Meniti kenangan #2

4 Agu

Hari Jumat tanggal 1 Agustus yang lalu akhirnya aku bisa bertemu lagi dnegan teman-teman waktu SMP. Terakhir buat acara gini th 2006. Dan katanya sih setelah itu belum ada pertemuan lagi. Berhubung ibu Lurah, si monica hamil dan melahirkan (then aku juga hehehe). Reuni terakhir yang aku hadiri di Izzi Pizza, dan th 2008 ini bertempat di Urban Kitchen Pasific Place lantai 5…dari jam 7 malam sampai beberapa orang tinggal nongkrong di Starbuck yang tutup jam 11 malam….gelaaaap banget satu lantai tuh…. Ngga mau deh ke WC sendirian kalau udah jam segini.

Ada sekitar 20 orang yang berhasil dikumpulkan (hihihi kayak barang aja), but ternyata masih banyak yang terlewatkan, alias tidak tercover SMS-an aku. Sorry untuk Shinto kalau baca blog ini, juga Paulina… karna nomor kamu hilang ngga tau kemana (PDA aku ke-reset sih). Juga ada 2 orang yang terpaksa membatalkan karena sakit (Palupi) dan Shinta Ambar karena harus ke bandung urusan Dharma Wanita (huh untung aku tidak ada harus ikut kegiatan DW gitu hihih). But Sinta masih sempet-sempetnya anterin rendang yang top markotop itu ke rumah hari Sabtunya. (Nta…kayaknya rendangnya bakal habis sebelum aku balik ke Tokyo nih)

Entah kenapa aku memang lebih senang reunian dengan teman SMP daripada SMA. Mungkin, karena SMA saya cewek semua, sehingga membosankan hihihi. Dan jumlah 3×50 orang per angkatan masih lebih memungkinkan kita mengenal wajah teman seangkatan. Tentu saja banyak kenangan selama di SMP (baca : Who am I). Dan setelah sekian tahun (hmmm dari sejak masuk SMP th 1979 -lulus 1983 ***ada perpanjangan 6 bulan nih di sini) wajah tidak berubah, tapi memang banyak yang bertambah subur….termasuk saya tentunya.

Tapi ada juga yang malah bertambah kurus, seperti Devi (bener-bener kita 25 th tidak ketemu ya Dev), Siswi (kalo siswi mah setiap aku ke Jakarta pasti aku laporan —alias berobat ke RSPP), dan Dede kuda (iya deh de,… Aku suka khawatir liat badan kamu apalagi kamu suka ngerokok gitu… makan banyakan dong jangan kasih ke kuda kamu mulu hihihi. Masih suka nge jocki ngga sih? === goblok kok tanya di sini, tanya langsung ke orangnya atuh)

Romo Ari yang pertama hadir… bahkan katanya sudah sempat menonton film dulu (aduh Romo… sempet-sempetnya, eh tapi sekalian ya keluar dari Klender). Beliau ini merayakan 10 tahun Imamat tgl 14 Agustus nanti. Selamat ya mo…., but kayaknya aku masih belum bisa deh ngaku dosa sama kamu hihihi. Romo Ari bermaksud mengadakan reuni keluarga yang pake nginep (aku tahu tuh si Romo maunya ngurusin anak2 aja kan…udah yang lain kalo ngga mau bawa spouse dan anak, Romo urus anakku saja deh. Untuk itu belajar bahasa Jepang standar ya…) So… tahun depan kita akan nginep bareng ya….  but jangan di Wisma Samadi ya Rom. ngga bisa hahahihi. Nanti saya bantu arrange dari Tokyo.

Sudah minum “Sapporo” setengah gelas… (hei, aku baru ketemu tempat yang jual Sapporo tuh di situ… 35.000 rupiah kalau di Jepang 350 yen, so so) si Fara Sasanti datang…. duh bener deh 25 tahun ngga ketemu. Dulu aku dan Santi ini satu mobil jemputan om Dharmaji rutenya mtb-dempo-singgalang-lamandau-barito… Kangen sama si Om yang kebapakan gitu (tapi supir-supirnya genit-genit, novi pernah tabok satu supir gara-gara colek aku hahaha, novi emang galak…or…akunya yang terlalu takut/diem)

Sesudah it ibu Uti datang, Siswi dan Nanik. Aku tidak sangka Nanik datang sebenernya. Sejak aku rubah tempat pertemuan dari Gd Karya ke PP sini, dia tidak kasih kabar akan datang. Soalnya Nanik ini bener-bener masih anak mami, pulang harus diantar. Untung ada yang antar dia pulang sehingga aku ngga usah antar naik taksi hehehhe.

