Minggu Pagi yang Kusam

16 Nov

Pagi terbangun pukul 8 pagi karena Kai menangis keras. Yang hanya bisa diredam dengan menggendong dia ke luar kamar. Padahal aku baru “ketidur” jam 4 pagi. Hmmm malas rasanya, tapi akhirnya semua bangun. Terpaksa aku buat sarapan pagi Onigiri. Dan hisashiburini kita berempat leyeh-leyeh di ruang makan sambil nonton TV.

Yang lucu acara TV yang ditonton bukanlah anime kesukaan Riku. Hari ini dia dilarang menonton anime. Juga bukan berita atau film atau kuis seperti biasa. Hari ini adalah tentang lukisan di chanel NHK education.

Anda pasti mungkin tahu Vermeer. Sebuah ruangan dengan gadis dan permainan cahaya yang indah. Kekuatan cahaya yang masuk dari luar ke dalam ruangan itu menjadi penekanan dalam lukisan-lukisan Vermeer. Nah hari ini ditampilkan sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah kamar dengan badan belakang seorang wanita. Sekilas saya pikir Vermeer juga tetapi ternyata bukan. Dan entah kenapa, saya suka lukisannya.

Saya pikir pasti si pelukis adalah kelahiran Belanda, dan ternyata mempunyai prejudice itu memang tidak boleh. Pelukis yang diketengahkan kali ini adalah Vilhelm Hammershøi, pelukis dari Kopenhagen, Denmark (1864-1916). Seperti yang ditulis di Wikipedia, dia sering melukis interior.

Lihat sinar yang jatuh di dalam kamar. Sebuah kamar kosong. Dan benar kata-katanya yang disebutkan di televisi pagi tadi, “Kamar yang tak berpenghuni itu adalah kamar yang paling indah”. Kalau ditelaah lebih lanjut, mungkin karena belum ada unsur-unsur yang mengganggu keberadaan kamar itu, tidak oleh kehadiran orang dan juga tidak oleh kehadiran interior tambahan lainnya. Hmmm, Nama dia menempati salah satu daftar pelukis yang saya sukai saat ini.

18 Replies to “Minggu Pagi yang Kusam

  1. Eih… Kenapa mesti kusam? Lihatlah, meski mendung, harimu terasa indah karena kebersamaan. Hingga terawilah tulisan ini. Ayoh, tersenyum riang!

    Tapi teknis kekuatan cahaya yang keluar masuk dalam lukisan itu memang dahsyat. Tak semua pelukis mampu sekuat itu. Berbicara sekali!

    Oh Danny, hariku indah kok… enjoying it.
    aku suka permainan cahaya spt ini. dan aku suka minimalis
    EM

  2. saya kagum sama mbak imel. Sekian tahun tinggal di Jepang, ngga lupa sama kata “leyeh-leyeh”.

    saya jarang menikmati seni lukis, tapi dari postingan ini jadi tergugah. ih.. lukisannya bagus banget.
    terimakasih sudah berbagi 🙂

    aduh mascayo….jangan lupa…. Saya bukan orang Jawa.
    Jadi semestinya kata leyeh-leyeh ini saya dapatkan dari internet. Pernah dengar, pernah baca, dan ingin pakai untuk bahasa sendiri. Atau mungkin bahkan pengaruh dari blogsphere ini.
    Jadi bukannya ngga lupa, tapi sengaja pakai.

    Saya sama sekali tidak pernah menikmati lukisan di Jakarta. Setelah di Tokyo, berkat mas jawanya saya ini suka lukisan (lihat bukan memiliki) jadi saya ikut suka hehehe. Senang bisa mengetahui bahwa pilihan lukisan saya disukai juga.
    EM

  3. sorry ya mbak atas gangguan kecil ketika nonton TV berempat tadi pagi.
    Hmmm… Mengapa judul tulisannya begitu mbak? Bukannya kata mbak jarang punya kesempatan bersama seperti tadi pagi?

    Teknik lukisan yang disajikan rumit. Memang gambarnya sederhana, tapi tekniknya tingkat tinggi.
    Aku senang menemukan mbak menulis lagi tentang lukisan di sini. 🙂

    Gangguan apa? Idih yoga aku malah seneng kok. Kalo mengganggu pasti udah aku kasih tahu kok.
    Oh ya kesan judulnya aku ngga enjoy ya? Padahal maksud aku pakai kata kusam bukan muram, karena memang warna langitnya kusam dan tidak terpengaruh oleh keadaan itu. Lain halnya kalo aku pakai kata muram kan?
    Hehehe, memang aku teringat kamu kok waktu menulis ini …. >:D< EM

  4. Saya baru ingat, koran Ekonomi Jepang memberitakan adanya lomba cerpen yang diinspirasi dari lukisan-lukisan itu.
    Karena cerpennya harus dengan bahasa Jepang (memang), saya cepat lupa kali.
    Mbak mau?

