Hari Olahraga

12 Okt

Setiap tahun Jepang memperingati hari Olahraga 体育の日 pada bulan Oktober. Sampai beberapa tahun yang lalu selalu jatuh tanggal 10 Oktober, karena pada tanggal 10 Oktober tahun 1964, Olimpiade musim panas ke 18 dilaksanakan di Tokyo. Tokyo Olimpic 東京オリンピック 1964 ini selain menjadi yang pertama untuk Jepang juga yang pertama untuk Asia.  Kemudian sejak tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 10 Oktober ini sebagai Hari Olahraga. Dan sejak tahun 1966 sampai 1999, 34 tahun pelaksanaan hari olahraga ini, curah hujan lebih dari 1 mili hanya 5 kali saja. Berarti, setiap tanggal 10 Oktober PASTI cerah.

Nah salahnya sepertinya sejak tahun 2000 deh…. Karena sejak tahun 2000 ini dipindah tanggalnya, supaya hari Senin bisa libur, jadi bisa libur berturut-turut dari Sabtu-Minggu-Senin. Tanggal 10 yang lalu hari cerah (meskipun saya sakit) dan tanggal 11 yang rencananya dilaksanakan acara olahraga di TK nya Riku hujan dna diundur … Hari ini tanggal 12 akhirnya cuaca bersahabat. AKIBARE 秋晴れ (hari cerah di musim gugur). Lapangan tempat pertandingan hangat, tapi kami yang duduk di sekitar track di bawah pohon, benar-benar menggigil. Karena tidur cuman 2 jam, kepalanya saya kurang tajam, untuk mempersiapkan diri bahwa hari ini akan dingin, jadi cuma pakai baju satu lembar…. Brrrr. Untung saya selalu siapkan baju ganti untuk Kai, sehingga bisa didobel jadi dia tidak kedinginan.

Acara undokai (pertandingan olahraga) di TK Riku ini dimulai pukul 9:15, sesuai rencana, diawali dengan “mini marching band” yang disusul dengan “defile” peserta, 3×3 kelas TK… kelas Nensho 年少 (3 tahun), kelas Nenchu 年中 (4 tahun) dan kelas Nencho 年長 (5 tahun). Wahhh …. anakku pegang pianica dan katanya sih “No problem ma!”. Padahal sebetulnya aku harus melatih dia selama liburan musim panas lalu. Tapi …. wong mamanya ngga bisa alat musik, gimana musti ngajarin. Niatnya sih di jakarta beli pianica tapi ngga jadi. Dan setelah pulang dari mudik itu, sekitar 10 hari menjelang hari H, baru aku latih dia 1 kali hihihi. gomennasai.


Setelah pembukaan, untuk kelasnya RIku, ada pertandingan lari dengan satu kaki diikat dengan kaki papanya. Bahasa jepangnya Ninin sankyaku 二人三脚 (dua orang 3 kaki…bahasa Indonesia nya apa ya?). Kemudian ada parabaloon, memakai kain terpal berbentuk lingkaran membuat bentuk-bentuk balon, mengikuti irama lagu Dreams Come True…gaya deh. Yang menjadi neck (kendala) bagi Riku selama ini adalah relay (estafet) karena larinya lambat (maklum ndut sih)… but akhirnya bisa diselesaikan no problem. Dan terakhir adalah senam seluruh kelas Nencho… membuat bermacam bentuk seperti “suberidai” 滑り台(perosotan), Gunung Fuji, Pyramid, dll. Riku berada di tingkatan ke dua, padahal anak yang berdiri di atasnya kurang bisa menjaga balance. Dia selalu mengeluh…mama…tangan kaki aku skait loh…tapi aku akan berusaha.

Well son, you’ve done your best, and I am proud of you.