Tapi kayaknya lain kali jangan di Urban Kitchen deh…ngga bisa ngobrol kecuali sama temen samping kamu, karena terlalu ribut BGM nya, musti teriak-teriak ngomongnya. Meskipun sistem pembayarannya praktis, kamu bayar apa yang kamu makan/minum. Ngomong-ngomong soal makanan, aku malam itu praktis tidak makan, hanya minum saja. Soalnya aku beli Sop Buntut, niatnya makan berdua Siswi… eeee asiiiiiiiiiiiin sekali. No way deh… Jadi deh isi perut aku malam itu cuma cairan + kopi Starbuck deh. Sampai di rumah jam 11:30, dianter Pak Coca-cola, mantan ketua kelas all the years, Wawam. Sayang tahun ini aku ngga sempat kumpulin gimmicks dari cola di Jepang.

buat yang mau lihat foto-foto lainnya bisa dilihat di : Multiply aku

Kalau bisa kembalikan waktu…

4 Agu

Kalau mama bisa jadi kecil lalu besar sekali lagi mama mau jadi apa? …demikian Riku bertanya padaku pagi ini.

Hmmm apa ya?

“Mama mau jadi orang kaya aja Riku, biar bisa punya pesawat pribadi, punya rumah di Jakarta dan Jepang….”

“Kalau Riku?”

“Riku mau jadi semua… orang kaya, hero, polisi, pemadam kebakaran, pokoknya SEMUA…. trus jadi orang kaya…”

“Aku ingin cepat-cepat umur 6 tahun … Kan Dharma sudah besar…Aku ingin cepat-cepat ulang tahun mau cepat-cepat umur 6 tahun…”

Dia ngga tahu, kalau dia 6 tahun berarti mulai masuk SD, dan belum tentu setiap musim panas kita bisa mudik ke Jakarta, apalagi di kelas5-6 an, karena harus prepare masuk SMP. Battle of life start on 6 y.o. Yang pusing ibunya deh hehehe.

———Apakah kamu mau me-rewind waktu yang telah lewat? Aku tidak. Aku bahagia dengan keadaanku ini. Dan waktu yang telah berlalu itulah yang membuatku begini. Meskipun ada getir, perih dan putus asa… aku tidak mau me-rewind waktuku meski untuk 1 hari atau 1 minggu saja. Biarlah semua berlalu dan menjadi tunas untuk sesuatu yang baru, dengan airmata cinta dan sinar kasih, serta bekal pengalaman. ——

Bukan Sabtu Biasa

3 Agu

Pagi-pagi aku sudah terbangun, dan membuka laptopku. Baca berita Jepang, dan buat satu posting ringan. Hari Sabtu ini bukan Sabtu Biasa. Karena Sabtu ini Tina akan kembali ke Jepang. My lovely sister ini sudah berkorban mengambil jatah cutinya untuk temani aku ke sini, dan tentu saja untuk bersama-sama merayakan ulang tahun papa. Dia worried bagaiman jika aku pulang sendirian nanti. Tidak ada yang membantu check in dsb dsb. Hei sister, aku harus bisa sendiri meskipun itu sulit. Malah aku worry sama kamu, apakah kamu bisa melewati perjalanan panjang sendiri tanpa merasa panik. Kita memang harus saling membantu ya. Sama-sama punya penyakit “jiwa” yaitu Panic Syndrome. How I hate that condition.

Mama juga belum apa-apa sudah khawatir… bagaimana aku bisa pulang sendiri. Duhhh masih lama ini (hmm and its ticking) And she said, “Tina kamu datang lagi jemput Imelda”. Huh… mending tiketnya dibeliin untuk my husband lah…or tante Mariko (eh Mariko bercanda loh… Aku tahu kamu juga worry, dan kalau kamu nekat mungkin kamu sudah beli tiket… but I’ll be ok!!)