    Cerpen ya? ngga deh kalo cerpen. Kalo bahasa jepang puisi masih mending ehehhe.
    Kamu aja hehehe…eh lupa kamu kan orang Indonesia yang benci Jepang ya hihihi
    Aku tunggu besok ya
    EM

  5. hhahaaa “leyeh leyeh ”
    mbak ini tetep masih kental
    saya juga kagum ketika satu satu gambar tersebut saya amati sepertinya ada senyap dan nyaman di antara nya
    seolah jika kita nyata sepertinya membawa ke arah senyap dan sunyi kemudian efek cahaya yang di buatnya …alamak nyata ksegaranya
    salam penuh hormat dari jawa

    Kental apanya pak? Teh atau kopinya? atau darahnya? Kalo darah memang saya kental tuh gara-gara thalasemia heheheh
    Saya bukan orang Jawa dan sayangnya saya kawin dengan japanese bukan javanese. padahal cuman beda p dan v aja tuh.
    Terkadang kita perlu menikmati pemandangan yang lain dari yang biasa kita lihat. Indonesia itu kaya akan warna, yang terkadang ribut di mata. wah kok saya jadi berfilsafat ya….
    salam juga dari japan.
    EM

  6. Kelihatannya saat mulai menulis Imel lagi dalam situasi kurang nyaman….tapi entah setelah baca ceritamu tentang lukisan, saya melihat bahwa sebetulnya harimu tak sekusam dugaanmu. Kadang suatu hari membuat kita tak kemana-mana, hanya di rumah saja, bahkan kadang masing-masing anggota keluarga punya kesibukan sendiri…tapi merasakan mereka ada didekat kita terasa hangat dan nyaman. Betulkah?

    Iya bu, tapi dari pertama saya sudah nyaman kok. Kecuali cuaca waktu itu bener-bener suram. Karena itu saya pilih kata kusam, bukan suram atau muram hehehe
    EM

  7. Wah, aku gak gitu mudeng sama lukisan e mba. jadi kalo aku liat lukisan ini ya aku bilang bagus-bagus aja karena jatuhnya cahaya dan bayangan yang menurut aku luar biasa … (ah tak menemukan pilihan kata yang tepat). salam -japs-

    lukisan itu untuk dinikmati kan… enjoy aja
    EM

  8. Lukisannya bagus, ya ?
    ehm…mungkin Pak Hammershoi punya bakat jadi arsitek… 😀

    kalo ngelihat fotonya..Kok Putri keinget ama pemeran bule Belanda di film Samson dan Delila (ala Indonesia, ya.. ?)

    pelukis merangkap arsitek ya hihihi
    EM

  9. duuh…lukisan itu kayaknya kok menghadirkan suasana yang…gimana gitu,ya Mbak…pinter2nya si pelukis, prespektif sinar jatuhnya bagus…magis..

    (horok to kono, aku kaluk komentar serius kok malah aneh ya Mbak Imel…qiqiqi…Nut tulung Nut…)

    hihihihi santai aja ayik…yang penting aku ngerti kok maksudnya
    EM

  10. yayaya… kusam tapi dame… dame.. nyaman bwat leye-leye sambil dengerin radio2 dr jokja yaa… yaya

    Maksud kamu dame = damai?
    soalnya di bahasa Jepang Dame= ngga boleh
    hehehhe
    eh aku tanya juga tuh di web kamu…berani masukin lagu jepang ngga?
    Kalo berani aku link hehhehe. (aku ngga berani Jasr*c lihai sih )

    EM

  11. Sis,

    Aku nggak mudeng soal lukisan, yang aku tahu cuman lukisan itu bagus dan sangat bagus.
    Soal permainan teknik cahaya itu, katanya sulit banget ya, Sis.. Soalnya kan tergantung dari sudut mana.. Ngebayangin cahaya jatuh di sisi sebelah mana, bagian mana yang gelap atau terang.. huaaa.. mendingan nulis aja deh! hihi…

    Seneng ya, kumpul di depan televisi.. Kalau aku di sana, pingin deh bikin candid pictures of the four of you..

    Belum ada tulisan baru, Sis?
    Hari Seninnya nggak kusam, kan? 🙂

    *kiss,kiss.. hug,hug*
    Luv ya…

    kumpul depan tivi udah gitu duduknya di lantai lagi
    EM

  12. Pingback: Cleopatra Stratan ~ Ghita « Jiwa ♪ Musik ♫

  13. Saya sangat awam dengan lukisan, Tetapi sering sekali melihat galeri lukisan jika bepergian walaupun tidak membeli dan mengoleksinya. Hanya sekedar melihat dan menikmati saja. thanks

    Sama kok Yulis, saya awam dgn lukisan….hanya mau menikmati keindahan saja
    EM

  14. Melihat lukisan2nya kok saya merasa kosong,sepi,hening, dan sedih sih.Paduan warnanya dingin sekali, walaupun ada cahaya benderang di sana.:) (komen dari orang yang nggak ngerti lukisan hihi)

    betul Irna …tapi kadang kala kita butuh suasana spt ini kan?
    EM

Tinggalkan Balasan ke Yulis Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *