Bicycle

8 Jun

Bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle
I want to ride my bike
I want to ride my bicycle
I want to ride it where I like

(Bicycle Race by Queen)

Ada satu fenomena dalam bahasa Jepang yang kurasa juga aneh, yaitu kita tidak bisa memakai kata “bike” untuk mengatakan sepeda, karena bike di dalam bahasa Jepang = sepeda motor.

Bicycle atau sepeda merupakan alat transportasi umum di Tokyo. Dari anak-anak sampai lansia (tentu saja yang masih kuat mengayuh sepeda), dari wanita memakai rok mini sampai nenek-nenek bercelemek, kemana-mana pergi mengendarai sepeda. Sepeda teronggok begitu saja yang sering mengganggu pejalan kaki merupakan pemandangan yang lazim terlihat di stasiun-stasiun.

Riku sudah punya sepeda dari tahun lalu, pernah aku posting di sini. Tapi selama setahun ini boleh dibilang sepedanya dibiarkan saja di tempat parkir. Riku hanya bisa latihan kalau papanya libur, dan itu berarti hari minggu. Pernah sekali dua kali aku temani dia main sepeda waktu Kai tidur, tapi itu saja tidak membuat dia mahir bersepeda.  Sampai kira-kira sebulan yang lalu, Gen dan Riku membawa sepeda itu ke tukang sepeda untuk dilepaskan roda penyangga. “Aku kan sudah SD, sudah besar!” Dan itu juga membuat dia bersemangat untuk berlatih.

(horeee aku sudah bisa bersepeda!!!)

Oleh kakek tukang sepeda disarankan untuk menyuruh Riku duduk di sepeda sambil “berjalan” membiasakan duduk di sepeda tanpa mengayuh sekaligus belajar keseimbangan. Jadi Gen selalu mengajak Riku “membawa sepedanya” pergi ke tempat-tempat dekat rumah, sembari dia berjalan di belakangnya. Tanpa sadar Riku mencoba mengayuh, dan tahu-tahu dia sudah mengayuh 2-3 kali tanpa jatuh.

Kapan ya aku belajar bersepeda? Yang pasti sudah sejak SD, dan masih bisa bersepeda di halaman belakang rumah di Jakarta karena masih luas, belum ada tambahan kamar-kamar. Kami dulu bahkan sempat bermain kasti di halaman belakang rumah. Kalau sekarang sih sudah tidak bisa. Dan aku juga ingat pernah mengajari teman Srilanka aku, Leela di Tokyo untuk naik sepeda, jaman masih indekost di Meguro.

Hari Sabtu kemarin merupakan hari “full of achievement”. Riku puas karena sudah bisa bersepeda, dan Gen puas sudah bisa melakukan tugas sebagai ayah  dengan menyediakan waktu mengajari Riku bersepeda. Jam 5 sore, Gen masuk rumah dan menyuruh aku ke bawah sambil membawa kamera. Dan aku tahu Riku pasti mau memperlihatkan kebolehannya bersepeda.

Minggu pagi jam 9, Riku sudah cerewet membangunkan papanya (Dianya sendiri sudah bangun jam 7:30). Biasanya orang tua yang cerewet membangunkan anak-anak, tapi khusus anak-anakku, semua early bird….. selalu bangun pagi, tanpa dibangunkan. Jadi tak jarang aku menutup pintu kamar, supaya Gen tidak terganggu tidurnya di hari Minggu. (Dan kalau aku biarkan bisa-bisa bangun jam 12 siang! heran deh kok bisa ya bayar tidur? aku paling ngga bisa tuh, pasti harus bangun dulu, baru tidur siang kalau mengantuk)

Tadinya kami berencana untuk pergi ke pabrik kereta api, tapi karena sudah terlambat (jam 10 pagi) kami batalkan. Dan hari ini adalah hari untuk Riku …. again! Mereka berdua pergi lagi naik sepeda, sementara aku di rumah bersama Kai membereskan rumah sambil mengerjakan pekerjaan editing.

(Shakujii Koen – Taman Shakujii)

Dan ternyata Gen dan Riku pergi bersepeda sampai ke Taman Shakujii yang berjarak kira-kira 20 menit (bersepeda 40 menit jalan kaki) dari rumah kami. Taman ini merupakan kompleks dengan hutan dan 2 kolam/danau kecil yang bernama “Kolam Sanpouji” 三宝寺池 dan “Kolam Shakujii” 石神井池. Di kolam Shakujii ini kita dapat menaiki boat memutari kolam selama 30-1 jam. Taman ini adalah taman kota yang didirikan tahun 1959 dan menempati areal seluas 201.374,83m2.