Sabtu ini juga ada acara siraman/midodareni dari Ima, keponakan kami (duh berasa tua deh) anak dari Uud, Udiman. Dan itu siraman itu mama harus pakai kebaya. Jadi aku temani mama ke salon untuk set rambutnya. Jam 10 pagi sudah nongkrong di Kumarii. Sementara mama ditangani mbaknya, aku tanya apakah rambutku yang nanggung itu bisa ditangani juga. Soalnya ada warnanya jadi tidak bisa pake tempelan…. And tada…. si mbaknya buat modelnya berjambul gitu sih… Aku kaget juga waktu buka mata setelah memejamkan mata barang 10  menitan (dia pakai banyak sekali hairspray, and its itchy u know) Hmm jadi ingat fotonya si Audry Hepburn (Tina bilang…..jauhhh mel hahahah)

Selesai sekitar jam 11, pulang ke rumah sambil tunggu Lala dan mbak Neph. Mereka mau belanja di Melawai katanya. Tahu-tahu lala telpon, ngga jadi ke Melawai karena macet, so langsung ke rumah aja. Aku memang niat bawa Riku dan Kai hari ini. Penebus dosa aku telantarin Riku… Dia tidak mau makan kemarin malam, hanya karena tunggu aku dan mau makan dengan aku saja. Waktu aku pulang kemarin pukul 11:30 Mama langsung cerita bahwa dia tungguin aku di pagar rumah… Maafkan mama anakku.

Ootoya

So, kami berlima akhirnya sampai juga di Senayan City. Yang mengherankan Riku ingat tempat ini. Padahal baru satu kali kita ke sini, sekitar 2 tahun yang lalu, waktu aku belum hamil Kai, dan Senayan City baru dibuka, masih sepi, masih under construction sebagian. Dia ingat pernah makan es krim Baskin Robbins di sini. Hmmm Riku benar-benar seperti aku, he still remember the details. Dan aku tunjukkan dia restoran yang kita bersama Opa dan Oma dulu masuki.

Tujuan utama adalah Ootoya. Rupanya restoran Jepang itu terletak di lantai 5. So, kita naik lift yang ada. (Hmmm aku heran untuk tempat yang segini luas, kenapa liftnya hanya ada 2… dan selalu penuh. Sulit dong untuk yang bawa baby car kalau harus naik eskalator. Kayak gini ini Indonesia harus belajar. Kalau di Jepang Lift diutamakan untuk baby car dan disable person. Manusia-manusia sehat harus memberikan prioritas pada bayi dan orang tua… dimana saja).

(La…. I am not Wonder Woman kok… I am a woman wondering something maybe)

Makanan di Ootoya itu enak. Sama lah dengan Jepang. Harganya juga sama dengan Jepang, so mahal untuk ukuran Indonesia (eh ngga tau deh mahal atau ngga hehehe kan standar orang beda-beda). Tapi aku rela kok keluarin duit kalau makanannya enak. Sayang mereka tidak punya sushi/sashimi, dan belum ada soba dinginnya. Baru ada Udon saja. Pesen makanannya ngga tanggung-tanggung (as usual) sempet khawatir juga kalau tidak habis, but habis loh saudara-saudara. Riku banyak makan juga. Yappari Menrui ga suki dane. Kai juga makan nasi tororo/jako. Dan si Lala juga menikmati nasi Jepang (la, bener loh, kalo kamu di Jepang, kudu hati-hati dengan your appetite begitu). Mungkin Lala juga heran kali ya kok aku jarang makan tapi bisa segede gini heheheh. Otomatis kemarin aku ngga makan nasi. Ngga nafsu makan juga.

Anyway, kita meninggalkan Ootoya dengan piring yang bersih (hampir licin deh) dan menuju ke lantai 1, karena Riku mau main. Nah… dalam lift itu aku bertemu seorang bapak yang familiar, yang sedang mengetik PDA nya. Hmmm I’ve met him somewhere. Karena dia liatin Kai, saya tegur dia,

“Pak…. masih ingat saya?”

Dia liat ke mukaku, dan aku tahu dia tidak ingat. Ya jelas saja dong…. aku kan bersanggul hahhaah.

“Bapak dulu di KBRI kan… saya Imelda”

“Astaga… loh kamu sudah di sini?””Ini anak kamu””Masih di Radio?” bla bla bla. Akhirnya sempat bercakap-cakap.

But sesungguhnya sampai aku tegur dia, aku lupa namanya. Pak Sakidin? maybe. Yang pasti bapak mantan Atase Penerangan karena beliau pernah minta aku jadi MC untuk suatu acara. Duh gitu deh sekarang, I forgot the names. Too many people I’ve met.

Riku bermain sebentar di lantai 1 itu. Tadinya aku mau ajak kembali ke lantai 4 or 5 untuk main game, but… liftnya penuh terus jadi kita ngga bisa masuk lift. Akhirnya akirameru dan pulang. Senin or Selasa aku ajak kamu ke Kidzania kiddo. Just the two of us. It will be a date.

