Wan-wan atau nya-nya?

14 Mei

Dalam bahasa Jepang, bunyi suara anjing menyalak bukan guk-guk atau gong-gong tapi WAN-WAN. Dan kalau kucing mengeong dalam bahasa Jepangnya NYA-NYA. Lucu ya? Kesan untuk inu (anjing) sepertinya kecil, imut tidak cocok sebagai penjaga rumah yang mengerikan. Sedangkan si neko (kucing) pas deh. Manja, tapi minta dijitak….hehehe. Terus terang saja, saya tidak suka kucing. Karena menurut saya kucing adalah makhluk terculas di dunia perhewanan…hihihi Maaf bagi yang suka kucing.

Nah kali ini yang mendapat perhatian saya adalah si Wan-wan (bukan Wawan loh). Sebetulnya harusnya tulis kemarin karena tanggal 13 Mei, adalah hari peringatan untuk AIKEN (anjing kesayangan-anjing piaraan). Saya suka anjing. Dulu di Jakarta saya (keluarga saya) pernah memelihara anjing herder, German Sherped (dikasih orang) yang kami beri nama Nero. Kala itu si Nero kalau berdiri, tingginya melebihi saya yang masih SD. Waktu dia pertama datang, kami semua takut untuk pergi ke ruang belakang, karena harus melewati si Nero. Saya ingat pernah naik meja setrika sambil panggil-panggil bibi…”Bi…..Nero bi….” Lalu saya baru bisa masuk ke dalam rumah setelah si Nero dijagain si Bibi.

Apa semua di keluarga saya suka anjing? Tidak semua. Yang pasti tidak suka (=benci) anjing adalah mama. Tapi bisa dimengerti karena waktu muda mama pernah digigit anjing, dan harus disuntik anti rabies… dan itu sakiiiiit sekali katanya. Suntiknya juga di perut. (kebayang ngga ya, biasanya di lengan, kaki, pantat, paha …ini di perut) Jadi maklum saja. Dia bilang, saya akan kasih makan dia, tapi jangan harap lebih.

Nah, susahnya kalau dapat anjing yang breed begini sebetulnya kan harus diperhatikan makannya. Tapi namanya keluarga pas-pasan bagaimana bisa beli dog food? Ya si Nero harus bisa menyesuaikan dengan apa yang kita makan. Nasi dengan rebusan sayur dikasih daging sedikit, atau sisa-sisa makanan. Mungkin karena kebanyakan makan kangkung juga, jadi si Nero cepet Letoi deh. Kasian Nero salah dapat majikan tuh.

Masih untung dia dapat tempat bermain yang luas, karena halaman belakang rumah kami masih luas saat itu. Masih bisa berlari-lari mengejar tikus. Dia adalah penangkap tikus yang handal. Karena tikus di tempat kami besarnya hampir sebesar kucing, jadi kucing-kucing tidak ada yang berani menangkap tikus. Adanya kucing-kucing itu memakan anak kelinci peliharaan kami…huh sebel banget waktu aku temukan usus kelinci di halaman belakang.

Setelah tiba di Jepang, baru saya tahu bahwa umur anjing itu tidak sepanjang manusia (atarimae ka? wajar saja ya). Kalau anjing berbadan besar maximum hidup sampai 15 tahun, sedangkan anjing kecil 20 tahun. Setelah anak anjing berusia 1 tahun, maka setiap tahun yang dilewatinya = 4 tahun nya manusia. Kira-kira begitu cara menghitungnya. Berarti Nero waktu itu mati juga karena ketuaan. Terakhir keliatan dia sepertinya buta dan bulunya rontok semua. Waktu dia mati, dikubur di halaman belakang rumah. Di sana yang pasti ada 2 “makam” anjing keluarga kita.

Setelah Nero mati, kita sempat memelihara beberapa jenis anjing “kampung” pemberian teman-teman papa. Ada yang seperti Lassy, ada yang kecil berbulu coklat campuran dachs hund, sehingga kita beri nama “choko”. Si Choko ini melarikan diri lewat got, dan hilang tak berbekas. Setelah memelihara 4-5 anjing, kami tidak bisa memelihara lagi karena mbak yang membantu kami dengan pekerjaan rumah tidak mau memberi makan. Dan jika kami memelihara anjing, kami harus bisa menerima bahwa tidak ada prt yang mau bekerja di rumah kami. Jadi sejak itu pula tidak ada salakan anjing dari rumah kami.