Foto di kanan adalah foto seorang teman Riku yang kakinya memakai alat bantu, karena terkena penyakit “moya-moyabyou” (semacam serangan stroke pada anak-anak dan biasanya anak perempuan…. saya pernah bahas di multiply tapi nanti detilnya kalau sudah terkumpul akan saya posting di kesempatan lain). Kami sebetulnya heran dia tetap datang dalam acara ini (mungkin kalau orang Idnoensia sudah “tahu diri” tidak akan hadir) Tapi…. semangatnya dan semangat IBUnya…. Kelas Riku tidak akan bisa menjadi juara, karena anak ini sudah tentu tidak bisa lari. Namun dia didampingi gurunya “gambaru” berusaha, berjalan sepanjang track dengan pandangan mata semua pengunjung….dan mau tidak mau kita semua bertepuk tangan memberi semangat, di setiap langkahnya.… saya tidak bisa menahan air mata… dan semua orang tua kelas Riku juga menangis melihat dia. Satu yang saya senang menyekolahkan Riku di sini, karena tahun lalu pun ada beberapa anak yang memang tidak mampu, tapi tidak ada satupun orang yang menghalangi keikutsertaan anak-anak yang kurang mampu begini. Saya tidak tahu apakah di sekolah (TK) lainnya begini atau tidak, tapi saya suka sekolah ini. Dan saya suka masyarakat Jepang, yang masih mau sabar mengahadapi orang yang lemah dan mempunyai kendala-kendala demikian. Semoga anak-anak Indonesia yang kurang mampu dan mempunyai kendala-kendala seperti ini bisa tetap menikmati pendidikan.

19 Replies to “Hari Olahraga

  1. sunnguh menarik bu ikkyu, kalau pada setiap event hari olahraga anak2 selalu diperkenalkan dengan berbagai olahraga rekreatif semacam itu, kecintaan anak2 terhadap dunia olahraga bisa jadi akan tumbuh dg baik. sayangnya, dunia anak2 di indonesia belum begitu banyak mendapatkan sentuhan perhatian yang cukup dari para pengambil kebijakan. utk main bola di kampung saja, sekarang nyaris dh tak ada tempat. lapangan sdh banyak disulap jadi perkampungan dan kompleks pertokoan, haks.

    Iya masalahnya pemerintah tidak memikirkan kesejahteraan anak-anak sih. Kalau di sini kebalikan, semua tersedia, bahkan diharapkan orang buat anak sebanyak-banyaknya ( yang tidak ditanggapi…la wong mahal hidup di sini)
    EM

  2. Dari semua cerita hari olahraganya, kok aku malah jatuh perhatian pada anak yang diceritakan di tebing tulisan ya. Mengharukan sekali. Ia menularkan semangat. Ia (dan ibunya) seperti hendak berkata: “Aku bisa! Kalian, tentu jauh lebih bisa!” Uih, dahsyat!

    Kalau ada anak yang tidak tergugah, wajib tersipu malu. Ini akan menarik sekali kalau dijadikan tulisan utuh, Mbak Imel.

    Dan yang tak kalah menarik: konsep sekolah Riku itu sendiri. Menakjubkan!

    (membaca tulisan ini, tiba-tiba aku jadi ingat Gola Gong. Ia penulis yang mengetik satu tangan. Awalnya dengan mesin ketik, lalu dengan komputer. Gilanya: dia produktif! Hhh! Penulis yang punya fisik lengkap, tapi tak produktif wajib malu tiada tara!

    Sejak muda Gola Gong juara bulu tangkis. Sampai dikirim ke Jepang. Satu tangan!

    Lebih gila lagi, ia menggendong ransel, melakukan avonturir keliling Indonesia. Lantas keliling Asia.

    Ia seolah ingin berkata: “Aku bisa! Kalian, tentu jauh lebih bisa!” Hhh!

    Yang tidak terkelu, wajib tersipu malu.)

    Thanx, Mbak Imel.

    Saya merasa bersalah Danny. Sebetulnya saya agak maksa tulis ttg anak itu di bagian akhir…mau cepat-cepat posting lalu selesai… padahal tadinya memang saya berniat untuk menjadikannya satu posting yang lengkap. Someday Danny, kalau aku bisa merawi kata seperti kamu. (Ajarin yah)
    EM

  3. Senang sekali membacanya, seharusnya sekolah seperti itu, tak hanya mendidik ilmu, tapi juga kebersamaan dan kepedulian buat anak terhadap sesamanya.

    Membaca komentar Daniel, saya ingat dosen anakku di UGM (akhirnya menikah dengan adik kelas si sulung), dia juga punya satu tangan, pintar sekali, mandiri, bisa naik skuter, dan mendapat beasiswa di Swiss. Dia dan isterinya juga ngeblog, dan isterinya sangat dekat denganku, sering berkirim sms…baru saja mendapat putri yang cantik. Kekurangan kita bisa dibuat menjadi suatu kelebihan, jika kita pantang menyerah.