Sambil pindahin foto-foto dan ngobrol-ngobrol di rumah, menunggu waktu Tina harus diantar ke Cengkareng. Aku dan anak2 tinggal, karena Novi sekeluarga, opa, oma semua akan mengantar Tina. (Dan semua tumplek dalam satu kijang….) Kira-kira jam 7 malam, sesudah berdoa bersama Tina leave for Tokyo. Terima kasih banyak sis, untuk kehadiran kamu selama 2 minggu ini.

And jam 8 malam, aku harus melepas lagi kepergian my new sister, Lala. Dia akan pulang kembali ke Sby besok pagi. It was too short …our time together… Tapi begitu dipenuhi oleh emosi yang sulit dimengerti. Enggan melepaskan pelukan itu…but… as you said… Life goes on. Next year? I don’t know… I’ll try. Sarainen?  Or maybe this christmas? Nobody knows. Yang pasti, kita punya kehidupan yang harus dijalani. Time will tell…

Time will heal…

Que sera sera.

Yang pasti, setelah semua sepi. Aku masuk kamar karena Kai menangis. Biar aku gendong, biar aku bujuk, biar aku kasih susu, dia menangis terus. Seakan dia tahu bahwa Tantenya Titin tidak ada. And … Aku jadi menangis juga… sambil memandang tempat tidur di sebelahku. Dan Riku berkata,

“Mama jangan nangis…masih ada Riku”…

“IYa sayang…mama tahu.”

dan Riku juga menangis…. Jadi deh bertiga ibu-anak berpelukan dan menangis tersedu-sedu. Sambil dalam pikiranku, aku membayangkan tgl 18 nanti… duh apa kuat ya aku? Lalu aku tanya,

“Kenapa Riku nangis?”

“Kangen tante Titin… kangen semua yang di Jepang”

“Papa? Tante Mariko? A-chan? Ta-chan?”…

“Iya semua….”

HOMESICK.

Ok, kita telepon papa yuukk. Lalu aku biarkan dia bicara dengan papanya. Bercerita tentang satu hari kegiatan dia. Dia sempat berenang dengan Opa pagi-pagi sementara aku ke Salon.

Riku tertidur jam  9 malam, tapi Kai baru tidur jam 11:30 malam…. Padahal aku juga sudah capek dan ngantuk. Tapi setelah Kai tertidur, aku ngga bisa tidur. Sambil dengar The Lighthouse Family…. sambil chatting dengan Lala…sambil edit foto-foto…Sampai Lala memutuskan percakapan di YM, aku masih tidak bisa tidur…. Too much for today. But aku paksa tidur ketika jam di komputerku menunjuk waktu 4:30 (2:30 WIB) Sabtu ini memang bukan Sabtu BIASA.

Honey and Pants

2 Agu

Nah loh apa hubungannya si Honey and Pants. Kecuali Honeynya sebutan pengganti darling, yang (mestinya) pakai pants… gubrak… udah ah ntar saya dibilang jorse lagi.

Tidak bermaksud untuk jorse. Tapi hari ini tanggal 2 Agustus ditulis dalam bahasa Jepang 8-2 itu bisa baca menjadi Ha (dari Hachi) – ni jadinya peringatan untuk honey alias madu deh. Dan 8-2 itu katanya bisa dibaca menjadi PAN (kayaknya ini lebih cocok ke bhs Indo deh delapan) –TSU (dari bahasa inggris two –tu —japlishnya tsu), sehingga hari ini juga jadi peringatan untuk Pants, alias cel-dal. Yang pants ini ditetapkan sendiri oleh sebuah perusahaan pakaian dalam Isokai, dan katanya wanita-wanita bisa memberikan hadiah celana dalam untuk pria idamannya — diam-diam… Huh dasar kapitalis. Segala macam dibuat jadi produk.

Hmmm mau pergi dulu ah beli celana dalam untuk ….. (Wonder Man hihihi) — ayo la, sama-sama belanja sebelum kamu pulang ke sby….  (Kalo asunaro girls nya beli pants untuk asunaro boysnya bisa geger dunia per-blog-an yah hahaha)  ssstttt ada yang merah loh mukanya….