Sekarang, di Tokyo apa saya mau memelihara anjing? Saya suka anjing, tapi untuk memeliharanya tidak ada keberanian. Selain masalah ekonomi, untuk bisa memelihara anjing, kami harus memilih apartemen yang memperbolehkan kami memelihara binatang piaraan (dan biasanya di atas standar harga umum). Atau kami harus membeli rumah sendiri (ngga mungkin deh untuk sekarang). Selain itu kami harus membawa si anjing berjalan-jalan setiap hari karena halaman rumah yang tidak memungkinkan anjing bisa berlari-lari membuang energinya. Dan yang PALING membuat saya tidak mau memelihara anjing, yaitu bahwa kami harus membawa pulang kotoran anjing yang dikeluarkan si anjing di tengah jalan. Coba Anda jalan-jalan di Tokyo, tidak ada kotoran anjing yang berceceran di jalan karena itu. Mau memelihara harus mau bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan. Kalau kotoran anak sendiri sih boleh deh, tapi kalau anjing? Saya belum sebegitu fanatiknya pada anjing. Meskipun hal itu wajar-wajar saja bagi kebanyakan orang Jepang, biasanya yang tidak mempunyai anak sehingga menganggap anjing (atau kucing) nya sebagai anaknya, yang dicium-cium, dibelai-belai, diajak tidur bersama dsb dsb sebagai layaknya anak sendiri. Kadang saya berpikir, kalau tidak mau punya anak (itu juga hak mereka) mbok yo lebih baik uangnya dipakai untuk menjadi orang tua asuh kek, sumbangin ke panti asuhan kek, daripada dipakai untuk anjing. Tapi yah… setiap orang berhak atas penggunaan uang pribadinya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Berikut petunjuk bagi mereka yang mau memelihara anjing di Jepang.

Anda bisa memelihara anjing di Jepang, selama tidak melanggar peraturan masyarakat sekitar. Jika anda memelihara anjing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama, Anda harus mendaftarkan anjing Anda di Fukushi Hoken Senta yang paling dekat rumah anda, begitu anjing Anda berumur 91 hari. Anda harus mendaftarkannya dalam waktu 30 hari, dan pendaftaran juga bisa dilakukan setelah anjing menerima vaksin anti rabies. Jika Anda mendaftarkan anjing Anda akan diberikan tanda ijin yang dinamakan kansatsu, yang harus dipasang pada ikat leher anjing Anda. Pendaftaran dilakukan satu kali yang berlaku seumur hidup. Tetapi jika Anda pindah rumah atau jika anjing pindah pemilik, maka Anda harus segera memberitahukan kepada pemerintah daerah.

Vaksinasi rabies dilakukan setelah anjing berumur 91 hari dan diulang setahun sekali. Vaksinasi ini dilakukan di dokter hewan dekat rumah Anda. Setelah selesai Anda akan mendapatkan tanda sudah vaksinasi yang harus dipasang pada ikat leher anjing Anda. Setiap tahun bulan April dan Mei diadakan suntik vaksinasi massal di depan balaikota, atau kantor swasta, taman dll, Informasi tentang ini dapat dibaca di bulletin pemda.Dibeberapa tempat, pemilik anjing akan diberitahukan melalui kartu pos.

Waktu Anda memelihara anjing, Anda harus menanyakan kepada pemilik apartemen atau kondominium Anda apakah boleh memelihara binatang di rumah Anda. Kemudian Anda juga harus menjaga kebersihan lingkungan sehingga waktu Anda mengajak anjing Anda untuk berjalan-jalan harus membawa kantong plastik untuk membersihkan kotoran anjing Anda dan membawa pulang untuk dibuang di wc rumah Anda.

Photobucket
Foto saya bersama Dai, anjing di rumah mertua. Kiri bersama Nero di usia SMP.

13 Replies to “Wan-wan atau nya-nya?

  1. Kalau anjing menggigit manusia, bukan berita. Tapi kalau manusia menggigit anjing, baru berita (kecuali di Batak dan Manado) He… he…
    Saya juga agak trauma dengan anjing karena waktu kecil sering dikejar2 anjing tetangga. Memang orang ada yang sangat sayang dengan hewan ada yang nggak. Saya termasuk yang nggak suka. Kecuali hewan yang dimakan (ayam, sapi). He he…

    hahaha…saya mah malah ngga suka pelihara ayam atau sapi, kalo pelihara kan ngga bakal bisa makan….ada teman saya punya peternakan sapi, dia sama sekali tidak bisa makan sapi. Katanya sapi itu lucu, ngga tega makannya….