(Taman Sanpouji)

Selain kolam dengan boat (hanya bisa naik boat pada musim panas saja), di dalam areal taman juga terdapat lapangan baseball, panggung terbuka, dan hutan lindung yang sering disinggahi burung-burung tertentu. Setiap tahun pada bulan April-Mei di areal taman ini diadakan Teruhime Festival, dan bulan Oktober Nerima Festival.

So, yang mau kopdar di Tokyo, silakan datang dan kalau mau  saya akan ajak ke taman ini. Saya tunggu loh  …. 😉

(biar di rumah boleh dong beraksi ya Kai hihihi)

30 Replies to “Bicycle

  1. Hahahaha mba Imeeeel! Kai lucu bangettt! diliat dari matanya kayanya Kai ntar jd cowo yg digila-gilai wanita deh…haha!

    Congratz Riku! dah kuat bonceng mamanya belom? :p

  2. belajar sepeda diajarin temen sih, begitu sudah bisa n mau dipamerin ke ayah malah jatuh 🙂
    btw Idem dengan Gen, tidur bisa dibayar kok hehehe

    AFDHAL´s last blog post..Leaving 3

  3. belajar speda waktu TK, yg ngajarin ibu
    naik speda sejak SD smp SMA
    pengalaman naik speda paling heboh, Jogja – Kaliurang waktu lulus SMA, berat benerrrrr……
    beberapa kali handle tour d indonesia… gila!! kenceng2 banget mereka naik speda

  4. aku belajar sepeda waktu SD. belajar sendiri…
    badan pada luka semua, sepeda pun tak kalah lecet di mana-mana, tapi tetap semangat, hehehe…

    kopdar di jepang…? oalah… kepengan banget! kapan ya? *menghayal dulu ah*

    vizon´s last blog post..doyok

  5. Akhir sekueal gambar … apa Si Buah Hati … merajuk, kelelehan, atau becanda? Jadi ingat neh … lama banget ngak naik sepeda

  6. Pasti itu merupakan saat-saat yang membanggakan Riku. Aku berani melepas roda penyangga sepeda SD-ku saat terus-terusan diejek teman-teman karena belum juga menggunakan roda dua. Hehe.

    Tapi itulah menariknya di Tokyo, bisa bersepeda di dalam kota. Kalau di Bandung bersepeda tiap hari, mati kali. Gobyos. Hehe. Lha gimana, tekstur kota Bandung malah bikin tersiksa kalau bersepeda untuk aktivitas sehari-hari. Padahal asyik ya kalau bis bersepeda.

    Taman Shakujii-nya bikin ngiler! Lagi-lagi di Bandung cuma mimpi ada taman kota seperti itu dengan jarak tempuh yang relatif dekat.

    Hoaaaa…. Riku! Nanti balapan naik sepeda dengan Om Danny di Jakarta! 😉

    Daniel Mahendra´s last blog post..Idola dalam Hidupmu

  7. sip nanti kopdar di tokyo naik sepeda ditaman sama di Ginza..
    hihihi.. kebayang photo naik sepeda di Ginza .. kereeenn..

  8. Hehehe … ini khas EM …
    Dari sepeda … ke taman … terus ke Kai ya Cool pake topi …

    for Riku …
    Great Young Man …
    kamu sudah bisa bersepeda sekarang !!!

    Salam saya

    nh18´s last blog post..TRAINER BISULAN

  9. saya bisa naik sepeda kelas 3 SD, tp naik motornya setahun kemudian hihihihiihahaha… *nekaddd*

    salam, ^_^

    Didien®´s last blog post..IBSN : Update Softwere HP Sony Ericsson

  10. aduh saya suka gayanya Riku!
    Jadi pengen bener punya jagoan. (*emaknya Zia dah tiga bulan, kira2 gimana yaa?)
    *ehm jadi ngajak kopdarnya di Japan toh? wah mesti berlatih Law of Attraction dulu nih 🙂

    mascayo´s last blog post..Kenapa Menangis ?