    Iya bener bu, saya tidka tahu tentang kebersamaan dan kepedulian mereka terhadap sesama. Tapi sepanjang saya melihat di sekitar saya belum ada masalah. Tapi anak-anak diajarkan untuk mencintai ALAM…itu juga belum saya lihat dalam pendidikan di kota-kota besar.
    EM

  4. Mbak, saya nggak bisa menggambarkan keharuan yang membuat saya nggak bisa bicara apa-apa ketika membaca anak perempuan yang terkena moya-moyabyou dan memiliki semangat tinggi untuk mengikuti kegiatan. Pun konsep sekolah yang sangat baik. Berharap di Indonesia ada yang seperti ini, nyatanya negara ini tidak ramah untuk orang-orang yang memiliki kekurangan.

    Saya benar-benar jadi “diam”.

    DIAM dan mangkel ya… kalo mau memikirkan pendidikan Indoensia.(Nanti kita ngobrol lagi di YM yoga hehheeh)
    EM

  5. Nice Post …
    Aku tertarik melihat foto kai dan mamahnya yang sedang tertawa itu …

    It’s sssooo nice …
    It’s sssooo sweet …
    It’s sssooo ceriah …

    Cheers EM
    Salam Saya
    NH

    ceria inspite of kedinginan mas heheheh
    Lagian baru semalamnya aku potong rambutku jadi pendek banget…brrrr….dingin
    EM

  6. Ya Mbak Imel,
    saya terharu baca tentang anak perempuan dengan keterbatasan yang punya semangat baja itu…saya bayangkan saya ada disana, saya pasti sudah peluk anak itu…
    sebuah pelajaran penting untuk kita yang diciptakan “lebih sempurna”, agar kita lebih bisa mensyukuri apa yang kita punya ini…

    Duuuh Ayikk…. aku waktu itu bener-bener udah repot menghapus air mata. And you should see, her smile when she reached the finish line. Sayang aku jauh jadi tidak bisa banyak bikin foto. Foto yang diatas aja aku minta suamiku untuk fotoin.
    EM

  7. @DM:

    Aku baru tahu lho soal Gola Gong itu. Payah ya?
    Pantas kamu kagum sekali sama dia ya, DM. Salam ya, buat dia. Dulu aku cuman baca sedikit saja cerita-ceritanya di Majalah Hai. Itupun mesti rebutan sama si Bro karena dia takut majalahnya lecek 😀

    Eniwei,
    Sis..
    Ini posting yang menggugah sekali. Judulnya menipu 🙂
    Seperti saran si DM, kalau dibikin posting yang utuh, mungkin lebih indah lagi.. (lah, beginipun udah bikin terharu)

    Dan ya
    Selalu ada orang tua yang hebat di balik prestasi anak-anak yang disable, ya. Nggak kebayang deh kalau orang tuanya malah malu dengan kecacatan anaknya… must be horrible!

    Jadi inget Rama dan Bundanya… 🙂

    Posting baru? OK dengan judul Siapkan saputangan hahaha. (becanda) sekalian aku tulis ttg moyamoyabyou.
    YUP, salut pada orang tua yang mempunyai anak disabled.
    EM

  8. wew…. da hari olahraga juga yak di jepang ….
    benar2…. harus dilakuin smapi ketingkat TK sgala salut euy….

    klo di indo, bnyakan ngeyel keknya … 🙂

    Ada…. hehehhe aku ngga tau dih di Indonesia skr sekolahan kayak gimana
    EM

  9. Saya teringat masa SD. Waktu itu, di kelas saya ada seorang anak perempuan yang ada cacat di jantungnya. Karena itu, dia dilarang berorah laga. Tapi setiap tahun di acara pertandingan dia dijatah tugas sebagai narator supaya dia juga bisa ikut acaranya. Perhatian terhadapnya samalah yang di TK Riku.
    Tapi, dalam kehidupan sehari-hari, semuanya seakan terlupakan bagaimana mereka memperhatikannya dalam acara tersebut.
    Dia selalu sendiri. Tidak seorang pun ada yang menemaninya.