Iseng

1 Agu

Di Facebook banyak sekali app. Kadang males juga terima sekian banyak invitation untuk add applicationnya. Kalo koneksi lemot bisa bikin orang kesel pokoknya. But kemarin iseng cari apa arti hari ulang tahunmu. Mustinya sih aku dan gen sama, tapi karena tahunnya beda, mungkin saja lain ya. Anyway, kecuali Successful Career Path, yang lainnya bener deh…. Masak aku kerja di Fashion, ngga ku ku deh ya….. Atau mungkin seharusnya aku di situ? Hmmm butuh berapa tahun lagi setelah suksesin dulu program diet, program kecantikan, dsb dsb… Laaah begitu siap udah keburu nenek-nenek atuh (hmmm meskipun utk sebagian orang di sini aku sudah OMA hahaha)

14 January
Lucky Color: Amber
Personality Strengths: Compassion, Sensuality
Personality Weakness(es): Impatience
Successful Career Path: Fashion
Sense of Humor Style: Slapstick
Adjectives to Describe You: bold, enterprising
Description:
Mature and understanding – you are the wise person of the group. Cautiously optimistic by nature, you have a better and more balanced perspective on things are you as compared to the people you associate with – everyone turns to you for advice, as they should!

I want a friend

1 Agu

Saya ingin share sebuah puisi karya Eka Budianta (エカ・ブディアンタ・詩人・作家、1956 年生まれ), my senior di IKAJA (Ikatan Alumni Japanologi) UI yang cocok untuk saya saat ini. Saya ingat pernah email langsung Mas Eka minta ijin pemuatan puisinya dalam acara radio waktu lengsernya alm Pres Suharto back in 1998. Mas Eka banyak berkecimpung dalam environmental issues, just like my father.

Dan….. what a blessing. Ternyata papa bisa menghubungi Mas Eka, dan janjian untuk bertemu bersama hari ini tanggal 31 Juli 2008. Namun karena Mas Eka buru-buru juga, cuman sempat sebentar di rumah saya. Wow…. seneng sekali bisa bertemu Mas Eka, meskipun baru pertama kali, serasa sudah kenal lama. Saya senang sekali Mas Eka masih ingat nama saya…(Mungkin dari milis Ikaja ya Mas… or karena nama bapak saya yang aneh hehehe).

Anyway, meskipun Mas Eka angkatannya 11 th di atas saya, kami bercakap-cakap tentang suatu fenomena aneh yang terdapat di Indonesia, yaitu kenyataan bahwa “tidak ada kesadaran tentang waktu”. Semisal cerita Urashimataro di Jepang, yang dia menghilang selama 300 (Or 400 tahun) dan kembali, tidak ada (or kami belum menemukan) cerita rakyat Indonesia yang menyatakan suatu “waktu”. That means,…. memang orang Indonesia tidak mementingkan waktu. No sense of time. (bisa jadi bahan disertasi nih hehhehe)

Saya juga diberi hadiah sebuah buku karangan Mas Eka, yaitu sebuah biografi dari Pak Rooseno. Domo Arigatougozaimasu Sempai. Dan kalau Mas Eka baca blog ini, maafkan kalau mungkin ada kata-kata yang salah ya. Kokoro kara sonkei shiteimasu.Kansha wo moushiagemasu.

Aku ingin seorang teman

Aku ingin seorang teman
yang senyumnya bertahan
dalam gemuruh kota dan sunyi desa
Aku ingin seorang teman
yang tidak putus asa di muim kemarau
dan tidak sombong di musim hujan

Aku ingin seorang teman
yang nafasnya tetap teratur
dalam keributan dan keheningan
Aku ingin seorang teman
yang bisa memisahkan urusan pribadi
dan kepentingan banyak orang

Kalau boleh aku ingin memilih teman
yang tetap berpikir jernih
di dalam keruhnya zaman
yang sanggup mendengar
pujian maupun ejekan
yang tetap punya harapan
pada saat orang lain ketakutan
yang tetap bersih dan sehat
pada saat semua jadi jorok dan sakit-sakitan

Tapi aku tahu semua teman bisa pergi
untuk sementara atau selamanya
Seorang teman bisa berkelit,
bisa jadi pikun atau pura-pura lupa
Sementara aku sendiri juga bisa mati
sebelum rumah persahabatan
selesai kubangun untuknya

Karena itu aku ingin seorang teman
yang bersedia tinggal di hati-kecilku
dan memberikan ruang di dalam hatinya.

Jakarta, 11 Juli 2003
by Eka Budianta
dalam “50 Puisi Pilihan -50 Selected Poems HADIAH SEORANG AYAH A Father’s gift”
ISBN 979-3778-40-7