  11. wah… kalah lagi nih ama riku, saya bljr naik sepd umur 11-12 thn, telat banget dibandingin teman2 saya tp saya sudah bisa sepatu roda dari umur 5 thn loh…heheheh….numpang sombong dikit ya mba

    exort´s last blog post..Jatuh…

  12. Aku jadi ingat waktu latihan sepeda dulu, Mel 🙂
    Semuanya sangat berat di awalnya, harus jatuh bangun.. babak bundhas, istilah Jawanya..;)

    Tapi ketika bisa… amboi senangnya 🙂
    Selamat untuk Riku, setuju dengan DM, ini pasti saat yang paling membanggakan baginya 🙂

    DV´s last blog post..Untaian Cinta Kepada Bunda di Penrose Park

  13. pengen boncengan neh.. hehehe

    aha´s last blog post..Ibu Prita Mulyasari .. “semoga di beri kekuatan”

  14. Wah selamat yach Riku, akhirnya bisa berhasil naik sepeda…asyik sekarang kemana-mana bisa bersepeda dech.

    Wow tamannya indah dan dekat dari rumah yach Mbak Imelda. Hem kapan bisa kopdar disana yach (Mikir sambil ngayal, wakakak…)

    Lho Kai dirumah aza yach… ayo..nggak kepingin belajar naik sepeda juga seperti kak Riku ?. Hahaha..masih imut yach…yup naik sepedanya yang ada roda 2 dibelakangnya yuk Kai 🙂 🙂 🙂

    Ok, mbak Imelda, see you 🙂

    Best regard,
    Bintang

    elindasari´s last blog post..To Be a Perfect Woman ?. No, Thanks !.

  15. Rasanya sudah lamaa sekali aku ndak naik sepeda. Kalau tidak salah sejak lulus SMA. Di Jakarta rasanya aku butuh keberanian yang lebih besar untuk bersepeda di tengah kota :P..

    Salam untuk Riku..

  16. Dah lama banget ga sesepedaan.. dulu aku belajar sendiri di depan rumah ada turunan, membantu banget buat meluncur trus abis itu langsung mendayuh.. Ga langsung sukses sih pake jatuh berkali2 dulu..

    Ade´s last blog post..The year of fog

  17. Wah, Riku gaya banget naik sepeda … 😀 Warna baju hitam cocok banget untuk Riku. Tapi di foto yang paling kanan kok kepala Riku nunduk, malu ya? 😀

    Saya nggak pernah punya sepeda kecil. Belajar naik sepeda kelas 3 SD, langsung pakai sepeda kumbang besar. Kaki belum nyampai, jadi mengayuh pedal hanya bisa kalau pedalnya pas ada di posisi atas. Dulu ada sepeda laki-laki, yang memiliki batang besi yang menghubungkan sadel dan stang (biasanya untuk menggantungkan tas/bawaan). Saya bisa juga naik sepeda laki-laki ini, padahal kaki harus bisa melompati palang besi setinggi stang itu (hebat deh saya … qiqiqi). Kelas 5 SD, saya sudah bersepeda dari Yogya ke Prambanan, yang jaraknya 16 km (bandel ya 😀 )

    Go Riku, go! Ntar boncengin Tante Tuti ya …

    Tuti Nonka´s last blog post..Kesedihan, Vitamin Jiwa

  18. Kasiannya, Kai..
    Kakak bersepeda ke taman, eh, Kai malah bantuin Mama beres-beres, hehee ..
    Tapi tunggu, kata Kai, 3 tahun lagi :D.
    Eh, malah kayaknya Riku ntar yang bisa ngajarin Kai bersepeda, yaa ..

    Muzda´s last blog post..Uwen Uwen

  19. Wah, foto Kai yang di rumah membuatku terkejut. Kok cepat banget besarnya? Wajahnya mulai mirip Riku. Btw, bisa naik sepeda merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi anak2, begitu juga acara jatuh dari sepeda. Jadi, kalau nanti Riku jatuh, jangan terlalu panik ya ime-chan.

  20. Lucu sekali Riku belajar naik sepeda….Kai mau bonceng ??
    mbak Imel…setiap buka blog mbak Imel…lihat foto2 Riku dan Kai. Bunda jadi kangen cucu. Juga ingat ngajari cucu naik sepeda roda tiga….

Comments are closed.