Piipoopiipoo-119

9 Nov

Piipoo piiipooooo adalah bunyi suara sirine dari Kyuukyuusha, mobil ambulans. Dan suara sirine SHOUBOUSHA atau pemadam kebakaran adalah Wuuuu wuuuuu.  Memang di Jepang mobil pemadam kebakaran dan ambulans itu satu set. Untuk memanggilnya, kita cukup menekan nomor 119, dan katakan kita butuh ambulans atau pemadam kebakaran. Tanpa diberitahukan biasanya akan datang dua-duanya, dengan asumsi jika terjadi kebakaran maka mobil ambulans pun diperlukan. Kabarnya bunyi sirine ambulans yang piipoopiipoo ini sengaja dibedakan dari suara sirine pemadam kebakaran supaya sang pasien/korban tidak “tegang”.

Nah, kenapa di Jepang nomor teleponnya 119? kenapa tidak ikut Amerika saja yang nain-wan-wan itu? Ternyata dulu pada tahun 1920, ditetapkan nomor 112. Tapi karena telepon jaman itu yang dengan “memutar” nomor ini sering salah pada tahun 1926 diubah menjadi 119. Diharapkan dengan memutar nomor sembilan yang terakhir, sambil menunggu kembali dan tersambung, mampu membuat si penelepon sedikit “tenang”. Tapi sekarang dengan telepon sistem tekan, tidak “ngaruh” ya hehehhe.

Mobil pemadam kebakaran kenapa merah sih? Hmmm saya tidak tahu warna mobil pemadam kebakaran di negara lain…. dan juga kenapa harus merah. Menurut yang saya baca, ternyata alasannya hanya karena warna api itu “merah”, sehingga waktu kita melihat mobil pemadam kebakaran yang merah, kita diharap untuk bisa berhati-hati akan api.

Sudah pernah coba naik ambulans? Waktu saya ke jakarta kemarin, dan ke Rumah Sakit, saya memang cukup heran melihat bermacam-macam ambulans yang datang ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit itu. Setiap rumah sakit mempunyai warna dan tulisannya juga macam-macam. Bahkan kesannya seperti mobil reklame. Dan saya baru sadar bahwa di Jakarta tidak ada ambulans “negeri” yang bisa dipanggil kapan saja dan membawa kita ke RS mana saja. Justru di Jepang tidak ada atau jarang ada ambulans “private”. Tapi tentu saja mau “private” atau “negeri”, sebaiknya jangan sampai deh naik ambulans. Saya pernah merasakannya, dan ….. kalau dalam keadaan sadar goyangannya bisa bikin tambah sakit heheheh, Jadi kalau mau naik ambulans, mending pingsan aja ya ….. Dan untung saja waktu itu saya tidak melahirkan Kai di ambulans…ngga kebayang deh….

Hari ini tanggal 9 November, dalam bahasa Jepang 11-9 angka yang sama dengan nomor telepon Shoubousha.

Cerita Picture Book tentang mobil pemadam kebakaran : Jeepta the little fire engine

14 Replies to “Piipoopiipoo-119

  1. Oh, pantesan tadi tanya: “Telpon jaman dulu diputar kan, Danny, bukan ditekan?”
    Rupanya untuk tulisan ini tho. Hehehe.

    Mestinya mobil pemadam kebakaran warnanya pink saja. Jadi kelihatan centil dan genit gitu. Nggak bikin tegang orang kalau mereka mesti ngebut di jalan. Hehe.

    Ntar kalo aku jadi walikota (hoooeeekkk…!!!), mobil dinas pemadam kuminta ganti warna pink, biar seru!.

    Dulu aku pernah bawa ambulan dari Bandung ke Jakarta. Njemput orang sakit. Waktu itu masih lewat Puncak (belum ada tol Bandung-Cikampek).

    Waktu berangkat dari Bandung, kalau nemu jalan macet dikit, tinggal bunyikan sirene (bukan sirine, hehe), dan orang-orang akan meminggirkan kendaraannya ke tepi. Memberikan kesempatan ambulan kami lewat. Padahal kami belum bawa orang sakit sama sekali. Di dalam ambulan kami hanya ngakak. Hihihi!

  2. Komentar Daniel lucu ;))
    Sebenarnya ada ambulan milik pemerintah, hanya karena kekurangan biaya operasional jadi terlunta-lunta, nggak cuma pasien yang membutuhkan, tapi juga karyawannya & ambulannya sendiri. Banyak ambulan yang rusak, saluran telepon juga banyak yang diputus, karyawan tak digaji. Ah menyedihkan mbak. Beberapa bulan yll ada liputannya di Kompas. Syukur mbak tinggal di negera yang lebih baik sarananya. 🙂

  3. ha..ha telepon putar atau engkol,saya punya cerita seru; saya sering mau nelpon ke orang yg di tuju malah gak jadi,gara gara operator telponnya perempuan,akhirnya ngobrol sama mba operatornya dan sempat jadi temen akrab haa..ha.. 🙂

  4. Eh, Sis.. kalau pake sistem putar dan orangnya keburu2, pasti makin panik.. hehehe….

    Eniwei,
    Mudah-mudahan DM jadi walikota bener deh… Kan aku suka banget warna pink! hehehe…

    Naik mobil ambulance? Belum pernah dan nggak kepingin. Tapi kalau iseng-iseng nyetir ambulance kayak si DM, seru juga.. hahaha… *tolong jitakin DM, Sis! Itu orang kok aneh banget sih…*

  5. Sirene negara Eropa tuh nggak main blas, kayak yg di film Taxi no. 1 sampai 4 itu tuh … Tapi saya pernah jalan-jalan ke salah satu negara Eropa timur, setelah glasnoost, perestroika dan tembok Berlin rubuh, sirene-nya diubah jadi meniru Amerika, aya aya wae …

  6. Kalo di Aus 911-nya 000, buat semua kategori emergency, di indo kalo ga salah ada juga ya, yg buat nge hub polisi gitu?…*samar-samar ingetnya*

  7. Waktu umur 4tahun, saya pernah naik ambulans. Karena manik tidak bisa diambil dari lubang hidung.
    Kenapa maniknya termasuk ke dalam hidung saya lupa.
    Tapi tahu-tahu ambulans datang dan saya naik dengan jalan kaki, bukan dengan dibawa.
    Sangat memalukan. Kok anak yang bisa berjalan sendiri naik ambulans!
    Maniknya langsung keluar kalau dokter ditangani.
    Warna manik itu hijau terang.
    Masih jelas ingat hujaunya manik.

  8. Dengan ini saya menyataken: mengundurkan diri dalam mencalonan walikota. Dengan pertimbangan sebagai berikut:

    1) Lala suka warna pink,
    2) Nggak punya partai, dan
    3) Nggak jelas juga apa ada partai yang mendukung.

    Aku akan pertimbangkan untuk tetap mencalonkan diri dengan mengganti warna lain selagi Lala tetap suka warna pink.

    Sekian. Terima kasih.

    Piipoopiipoo… Piipoopiipoo… Piipoopiipoo…

  9. Di US dan CA mobil pemadam kebakarannya juga berwarna merah. Pernah dengar juga kenapa wananya merah karena mereka memiliki hak istimewa untuk menerobos jalan sehingga eye cathing.

    Pernah naik ambulance sekali waktu teman harus dibawa ke RS karena tindakan nekatnya, dan dia ingin saya yang menemaninya. Waktu itu di Canada dan saya berdoa semoga jangan pernah lagi naik ambulance seumur hidup saya jika Tuhan mengizinkan. thanks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *