang (bendera) yang akhir-akhir ini cukup menjadi berita, dua saudara yang sedang “bertengkar”. Begitu saya melihat ini, saya sempat menjelaskan pada Gen yang tidak mengerti. “Untung merah putih di atas, kalau tidak…. tambah berkelahi lagi hihihi!”. Ahhh, seharusnya kita banyak belajar dari binatang…. Betul kan?
Tama Zoo terletak di Kota Hino, turun di Tama Dobutsu Koen kira-kira satu jam perjalanan dari Shinjuku (Keio Line). Harga tanda masuk 600 yen untuk dewasa, dan gratis untuk anak berusia 0-12 tahun. Keterangan dalam bahasa Inggris bisa dilihat di situs ini.