  2. hmm ditempatku g da anjing mbak…
    tapi emang dasarnya aku juga takut.. hehe

    pasti binatangnya juga takut sama kamu hihih

  3. kotoran anjing di bawa pulang?? nice..

    berarti pas lagi jalan2 sama anjingnya, trus ada yg minta oleh2 gitu mba, ya udah kasih aja kotoran anjing sebagai oleh2nya.. hihii..

    btw kok bisa sih bilang kalo kucing itu hewan terculas?? *protes mode on

    hahaha iya. jadi kalo mau ajak jalan-jalan anjing harus bawa plastik. Soal kasih oleh-oleh ke orang….itu sih kamu kali hihihi. Sorry deh kalo tersinggung dibilang kucing terculas. Soalnya kucing biar gimana juga pasti nyuri makanan kalo majikannya ngga ada. hihihi

  4. Karena menurut saya kucing adalah makhluk terculas di dunia perhewanan…. …

    Setujuh … !!!

    Eh tapi mungkin memang dasarnya si Trainer ini gak suka Binatang kali ya …

  5. Satu lagi …
    Ada istilah “Kucing Garong” sudah pernah dengar Em … ???

    Ya begitulah kira-kira … diluar klamar-klemer jaim, sok imut …

    tapi dibelakang … huaahahah guanas … gak boleh lihat “ikan mulus” … !!

    wah itu baru denger tuh mas…kucing garong…ntar cari deh kucing garong di pasar.

  6. Saya juga ngga gitu suka sama kucing, bukan karena culas, saya ngga kenal jadi ngga tahu culas atau tidaknya. Tapi terutama karena jorok dan bau. Tapi kalau kucing dan anjing yang dibawa ke salon binatang, pada wangi kali ya…
    -Mee-

    hihihi jelas wangi, asal jangan dimasukin mesin cuci dan dikasih SoftnFresh hihihi

  7. Mbak itu kok shoutboxnya hilang..?..ee aku mau nanya mbak punya nomer softbank ga..aku dah buka softbank..kalu ada tukaran yukk biar bisa ngrumpi gratis heheheee…

    hahaha mega…shoutbox aku copot aja, spy sidebarnya ngga keramean hihiih… ya udah ntar aku telp ke kamu.aku ada no softbank juga.

  8. pernah punya anjing, dulu wakti di kampung, ya namanya anjing kampung hehehe.

    hai….terima kasih komentarnya…. anjing kampung ya? banyak temennya tuh pasti hihihi.

  9. Sebelum saya menikah suami saya sudah punya anjing dan sekarang juga menjadi anjing di keluarga kami. Karena saya muslim pertama tama saya risih sekali sama anjing karena mesti bersihkan diri berkali kali. Tetapi anjing adalah binatang yang sangat cerdas, Tessi nama anjingku dia tau aku tidak suka dijilat dan Tessi tidak pernah menjilat aku sama sekali,Tapi ke suamiku dan ke teman yang pernah menjaga dia, sesekali dia lakukan karena menjilat adalah expresi anjing untuk menunjukkan kasih sayangnya dan please masternya.

    Disini juga sama Kak Imelda, tapi suntik rabiesnya Tessi 3 tahun sekali, kebetulan kita ada halaman buat dia jadi nga perlu bawa kantong plastik untuk kotorannya. Dan bisanya kami bawa Tessi ke Pet smart 3 bulan sekali untuk bath, pedipaw, membersihkan gigi, menyegarkan bau mulut atau mensterilkan mulut dll biasanya kita cuman bayar $ 49.

    Untuk pajak kalau ngak salah hanya $150 untuk 3 tahun. Beda dengan di Germany, kata mertuaku pajak anjing sebulannya kalau ngak salah 10 Euro.

    Untuk makanan lumayan gampang karena kita hanya memberikan makanan anjing yang kering itu jadi ngak terlalu ribet. Si Tessi tidak pernah mendapatkan makanan manusia jadi dia tidak pernah begging di dapur atau di ruang makan. Karena dia tidak tahu rasanya makanan manusia.

    Dan kami juga tidak memperbolehkan Tessi naik ke tempat tidur kami dia memiliki tempat tidur sendiri dan dia juga tidak kami ijinkan naik ke couch hanya sesekali saja dan itupun atas ijin suamiku dia ngak berani naik ke couch tanpa ijin suamiku. Kadang aku suruh dia naik ke couch dia akan melihat dulu ke suamiku, kalau suamiku bilang iya baru dia naik. Sebelum mengenal Tessi aku juga takut sama anjing. he he he he. Anjing tenyata binatang yang lucu. thanks

    Anjing itu amat mengerti perasaan tuannya loh Yulis. Aku suka anjing, tapi untuk pelihara perlu tanggung jawab besar mungkin lebih dari anak sendiri hehehe. wah Tessi baik sekali…pengen punya anjing seperti Tessi ahh, sayang aku ngga bisa pelihara anjing di sini karena mansion.

  10. Pingback: Teh | Twilight Express

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *