Aduuuh aku sambil tulis posting ini ketawa-ketawa sendiri, gara-gara Riku latihan bernyanyi keras-keras di dalam kamar. Dia baru selesai nonton Kim Possible di Disney Chanel, yang ceritanya tentang si Kim ini ikut perlombaan menyanyi. Riku bilang dia juga mau jadi penyanyi, jadi perlu latihan…jangan dengarin ya…. Udah gitu lagunya pakai lirik buatannya dia sendiri…. mirip sama aku yang nyanyi lagu selalu ganti lirik sendiri alias ngga hafal.
OK… sesuai dengan judul topik hari ini, Ponette. Pagi ini aku berhasil memindahkan film ini dari video menjadi DVD Video yang bisa dipasang di seluruh player. Aku mau kirim hasil kopian itu ke Zay di yokohama…. sudah 2 minggu yang lalu janjinya, tapi baru berhasil hari ini. Siapa Ponette itu?
Film Ponette dibuat tahun 1996, sebuah film Perancis yang dibuat oleh Jacques Doillon. Menceritakan tentang seorang anak perempuan yang bernama Ponette yang kehilangan ibunya karena meninggal dalam kecelakaan lalulintas. Ponette yang diperankan oleh Victoire Thivisol ini tidak bisa mengerti apa itu kematian. Kenapa tiba-tiba ibunya tidak ada. Dia menunggu dan menunggu…. tapi ibunya tidak muncul-muncul. Lalu dia pun belajar berdoa supaya ibunya kembali.
Pergulatan batin seorang anal polos yang belum mengenal kematian. Saya tanggung semua pasti akan menangis menonton film ini. Saya maluuuuu sekali waktu menonton film ini di bioskop, karena setelah lampu dinyalakan waktu film selesaipun saya masih sesengukan menahan tangis. Yang saya heran, kok orang Jepang lain tidak ada yang sehebat saya menangisnya. Apakah mereka memang tidak punya perasaan ? atau tidak mengerti? Yah mungkin juga tidak mengerti….karena film ini berbahasa Perancis dengan subscript, tulisan bahasa Jepang. Jadi bisa dibayangkan …saya tidak bisa bahasa Perancis, dan saya harus membaca jimaku (tulisan) bahasa Jepang itu dengan cepat. Ohhh film Perancis… Tapi waktu saya browsing tentang film ini, ternyata sesudah itu dijual DVD nya dengan dubbing bahasa Jepang (No way saya tidak suka nonton film hasil dubbing), dan juga bahasa Inggris. Saya tidak tahu apakah film ini sudah masuk atau pernah masuk Indonesia atau belum.
Victoire ini mendapatkan penghargaan Volpi Cup sebagai Artis terbaik dalam Venice Film Festival. Dia adalah artis termuda yang pernah mendapatkan best actress award ini. Bayangkan waktu pembuatan film ini, dia berusia 4 tahun. Karenanya dia didampingi psikiater sepanjang pembuatan film, supaya dia tidak terganggu kestabilan emosinya mengingat dia masih muda. Jika Anda pencinta film Drama, atau jika Anda mau melihat artis alami berakting, dan mau banjir air-mata saya sarankan untuk menonton film ini. Jika Anda punya penyakit seperti saya yaitu sakit kepala setiap selesai menonton film, pastikan tidak ada kegiatan lain yang Anda harus kerjakan setelah menonton film. Untuk yang sedang homesick saya amat sangat tidak menyarankan untuk menonton film ini. Saya rasa cukup ancaman saya sampai di sini, dan selamat menangis!!!
The film centers on four-year-old Ponette (Victoire Thivisol), who is coming to terms with the death of her mother. The film received acclaim for Thivisol’s performance, who was actually only four at the time of filming.Ponette’s mother dies in a car crash, which Ponette herself survives with only a broken arm (she consequently is forced to wear an arm cast). After her mother’s death, her father (Xavier Beauvois) leaves Ponette with her Aunt Claire (Claire Nebout), and her cousins Matiaz (Matiaz Bureau Caton) and Delphine (Delphine Schiltz). Ponette becomes increasingly withdrawn, and spends most of her time waiting for her mother to come back. When waiting alone fails, Ponette enlists the help of her school friend Ada (Léopoldine Serre) to help her become a “child of God” to hopefully convince God to return her mother.
Pingback: Nonton Bioskop | Twilight Express
Pingback: Menghentikan Waktu | Twilight Express
Filmnya bagus…
kebetulan pernah nonton DVD-nya.
.-= Bang Iwan´s last blog ..SALDO REKENING BERTAMBAH 13 TRILYUN =-.