    Makanya, saya menyangsikan bukankah perhatian mereka hanya untuk sementara,apakah terharu bukan karena ketabahan anak yang ada cacat, melainkan karena terbuai suasana semata-mata.
    Kalau tidak, kenapa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang serasa dingin dan hambar begini?

    Yah, penyakit gue kambuh lagi.
    Selalu sinis pada cerita yang mengharukan di Jepang.
    ( bisa jadi tanpa kapok saya memancing bantah mbak lagi. hehehe!)

    Aku tahu kenapa kamu sinis gini.
    karena kamu tinggalnya di Osaka. Manusianya kayak gitu. Dingin, semau gue, berantem melulu, kasar …hm apalagi? Lagian kamu SD itu berapa tahun yang lalu? Jaman berubah juga. Kecuali kamu mau kembali ke SD lagi dan melihat bagaimana sekarang.

    Percayalah si temannya Riku itu didukung terus sejak dia masuk rumah sakit tahun lalu, dan bergantian kita menjenguk. Tidak selamanya apa yang terlihat itu bagus, tapi juga bukan berarti semua jelek. Kembali ke individu masing-masing. Dekat rumah saya ada sekolah orang cacat jadi warga sudah biasa. Dan apakah kita harus terus mengasihani orang cacat? TIdak kan? mereka juga bisa dilatih supaya bisa kok. Jangan selalu pesimis terhadap kehidupan. Baca juga kursi roda terbang dari Jepang. Dan saya beruntung mempunyai murid-murid yang punya hati yang hangat.
    Hari ini saya senang karena mendapat email dari kelas bahasa Indonesia kesayangan saya itu, yang mengajak saya ikut dalam foto bersama untuk pembuatan album wisuda. 4 tahun sudah berlalu. Mereka akan menjadi pegawai dan bekerja. 4 tahun yang lalu saya akrab dengan mereka, dan mereka tidak melupakan saya yang hanya mengajar 4x 13 kali pertemuan. dibanding dengan dosen mata kuliah yang lain.
    EM

  10. asyknya..jadi makin pengen ke jepang T_T
    kapan ya kuro bisa kesana..
    kuro tau ada hari olahraga di komik komik aja 😀
    sekarang ada live report dari mbak…heuheu
    thx infonya
    sugoi

    silakan ke sini aja kuro…
    biarpun biaya mahal tapi banyak yang menarik kok di sini hihihihi.
    EM

  11. Mbk Imelllllllll……kangennnnnnnnnnn puollllllllll
    komputerku rusak lagi..jadi ga’ bisa nge Net seenaknya..mesti ke Warnet or dskul..tulisannya pasti dah buanyakkkk dan aku ga’ sempet bacanya..ketinggalan….kabar baik..aku dah dapet beberapa calon neh..doain segera dapet yang Mr. Righ-nya. Tahun depan target nikah biar terwujud..Amiiiin

    Aminnn
    asyik kumpulin aja calon-calonnya lalu diuji….
    ntar kalo kompinya udah beres baru baca dengan santai….
    and jaga kesehatan dik!!! Itu maag jangan kambuh terus.
    EM

  12. Seru banget acaranya. Saya juga berharap suatu saat di Indonesia anak atau orang yang ‘kurang beruntung’ dari segi fisik bisa mendapat kesempatan yang sama dalam setiap event dan tidak ada pandangan mencemooh atau merendahkan. Karena seringnya ‘pandangan’ kitalah yang membuat mereka menjadi rendah diri. Di sini, disabled people sangat independent dan public places and transport juga mendukung mobilitas mereka…

    Iya In, aku tahu pasti di Aussie memperhatikan kesejahteraan disabled. Di sini juga, dan mungkin sebentar lagi akan keluar deh postingan aku tentang gitu-gituan hehehhe. U know, pertama kali aku menemukan ada nursery room di departement store ya di Melbourne itu. Aduh aku kok lupa namanya… Bukan Target… tulisannya hitam/putih ….hmmm
    EM

  13. Pasti Fun banget buat Riku dan teman temannya. Salut juga buat temannya Riku yang memiliki keterbatasan tetapi tidak malu dan tetap semangat serta kesabaran keluarga besar TK nya Riku. Thanks

  14. Pingback: Pentas Seni | Twilight Express

Tinggalkan Balasan ke Melati Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *